Pesawat F-117 Nighthawk AS yang telah pensiun. |
Para penganjur kekuatan udara, seperti Giulio Douhet, William Mitchell, atau Alexander de Seversky, pernah meramalkan, perang dapat dimenangi oleh kekuatan udara. Meski tak semuanya sepakat, apa yang terjadi dewasa ini membesarkan keyakinan itu.
Pesawat siluman F-22 Raptor AS |
Setelah mewujudkan dalam pesawat F-117 Nighthawk (yang kini sudah dipensiun), AS kini mengoperasikan pesawat keunggulan udara paling maju di dunia, yakni F-22 Raptor.
Pesawat siluman Sukhoi Pak Fa T-50 |
Kemarin kita baca di harian ini, China juga mengembangkan jet siluman yang diberi kode J-20. Langkah China masuk akal karena tanpa didukung oleh pesawat paling mutakhir, yang dikategorikan sebagai pesawat tempur generasi kelima, percuma saja kekuatan yang ada.
Pesawat siluman J-20 produksi China |
Namun, di tengah kendala yang ada, kita tetap harus serius memikirkan masalah ini karena meski ada tesis bahwa perang menjadi semakin mahal dan tak terjangkau oleh kebanyakan negara, irasionalitas bisa muncul sewaktu-waktu.
Dan, manakala hal semacam itu terjadi, kekuatan udara diyakini akan memainkan peran menentukan.
Pesawat siluman KF-X kerjasama Indonesia-Korsel |
Kini, meski masih diliputi pro-kontra, kita juga punya program mengembangkan sendiri kemampuan membuat pesawat tempur bersama dengan Korea Selatan. Kita menempuh langkah itu, mengingat di dunia praktis tidak ada negara—di luar negara-negara yang bersekutu—yang bersedia berbagi teknologi kedirgantaraan militer yang dikembangkan dengan biaya mahal.
Sumber: Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar