SURABAYA-(IDB) : Negara kepulauan seperti Indonesia selayaknya mempunyai minimal sembilan
kapal selam untuk menjaga kedaulatan wilayah perairannya. Erzi Agson
Gani, Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun, mengatakan terdapat sembilan
selat sebagai pintu keluar masuk dari dan ke perairan Indonesia sehingga
seharusnya ada sembilan kapal selam yang mengawal selat-selat tersebut.
Pada saat ini, alat utama sistem persenjataan (alutsista) jenis kapal selam milik Indonesia hanya satu unit yang siap beroperasi. "Sembilan corong atau selat itu hanya dijaga satu unit kapal selam yang operasional. Itu sangat tidak ideal," kata Erzi di sela-sela Forum Komunikasi Litbang Pertahanan ke-24 di kantor pusat PT PAL Indonesia (Persero), Kamis, 13 Juni 2013.
Menurut Erzi, jenis kapal selam yang sesuai perairan dan misi pertahanan Indonesia minimal jenis Midget 22 Meter. Jenis ini yang sedang dikembangkan oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI-AL bersama BPPT di Laboratorium Hidrodinamik. Selain Migdet 22 Meter, BPPT juga menguji coba jenis Midget 15 Meter yang ukurannya lebih kecil, tetapi tidak mengurangi efek destruksinya.
Untuk memilih jenis kapal selam yang tepat, Erzi menyarankan sebaiknya jenis kapal selam harus dikombinasikan sesuai doktrin perang pemerintah Indonesia. Jika untuk kebutuhan patroli dan menjaga alur lalu lintas di perairan laut, cukup jenis midget. Namun, jenis kapal selam lain seperti kilo dan kapal tanpa awak juga patut diperhitungkan. "Jenis midget itu sudah memberikan daya getar dan efek destruktif yang tinggi," ujarnya.
Direktur Utama PT PAL Indonesia (persero), M. Firmansyah Arifin, mengatakan pengembangan industri kapal selam yang padat teknologi butuh dukungan dari berbagai pihak. PT PAL ttelah menjalin sinergi dengan litbang di berbagai instansi pemerintah, seperti BPPT, akademisi, Kemenhan, dan TNI. Kapal patroli dan frigate produksi PT PAL adalah hasil kolaborasi dengan litbang antar-institusi dan disokong transfer teknologi.
Firmansyah mengatakan Indonesia sudah memiliki kemampuan industri, teknologi, kebutuhan dan pengguna yang dapat mendorong percepatan alih teknologi maritim untuk pemenuhan kebutuhan alutsista secara mandiri.
Kepala Badan Diklat Kementerian Pertahanan, Mayjen TNI Suwarno, berharap penguasaan teknologi alutsista semakin meningkat sehingga mampu mereduksi tingkat ketergantungan alutsista buatan negara asing. Untuk mencapai hal itu, harus dibangun sinergi antara tenaga ahli dari BPPT, Pindad, Krakatau Steel, PT LAN, TNI dan akademisi. "Khusus teknologi perkapalan perlu didukung oleh teknologi yang harus dikuasai sendiri untuk mengembalikan kekuatan pertahanan," kata Suwarno.
Pada saat ini, alat utama sistem persenjataan (alutsista) jenis kapal selam milik Indonesia hanya satu unit yang siap beroperasi. "Sembilan corong atau selat itu hanya dijaga satu unit kapal selam yang operasional. Itu sangat tidak ideal," kata Erzi di sela-sela Forum Komunikasi Litbang Pertahanan ke-24 di kantor pusat PT PAL Indonesia (Persero), Kamis, 13 Juni 2013.
Menurut Erzi, jenis kapal selam yang sesuai perairan dan misi pertahanan Indonesia minimal jenis Midget 22 Meter. Jenis ini yang sedang dikembangkan oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI-AL bersama BPPT di Laboratorium Hidrodinamik. Selain Migdet 22 Meter, BPPT juga menguji coba jenis Midget 15 Meter yang ukurannya lebih kecil, tetapi tidak mengurangi efek destruksinya.
Untuk memilih jenis kapal selam yang tepat, Erzi menyarankan sebaiknya jenis kapal selam harus dikombinasikan sesuai doktrin perang pemerintah Indonesia. Jika untuk kebutuhan patroli dan menjaga alur lalu lintas di perairan laut, cukup jenis midget. Namun, jenis kapal selam lain seperti kilo dan kapal tanpa awak juga patut diperhitungkan. "Jenis midget itu sudah memberikan daya getar dan efek destruktif yang tinggi," ujarnya.
Direktur Utama PT PAL Indonesia (persero), M. Firmansyah Arifin, mengatakan pengembangan industri kapal selam yang padat teknologi butuh dukungan dari berbagai pihak. PT PAL ttelah menjalin sinergi dengan litbang di berbagai instansi pemerintah, seperti BPPT, akademisi, Kemenhan, dan TNI. Kapal patroli dan frigate produksi PT PAL adalah hasil kolaborasi dengan litbang antar-institusi dan disokong transfer teknologi.
Firmansyah mengatakan Indonesia sudah memiliki kemampuan industri, teknologi, kebutuhan dan pengguna yang dapat mendorong percepatan alih teknologi maritim untuk pemenuhan kebutuhan alutsista secara mandiri.
Kepala Badan Diklat Kementerian Pertahanan, Mayjen TNI Suwarno, berharap penguasaan teknologi alutsista semakin meningkat sehingga mampu mereduksi tingkat ketergantungan alutsista buatan negara asing. Untuk mencapai hal itu, harus dibangun sinergi antara tenaga ahli dari BPPT, Pindad, Krakatau Steel, PT LAN, TNI dan akademisi. "Khusus teknologi perkapalan perlu didukung oleh teknologi yang harus dikuasai sendiri untuk mengembalikan kekuatan pertahanan," kata Suwarno.
Sumber : Tempo
Lho... Tambah melorot jumlahnya. Dulu punya 12 unit,menhan bilang ideal 39 unit,negara seluas RI cuma dikawal 9 unit kasel? Ngerti konsep hankam ga yah?!
BalasHapusmenurut saya petahanan kita yg paling rapuh mang d bawah laut, tapi herany kok ngak ada keinginan yg membara y, buat alutsistany........
BalasHapushitungan jari aja ngak nyampe ks punya kita, padahal luas laut kita, luasny antah berantah.....
Lhow skarang kan dah punya 9.. Kilo 2, bnv 2, cakra nangala 2, sama cbg 3.. Yag bner.. Itu bppt bilang jumlah kasel kita skarang.. Bukan target...
BalasHapusYa ga om boleros..????
Harapan Kehebatan Kapal Selam Indonesia dari korea selatan dapat dilihat di
BalasHapushttps://www.youtube.com/watch?v=wyQmYueL76c
Birokrat senengnya nggarap konsep doang, he....he.....he.....
BalasHapusPejabat tinggi aja nggak tahu berapa ekor kapal selam kita, memalukan.
Kalo mau buat Midget belajar ke Italia spt yg pernah kita kunjungi dan pabriknya sukses membuat Midget pd perang dunia ke -2.
Ini " Boleroes11" heh, opo abamu, ....he......he.....he.......
manteb kang bole .....
BalasHapusnmbah pengetahuan kang.
ben blajar otak atik dw
ΉÎÎ •• ΉÎÎ •• ΉÎÎ ••
baca ngak , pada saat ini cuma 1 unit ks kita yg siap operasi..........
BalasHapusBERITANYA MEMBINGUNGKAN
BalasHapusSungguh menggelikan artikel diatas ini.
BalasHapusPakar dan ilmuwan merelease suatu informasi kok misleading gituh.!!!!
Mesti belajar lagi sama ano anggota PP2A yg pandai dan piawai dinbidang masing2 diantaranya pinter "googling" dan " copy paste".......he....he....he.....
Mana Joko Tingkir plasu,heh ??????
Ini " Boleroes11" heh, opo abamu,...he...he...he.......
untuk urusuan kpal selam memang sangat rahasia,bhkan rahasia d atas rahasia,bppt tau dri mana,,,?bhkan tni sndirpun kalau d tanxa soal kpl selam,pasti g mw ngaku.skrg tni punya 2 ks.itupun bukan dua ekor.tpi 2 cakra n 2 nanggala.
BalasHapusYa wajarlah rapuh kalau mau belanja alutsista DPR meradang kalau gak di kasih duit ya gak setuju gituloh bro negara ini bukannya gak bisa beli tapi kalau beli melalui DPR tapi DPR untuk meng goalkan kasih duit ke DPR ya itulah by: adrian kalibata city herbras 02/CU
BalasHapusKurang tuh kalau cuman 9 kapal selam, menurut saya biar kepala BPPTnya aja suruh ngawasin bawah laut indonesia dr aceh, pulau nipah, sktr pulau nias, sumatera, sktar selat sunda, sktr lau jawa bgian utara dan bagian selatan, skitar bagian barat, bagian selatan, bagian timur dan bagian utara dari propinsi kalimantan, bagian utara, barat, selatan, pulau bali,NTT, NTB, bagian utara, selatan, timur,barat dr pulau papua, dan kepulauan2 lain sktr pulau papua, halmahera,sulawesi, gorontalo, jadi utk ngatasi main keroyok di jaman sekarang, gak cukup cuman 9 biji, kapal selam juga perlu menghindar stelah melakukan serangan.
BalasHapusapa kalian gomong ,selama besutan harto masih berkuasa , jangan harap mengharap kapal selam ! " kita bicara jujur ,india di bidang alutsista yalip nkri di ahir pemerintahan para pejuang angkatan 45 !! " iyaaa..toh, sekarang tahu sendiri kilo class sudah hampir di tangan di cancel ," modar" si buya gak waras, di kasih pinjaman lunak lagiii..gak tahu diri dengan alasan tot markotot gak jellas pilih changbogo class milik jerman !! " ruyam dah aslinya proyek , di bungkus rapi supaya seyap proyek alaa hambalang !!!
BalasHapusGomong itu apA ya?
BalasHapusGomong itu boLer ngBoat teLER, ano yang di pakai boler.
HapusBikin kapal selam ukuran 15m dan 22m. Haduh, kelas chang-bogo aja kelasnya anjing kampung. Lah ini kapal selam mini, kelasnya kelas kucing kampung kayaknya ya? Cuma bisa buat lawan nelayan ama hiu karang. Hahahahahahahaha :D
BalasHapusJangan remehkan kapal selam mini bro... Korut aja punya banyak,sdh bikin pusing korsel,iran,india pun demikian. Dengan kemampuan angkut torpedo terbatas sdh bisa bikin kapal perang lawan yg notabene lebih besar saat hendak menyusup ke pantai dah mikir berkali2,belum lagi kemampuan penyusupan pasukan khusus ke wilayah pantai lawan lebih aman ketimbang di permukaan atau dari udara. US navy pun punya kasel tersebut yg sering digotong ma kasel nuklir.
BalasHapusYANG NAMANYA KAPAL SELAM GAK TAU UKURANNYA KECIL,SEDANG,BESAR,KONVENSIONAL ATAU NUKLIR,SEMUA TETAP SILENT KILLER ATAU PEMBUNUH SENYAP. SEJARAH SDH MEMBUKTIKAN SMPAI SKRG,GIMANA HEBATNYA KAPAL2 SELAM JERMAN U-BOAT SDH BIKIN KALANG KABUT DAN RUGI BESAR PASUKAN SEKUTU.SEMAKIN BANYAK ARMADA KAPAL SELAM SEBUAH NEGARA LAUTAN KAYAK RI,MAKA EFEK DETERENCENYA SEMAKIN BESAR BUAT LAWAN YANG MAU BIKIN RESEK. JUMLAH IDEAL YANG MENURUT SAYA COCOK SEKITAR 25UNIT,DIMANA TIAP PULAU TERBESAR (JAWA,SUMATRA,KALIMANTAN,SULAWESI,PAPUA) DIKAWAL MASING2 5UNIT,TERMASUK 3 JALUR ALKI NYA. BUAKNNYA 9 UNIT,ITU MAH CMA BUAT JAGA PULAU JAWA AJA...
BalasHapusDari seorang teman yg juga termasuk ahli di bidang teknology kapal selam, bahwa Institusi pemerintah di bidang penelitian itu sdh lama menye
BalasHapuslenggarakan semacam musyawarah atau tukar pendapat perihal teknologi kapal selam beberapa tahun berselang.
Teman saya kecewa, karena ternyata musyawarah itu sampai skrg tidak berbuah apa2 just ngemeng2 doang trus bagi2 "envelope" dan itu di ambilkan dari anggaran yg sdh di ajukan setahun sebelumnya.
Kekecewaan muncul dari teman saya, karena yg hadir hanya sedikit yg mempunyai ilmu teknology kapal selam, bahkan ada peserta yg blaaasss babar siman alias nol putul pengetahuannya perihal teknology tsb, karena dia adalah seorang profesional di luar lingkup bahasan ilmu kapal selam.
Kesimpulannya, ya cuma bagi2 duit dinas, dg mengadakan pertemuan ilmiah.........
Jadi mohon maaf bagi anggota PP2A pemandu sorak pemerintah, kalau komen saya blak2-an.
Mungkin prinsip anggota PP2A berlaku, apapun yg dilakukan pemerintah itu "bagus" dan " honesty" nggak ngertio.....di apusi..........
Ini "Boleroes11" heh, opo abamu, he...he....he......
Komen mu itu masih kata teman boler tanpa bukti belum blak blakan masih bal balan alias over cangkem!!!!
BalasHapusBuat "Boleroes11" komen ano anggota PP2A jam 09.28 itu menunjukkan profile "dungu" asal komen ngajak suloyo.
BalasHapusBukti sdh ada, sampai sekarang nggak ada itu "Sub Midget" rancangan petinggi institusi atau lembaga penelitian yg sdh berlayar di bawah laut kita. Yg ada hanya omomng-omong adu kepinteran diatas kertas sambil menghabiskan anggaran.
Hal ini yg di bela dan didukung mati2-an oleh anggota PP2A jam 09.28. Yg komen rendahan dan tanpa dapat menulis dg sopan karena pribadinya maaf memang dari golongan "urakan" alias " uncontrol guys".
Saya tidak akan melayani komen kasar dan rendahan, maaf......
Ini "Boleroes11" heh, opo abamu....he....he...he......
Opo yo hasil penelitian harus lapor ke sampean boler???
BalasHapusApa komen mu ndak kasar boler suka menghina?
BalasHapusYang jadi pertanyaan, Daya selam midget mampu gak menyamakan daya selam scorpene atau pun kelas kilo ???
BalasHapus