JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Ibu Negara Hj Ani
Yudhoyono, beserta delegasi akan melakukan kunjungan ke tiga negara,
yakni Kazakhstan, Polandia, dan Rusia, pada 1-7 September. Dua negara
pertama merupakan kunjungan kenegaraan, sedangkan di Rusia untuk
menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-8 Forum G20.
"Kunjungan ke luar negeri Presiden selama tujuh hari kali ini memiliki arti strategis bagi kepentingan nasional Indonesia, utamanya di bidang ekonomi," Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah menyampaikan hal ini dalam rilisnya, Kamis (28/8) malam.
Presiden SBY akan bertolak dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Minggu (1/9) pagi. Tujuan pertamanya adalah Kazakhstan. Kunjungan ini atas undangan, sekaligus kunjungan balasan, Presiden Nursultan Nazarbayev.
Selama di Astana, ibukota Kazakhstan, SBY diagendakan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Nazarbayev. Bidang-bidang kerja sama yang akan dibahas, antara lain terkait kerja sama perdagangan dan investasi, ketahanan pangan dan energi, sosial budaya, dan pendidikan.
Pada kesempatan itu juga akan ditandatangani lima nota kesepahaman di ekonomi, penanggulangan terorisme, pencucian uang dan pembiayaan terorisme, kebudayaan, serta pendidikan dan pelatihan diplomatik.
Selain itu, Presiden SBY juga dijadwalkan bertemu dengan PM Serik Akhmetov dan pelaku bisnis utama Kazakhstan.
Kazakhstan merupakan negara di kawasan Asia Tengah yang terus mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif. Negara terbesar kedua, setelah Rusia, bekas bagian Uni Sovyet ini menghasilkan beragam produk-produk pertanian, khususnya gandum dan kaya akan sumber daya alam, utamanya minyak dan gas.
"Indonesia dapat membangun kerja sama yang saling menguntungkan di bidang perdagangan, serta ketahanan energi dan pangan," ujar Faizasyah.
Polandia
"Kunjungan ke luar negeri Presiden selama tujuh hari kali ini memiliki arti strategis bagi kepentingan nasional Indonesia, utamanya di bidang ekonomi," Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah menyampaikan hal ini dalam rilisnya, Kamis (28/8) malam.
Presiden SBY akan bertolak dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Minggu (1/9) pagi. Tujuan pertamanya adalah Kazakhstan. Kunjungan ini atas undangan, sekaligus kunjungan balasan, Presiden Nursultan Nazarbayev.
Selama di Astana, ibukota Kazakhstan, SBY diagendakan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Nazarbayev. Bidang-bidang kerja sama yang akan dibahas, antara lain terkait kerja sama perdagangan dan investasi, ketahanan pangan dan energi, sosial budaya, dan pendidikan.
Pada kesempatan itu juga akan ditandatangani lima nota kesepahaman di ekonomi, penanggulangan terorisme, pencucian uang dan pembiayaan terorisme, kebudayaan, serta pendidikan dan pelatihan diplomatik.
Selain itu, Presiden SBY juga dijadwalkan bertemu dengan PM Serik Akhmetov dan pelaku bisnis utama Kazakhstan.
Kazakhstan merupakan negara di kawasan Asia Tengah yang terus mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif. Negara terbesar kedua, setelah Rusia, bekas bagian Uni Sovyet ini menghasilkan beragam produk-produk pertanian, khususnya gandum dan kaya akan sumber daya alam, utamanya minyak dan gas.
"Indonesia dapat membangun kerja sama yang saling menguntungkan di bidang perdagangan, serta ketahanan energi dan pangan," ujar Faizasyah.
Polandia
Dari Astana, Presiden SBY beserta delegasi bertolak menuju Warsawa, ibukota Polandia, guna memenuhi undangan Presiden Bronisław Komorowski.
SBY merupakan Presiden RI ketiga yang pernah berkunjung ke Polandia, sejak hubungan diplomatik kedua negara dibuka pada 1955. Soekarno melakukannya pada 1959 dan Megawati pada tahun 2003.
Di Polandia, Presiden SBY dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Komorowski. Selain itu, juga akan bertemu PM Donald Tusk, dan Ketua Senat Bogdan Borusewiz.
Bidang-bidang kerja sama yang akan dibahas pada pertemuan bilateral dengan Presiden Polandia, utamanya adalah perdagangan dan investasi, pertambangan, energi dan lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.Juga pendidikan dan kerja sama antarmasyarakat.
Pada kesempatan ini akan ditandatangani nota kesepahaman di berbagai bidang, diantaranya perikanan, pertanian, perdagangan, investasi, pertambangan, dan pendidikan. Untuk lebih memfasilitasi interaksi pejabat kedua negara, akan pula ditandatangani perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor dinas dan diplomatik.
Polandia merupakan mitra dagang terbesar ketiga Indonesia di kawasan Eropa Tengah dan Timur. Polandia juga cukup terpandang dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan.
"Selain memanfaatkan posisi strategis Polandia di kawasan Eropa Tengah dan Timur, Indonesia dapat membangun kerj asama di bidang teknologi ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan kebijakan pro lingkungan yang dimajukan pemerintah," Faizasyah menjelaskan.
Rusia
Rangkaian lawatan ini akan diakhiri di St. Petersburg, Rusia, guna menghadiri KTT G20. Pertemuan ini akan membahas empat isu utama (cluster of issues), yakni pertumbuhan dan stabilitas keuangan, pembangunan berkelanjutan untuk semua, pertumbuhan, lapangan kerja, investasi, serta perdagangan.
Bersama para pemimpin G20 lainnya, Presiden SBY juga akan menghadiri dialog informal G20 dengan Business 20 (B20) dan Labor 20 (L20). Topik yang akan dibahas dalam dialog tersebut adalah 'Promoting Growth and Job'.
"Dalam KTT G20 kali ini, Indonesia terus mengedepankan sustainable development dan financial inclusion yang menjadi isu utama bagi negara-negara berkembang," kata Faizasyah.
Sejak KTT pertama di Washington, pada tahun 2008, lanjut Faizasyah, Indonesia telah memperjuangkan dimasukkannya agenda pembangunan dalam pembahasan G20.
Presiden dan delegasi dijadwalkan meninggalkan St Petersburg pada Sabtu (7/9), dan tiba di Jakarta keesokan paginya.
Sumbe : PresidenRI
sekalian mau tandatangan kapal selam dan sukhoi jangan2 nih ...
BalasHapusaminnnn
SIP! cap jempol bila perlu. biar afdol!
Hapusdi Rusia ketemu Putin langsung jadiin aja itu 10 kapal selam dan tambah Sukhoinya ya pak, barangnya datangkan saja dulu nanti bayarnya pakai migas deh pak,... bapak presiden pasti dicintai 80% Rakyat Indonesia yang sudah capek dilecehkan Malaysia dan kawan-kawannya paak ...
BalasHapusLihat lagi foto di atas gan!
BalasHapusSBY pasti pake igrang, biar ga' kalah tinggi.
igrang tuh apa bos?
HapusSekalian negosiasikan pengadaan kasel kilo,sukhoi 35,ditambah lagi pengadaan radar hanud berkemampuan anti pesawat siluman beserta rudal hanud s350 vityas kombinasi pantsir C1. Sekiranya masih ckp anggaran kapal2 perang fregate/corvet kelas stereguccy yg bisa ditongkrongi rudal yakhont plus rudal hanud hibrid kastan buat nambah kekuatan armada tni al dan pendamping fregate kelas van speik.
BalasHapusKata SBY ke Putin: "Mas Putin, saya minta maaf nih sebelumnya, karena Mas Obama melarang saya untuk beli kapal selam tawaran sampean ituu ... malah saya ditawarin heli apache 8 biji,... gimana doong?"
BalasHapusJawab Putin ke SBY: "Aaah kalian dari dulu mencla mencle teruuss ... ya udah deh, saya kasih tuh 10 kapal selam, tapi biaya upgradenya harus bayar yaa! lalu jet tempur Sukhoi tambah belinya biar tidak rugi-rugi amat saya!"
SBY ke Putin : "Nah kalau gitu boleh deh ... nanti kalau perlu saya batalkan saja itu apache dan F-16, biar bisa buat beli Sukhoi mu!"
Hahahahahaha ... lebih enak mengkhayal sendiri!
Yg jelas esbeye sama tim dephanh bakalan borong senjata dari rusia gan...mumpung lagi cuci gudang.
BalasHapusBrovo tni.
ada satu yg kurang di mef 1 yaitu Sistem Hanud. Saya pikir di Rusia SBY akan menagih System Hanud terintegrasi yg pernah ditawarkan Rusia. Bisa jd S300 yg batal di beli Iran akan dioprek jadi S350 utk Indonesia.Sekaligus bicara 10 KS kilo dan pembangunan pusat perawatan Kilo di Indonesia..
BalasHapusada kabar kan rusia bakal balikin duit iran gara2 gk jadi beli, yg jadi pertanyaan, hari gini brg yg udah dibeli bisa dikembaliin? diganti pula duitnya? kecuali ada yg udah mau bayarin tuh barang
HapusRusia bukan nya batal jual S300 ke Iran, rusia hanya menjaga kondisi Internasional agar kondusif aja... Padahal udah ada kesepakatan sama Iran agar jual ke Iran dlm keadaan yg terurai.... Ini taktik iran dn rusia sklian TOT... Nanti klo udah di iran namanya buka S300 tapi nama lokal iran hehe
Hapusborong aja pak eSBeYe KS - KS tersebut soalnya kita sangat kekurangan Alutsista jenis KS tersebut.. masalah cocok tidaknya dengan perairan negeri ini kita pikirkan belakangan aja yang penting kita bisa mencukupi kuantitas, nggak usah memedulikan keseimbangan negara tetangga soalnya kita sangat memerlukan jumlah yang sangat besar sesuai luas wilayah negeri ini.
BalasHapus