Menindaklanjuti penanda-tanganan ini, dibentuk Komite Iptek Indonesia-Iran, yang telah bertemu empat kali, yaitu pada tahun 2006, 2008, 2011 dan 2013. Pada pertemuan Komite Iptek Indonesia – Iran yang ke-4, di Jakarta, 22-23 Juli 2013, kedua delegasi bersepakat untuk memfokuskan kolaborasi riset pada bidang-bidang (i) kesehatan dan obat-obatan, khususnya pengembangan sel punca (stem cells), (ii) ilmu kebumian, (iii) nanoteknologi, (iv) energi baru dan terbarukan, (v) bioteknologi, (vi) teknologi ruang angkasa dan kedirgantaraan, serta (vii) pengembangan Taman Iptek (Science Technology Park – STP).
Dalam sambutannya, YM Minister Reza Faraji-Dana menyatakan bahwa Iran sanggup untuk membagi informasi dan pengalaman dalam penelitian dan pengembangan iptek kepada mitra internasional, khususnya untuk mitra dari negara-negara Islam. Program kolaborasi ini akan dilakukan melalui pembentukan program kerjasama Iptek dengan mitra asing, sebagai langkah baru dari kebijakan politik Iran yang terkini. Ruang lingkup kerjasama untuk meningkatkan hubungan bilateral iptek, dapat melalui (i) pameran iptek, (ii) pertukaran pelajar, peneliti, tenaga ahli, profesor, serta (iii) pembagian pengalaman dan pencapaian iptek, pada bidang-bidang yang menjadi minat bersama.
Selanjutnya, beliau menekankan pentingnya kedua negara untuk merevitalisasi kerjasama iptek bilateral yang selama ini telah dibina selama 8 tahun terakhir, melalui (i) identifikasi dan aktivasi dari kontak personil dari setiap kelompok kerja, (ii) membentuk konsorsium penelitian dan pengembangan untuk memproduksi produk-produk hasil kolaborasi di masa yang akan datang.
Menristek Gusti M. Hatta juga menginformasikan beberapa instrumen (program) yang dimiliki Ristek, seperti (i) ‘mobility program’ (pertukaran peneliti), (ii) ‘INSINAS (insentif riset), dan (iii) program peningkatan kapasitas (capacity building) melalui Riset Pro, yang dapat digunakan untuk mendukung kolaborasi Iptek Indonesia – Iran.
Dalam kunjungan kerja kali ini, Menristek Gusti M. Hatta juga mendapat kesempatan untuk melakukan kunjungan kehormatan kepada YM Sorena Sattari, Wakil Presiden Iran bidang Iptek. Lebih lanjut, Sorena menyatakan dukungannya terhadap Nota Kesepahaman Iptek yang telah diperbaharui dan optimis mendukung transfer teknologi dari Iran ke Indonesia. Selain itu, beliau juga menyatakan apresiasinya kepada para Menteri, Duta Besar, Anggota Tim Pengarah Komite Iptek, peneliti dari Indonesia dan Iran; atas upayanya yang selama delapan tahun terakhir, telah memelihara kerjasama iptek bilateral antara dua negara.
Diharapkan, kunjungan kerja ini dapat dikategorikan sebagai babak baru kerjasama bilateral Iptek Indonesia – Iran, guna mendorong lebih banyak lagi peneliti maupun inovator dari kedua Negara untuk melakukan kolaborasi iptek, dalam rangka menghasilkan produk bersama iptek dimasa yang akan datang.
Menristek Kunjungi Badan Antariksa Iran
Tepat dini hari jauh sebelum warga Tehran memulai hiruk-pikuk aktifitasnya, sang Menristek telah siap di lobi hotel untuk dapat segera berkunjung ke Badan Antariksa milik negeri Persia.
Dalam pertemuan dengan Dr. Sadeqzadeh, Deputy Presiden Iran Space Research Center (ISRC), pihak Iran menyatakan kesediannya untuk membantu Indonesia mengembangkan teknologi ruang angkasa dan menerima pakar Indonesia untuk bergabung dalam tim khusus di ISRC guna mempelajari lebih lanjut terkait kemajuan Iran di bidang peroketan dan satelit.
Sebagaimana diketahui, selain memiliki daya jangkau 12 kali lipat dari Kavosghar-1, Kavosghar Pazhuhesh juga telah berhasil mengirim Fargam ke luar angkasa dan membawa kembali dengan selamat ke bumi, yang menandakan tingginya kapasitas ilmuwan dan pakar ruang angkasa Iran. Fargam adalah monyet kedua yang berhasil dikirim ke luar angkasa setelah sebelumnya pada Januari 2013 para pakar mengirim Pisgham.
Indonesia berharap kapasitas Iran tersebut dapat dikerjasamakan dengan para pakar ruang angkasa nasional untuk dapat membantu meluncurkan satelit ruang angkasa tanah air ke orbitnya.
Tercatat Iran saat ini merupakan anggota dari International Astronautical Federation (IAF) sejak tahun 2000 dan mitra dari berbagai proyek kerjasama dengan University of Toulouse-Prancis.
Semoga terwujud dan menghasilkan iptek unggulan, saat ini Indonesia perlu belajar tentang rudal sepertinya Teknik rudal iran bisa digunakan.
BalasHapusClick to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.