Pages

Sabtu, April 30, 2011

Pesawat Tempur Canggih Bertumbangan Dalam Tender AU India

Pesawat tempur Mig-35 Rusia
MOSKOW-(IDB) : Rusia mengumumkan India mengeluarkan jet tempur MiG-35 dari kontestan tender pengadaan 126 jet tempur senilai 12 milyar dolar dalam program Indian Medium Multi-Role Combat Aircraft (MMRCA), Jumat (29/4).

Juru bicara Rosoboronexport mengatakan India telah menginformasikan pada Rusia mengenai keputusan tersebut awal minggu ini. Ditambahkannya, India tidak menyebutkan alasan tersingkirnya MiG-35 dari kontes.

Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon Amerika
Duta Besa Amerika Serikat untuk India Timothy J. Roemer mengatakan Washington sangat kecewa dimana Lockheed Martin F-16 dan Boeing F/A-18 Super Hornet ditolak, Kamis (28/4).

Saab AB mengumumkan juga telah menerima pemberitahuaan dari India, Gripen tidak tercatat lagi sebagai kontestan MMRCA, Rabu (27/4).

India tidak mengeluarkan pengumuman resmi peserta tender MMRCA yang masih bertahan. Pemerintah Amerika Serikat dan Rusia memperkirakan Dassault Rafale dan Eurofighter Typhoon masih tercatat peserta tender.

Pesawat tempur F-18 Super Hornet Amerika
Rusia berharap India membeli MiG-35, merupakan versi mutakhir MiG-29 yang dirancang pada era Sovyet. India telah membeli MiG-29 versi maritim, akan ditempatkan di kapal induk INS Vikramaditya (eks RFS Admiral Gorshkov).

Rusia dan India meneken kontrak produksi bersama jet tempur siluman generasi kelima hampir senilai 30 milyar dolar pada Desember lalu. 


Pesawat tempur Gripen Swedia















Dan diperkirakan pesawat tempur yang masih dalam daftar tender : 
Pesawat tempur Dassault Rafale Perancis
Pesawat tempur Eurofighter Typhoon

Pasukan Thailand dan Kamboja Langgar Gencatan Senjata

PRASAT-(IDB) : Tentara Thailand bergerak menuju perbatasan pasca bentrokan senjata antara pasukan Thailand dengan Kamboja di propinsi Surin, Thailand, Jumat (29/4).  

Pasukan Thailand dan Kamboja sama-sama melanggar gencatan senjata dan kembali terlibat bentrok untuk hari kedelapan, Jumat (29/4). 

Pelanggaran gencatan senjata tadi memupus harapan untuk secepatnya mengakhiri konflik perbatasan yang sudah berlangsung lama. Angka korban tewas naik menjadi 16. 

Baku tembak mereda tidak lama setelah dinihari dan tidak terdengar sepanjang hari disaat hampir 100.000 penduduk terlantar pada kedua negara itu menunggu kabar apakah bentrokan kecil selama bertahun-tahun antara kedua negara tetangga Asia Tenggara itu akhirnya akan berakhir.

"Saya berharap kedua belah pihak bisa berunding, sehingga tidak terjadi lagi baku tembak," ucap Boonteung Somsed, 58 tahun, seorang pekerja kontruksi Thailand yang lari ke desa Prasat, 30 km dari perbatasan.

Sementara itu, seorang tentara Thailand tewas dan empat lainnya cedera dalam bentrokan Kamis malam berkaitan sengketa di sepanjang perbatasan antara Thailand dan Kamboja, kata seorang jurubicara militer Thailand Jumat. Hal itu terjadi pada saat gencatan senjata yang disepakati sehari sebelumnya gagal dipegang.

Komandan Tentara Regional Thailand, Thawatchat Samutsakorn mengatakan kepada Reuters, empat tentara Thailand juga cedera selama dua bentrokan senjata yang melibatkan senjata dan granat, yang katanya telah dimulai oleh pihak Kamboja.

Menurut laporan AFP, pertempuran sengit itu terjadi beberapa jam setelah persetujuan gencatan senjata disepakati pada Kamis dan berlanjut selama satu malam, kata juru bicara militer daerah timurlaut, Kolonel Prawit Hookaew.

"Kondisi saat ini mereda namun masih tegang," tambah Prawit.

Pertempuran di sekitar dua candi di perbatasan hutan antara kedua negara yang saat ini mencapai hari kedelapan telah merenggut nyawa sebanyak 16 jiwa termasuk satu warga sipil selain menyebabkan puluhan ribu warga mengungsi dari rumah mereka.


Sumber: Analisa

Australia China Tingkatkan Hubungan Militer

SYDNEY-(IDB) : Australia akan menjamu lebih banyak kapal perang China dan memperbanyak latihan pertahanan bersama negara tirai bambu itu guna meningkatkan hubungan militer kedua negara, kata Perdana Menteri Australia, Julia Gillard.

Berbicara kepada media Australia ketika dia mengakhiri kunjungan ke Asia Utara, termasuk kunjungan puncaknya ke Beijing, Gillard mengatakan ia telah membahas peningkatan kerja sama militer dalam pembicaraan "bersahabat" dengan Presiden Hu Jintao.

"Kami menyatakan kesiapan untuk tetap membahas kerja sama pertahanan," katanya kepada Sydney Morning Herald.

"Kami juga menyatakan keterbukaan kami terhadap kunjungan kapal ke pelabuhan Australia dan ada sejumlah prospek tentang kunjungan itu sebelum akhir tahun ini," kata Gillard.

"Hal itu merupakan langkah kecil untuk sebuah perjalanan menuju kesepahaman yang lebih baik dalam sudut pandang militer," katanya.

Amerika Serikat dan sekutunya telah menyampaikan kekhawatiran terkait motivasi peningkatan kapasitas militer China serta menuntut adanya transparasi yang lebih nyata dari program tersebut.

Rencana Pertahanan Australia 20 Tahun, yang dirilis pada 2009, melihat China akan menjadi kekuatan militer dominan di Asia dengan jarak yang masih dapat diperhitungkan, namun kecepatan, cakupan, serta struktur dari perluasan tersebut dapat memicu ketegangan.

Beijing bermasalah dengan beberapa penilaian, senada dengan jajak pendapat kebijakan luar negeri di Australia pekan ini yang menyebutkan 44 persen responden meyakini China akan menjadi ancaman militer dalam dua dekade ke depan.

Dari jumlah tersebut, 87 persen berpendapat bahwa hal itu karena Australia akan terseret dalam konflik dengan China sebagai sekutu Amerika Serikat.

Gillard mengatakan meningkatkan transparansi militer merupakan kunci untuk memerangi ketegangan dengan membantu membangun kesepahaman antara metode militer rakyat dan protokol militer.

"Kerja sama pertahanan sesungguhnya telah meningkat, yang membawa kepada bentuk dialog antara mitra. Juga beberapa bentuk latihan militer bersama, termasuk yang melibatkan peluru hidup," kata Gillard.

"Cara terbaik untuk menyelesaikan isu tersebut adalah, sebagai langkah awalnya, terlibat dalam kerja sama dan hubungan," kata Gillard dalam pernyataan terpisah kepada harian Australia.

China merupakan mitra dagang terbesar Australia, yang membeli sebagian besar bahan mentah seperti batu bara dan bijih besi guna menopang industrialisasi mereka yang cepat. 

Sumber: Analisa

Indonesia China Perpanjang Kerjasama Teknologi Kelautan

JAKARTA-(IDB) : Sebagai upaya dalam meningkatkan pengembangan di bidang teknologi kelautan dan perikanan di Indonesia, ‘Administrator State Oceanic Administration’ (SOA) Republik Rakyat Tiongkok, Mr. Liu Cigui bersama delegasi melakukan kunjungan kehormatan ke Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, hari ini (28/4) untuk menandatangai perpanjangan Memorandum of Understanding (MoU) di bidang kelautan antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan SOA RRT. Demikian diungkapakan Sekretaris Jenderal Kelautan dan Gellwynn Jusuf saat menerima kunjungan resmi tersebut.

Menurut Gellwyn, melalui kerjasama ini dapat mengangkat kepentingan RI dalam mengusung penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan untuk menguatkan posisi geopolitis Indonesia sebagai negara bahari yang diakui dunia dalam World Ocean Conference (WOC) di Manado tahun 2009 yang lalu.

"Kerjasama antara Indonesia dengan RRT telah dirintis oleh kedua Negara sejak tahun 1994 lalu. Implementasi kerjasama antara kedua negara tersebut sangat signifikan dengan pendirian ICCOC (Indonesia China Ocean and Climate Center) dan Marine Station di Bungus, Sumatera Barat," tambah Gellwyn.

Melalui ICCOC kedua negara terus berupaya memberikan kontribusi melaluipenelitianyangterkait dengan perubahan iklim. Melalui penelitian-penelitian di bidang oseanografi terkait dengan aspek perubahan iklim ini maka secara langsung RRT telah mendukung peran Indonesia sebagai negara inisiator WOC dan Coral Triangle Initiative (CTI). Terkait dengan pengembangan *Marine Station* Bungus, pihak RRT teleah memberikan komitmennya dalam membantu penyediaan teknologi dan peralatan sensor-sensor oceanografi serta pengiriman ahli dan pertukaran informasi dengan peneliti Indonesia.

Sumber: Analisa

Asean Bersatu Hadapi Ancaman Terorisme

YOGYAKARTA-(IDB) :  Pertemuan para pejabat tinggi bidang pertahanan negara-negara anggota ASEAN Plus di Yogyakarta, 27-29 April 2011 di antaranya membahas salah satu isu besar yaitu ancaman terorisme.

Draf yang dibahas dalam ASEAN Defence Senior Officials Meeting (ADSOM) Plus itu adalah konsep kerja sama pencegahan terorisme yang dipimpin Indonesia dan Amerika Serikat. "Indonesia dan Amerika Serikat (AS), bahkan diminta menjadi leading sector untuk memformulasikan program dan kebijakan dalam pencegahan terorisme," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di sela ADSOM Plus di Yogyakarta, Jumat (29/4).

ADSOM Plus adalah pertemuan para pejabat tinggi bidang pertahanan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN ditambah delapan negara yang menjadi mitra dialog yaitu AS, Australia, Selandia Baru, India, China, Rusia, Jepang, dan Korea Selatan.

ASEAN adalah Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara beranggotakan sepuluh negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar.

Purnomo Yusgiantoro mengatakan, serangkaian teror bom yang terjadi di Tanah Air mengingatkan Bangsa Indonesia bahwa terorisme masih menjadi ancaman. "Teror itu dapat terjadi sewaktu-waktu, di mana saja, kapan saja dengan pola dan strategi yang terus berubah," katanya.

Bom Bali I yang luar biasa mematikan.
Di Indonesia, menurut dia, telah terjadi serangkaian peristiwa teror bom dengan pola yang berbeda, dari bom buku, bom bunuh diri, hingga rencana peledakan salah satu rumah ibadah di Serpong menjelang Paskah 2011. "Berbagai isu menyangkut keamanan, itu menandakan bahwa upaya meningkatkan kerja sama pertahanan antara Indonesia dengan negara-negara lain di kawasan regional, khususnya ASEAN dan internasional, harus terus-menerus menjadi fokus perhatian," katanya.

Selain membahas draf kerja sama di bidang pencegahan terorisme, empat isu besar yang juga menjadi fokus pembahasan dalam sidang tersebut adalah keamanan maritim, misi perdamaian, penanganan bencana, dan misi kemanusiaan serta kesehatan militer.

Purnomo mengatakan isu seperti misi kemanusiaan dan penanganan bencana perlu dibahas dalam sebuah konsep kerja sama, karena saat terjadi bencana alam, bidang pertahanan khususnya militer, menjadi pihak yang paling cepat digerakkan untuk menanganinya.

"Sedangkan di bidang keamanan maritim, Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya memiliki kepentingan besar, karena letak geografis negara-negara itu dipisahkan oleh lautan yang juga menjadi jalur pelayaran internasional," katanya.

Indonesia dilalui tiga jalur pelayaran internasional, yaitu di Selat Sunda untuk menuju laut China Selatan, di Selat Lombok, dan di wilayah Indonesia Timur. Keamanan maritim itu, menurut dia juga sangat erat kaitannya dengan penanganan perompakan. "Sejak ada kerja sama antara Indonesia, Malaysia dan Singapura, perompakan di Selat Malaka berkurang drastis," katanya.

Sedangkan di bidang kesehatan militer, kata dia diperlukan kerja sama, misalnya melalui bakti sosial bagi masyarakat. Pembahasan konsep kerja sama di bidang keamanan maritim dipimpin Malaysia dan Australia, konsep kerja sama di bidang pengobatan militer dipimpin Singapura dan Jepang, konsep operasi dan misi perdamaian dipimpin Filipina dan Selandia Baru. Sedangkan misi keamanan dan penanganan bencana dipimpin Vietnam dan China.

Negara-negara lain peserta dialog berhak berpartisipasi aktif memberikan masukan dan saran pada setiap isu yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Seluruh hasil pembahasan dalam sidang ADSOM Plus yang baru pertama kali digelar di Yogyakarta ini, akan dilaporkan dalam pertemuan tingkat Menteri Pertahanan seluruh negara anggota ASEAN yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta, 19-21 Mei 2011.

"Seluruh hasil pembahasan dalam ADSOM Plus terkait kelima kerja sama tersebut diharapkan dapat diimplementasikan," kata Purnomo Yusgiantoro.

KSAU : Kecelakaan Pesawat Latih TNI AU kemungkinan Teknis

MALANG-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat menyatakan, pihaknya tengah menyelidiki kecelakaan jatuhnya pesawat latih tak bermesin jenis Glider dengan nomor penerbangan G-611 di Sleman, Yogyakarta, Kamis lalu. Untuk sementara, persoalan teknis diduga menjadi penyebab kecelakaan yang menewaskan dua penumpang itu.

”Kami tengah menyelidiki kecelakaan itu apakah karena malfungsi kontrol atau sebab lain. Namun, karena pesawatnya jenis Glider atau tidak bermesin, mungkin saja penyebabnya adalah teknis yang perlu dicari,” kata Imam seusai kunjungan kerja melihat kesiapan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang untuk menyambut kedatangan pesawat EMB-314 Super Tucano, Jumat (29/4).

Penyebab teknis yang dimaksud misalnya kontrol pesawat atau teknis pengoperasian pesawat lainnya. ”TNI AU melakukan penyelidikan internal sendiri, tidak dengan mendatang- kan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi),” ujarnya.

Di Yogyakarta, Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro juga meuyatakan telah menerjunkan tim teknis untuk menyelidiki jatuhnya pesawat itu. Tim ini dikomandoi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Aris Heryanto.

Menhan menyatakan, harus sangat hati-hati menyebutkan penyebab kecelakaan ini. Sebab, kecelakaan bisa terjadi bukan karena alutsista (alat utama sistem persenjataan), tetapi karena faktor lain. ”Seperti human error atau hal lain, misalnya tali Glider yang tak lepas atau karena sayap glider yang patah,” katanya.

Super Tucano

Empat pesawat EMB-314 Super Tucano dari Brasil dipastikan tiba di Indonesia pada Maret 2012. Selanjutnya, kata Imam, jumlahnya akan bertambah secara bertahap hingga 16 unit.

Pesawat-pesawat yang total harganya 260 juta dollar AS itu akan menggantikan pesawat OV-10F Bronco yang tidak diterbangkan lagi sejak pertengahan 2007.

”Kelebihan pesawat ini power-nya lebih besar. Juga taktis untuk operasi lawan udara ofensif dan operasi dukungan udara,” kata Imam. 

Sumber: Kompas

Dipastikan 2012 Super Tucano Perkuat TNI AU

Pesawat tempur sekaligus pesawat latih EMB-314 Super Tucano
MALANG-(IDB) : Sebanyak 16 pesawat tempur jenis Super Tucano EMB-314 buatan Brasil segera tiba pada 2012 untuk melengkapi alutista (alat utama sistem persenjataan) Indonesia. Hal itu dikatakan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Syufaat, saat kunjungan kerja ke Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdurachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (29/4).

Kepastian datangnya pesawat itu pada tahun 2012, setelah pihak Markas Besar TNI AU melakukan tanda tangan Letter of Credit untuk pembelian total 16 pesawat jenis itu. "Dalam tanda tangan Letter of Credit itu, sudah termasuk masa pelatihan bagi mekanik dan penerbang kita," katanya.

Ia menjelaskan, kedatangan pesawat Super Tucano akan dilakukan secara bertahap dan dimulai awal 2012. "Nilai kontrak pembeliannya sekitar 260 juta dolar AS dan saat ini tugas kita adalah mempersiapkan sarana dan prasarana, termasuk fasilitas bangunan seperti shelter, hanggar dan ruangan kantor," katanya.

Pesawat itu memiliki kemampuan yang paling unggul dibandingkan dengan jenis pesawat tempur lainnya. "Amerika saja juga memilih Super Tucano untuk memperkuat kekuatan udaranya, namun saat ini masih terkendala kebijakan politik negara tersebut," katanya.

Sebelumnya, dilakukannya pemesanan pesawat itu akibat pesawat jenis OV-10F Bronco yang dimiliki Indonesia dinyatakan grounded (masuk karantina).

"Rencananya, pesawat Super Tucano akan digunakan misi operasi taktis dalam membantu pasukan di darat, sebab pesawat ini memiliki keunggulan close air support udara ke darat dari jarak dekat," katanya.

Sementara itu, pesawat Super Tucano juga memiliki mesin tunggal buatan Empresa Braziliera de Aeronautica, Brasil, dan memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh. Pesawat tempur itu tidak hanya sebagai pesawat latih, namun juga memiliki kemampuan untuk misi penghancuran oleh pesawat tempur lainnya. 

Jumat, April 29, 2011

Kemenhan Bangun Pusat Kontra Terorisme

SLEMAN-(IDB) :Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Kementerian Pertahanan saat ini sedang membangun sebuah fasilitas cukup besar dan luas yang akan berfungsi sebagai pusat sistem operasi untuk kegiatan kontra terorisme (counter terorism). ''Tempatnya di Sentul (Bogor) akan dinamai sebagai four-in-one. Tempatnya hanya satu jam dari Jakarta,'' kata Purnomo, Jumat (29/04).

Menhan berbicara kepada wartawan usai menutup ASEAN Defence Senior Officials' Meeting (ADSOM) and the ASEAN Defense Senior Officials' Meeting Plus (ADSOM Plus) yang diselenggarakan di Hotel Hyatt Yogyakarta, 27-29 April. Tempat itu, kata Purnomo, nantinya akan menjadi tempat pusat pelatihan dan penggulangan berkaitan dengan sistem operasi terhadap kegiatan-kegiatan kontra terorisme, dan juga operasi-operasi militer berkaitan dengan bidang kesehatan dan penanggulangan bencana alam.

Dijelaskannya, juga tempat itu juga akan menjadi pusat pemantauan dan pengolahan data yang berkaitan dengan kegiatan kontra terorisme, bagaiamana eksekusinya, serta juga bagaimana post eksekusinya. Di tempat itu, katanya, nantinya juga akan disiapkan aparat keamanan setingkat satu batalion yang bisa segera diturunkan untuk menghadapi tindakan terorisme -- stand-by force.

Purnomo mengatakan, berbicara tentang ancaman terorisme harus dilihat dalam koridor yang lebih luas lagi, bukan hanya bagaiamana kalau tindakan teror itu sudah terjadi, juga menyangkut bagaiamana sistem deteksi dininya. Menurut dia, saat ini menyangkut tindakan setelah aksi teror itu terjadi, bisa dilakukan oleh kepolisian dengan Densus 88-nya ataupun dengan bantuan detasemen-detasemen khusus yang ada di tiga angkatan di lingkup TNI.

Namun, lanjutnya, berbicara kontra terorisme, kasus NII ataupun kasus-kasus seperti bom buku atau rencana pemboman gereja di Serpong, tak bisa dilihat secara hanya dari sisi kejadiannya semata, tapi juga harus dilengkapi dengan bagaiamana usaha-usaha deteksi dininya.

Berbicara tentang kontra terorisme, katanya, juga harus disertai dengan bagaiamana melakukan usaha-usaha pencegahan agar persoalan itu tak terulang lagi, artinya juga menyangkut upaya-upaya deradikalisasi dan proses pembinaan rehabiliatasi para pelaku-pelaku teror.

Jadi katanya, permasalah kontra terorisme ini harus dilakukan secara total food ball dengan melibatkan semua eksponen masyarakat, bukan hanya oleh aparat keamanan dan kepolisan. ''Jadi perlu terintegrasi, juga dengan keikutsertaan tokoh-tokoh agama dan masyarakat secara keseluruhan,'' tandas Purnomo.

Menurut Purnomo, berkaitan dengan pertemuan ADSOM dan ADSOM Plus di Yogya ini, Indonesia dan Amerika dipercaya sebagai leading sector dalam penyusunan draf kerjasama dalam bidang kontra terorisme dalam lingkup negara-negara anggota ASEAN dan mitra lainnya seperti Amerika Serikat, Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia dan Selandia Baru. 

Sumber: Republika

Paskhas Latihan Peralatan Baru eropong Malam NVG PM-1

Teropong malam DNVG-PM1 buatan Paulson Internasional, Jerman
BANDUNG-(IDB) : Guna menunjang kelancaran tugas yang diemban Korpaskhas, bertempat di Gedung Simulator QW-3 Wing III Paskhas, para prajurit Korpaskhas yang berjumlah sekitar 30 orang yang berasal dari seluruh satuan jajaran, Jumat (28/4), mendapatkan pelatihan penggunaan peralatan baru dengan jenis NVG PM-1. Alat yang merupakan produksi Jerman ini baru digunakan oleh satuan khusus TNI termasuk Korpaskhas.

"Peralatan NVG PM-1 akan langsung dioperasikan ke seluruh satuan jajaran Paskhas dan termasuk Satuan Khusus Detasemen Bravo-90 Paskhas," kata Asisten Logistik Korpaskhas Kolonel Tek Wahyu Laksito.
Alat NVG PM-1, yang lebih dikenal sebagai teropong malam ini selain praktis dan efisien juga memiliki keunggulan yang tidak merepotkan prajurit dalam penggunaannya maupun perawatannya. "Keunggulan alat ini memiliki daya jangkau sekitar 150 meter, menggunakan hanya dengan satu baterai yang tahan lama, perolehan gambar lebih jernih dan terang dibandingkan dengan alat sejenisnya," katanya.
Alat lama hasil perolehan gambar berwarna kuning kehijau-hijauan, sedangkan jenis NVG PM-1 ini penglihan hasil Hitam Putih dengan hasil gambar yang tajam dan jernih.
Sumber: Poskota

KRI Frans Kaisiepo-368 Melaksanakan Latihan Boarding Exercise

Boarding Exercise: Tim VBSS  KRI Fans Kaisiepo-368 Melakukan Pengejaran Pada Kapal  FGS Hyaene P6130 Yang dicuruigai Membawa Sejata Ilegal Saat Latihan Boarding Exercise di Zone 1 Center Lebanon.
BEIRUT-(IDB) : Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan Units/unsur yang tergabung dalam Maritime Task Force/UNIFIL sesuai dengan mandat yang tertuang dalam UNSCR (United Nations Resolution Council Resolution) 1701 dan 1937 (perbaruan Resolusi 1884) yaitu mencegah masuknya senjata illegal dan bahan terkait lainya ke Lebanon serta memberikan berbagai latihan kepada LAF- Navy, maka perlu diadakan berbagai latihan baik dengan LAF-N maupun sesame Unsur MTF, salah satunya seperti Boarding Exercise atau VBSS (Visit, Boarding, Search, and Seazure).

Setelah melaksanakan pemantapan prosedur VBSS (Visit, Boarding, Search and Seazure) pada tanggal 25 April 2011, Tim VBSS (Visit, Boarding, Search, and Seazure) KRI Fans Kaisiepo-368 melaksanakan latihan pemeriksaan senjata illegal dengan skenario  FGS Hyaene P6130 sebagai kapal yang dicurigai (suspected ship). Pada latihan tersebut Komandan FGS Hyaene P6130 memainkan peran langsung sebagai nahkoda kapal dengan dibantu tiga orang anggotanya dengan menjalankan realistic scenario sebagai kapal yang dicurigai (suspected ship).

Pada latihan pemeriksaan kapal tersebut ditemukan 2 pucuk senjata laras panjang AK-47dan senjata tajam lainya yang disembunyikan di ruang mesin.

Latihan pemeriksaan kapal yang dilaksanakan di Zone 1 Center tersebut bertujuan memelihara dan meningkatkan kemampuan tim VBSS (Visit, Boarding, Search, and Seazure) KRI Frans Kaisiepo-368 dalam rangka melaksanakan MIO (Maritime Interdiction Operation) sesuai mandat yang tertuang dalam UNSCR (United Nations Resolution Council Resolution) 1701, bila sewaktu-waktu aksi ini diperlukan terutama pemeriksaan terhadap kontak permukaan sebagai “suspected vessel” (terdapat di dalam Abakus List) dan berada di Lebanon Teritorial Waters serta atas permintaan LAF-Navy. 

Pada pelaksanaan VBSS (Visit, Boarding, Search, and Seazure) harus didampingi Perwira/personel LAF-Navy dan dilaksanakan oleh Flag ship/ MIO Cdr atas persetujuan dari CTF.448.Demikian yang dijelaskan oleh Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 selaku Komandan Satgas Maritime Task Force Konga XXVIII-B/UNIFIL, Letkol Laut (P) Wasis Priyono, ST. 

Sumber: Koarmatim

Rasex KRI Frans Kaisiepo-368 Dengan Tcg Bartin F 504

KRI Frans Kaisiepo-368 dengan TCG Bartin F 504 Saat melaksanakan tugas Maritime Interdiction Operation (Operasi Pengamanan Maritime) dalam satuan tugas Maritime Task Force/UNIFIL di AMO
BEIRUT-(IDB) : Dalam rangka melaksanakan tugas Maritime Interdiction Operation (Operasi Pengamanan Maritime) dalam satuan tugas Maritime Task Force/UNIFIL di AMO (Area of Maritme Operation), unsur-unsur kapal dituntut mempunyai endurance (ketahanan) di laut dalam waktu tertentu. Hal inilah yang mendorong KRI Frans Kaisiepo-368 bersama unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL melaksanakan UNREP/RASEX (Underway Replenishmnet/Replenishment At Sea).

UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenisment At Sea Exercise) adalah suatu metode pembekalan bagi unsur di laut yang memungkinkan suatu unsur ataupun gugus tugas untuk tetap berada di laut dalam jangka waktu yang lama untuk mendukung pelaksanaan operasi.

Endurance (ketahanan) di laut merupakan suatu keterbatasan bagi TG 448.03 yang terdiri atas kapal-kapal yang berukuran kecil (patrol boat),sheltering (berlindung dari cuaca buruk). Hal tersebut selanjutnya mendorong TG 448.01 yang terdiri atas kapal-kapal besar (frigate dan corvette) dengan sustainability terhadap sea state yang lebih baik untuk memperpanjang durasi patroli guna mengisi kekosongan di AMO (Area of Maritime Operation). Untuk merespons tuntutan tersebut pada tanggal 27 April 2011 dilaksanakan latihan UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenisment At Sea) antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan TCG Bartin F 504. terlebih dikaitkan dengan seringnya cuaca buruk yang menyebabkan kapal-kapal kecil sering melaksanakan

Latihan yang diawali dengan “peran pembekalan di laut” tersebut yang dilaksanakan  pada pukul 13.00-14.00 LT di Zone 1 Center AMO (Area of Maritime Operation), KRI Frans Kaisiepo-368 bertindak sebagai OCS (Officer Conducting Serial) yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengendalikan latihan. Dalam latihan UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenishment At Sea)mailbag transfer/lightjackstay berupa pengiriman plakat dan cindera mata sebagai tanda persahabatan antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan TCG Bartin F 504 yang tergabung dalam Maritime Task Force/UNIFIL. kali ini dimanfaatkan  

Melalui latihan tersebut dapat tercermin team work dan profesionalisme, mulai dari pengendalian kapal (ship handling) saat manuver mendekat (approach maneuver), kecakapan Tim RAS sampai dengan disiplin suatu kapal, latihan ini juga bertujuan   meningkatkan mutual cooperation (kerja sama)  dan relationshipMaritime Task Force/UNIFIL lebih erat lagi seperti yang dijelaskan oleh Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Wasis Priyono,ST. (hubungan) antar unsur yang tergabung dalam

Latihan UNREP/RASEX ini untuk melengkapi serial latihan selama melaksanakan delapan hari on task(Maritime Interdiction Operation) Commander. sebagai MIO

Sumber: Koarmatim

RASEX KRI FRANS KAISIEPO-368 Dengan HS XENOS P27

BEIRUT-(IDB) : Satgas Maritime Task Force/UNIFIL pertama kali dibentuk pada tahun 2006 oleh Dewan Keamanan PBB dengan mengeluarkan Resolusi 1701 yang merupakan pilar utama pelaksanaan mandat tersebut. Satgas Maritime Task Force/UNIFIL dibentuk atas permintaan pemerintah Lebanon setelah terjadinya konflik bersenjata.

Unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL terdiri dari gabungan kapal perang baik dari negara NATO maupun NON-NATO. Dengan silih bergantinya unsur-unsur yang tergabung dalam Satuan tugas Maritime Task Force/UNIFIL, berbagai latihan dilaksanakan guna menjalin koordinasi dan meningkatkan mutual cooperation diantara unsur-unsur yang tergabung dalam MaritimeTask Force/UNIFIL diantaranya latihan UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenishment At Sea Exercise).

Hal ini dilaksanakan untuk mendorong unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL yang terdiri dari kapal-kapal frigate dan corvette supaya mempunyai sustainabilty yang baik untuk memperpanjang durasi patroli guna mengisi kekosongan di AMO (Area of Maritime Operation). Menyikapi hal tersebut maka dilaksanakan UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenishment At Sea) bersama dengan unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL yang bertujuan untuk melatih metode pembekalan bagi unsur di laut yang memungkinkan suatu unsur ataupun gugus tugas untuk tetap berada di laut dalam jangka waktu yang lama untuk mendukung pelaksanaan operasi.

Endurance (ketahanan)di lautmerupakan suatu keterbatasan bagi TG 448.03 (Task Group 448.03) yang terdiri dari atas kapal-kapal yang berukuran kecil (patrol boat),pada saat menghadapicuaca buruk di laut Mediterannean.

Hal tersebut selanjutnya mendorong TG 448.01 yang terdiri dari atas kapal-kapal besar (fregate dan corvette) dengan sustainability terhadap sea state yang lebih baik untuk memperpanjang durasi patroli guna mengisi kekosongan di AMO (Area of Maritime Operation). Untuk merespon tuntutan tersebut pada tanggal 26 April 2011 dilaksanakan UNREP/RASEX (Underway Replenishment/Replenishment At Sea) antara KRI Frans Kaisepo-368 dengan HS Xenos P27 (Yunani).

Latihan yang diawali dengan “peran tempur bahaya udara” tersebut dilaksanakan pada pukul 11.00-12.00 LT di Zone 1 Center, KRI Frans Kaisiepo-368 bertindak sebagai OCS (Officer Conducting Serial) yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengendalikan latihan. Pada latihan ini dilaksanakan 2 sortie yaitu: Sortie yang pertama Mailbag Transfer melalui pertukaran barang berupa cindera mata dan plakat sebagai tanda persahabatan antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan HS Xenos P27 yang tergabung dalam Maritime Task Force/UNIFIL dan sortie yang kedua hanya pada Station Keeping saja.


Sumber: Koarmatim

KRI Oswald Siahaan-354 Loading Unloading Misile Yakhont

Truck Pengangkut Rudal Yakhont Dari Arsenal Saat melakukan loading dan unloadind KRI Oswald Siahaan-354 di Dermaga PT. PAL Indonesia
SURABAYA-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Oswald Siahaan (OWA)-354 melakukan loading dan unloadind misile Yakhont di Dermaga PT. PAL Indonesia Jum’at (29/04). Pengisian Peluru Kendali (Rudal) kedalam peluncurnya yang ada diatas kapal perang itu melibatkan personel KRI Oswal Siahaan dan Dinas Materiil Senjata Dan Elektronika (Dissenlekal) Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal) yang ada di Surabaya serta PT. PAL dengan mengerahkan berbagai macam peralatan yang dimiliki untuk mendukung kegiatan tersebut.

Peluru kendali yang terpasang diatas KRI OWA ada empat peluncur (Louncher) dengan posisi horizontal di sebelah lambung kanan dua buah peluncur dan lambung kiri juga dua peluncur. Saat ini Peluncur yang diisi dengan Combat Misile (CM) adalah Louncher nomor tiga yang berada disebelah lambung kanan geladak kapal perang tersebut. Sedangkan peluncur yang di lepas (Unloading) adalah launcher nomor dua yang berada di sebelah lambung kiri. Selanjutnya CM beserta Lounchernya yang diunloading akan disimpan di Gudang Senjata (Arsenal) untuk dilakukan perawatan terhadap sistem dan komponen yang terdapat pada Rudal itu.

Diantara keempat peluncur rudal yang terpasang diatas kapal perang itu salah satunya terdapat (Tecnologycal Misil) atau dalam istilah amunisi adalah peluru Dummy atau peluru untuk latihan. Namun dalam sistim rudal yakhont peluru dummy yang ada di atas KRI tidak dapat meluncur dan tidak memiliki peledak (War Head). Tecnologycal misile hanya berguna untuk mengecek kesiapan Fire Control System (FCS) sebelum rudal itu ditembakkan dari kapal perang. Idealnya Rudal yakhont dapat disimpan dalam peluncur yang berada di KRI selama maksimal tujuh tahun dengan melakukan pemeriksaan (Cek Out Equitment) secara rutim setiap tiga tahun sekali.




Peluru kendali buatan Russia itu terpasang diatas KRI Oswald Siahaan-354 sekitar tahun 2008 dan merupakan senjata pamungkas yang dimiliki oleh TNI AL yang masuk dalam Alat Utama Sistim Persenjataan (Alutsista) TNI. Rudal ini menjadi salah satu komponen Sistim Senjata Armada Terpadu (SSAT) guna memperkuat TNI AL dalam melakukan operasi tempur laut guna melindungi dan menegakkan kedaulatan wilayah laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sekilas tentang Yakhont dibuat di pabrik senjata yang terletak dikota Roztock Moscow Russia. Saat ini hanya tiga Negara yang memiliki Rudal Yakhont yaitu Russia sebagai Negara produsennya, India dan Indonesia. Bahkan di Negara India rudal ini dinamai Brahmos yang diproduksi didalam negeri dengan berbagai varian yaitu untuk sasaran kapal-kapal permukaan, sasaran darat dan sasaran pesawat udara.
Rudal Yakhont dapat diluncurkan dari atas kapal perang, kapal selam, kendaraan darat bahkan dari pesawat tempur yang dilengkapi dengan sensor yang terpadu antar combat misile dengan Fire Control System yang dipasang secara khusus pada pesawat tempur. Rudal Yakhont memiliki jarak Jangkau 300 km.

Sumber: Koarmatim

Diperkirakan Jatuhnya Pesawat Latih TNI AU Unsur Human Error

Menhan RI Purnomo Yusgiantoro
YOGYAKARTA-(IDB) :  Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku masih menunggu hasil penyelidikan atas penyebab jatuhnya pesawat latih jenis Glider G-661 milik TNI AU di Berbah Sleman, Kamis (28/4/2011).

Purnomo pun berharap masyarakat tidak berspekulasi terkait penyebab kecelakaan tersebut sebelum ada hasil penyelidikan yang kini tengah dilakukan. "Mengenai pesawat latih, mesti hati-hati. Jangan sampai setiap terjadi tabrakan atau kecelakaan yang disalahkan adalah kendaraannya atau alutsistanya. Mungkin ada penyebab lain. 

Salah satunya human error atau mungkin ada hal lain yang kita belum tahu karena sekarang masih dilakukan penyelidikan," kata Menhan di Yogyakarta, Jumat (29/4/2011), saat menghadiri ASEAN Defence Senior Official Meeting (ADSOM).

Pada kesempatan tersebut, Menhan juga mengatakan, pihaknya telah meminta agar diteliti saksama tentang penyebab kecelakaan tersebut. "Apakah karena tali yang menghubungkan antara Glider dan Cesna itu tidak bisa lepas? Kenapa Glider bisa patah? Dan sebagainya," kata Purnomo.
"Itu semua menjadi wilayah tim teknis untuk melakukan penyelidikan dan itu semua tidak ada kaitannya dengan alutsista," tegas Menhan.
Meski begitu, Menhan mengakui pembangunan alutsista mengalami ketertinggalan selama 12 tahun terakhir. Bahkan, sejak terjadi krisis moneter tahun 1998, industri pertahanan Indonesia diberhentikan. "Kami menyadari itu, hingga pada tahun 2011 industri pertahanan ditempatkan pada prioritas pertama. Kami ingin ngebut dan mengatasi ketertinggalan itu," tegas Menhan.

Sumber: Kompas

Polri Gelar Pasukan Pengamanan KTT ASEAN

JAKARTA-(IDB) : Kepolisian RI akan melaksanakan gelar pasukan pengamanan penyelenggaraan KTT ke-18 ASEAN 2011 di Jakarta pada 4 hingga 8 Mei mendatang.

"Kita akan ada gelar pasukan yang rencananya pada hari Minggu (1/5)," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Jumat.

Pengamanan akan mengerahkan personel Polri dari Polda Metro Jaya dan dibantu dari Mabes Polri, ujarnya.

Namun Boy belum menyebutkan jumlah pasukan pengamanan dari personel Polri yang dikerahkan dan tempat dimana persisnya tempat dilaksanakan gelar pasukan.

"Pengamanan adalah tugas kepolisian, akan berjalan dan baik, tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Demikian pula bila ada pengunjuk rasa akan tertib," kata Boy.

Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardoyo mengatakan, anggaran untuk penyelenggaraan ASEAN sudah turun kepada setiap kementerian.

"Saya rasa semua sudah siap. Itu dibagi atas kementerian-kementerian. Yang kemarin itu belum teralokasi adalah untuk Kemenkominfo, dan sekarang sudah disiapkan. Jadi secara umum sudah siap," tuturnya.

Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan, anggaran yang disiapkan pemerintah untuk kementeriannya yang bertugas sebagai humas bagi media massa selama KTT ASEAN adalah Rp4 miliar.

Anggaran itu, menurut dia, termasuk untuk penyelenggaraan KTT ASEAN dan KTT EAS di Bali pada November 2011.

TNI juga meningkatkan kesiapsiagaan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) untuk mendukung pengamanan penyelenggaraan KTT ke-18 ASEAN 2011.

Kohanudnas beserta perkuatannya akan tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Udara (Satgaspamwilud) dengan Panglima Kohanudnas sebagai Komandan Satgaspamwilud.

Kesiapsiagaan itu ditinjau langsung Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Suryo Prabowo selaku Ketua Koordinator Bidang Pengamanan/ Komandan Komando Operasi Pengamanan (Koopspam) TNI KTT ke-18 ASEAN, di Markas Kohanudnas, Kamis (29/4).

"Satgaspamwilud dalam pelaksanaannya akan menyiagakan pesawat tempur sergap dan helikopter serta satuan radar untuk mendeteksi seawal mungkin kemungkinan ancaman dan gangguan di wilayah udara nasional selama pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN," kata Letjen Suryo.

Sumber: Antara

"Indonesian Observer Team" Terus Dipersiapkan

Tentara Kamboja bersiaga di lokasi candi sengketa
YOGYAKARTA-(IDB) : "Indonesian Observer Team" atau semacam pasukan perdamaian yang akan diberangkatkan untuk menengahi konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand masih terus digodok.

"Keberadaan tim tersebut harus benar-benar jelas, termasuk berapa titik, jumlah personel dan tingkat tanggung jawab yang harus diemban," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai membuka ASEAN Defence Senior Officials Meeting (ADSOM) Plus di Yogyakarta, Jumat.

Konflik antara Kamboja dan Thailand tersebut terjadi di daerah perbatasan. Pascapecahnya konflik pertama, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengarahkan agar konflik tersebut diselesaikan dalam keluarga besar ASEAN.

Indonesia sebagai ketua ASEAN telah melakukan pertemuan di Bogor, Jawa Barat untuk membahas pedoman penanganan, salah satunya mengirimkan pasukan perdamaian ke wilayah perbatasan.

Namun demikian, lanjut Purnomo, pengiriman pasukan perdamaian tersebut tidak dapat dilakukan apabila kedua belah pihak yang berseteru tidak menerima kehadiran pasukan perdamaian yang disebut "Indonesian Observer Team".

"Jika kedua negara yang berkonflik menolak, maka tim tidak bisa berada di sana," lanjutnya.

Purnomo menambahkan, konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand kini semakin melebar ke arah timur dengan jarak sekitar150 kilometer (km).

"Pelebaran konflik ini juga menjadi pembahasan dalam pedoman yang diajukan Indonesia. Apakah ke wilayah pelebaran konflik tersebut perlu ada pasukan. Jika perlu, maka jumlahnya harus ditambah," katanya.

Pertemuan antara panglima pasukan kedua negara, lanjut Purnomo juga menjadi salah satu langkah positif dalam upaya perdamaian antara kedua negara.

"Kami akan menunggu. Jika kedua negara menyepakati pedoman yang sudah dibuat, maka Indonesian Observer Team akan langsung berangkat," katanya. 

Sumber: Antara

Menhan Buka Pertemuan ADSOM 2011 Di Yogyakarta

YOGYAKARTA-(IDB) :  Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, membuka pertemuan pejabat senior pertahanan tingkat ASEAN (ASEAN Defence Senior Officials Meeting) Plus di Hotel Hyatt, Yogyakarta, Jumat (29/4).

Dalam pertemuan tersebut, selain negara-negara ASEAN, delapan negara mitra ASEAN ikut serta, antara lain Amerika Serikat, Australia, New Zealand, India, Cina, Rusia, Jepang, dan Korea Selatan.


Beberapa isu yang dibahas dalam pertemuan ini adalah kerja sama counterterrorism, maritime security, peacekeeping operations, military medicine, dan humanitarian assistance and disaster relief.


Pertemuan ini merupakan pertemuan c Plus pertama di Yogyakarta. Acara ADSOM telah berlangsung sejak di Yogyakarta, Rabu (27/4).


"Pertemuan-pertemuan ini nantinya akan dilaporkan kepada pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN pada tanggal 19-20 Mei di Jakarta," ungkapnya. 

 

Pesawat Tempur Siluman Penguasa Udara Dulu, Sekarang Dan Masa Datang

Pesawat F-117 Nighthawk AS yang telah pensiun.
KOMPAS-(IDB) : Sejak Perang Teluk 1991, dunia militer dibuat terpesona oleh kekuatan udara. Seolah membenarkan apa yang dulu diramalkan.

Para penganjur kekuatan udara, seperti Giulio Douhet, William Mitchell, atau Alexander de Seversky, pernah meramalkan, perang dapat dimenangi oleh kekuatan udara. Meski tak semuanya sepakat, apa yang terjadi dewasa ini membesarkan keyakinan itu.

Pesawat siluman F-22 Raptor AS
AS, Rusia, dan Perancis, serta kemitraan Inggris-Italia-Jerman-Spanyol, memperlihatkan capaian mengesankan dalam pembuatan jet tempur pada pengujung abad ke-20. Namun, ingin jadi yang paling unggul di udara, AS memelopori pembuatan jet tempur yang lebih canggih lagi, melibatkan teknologi stealth, yang membuat pesawat tak bisa atau amat sulit dideteksi oleh radar lawan.

Setelah mewujudkan dalam pesawat F-117 Nighthawk (yang kini sudah dipensiun), AS kini mengoperasikan pesawat keunggulan udara paling maju di dunia, yakni F-22 Raptor.

Pesawat siluman Sukhoi Pak Fa T-50
Rusia, yang menjadi seteru utama semasa Perang Dingin, sebenarnya juga tak mau kalah. Ia juga punya program jet tempur canggih, seperti Su-47 Berikut atau Su-37, yang punya kemampuan membelok-belokkan dorongan jet (thrust vectoring), yang menambah kelincahan manuvernya.

Kemarin kita baca di harian ini, China juga mengembangkan jet siluman yang diberi kode J-20. Langkah China masuk akal karena tanpa didukung oleh pesawat paling mutakhir, yang dikategorikan sebagai pesawat tempur generasi kelima, percuma saja kekuatan yang ada.

Pesawat siluman J-20 produksi China
Kita juga tidak bisa mengabaikan semua perkembangan di atas, yaitu munculnya jet canggih tidak kasatradar dan juga keyakinan akan semakin pentingnya kekuatan udara. Hanya saja, pada sisi lain, kita juga paham bahwa program apa pun menyangkut kekuatan udara selalu mahal. Jangankan F-22 yang harganya sekitar Rp 2,7 triliun sebuahnya, untuk membangun satu skuadron Sukhoi Su-30 yang sebuahnya sekitar Rp 450 miliar dengan senjata lengkap saja kita sudah terengah-engah.

Namun, di tengah kendala yang ada, kita tetap harus serius memikirkan masalah ini karena meski ada tesis bahwa perang menjadi semakin mahal dan tak terjangkau oleh kebanyakan negara, irasionalitas bisa muncul sewaktu-waktu. 

Pesawat siluman KF-X kerjasama Indonesia-Korsel
Dan, manakala hal semacam itu terjadi, kekuatan udara diyakini akan memainkan peran menentukan.
Kini, meski masih diliputi pro-kontra, kita juga punya program mengembangkan sendiri kemampuan membuat pesawat tempur bersama dengan Korea Selatan. Kita menempuh langkah itu, mengingat di dunia praktis tidak ada negara—di luar negara-negara yang bersekutu—yang bersedia berbagi teknologi kedirgantaraan militer yang dikembangkan dengan biaya mahal.

Sumber: Kompas

PACS Menghasilkan Kerjasama antara NCB Indonesia dan NCB Inggris

JAKARTA-(IDB) : Kepala Pusat Kodifikasi Badan Sarana Pertahan Kementerian Pertahanan  RI (Kapuskod Baranahan Kemhan), Marsekal Pertama, M.Yunus, kamis (28/4), menutup Pacific Area Cataloguing Seminar ke 13 yang telah dilaksanakan selam 3 hari di Jakarta.
 
Seminar yang dihadiri oleh 43 delegasi  dari 22 negara peserta ini menghasilkan  satu kesepakatan kerjasama antara National Codification Bureau (NCB) Indonesia dengan NCB Inggris.

"Kerjasama dengan NCB Inggris ini dilakukan mengingat banyak peralatan militer produk Inggris yang kita gunakan, dengan adanya kerjasama ini diharapkan kita dapat mengakses data dan melakukan  pertukaran informasi sehingga  dapat memudahkan dalam sistem pembinaan material yang digunakan khususnya di jajara TNI," ungkap Kapuskod.
Sumber: DMC

Tantangan Operasi Militer Di Somalia

JAKARTA-(IDB) : Sejak MV Sinar Kudus disandera pembajak Somalia 16 Maret lalu, berkembang keinginan di Tanah Air untuk menggunakan kekuatan TNI dalam membebaskan ABK freighter yang dioperasikan maskapai pelayaran PT Samudera Indonesia (Samin).

Sepertinya, desakan itu besar kemungkinannya dapat direalisasikan mengingat proses negosiasi antara manajemen perusahaan yang didirikan oleh tokoh pejuang Almarhum Soedarpo Sastrosatomo dan para lanun Somalia dinilai bertele-tele.

Di samping itu, dukungan terhadap opsi operasi militer telah mengalir dari Malaysia dan Singapura. Sebelumnya, sebagaimana diungkapkan oleh Panglima TNI Agus Suhartono kepada media  massa, India sudah menawarkan bantuan untuk melakukan operasi penyelamatan bersama.

Pertanyaannya kini, apakah opsi operasi militer merupakan upaya terbaik dalam pembebasan ABK dari cengkeraman para perompak? Kira-kira, apa saja tantangan yang akan menghadang TNI dalam menggelar pasukan di Somalia?

Perompakan Somalia, seperti perompakan di Selat Malaka, Jamaika dan berbagai tempat lainnya di dunia, sejatinya merupakan sebuah bisnis; perusahaan pelayaran dan pembajak sama-sama mendapat untung. Yang buntung hanya pelautnya.

Menurut International Maritime Organization (IMO), jika dihitung sejak 1995, saat ketika statistik perompakan mulai dikumpulkan untuk pertama kalinya oleh International Maritime Bureau/IMB, lebih dari 350 pelaut telah meregang nyawa akibat perompakan. Ini berarti lebih-kurang 30 pelaut meninggal tiap tahunnya karena aksi ini.

Pendataan perompakan di dunia memang paling banyak dilakukan oleh organisasi nirlaba tersebut melalui Piracy Reporting Center (PRC) di Kuala Lumpur. IMO hanya tinggal mengutipnya saja. Selain IMB, pendataan, paling tidak untuk kawasan Asia, juga dilakukan oleh Information Sharing Center atau ISC yang berbasis di Singapura.

Lembaga ini merupakan ”anak” dari Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robery  against Ships in Asia, dikenal dengan singkatan ReCAAP yang digagas pada 2001 oleh PM Junichiro Koizumi dari Jepang. Selain negara anggota Asean, India, Bangladesh, Cina, Sri Lanka dan Korea Selatan juga merupakan anggota dari perjanjian tersebut. Sayang, Indonesia tidak masuk dalam klab ini.

Sebagaimana diketahui, pemilik atau operator kapal-kapal yang berlayar di laut lepas (high seas) melindungi aset mereka dengan berbagai skim asuransi, di antaranya hull and machineries dan P&I atau protection and indemnity.

Jika kapal-kapal itu berlayar di kawasan berbahaya seperti Somalia atau Selat Malaka, perlindungan pun ditambah dengan asuransi war-risk surcharge. Pemilik barang pun juga tidak ketinggalan dalam mengasuransikan kargo yang mereka kirim. Bagaimana dengan pelaut? Mereka hanya mendapat perlindungan asuransi standar seperti kecelakaan dan kesehatan. Tidak atau belum ada skim asuransi untuk mereka ketika melintasi kawasan rawan.

Ketika sebuah kapal dibajak, skim asuransi yang melindungi kapal maupun barang tadi bisa diklaim oleh pemilik atau operator kapal dan pemilik barang. Seandainya tidak dirompak, premi yang sudah bayarkan kepada perusahaan asuransi besar kemungkinannya akan hangus. Di sini para bajak laut telah membantu maskapai pelayaran dan pemilik barang dalam menarik kembali dana yang sudah dikeluarkan. Karena itu, negosiasi merupakan pilihan yang paling bijak dalam melepaskan kapal dan awaknya.

Operasi militer
Dalam konteks seperti itu, opsi penggunaan kekuatan senjata, mulai dari mempersenjatai ABK, menyiagakan pasukan keamanan swasta di atas kapal hingga operasi militer sesungguhnya dapat merusak simbiosis mutualisme yang ada antara perompak dan perusahaan pelayaran. Bahkan, melaporkan bahwa kapal telah dibajak kepada instansi keamanan dapat menimbulkan dampak terhadap ”kerja sama” tadi.

Jika pemerintah jadi mengirimkan pasukan untuk membebaskan ABK MV Sinar Kudus, menurut sejumlah media massa malah sudah dikerahkan, ada sejumlah permasalahan yang akan menghadang. Pertama, mengingat kapal tersebut sudah berada di dalam perairan teritorial Somalia, pengiriman pasukan TNI dapat dinilai sebagai bentuk invasi oleh negara itu. Operasi pasukan komando AL Korea Selatan dalam menyelamatkan MV Samho Jewelry menjadi cerita sukses karena kapalnya masih berada di perairan internasional (hot pursuit).

Kedua, pengerahan pasukan TNI akan memakan waktu karena titik berangkatnya dari Jakarta. Pada kasus Prancis, dan juga Korea Selatan, manuver pasukan relatif lebih cepat karena AL kedua negara telah hadir di Teluk Aden sejak awal. Indonesia memang memiliki satu kapal perang, yakni KRI Diponegoro, di perairan internasional tapi posisinya berada di sekitar Libanon. Karena kedatangan pasukan TNI terhitung lambat nantinya, unsur pendadakan sudah tidak ada sehingga jika terjadi kontak senjata dengan perompak bisa-bisa kelimpungan.

Ada baiknya negosiasi dengan perompak Somalia tetap dikedepankan diiringi dengan kesabaran yang tinggi. Apa lagi memang sudah ada kesepakatan antara Samin dan perompak Somalia. 

Sumber: Antara