Proyek pembangunan jalan yang mestinya dilakukan Kementerian Perhubungan
dilimpahkan ke TNI Angkatan Darat. Komisi I ingin mendalami kesanggupan
militer melaksanakan tugas berdasarkan Perpres No. 4 Tahun 2013 itu.
JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR
perlu mendalami pelimpahan pekerjaan pemerintah ke TNI Angkatan Darat terkait
program pembangunan infrastruktur. Pekerjaan itu mestinya dilakukan Kementerian
Pekerjaan Umum. Belum puas dengan keterangan sekilas dari Kementerian
Pertahanan, Komisi I memanggil Kepala Staf TNI AD, Rabu (4/9) khusus soal ini.
Ketua Komisi I DPR
Mahfudz Siddiq mengatakan, dalam raker pada Senin (2/9) pihaknya mempertanyakan
alokasi anggaran Rp 425 miliar dari Bendahara Umum Kemenkeu untuk program
pembangunan jalan tertentu di Papua dan Papua Barat.
Menteri Pertahanan
Poernomo Yusgiantoro lantas menjelaskan bahwa proyek itu sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2013. Pemerintah memberikan penugasan kepada TNI
untuk melaksanakan tugas tersebut mulai dari teknis pelaksanaan kontruksi
hingga pengawasannya. Adapun pendanaannya berasal dari APBN dengan alokasi
anggaran pada DIPA Kemenhan. Hal ini sudah dilaporkan kepada pimpinan DPR pada
12 Agustus 2013.
"Jalurnya masuk
Kemenhan kemudian ke KPA TNI AD, lantas yang melaksanakan itu Batalyon Zipur
TNI AD," ujarnya.
Artinya, dari sisi
pelimpahan tugas tidak ada masalah. Hanya, Komisi I perlu memastikan bahwa kesanggupan
TNI AD. "Tugas kami di Komisi I adalah memverifikasi secara teknis, mampu
atau tidak TNI mengerjakan itu," ujarnya.
Ribuan Personel TNI Akan Bangun 14 Ruas Jalan Di Papua
Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mendapat tugas untuk
membangun 14 ruas jalan di Papua dan Papua Barat. Total panjang jalan
yang harus diselesaikan mencapai 120 kilometer.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen Budiman menjelaskan, pihaknya telah meminta perpanjangan waktu yang semula empat bulan menjadi 16 bulan untuk pengerjaan tahun jamak pada 2013-2014. Saat ini, TNI telah menyiapkan sejumlah alat di lokasi untuk pembangunan jalan tersebut.
"Kita minta perpanjangan waktu karena kalau empat bulan tidak cukup," kata Budiman seusai menggelar rapat kerja tertutup dengan Komisi I DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Lebih jauh, ia menuturkan, pembangunan jalan itu diserahkan kepada TNI AD dengan alasan sulitnya medan di lokasi yang akan dibangun. Karena itu, TNI AD dianggap memiliki pengalaman dan kemampuan, termasuk fasilitas transportasi udara yang cukup untuk menyelesaikan proyek tersebut.
"Lebih dari 2.000 personel disiapkan dari tiga detasemen dan marinir. Ini bagian dari upaya memberikan akses jalan. Kita harap gangguan keamanan akan bisa diperkecil," ujarnya.
Di lokasi yang sama, Wakil Ketua Komisi I DPR Agus Gumiwang menyampaikan, alokasi anggaran yang diajukan oleh Kementerian Pertahanan untuk pembangunan 14 ruas jalan ini adalah sebesar Rp 425 miliar. Untuk realisasinya, anggaran akan diambil dari rekening BA 99, sebuah dana pemerintah yang penggunaannya diputuskan oleh presiden untuk membiayai kebutuhan yang mendesak.
Agus menegaskan, semua fraksi mendukung rencana ini. Hanya, masih ada perbedaan mengenai waktu pengerjaannya. Jika TNI meminta waktu 16 bulan, Komisi I DPR memberi waktu hanya enam bulan untuk menyelesaikan 14 ruas jalan itu.
"Pembangunan jalan di Papua bisa dilakukan TNI, tidak mungkin oleh pihak lain. Teorinya untuk mempersempit kegiatan separatis di Papua," tandasnya.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen Budiman menjelaskan, pihaknya telah meminta perpanjangan waktu yang semula empat bulan menjadi 16 bulan untuk pengerjaan tahun jamak pada 2013-2014. Saat ini, TNI telah menyiapkan sejumlah alat di lokasi untuk pembangunan jalan tersebut.
"Kita minta perpanjangan waktu karena kalau empat bulan tidak cukup," kata Budiman seusai menggelar rapat kerja tertutup dengan Komisi I DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Lebih jauh, ia menuturkan, pembangunan jalan itu diserahkan kepada TNI AD dengan alasan sulitnya medan di lokasi yang akan dibangun. Karena itu, TNI AD dianggap memiliki pengalaman dan kemampuan, termasuk fasilitas transportasi udara yang cukup untuk menyelesaikan proyek tersebut.
"Lebih dari 2.000 personel disiapkan dari tiga detasemen dan marinir. Ini bagian dari upaya memberikan akses jalan. Kita harap gangguan keamanan akan bisa diperkecil," ujarnya.
Di lokasi yang sama, Wakil Ketua Komisi I DPR Agus Gumiwang menyampaikan, alokasi anggaran yang diajukan oleh Kementerian Pertahanan untuk pembangunan 14 ruas jalan ini adalah sebesar Rp 425 miliar. Untuk realisasinya, anggaran akan diambil dari rekening BA 99, sebuah dana pemerintah yang penggunaannya diputuskan oleh presiden untuk membiayai kebutuhan yang mendesak.
Agus menegaskan, semua fraksi mendukung rencana ini. Hanya, masih ada perbedaan mengenai waktu pengerjaannya. Jika TNI meminta waktu 16 bulan, Komisi I DPR memberi waktu hanya enam bulan untuk menyelesaikan 14 ruas jalan itu.
"Pembangunan jalan di Papua bisa dilakukan TNI, tidak mungkin oleh pihak lain. Teorinya untuk mempersempit kegiatan separatis di Papua," tandasnya.
Sumber : Jurnamen
unjung ujung dapet komisi dak tu anggota dewan
BalasHapusYang harus diperjelas adalah setelah jalan selesai di bangun,jalan itu bakal diserahkan pada siapa?Apakah ke Pemda Papua atau kemenhan.Hal ini penting, jadi jelas siapa yang merawat kelak.Kalau kememerintahan daerah Papua tentu mereka dalam Budgetting nantinya ada breakdawn dalam apbd. Gitu aja Bos...soalnya jalan harus dirawat,tiap tahun.
BalasHapusanggota dewan nanyain masih ada sisanya ga......
BalasHapuskalo ga minta jatah proyek 500 meter aja....please...
ha ha ha ha ... aah sampean ini fulgar amat siih ...
HapusHahaha tau aja ente, khan nyonya di rmh lg minta tas LV yg terbaru, khan kaga apa2 loh uangnya dr rakyat untuk wakil dan pemimpin rakyat, terima kasih yah rakyatku yg tercinta
BalasHapuskamuflase yg membangun.. membangun jalan sembari memburu separatis setujuu...
BalasHapusini jelas sebuah kamuflase,yg di buat pemerintah,,,dari 2000 prajurit yg dikirim,separuhnya masuk ke hutan memburu OPM....!?!
BalasHapusPinter....operasi militer tertutupi oleh pembangunan jalan....kalo gak gitu AS....Aussie...dan Komnas Ham...bakalan ribut2...
BalasHapusyg bennar itu Tni fokus buru pembrontak bukan jadi kontraktor , ini bahaya lama 2.para commendan gak fokus di pertahanan malah jadi ketua proyek dan ikut tender mega proyek !
BalasHapusPasukan zeni kontruksi menghadiahkan ilmunya buat rakyat papua dengan membangun jalan, mantap pak rencananya, utk kopasus, marinir kalian tugasnya sudah jelas "memperlancar" pekerjaan yg jelas-jelas jalan dll ini untuk kemajuan papua (h)
BalasHapussemoga cepat terlaksana ya,kasian ama saudara-saudara kita ya di papua masa dari kota 1 ke kota lainnya lewat udara dan laut karena ga ada jalan yang menghubungkan kota
BalasHapusbravo TNI,,, MAJU TERUS INDONESIAKU