MOSCOW-(IDB) : Perdana Menteri Australia Kevin Rudd mengingatkan warga Australia
untuk segera angkat kaki dari Suriah, di tengah rencana aksi militer
Amerika Serikat dan Perancis terhadap Suriah.
“Saya tekankan sekali lagi. Jika ada warga Australia yang masih
berada di Suriah, segera pergi dari sana. Ini bukan waktu untuk
bermain-main,” tegas Rudd seperti dilansir News.com.au, Sabtu
(31/8/2013).
Pernyataan Kevin Ruud muncul setelah AS dan Perancis semakin
menegaskan sikapnya, bahwa harus ada aksi militer terhadap Rezim
Presiden Suriah Bashar Assad, atas penggunaan senjata kimia dalam
melawan oposisi.
Dalam masa-masa terakhir sebelum dilakukannya serangan oleh AS,
Presiden Rusia Vladimir Putin, menggertak AS untuk membuktikan
tuduhannya bahwa Suriah menggunakan senjata kimia.
Dengan garang Putin menantang AS untuk membuktikan tuduhannya itu
kepada PBB. Bahkan Putin mengeluarkan kata-kata “utter nonsense” (omong
kosong) jika pemerintah Suriah memprovokasi musuhnya dengan serangan
senjata kimia.
Putin mengatakan, kegagalan AS untuk menghadirkan bukti ke komunitas internasional adalah sesuatu yang memalukan.
“Jika memang ada bukti, harus ditunjukkan. Jika tidak ditunjukkan
berarti tidak ada Bukti”, ujar Vladimir Putin seperti ikutip bbc.co.uk
31/8/2013.
Vladimir Putin mengaku terkejut dengan sikap Inggris yang akhirnya
menolak serangan militer ke
Suriah. Putin mengatakan meski Inggris
adalah Sekutu terdekat AS, namun mereka masih menggunakan akal sehat dan
nilai-nilai moral bangsa.
Sebelumnya, dalam perdebatan di parlemen Perdana Menteri Inggris
David Cameroon, tidak bisa membuktikan bahwa Suriah menggunakan senjata
kimia terhadap oposisi. Sebagian anggota
Parlemen juga mengingatkan
Inggris agar tidak mengulang kebodohan pada kasus serangan miiter ke
Irak dengan alasan adanya senjata pemusnah massal Saddam Hussein.
Sekarang semua sedang menunggu, akankah AS dan Perancis jadi
melakukan aksi militer ?. Suriah senndiri mengaku siap melakukan
perlawanan jika negara mereka diserang.
Adapun posisi kekuatan militer di wilayah Suriah adalah:
* Arleigh Burke-class destroyer (154 meter): USS Gravely, USS Ramage,
USS Barry dan USS Mahan di laut Mediterania Timur yang semuanya membawa
rudal jelajah tomahawk. Rudal tersebut juga bisa ditembakkan melalui
kapal selam, namun AS tidak mau menyebut lokasi kapal selam mereka.
Tomahawk memiliki jangkauan 1600 km denga hulu ledak bervariasi
450kg-1360kg.
* Kapal Induk USS Nimitz (330 meter dengan 85 fighter) dan USS Harry S Truman dalam wilayah lebih luas
* Fighter F-16s jangkauan 3220 km di Pangkalan Militer Incirlik dan
Izmir, Turki, serta kemungkinan melibatkan Jordan jika serangan udara
dilakukan.
* Fighter F15E Strike Eagles yang dilengkapi navigasi dan target
sistem “Lantirn” untuk meningkatkan akurasi serangan lewat infra merah
atau bom berpandu laser. Fighter ini memiliki terrain-following radar,
sehingga bisa melakukan penerbangan autopilot mengikuti kontur bumi di
ketinggian 30 meter.
* Kapal Induk Perancis tenaga nuklir Charles de Gaulle (262 meter dengan 40 fighter) yang berada di Toulon, Mediterania Barat.
* Pesawat temur Rafale dan Mirage Perancis yang bisa beroperasi dari Pangkalan Udara Al-Dhahra airbase, UAE.
Rusia
Rusia mengatakan telah mengirim dua kapal perang ke laut Mediterania,
Kapal Penjelajah The Moskva (184 meter, 16 rudal antikapal SS-N-12 dan
64 rudal anti-udara S-300-MPU), serta satui destroyer anti kapal selam.
Rusia adalah sekutu Suriah yang menentang aksi militer. Namun hingga
kini belum jelas kapan kapal perang Rusia itu tiba di laut Suriah.
Menurut Rusia mengiriman kapal ini bagian dari rotasi kapal mereka di
Mediterania.
Suriah
* Rudal anti-pesawat S-200 Angara. Nato menyebut rudal ini SA-5 Gammon yang merupakan buatan Rusia tahun 1960-an. Suriah diperkirakan memiliki 8 baterai S-200 yang dibagi ke dalam 2 resimen. Rusia sendiri telah menonaktifkan rudal ini sejak 20 tahun lalu.
* Rudal anti-udara S300. Namun tidak diketahui apakah rudal ini telah dikirim oleh Rusia atau telah beroperasi.
* Rudal anti kapal permukaan P-800 Yakhont / SS-N-26. Rudal canggih
ini memiliki jangkauan 300km dan membawa 200 kg hulu ledak yang bisa
terbang diketinggian 5-15 dari permukaan laut, sehingga susah dideteksi.
* Fighter. Suriah memiliki berbagai jenis pesawat tempur yang sebagian
besar dari Rusia, namun mayoritas pesawat mereka sudah tua. Laporan
dari Institute for the Study of War (ISW) Mei 2013, menyebutkan banyak
pesawat Mig dan SU Suriah terkendala suku cadang dan perawatan.
Pepatah mengatakan dua hal di dunia yang sering melanggar aturan, perang dan cinta, sehingga susah ditebak ending-nya.
Sumber : JKGR
Siapa sih AS sampai menjajah kedaulatan suatu negara?.
BalasHapusJika PBB tidak berfungsi lagi,dibubarkan saja
sssst ... mending kita diam ajaa ... itu mister Obama dan Kamerad Putin lagi rebutan minyak ... biaring ajaa ... daripada nanti rebutannya di Papua baru nyaho luuuu ...
BalasHapusMemulai perang tidak segampang mengakhirinya.Kasihan rakyat suriah bila perang tak juga berakhir.Kalau dibiarkan berlama lama rakyat makin sengsara.Dunia internasional harus cepat bertindak mengakhiri perang saudara yang berlarut larut.Gelombang demokrasi lagi melanda timur tengah .Syukur kita telah melewatinya ditahun 1998 prosesnya cepat rezim Soeharto langsung tumbang .Kasus yang sama terjadi di negara negara arab mulai dari Lybia,Mesir dan sekarang Suriah.Adalah tepat bila AS turun tangan dengan membom secara terbatas konsentrasi alat pertahanan Suriah secara terbatas,seperti yang pernah mereka lakukan di Lybia.Semoga dengan demikian rezim Assad menjadi lemah dan tumbang agar tercipta demokrasi yang sebenarnya di Suriah di bantu PBB.
BalasHapusYang gak mungkin itu klo Rusky ikutan perang dengan membantu suriah...
BalasHapusyah semuanya itu adalah agenda untuk menuju ke "One World Government" ....
BalasHapusBerharap....suatu saat pemimpin negeri ini ada yg berani bersikap seperti kamerad Putin, yg berani dan lantang menentang hegemoni us & sekutu2nya. Semoga dengan reformasi & penguatan TNI bisa memberikan rasa percaya diri kepada diplomat2 kita utk lebih berwibawa membawa nama Indonesia di forum dunia....
BalasHapusSetuju Mas Bro Ano 10.49.Kita adalah negara besar.Sesuai dengan yang di amanatkan konstitusi kita pembukaan UUD.Maka adalah kewajiban kita membantu terciptanya demokrasi yang sebenarnya di Suria.Indonesia harus bersuara mendesak PBB agar ikut campur menyelesaikan konflik dalam negri Suriah.Mencegah negara lain mengambil keuntungan dari konfik suriah.Misi perdamaian PBB harus cepat turun dan menciptakan demokrasi yang sebenarnya.Rezim Assad harus turun kemudian laksanakan pemilu yang diawasi PBB.Konflik Suriah sudah mengusik rasa kemanusiaan kita ,soalnya salah satu pihak sudah menggunakan senjata kimia.Bayangkan daya hancurnya membunuh tanpa pandang bulu bayi,anak anak,lansia jadi korban .Ditambah kelaparan yang menjadi jadi..
BalasHapusKoq penakut sekali AS/Inggris menyerang Suria, udah serang aja seperti irak/afghanistan dan bgmn AS/Inggris sbg negara demokrasi dunia koq penakut ada pelanggaran HAM dg penggunaan senjata kimia. Domba berbulu musang AS/Uni Eropa sdh ketahuan belangnya/katanya negara demokrasi koq karakternya seperti Nazi PD II dan sdh dibuktikan di negara Iraq/Afghanistan anak2/wanita/orang tua dibantai dg sadis serta sekarang hanya tinggal kesengsaraan. Itulah negara2 Nazi abad serang dimiliki AS/Uni Eropa dg Natonya. Slamat berperang kalau berani, PD III sdh menanti anda dan jadilah negara pengecut abad ini...........
BalasHapus=))
BalasHapus