Pages

Senin, Maret 17, 2014

Penutupan Latihan Menembak Sniper Pasmar-2




PURWAKARTA-(IDB) : Komandan Pasmar-2 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Denny Kurniadi, S. Mn. secara resmi menutup latihan menembak sniper Pasmar -2, di desa Kutamana, Kecamatan Sukasari, Purwakarta,Jawa Barat, Kamis (13/03/2014).


Dalam amanatnya Komandan Pasmar-2 mengatakan bahwa upacara penutupan latihan ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya seluruh rangkaian kegiatan latihan menembak sniper Pasmar-2 tahun 2014 yang dimulai sejak tanggal 6 s.d 13 Maret 2014 dengan tertib, aman dan lancar sesuai dengan rencana.





Lebih lanjut, Komandan Pasmar-2 juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh penyelenggara, pelatih, pendukung dan peserta latihan, yang telah melaksanakan latihan dengan serius dan sungguh-sungguh sehingga mencapai hasil cukup memuaskan sesuai sasaran yang diharapkan untuk mencapai profesionalisme prajurit Korps Marinir.





Sebelum acara penutupan, Komandan Pasmar-2 beserta rombongan diantaranya Kaspasmar-2 Kolonel Marinir Yuniar Ludfi, dan Para Asisten Kaspasmar-2, serta Dankolak/Satlak Pasmar-2 disuguhi dengan demo menembak sniper dan uji caver/samaran oleh para penembak runduk Pasmar-2 tersebut. Tidak hanya menyaksikan kemampuan dan keterampilan para peserta latihan, rombongan juga berkesempatan merasakan menembak dengan menggunakan senjata sniper. 




Sumber : Kormar

Tahun Ini AL AS Mulai Pakai Senjata Laser

WASHINGTON-(IDB) : Pengembangan senjata perang tak lagi mengadopsi amunisi konvensional seperti peluru, meriam, atau sejenisnya. Senjata yang dipertontonkan pada film seperti Star Wars sebentar lagi bukan sekadar gigitan jari. Senjata itu kini semakin nyata.

Melansir Ubergizmo, Rabu 19 Februari 2014, Angkatan Laut Amerika Serikat (U.S Navy) dilaporkan mempersiapkan senjata laser untuk melengkapi persenjataan kapal USS Ponce pada tahun ini.

Ya, senjata laser. Meski masih tahap prototipe, teknologi ini sejatinya telah berevolusi. Di tangan militer AS, teknologi laser digunakan untuk memperkuat kekuatan dalam peperangan.

Selain adopsi teknologi laser, Angkatan Laut AS juga sedang merencanakan uji coba prototipe rail gun (senjata berbasis elektromagnetik). Senjata canggih ini akan mulai diinstal di kapal pada tahun 2016 mendatang.

Menghemat

Program Manager Sistem Senjata dan Energi Listrik Langsung Naval Sea Systems Command, Kapten Mike Ziv mengatakan, teknologi laser secara mendasar mengubah cara militer berperang.

Dengan adanya senjata berbasis laser, maka militer kini dapat meninggalkan artileri konvensional seperti meriam maupun bom rudal canggih, militer kini bersiap menggunakan laser maupun rail gun. Keuntungan adopsi senjata baru ini adalah lebih murah dari bom maupun misil.

Laser akan dimanfaatkan untuk menargetkan serangan asimetris, misalnya serangan kapal selam maupun pesawat udara. Angkatan laut AS menganggap ancaman tersebut sebagai ancaman yang potensial di Teluk Persia, di mana kapal USS Ponce dikerahkan.


Berikut liputan videonya :




Sumber : Vivanews

Prajurit Marinir TNI AL Ikuti Upacara Alih Kodal PPRC TNI




MALANG-(IDB) : Sedikitnya dua ratus delapan puluh prajurit Korps Marinir TNI AL dibawah pimpinan Letkol Marinir Agus Gunawan Wibisono mengikuti upacara Alih Komando dan Pengendalian (Kodal) Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Pangkalan Udara Abd. Saleh Malang, Kamis (13/03/2014).


Selain melibatkan prajurit Korps Marinir, beberapa material tempur Korps Marinir juga turut digelar diantaranya, 2 unit Tank Amfibi BMP-3F, 1 unit Roket Multi Laras RM-70 Grad, 1 pucuk meriam Howitzer 105 mm dan beberapa material tempur yang dipakai prajurit Infanteri maupun Taifib.



Alih Kodal PPRC TNI dari Panglima Divisi-1 Kostrad Mayjen TNI Daniel Ambat kepada Panglima Divisi-2 Kostrad Mayjen TNI Agus Kriswanto dengan inspektur upacara Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko tersebut dihadiri Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Pangkostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo, Asops Kasal Laksda TNI Didit Herdiawan, Pangarmabar Laksda TNI Arief Rudianto, Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono, Dankormar Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington, Dankorpaskhas Marsda TNI Harpin Ondeh, Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul dan beberapa pejabat tinggi TNI.



Dalam amanatnya, Panglima TNI mengatakan tuntutan dan tantangan yang tinggi pada akhir-akhir ini bagi pertahanan menunjukkan kecenderungan akan terus meningkat dan berlanjut. Apapun resiko dan situasinya, TNI harus terus menjaga kesiapsiagaan dan meningkatkan kemampuan untuk merespon pilihan-pilihan dari berbagai skenario baik yang bersifat nasional, regional maupun global. Berkaitan dengan hal tersebut, maka alih kodal PPRC TNI dilaksanakan dalam lintas waktu reguler yang telah ditetapkan.


Kepada Panglima Divisi-2 Kostrad, Panglima TNI memerintahkan agar melaksanakan tugas dan mengikuti perkembangan yang terjadi sebagai dasar dalam menyusun strategi guna menghadapi setiap skenario yang mungkin terjadi.

 


“Dalam mengemban tugas PPRC TNI, harus memegang prinsip cepat dalam manuver, tepat dalam menghitung kemampuan dan batas kemampuan untuk mencapai sasaran serta singkat dalam mengeploitasi kekuatan,” tegasnya.


Sebelum mengakhiri amanatnya, Panglima TNI mengharapkan agar melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan membangkitkan energi positif dalam membangun komunikasi antar prajurit dengan masyarakat serta menghindari sikap-sikap primitif yang dapat mencederai kredibilitas TNI terutama di tengah situasi sensitif menjelang Pemilu 2014.




Usai upacara, Panglima TNI didampingi para Kepala Staf Angkatan dan pejabat tinggi TNI melakukan inspeksi material PPRC TNI dari ketiga Matra.




Sumber : Kormar

PT. Dahana Bersaing Ketat Dengan Produsen Terbesar Dunia

SUBANG-(IDB) : PT Dahana (Persero) merupakan BUMN yang bergerak di industri strategis. BUMN yang bermarkas di Subang, Jawa Barat ini, mampu memproduksi berbagai jenis bahan peledak untuk keperluan industri dan militer.

Pada tahun 2013, perseroan mampu memproduksi 56.000 ton bahan peledak berbagai jenis untuk keperluan industri. Padahal kebutuhan bahan peledak untuk industri tambang di dalam negeri saja mencapai 300.000 ton per tahun.

Untuk memasok bahan peledak di dalam negeri, Dahana harus bersaing ketat dengan produsen bahan peledak nomor 1 dan 2 di dunia, asal Amerika Serikat (AS) dan Australia yakni Orica dan Dyno. Para produsen bahan peledak kelas dunia ini merupakan pesaing terberat PT Dahana.

"Kita kuasai pasar 1/6 di Indonesia. Kita hadapi raksasa dunia. Pemain di sini perusahaan bahan peledak nomor 1 dan 2 di dunia. Orica nomor 1 dunia yakni dari Australia dan AS. Gedenya 100 kali Dahana. Nomor 2 itu, Dyno dari AS. Mereka kuasai tambang besar di Indonesia," kata Direktur Utama Dahana Harry Sampurno pada acara diskusi di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (14/3/2014).

Dahana berhasil menjadi pemasok bahan peledak untuk PT Adaro Energy Tbk. Sedangkan perusahaan tambang raksasa asing di Indonesia masih dikuasai produsen bahan peledak dunia.

Lini bisnis Dahana antara lain explosive manufacturing dan drilling and blasting. Untuk produksi bahan peledak (explosive manufacturing), produk yang dijual dan dihasilkan antara lain dayagel sesmic, dayagel series, dayadet electric, daya prime, bomb P-10, shaped charged hingga blast effect bomb. Produk terlaris Dahana adalah dayadet electric dan dayaprime.

Pada tahun 2013, perseroan meraup pendapatan Rp 1 triliun dan laba bersih senilai Rp 60 miliar. Sedangkan pada tahun 2014, Dahana menargetkan meraup laba bersih sebesar Rp 70 miliar dan pendapatan senilai Rp 1,1 triliun.

Perseroan pada tahun 2014 berencana membidik 6 proyek pertambangan besar. Dahana berencana menjadi pemasok utama untuk bahan peledak dari 6 lokasi pertambangan. Tambang yang dibidik adalah batu bara dan emas. Untuk ekspansi bisnis tersebut, Dahana harus bersaing ketat dengan Orica dan Dyno.

"Misal Kasongan Bumini Kencana. Dia perusahaan tambang emas. Terus ABN groupnya Toba untuk tambang batu bara. Ke-3 dia Kapuse dia Malinau Kalimantan Utara, ke-4 MBO di Malino. Malino punya batu bara kalori tinggi. Ke-5 konstruksi di Pulau Seram. Tambang emas bukit bitu Banyuwangi," sebutnya.

Minimal setiap 1 tender memiliki nilai proyek US$ 15 juta hingga US$ 20 juta. Untuk mendukung proses peledakan pertambangan, Dahana biasanya mendirikan On Site Plant di dekat lokasi tambang.

"Produksi 63.000 ton-65.000 ton bahan peledak. Dengan syarat 6 proyek menang. Tahun lalu kita produksi 56.000 ton," jelasnya.

Perseroan pada tahun 2014 mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 140 miliar. Angka ini untuk mendukung tender-tender pertambangan yang dimenangkan Dahana.

"Investasi Rp 140 miliar. Itu tergantung proyek yang dimenangkan. Kita bangun on side plant, ada alat berat. Itu disesuaikan dengan penjualan kita," katanya.
 

Ekspor Ke ASEAN Dan Australia 

Produk bahan peledak PT Dahana (Persero) tak hanya dipakai di dalam negeri. BUMN pemasok dan penjual produk bahan peledak ini juga mengekspor produknya ke Australia, Asia Tenggara, hingga ke Timur Tengah.

"Ekspor kita masuk ke Australia. Terus kita ekspor ke negara ASEAN seperti Filipina, Malaysia, Thailand dan Myanmar," kata Direktur Operasi Dahana dalam diskusi di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (14/3/2014).

Produk bahan peledak yang dijual untuk pasar ekspor antara lain cartridged emulsion, detonator dan booster. Untuk pasar luar negeri, Dahana mampu menjual bahan peledak hingga 80.000 pieces per tahun.

"Kita ekspor rata-rata 3 bulan sekali sebanyak 20.000-80.000 pieces. Meliputi, cartridged emulsion, detonator dan booster. Kita kirim rata-rata 2 kontainer per 3 bulan. Setahun ada 4 kali pengiriman. Jadi totalnya senilai US$ 480.000 per tahun.

Pada tahun 2014, BUMN bahan peledak yang bermarkas di Subang Jawa Barat ini berencana membidik pasar Kamboja dan memperluas pasar di Australia.

Agung menuturkan, Australia merupakan negara yang memiliki banyak pusat pertambangan. Untuk rencana di Australia ini, Dahana tidak bersaing dengan produsen bahan peledak kelas dunia. Alasannya, Dahana membidik tender bahan peledak di bawah 1.500 ton, yang nilai tender ini jarang dibidik oleh produsen bahan peledak dunia.

"Kita sedang masuk ke Australia. Tambang di Australia besar. Dia punya perusahaan handak (bahan peledak) dunia tapi untuk pasar kecil nggak diambil. Maka kita gerilya di sana," sebutnya.

Jika tender berhasil dimenangkan, Dahana akan mendirikan on site plant di lokasi tambang Australia. On site plant merupakan pabrik bahan peledak kecil milik Dahana yang dibangun di dekat lokasi pertambangan.




Sumber : Detik

Lanud Rembiga Mataram Gelar Hanlan

MATARAM,-(IDB) : Berdasarkan informasi dari intelijen ada sekelompok separatis bersenjata yang akan menguasai dan menggeser patok-patok asset milik TNI AU di AWR Rambang.berbekal informasi tersebut seluruh personel Lanud Rembiga dibawah kendali Komandan Lanud Rembiga Letkol Pnb Arief Hartono, yang diwakili oleh Kadisops Lanud Rembiga Mayor Lek Agus Budi P, ST, segera mengatur strategi guna mempertahankan AWR Rambang dan langsung terjun ke areal tersebut untuk segera melakukan “operasi patok” yang akan digeser oleh sekelompok orang-orang tersebut. Jumat (14/3)


Dalam proses penyergapan dan penyisiran gerombolan separatis bersenjata diareal tersebut personel militer Lanud Rembiga dibagi menjadi 2 peleton, peleton pertama masuk dan menyisir melalui wilayah pantai dan peleton ke dua masuk melalui perkebunan kelapa. Seketika mungkin pos AWR Rambang dan asset dapat dikuasai kembali dan para pemberontak dapat dilumpuhkan.setelah melalui kontak tembak yang cukup sengit.


Kegiatan tersebut merupakan bagian dari skenario yang dibuat dalam kegiatan Latihan Pertahanan Pangkalan (Hanlan) yang dilaksanakan oleh seluruh personel militer Lanud Rembiga. Latihan Pertahanan Pangkalan ini, bertujuan untuk mengasah kemampuan personel Lanud Rembiga dalam Perebutan dan Pertahanan Pangkalan. 

Selain itu juga untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapan personel dalam menghadapi tindakan-tindakan anarkis yang mengacam keamanan Lanud Rembiga dan disekitarnya. Disamping itu untuk melatih dan mengetahui sejauhmana kemampuan personel Lanud Rembiga dapat menguasai dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.


Latihan pertahanan pangkalan ini merupakan aplikasi dari program kerja dan anggaran Lanud Rembiga bidang Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Tahun Anggaran 2014 , Latihan ini juga bertujuan untuk membina, memelihara dan meningkatkan kemampuan personel Lanud Rembiga baik perorangan dan beregu. 

Selain itu, latihan ini juga untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekompakan personel Lanud Rembiga, dan yang utama personel juga dapat mengetahui titik titik rawan serta batas-batas aset TNI AU Lanud Rembiga. Dengan adanya latihan ini, diharapkan kemampuan personel Lanud Rembiga dalam pelaksanaan pengamanan dan pertahanan pangkalan dapat dilaksanakan dengan baik dan profesional.




Sumber : TNI AU

Sekilas Mengenai BTR-4 Calon Ranpur Marinir

ARTILERI-(IDB) : Korps Marinir TNI AL segera akan diperkuat dengan 5 unit kendaraan lapis baja Bronetransporter 4 atau BTR-4 buatan Ukraina.



BTR-4

Seperti yang telah diberitakan, agen ekspor impor persenjataan Ukraina "SpetsTechnoExport" telah memenangkan tender pembelian kendaraan lapis baja untuk keperluan Korps Marinir dengan menawarkan BTR-4 yang diproduksi oleh Biro Desain Kharkiv Morozov Machine Building (KMDB) Ukraina.
 

Kontrak ini masih merupakan langkah awal dari program pembelian kendaraan lapis baja Korps Marinir. Jika kontrak sudah terlaksana, 50 kendaraan serupa juga akan dibeli. Juga perlu dicatat bahwa kemenangan Ukraina atas tender BTR-4 merupakan hasil kerja keras dan perjuangan panjang untuk menyisihkan kompetitor berat mereka yaitu eksportir dari Rusia.
 

Sejak era 60-an, sistem senjata yang menjadi pilihan Korps Marinir sebagian besar berasal dari Eropa Timur, termasuk kendaraan lapis baja yang terbaru yaitu BVP-2 dan BMP-3F yang masing-masing berasal dari Slovakia dan Rusia. Selain itu, Korps Marinir juga memiliki kesan mendalam pada sosok kendaraan lapis baja beroda 8x8, sebut saja BTR-80A yang dimpor dari Rusia, meskipun hanya dimiliki 12 unit, tapi BTR-80A sangat andal dalam mendukung misi batalyon mekanis TNI dalam kontingen pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
 
BTR-4
 

BTR-4
BTR-4 adalah kendaraan lapis baja angkut personel beroda 8x8 yang dirancang oleh Biro Desain Kharkiv Morozov Machine Building (KMDB), yang mana adalah perusahaan swasta Ukraina. Prototipe BTR-4 pertama kali diperkenalkan saat pameran Aviasit 2006 yang diadakan di Ukraina pada bulan Juni 2006.






BTR-4 cocok digunakan oleh pasukan reaksi cepat dan Korps Marinir. Kendaraan tempur yang mampu mengangkut hingga 10 tentara (termasuk awak) ini didesain untuk dioperasikan di jalan dan lintas negara dalam iklim yang ekstrem dan cuaca buruk baik siang maupun malam dengan kisaran suhu -40 sampai +55 derajat Celcius.
 
Persenjataan
 

BTR-4
Dalam konfigurasi standar, BTR-4 dilengkapi dengan stasiun senjata GROM yang terdiri dari senjata 30 mm dengan 360 putaran, peluncur granat otomatis 30 mm dengan 150 putaran, senapan mesin 7,62 mm dengan 1.200 putaran dan 4 peluncur rudal anti tank Konkurs dan Baryer. 

Selain dilengkapi dengan stasiun senjata GROM, BTR-4 juga dapat dilengkapi dengan stasiun senjata Shkval atau BAU 23x4. Modul Shkval terdiri dari senjata 30 mm dengan 360 putaran, peluncur granat 30 mm dengan 150 putaran, senapan mesin 7,62 mm dengan 2.000 putaran dan dua rudal anti-tank Konkurs atau Baryer. 

Sedangkan BAU 23x2 terdiri dari dua senjata otomatis 23 mm dengan 400 putaran dan satu senapan mesin 7,62 mm dengan 2.000 putaran.



Desain Dan Perlindungan
 

BTR-4 berdimensi panjang 7,65 m, lebar 2,9 m, tinggi 2,93 m dan dan berbobot 17,5 ton. Tata letak kendaraan ini mirip dengan kendaraan lapis baja Pandur (Austria), Piranha (Swiss), dan Patria AMV (Finlandia) - pengemudi dan komandan duduk di depan lambung, mesin di tengah, pasukan berada di belakang. Pasukan keluar-masuk melakui pintu belakang.



Lambung BTR-4 terdiri dari tiga kompartemen yaitu kompartemen depan yang merupakan stasiun mengemudi, kompartemen tengah sebagai 'powerplant' kendaraan, dan kompartemen belakang yang merupakan kompartemen personel.



BTR-4 inside



BTR-4 versi standar menawarkan perlindungan balistik terhadap senjata api kaliber menengah. Juga dapat dilengkapi dengan add-on armour, yang akan memberikan perlindungan yang lebih optimal. Kendaraan ini memiliki desain perlindungan modular. BTR-4 terlindung dari senapan mesin 7,62 mm dari jarak berapa pun. 
Selain itu, set perlindungan tambahan juga dapat dipasang tergantung kondisi operasi. Misalnya untuk kondisi perkotaan, ditambahkan set perlindungan khusus untuk meningkatkan perlindungan terhadap peluncur granat dan ranjau. Sedangkan untuk penggunaan di daerah terbuka, ditambahkan perlindungan balistik dari amunisi kaliber hingga 30 mm.
 
Mobilitas Dan Aksesoris
 

BTR-4 bisa mengadopsi beberapa jenis mesin. Namun standar BTR-4 menggunakan mesin diesel 3TD two-stroke buatan Ukraina, dengan daya maksimum 500 hp (juga tersedia 600 hp). Memberikannya kecepatan maksimum dan jangkauan  masing-masing 110km/jam dan 690 km. Salah satu mesin lain yang bisa dilengkapkan pada BTR-4 adalah mesin diesel DEUTZ 4-stroke. Sedangkan untuk operasi amfibi, kendaraan ini didukung oleh waterjet.
 

BTR-4 dilengkapi dengan sistem perlindungan dari bahaya nuklir, biologi dan kimia (NBC). BTR-4 sepenuhnya kendaraan amfibi, didorong didalam air dengan dua baling-baling yang terpasang di sisi belakang lambung. Sedangkan pengemudinya dilengkapi dengan sistem visi siang dan malam
 
Varian



KMDB juga sudah dan sedang mengembangkan beberapa varian dari BTR - 4. Diantaranya:

  • BTR-4K. Kendaraan pos komando dengan perlengkapan komunikasi modern, tujuh awak dan berbobot 20 ton.
  • BTR-4Ksh. Kendaraan komando dan staf dengan bobot 18 ton.
  • BRM-4K. Kendaraan pengintai dengan enam awak, lengkap dengan peralatan intai dan berbobot 20,7 ton.
  • BREM-4K. Kendaraan repair and recovery lengkap dengan crane dan winch yang diawaki oleh 4 personel.
  • BSEM-4K. Kendaraan ambulan dengan bobot 18,6 ton.
  • MPO-4K. Kendaraan dukungan tempur dengan senjata 120 mm (40 putaran) dan berbobot 21 ton.
  • BTR-4 BAU. Dengan dua senjata 23 mm pada turret. 



Sumber : Artileri

Hercules C-130 TNI AU Modifikasi Cuaca Di Riau

JAKARTA-(IDB) : Kabut asap yang masih menelimuti sebagian wilayah Sumatra dalam 2 bulan terahir khususnya di Provinsi Riau sudah sangat memprihantikan, dengan jarak pandang kurang dari 100 meter saja, sehingga sangat mengganggu aktivitas warga maupun perusahaan penerbangan.


Untuk mengatasi masalah tersebut, TNI Angkatan Udara menerbangkan pesawat C-130 Hercules A-1328 yang sudah dimodifikasi untuk menyemai garam (NaCl) di udara untuk memodifikasi hujan buatan. Garam (NaCl) yang akan dibawa untuk disebar di Provinsi Riau sebanyak 5 Ton. Jum’at (14/3).


Pesawat C-130 Hercules A-1328 dipiloti Mayor Pnb. Ridwan dan Mayor Pnb. Chandra tersebut menempuh rute Halim Perdanakusuma, Pekanbaru, Palembang dan kembali Ke Lanud Halim Perdanakusuma.


Kabut asap di Riau diakibatkan oleh pembakaran lahan/hutan baik oleh warga maupun perusahaan-perusahaan perkebunan yang beroperasi di Riau.


Terkait dengan hal tersebut, TNI juga menggelar apel kesiapan melibatkan 1500 personel TNI yang dipimp[in Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko di Lanud Halim Perdanakusuma, Sabtu (15/3), yang akan dikirim ke Pekan Baru untuk bergabung dengan personel yang sudah ada untuk membantu pemandaman api.


Satu Brigade TNI (1500 Personel) terdiri dari 2 Batalyon TNI AD, 1 Batalyon Marinir dan 1 Batalyon Paskhas.


Kabut asap saat ini sudah menyebar ke wilayah Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi maupun Sumatra Selatan. TNI akan terus berlanjut untuk memdamkan kebakaran hutan di wilayah Riau, baik melalui mekanisme hujan buatan maupun melalui pasukan darat.




Sumber : TNI AU

Bisakah Crimea Memicu Perang Dunia III...???

CRIMEA-(IDB) : Ketegangan yang terus meningkat di Ukraina, lebih khusus lagi di Semenanjung Crimea menjelang referendum yang akan digelar Minggu (16/3/2014) terus meningkat. Berbagai manuver politik dan militer kedua Barat dan Rusia terus terjadi dan semakin memanaskan situasi.


Serentetan negosiasi untuk mengakhiri ketegangan politik yang dilakukan AS, Uni Eropa dan Rusia selalu berujung kegagalan. Puncaknya saat Rusia menggunakan hak veto-nya untuk menggagalkan rencana resolusi DK PBB yang mengecam referendum Crimea.


Di sisi lain, kedua pihak terus menyusun kekuatan militernya. NATO mengirimkan sejumlah pesawat tempur dan pesawat pengintai AWACS ke negara-negara Baltik. Sementara AS menggelar latihan militer di darat dengan Polandia dan di Laut Hitam bersama Bulgaria dan Romania.


Sebelumnya, Rusia bahkan menggelar latihan militer besar-besaran di wilayah barat negeri itu yang berbatasan dengan Ukraina. Selain itu, Rusia juga mengirim belasan jet tempur Sukhoi Su-27 ke Belarus yang bertetangga denganUkraina.  Bahkan dikabarkan puluhan prajurit Rusia kini sudah menduduki sebuah desa di wilayah Ukraina.


Pertanyaannya, apakah ketegangan politik dan militer ini akan berujung pada sebuah perang baru? Atau pertanyaan lebih ekstrem adalah apakah wilayah sekecil Crimea bisa memicu Perang Dunia III?


Crimea dari segi wilayah yang hanya 26.100 kilometer persegi dan penduduk hanya dua juta jiwa memang hanyalah wilayah kecil di pojok barat daya Ukraina. Namun, jika kita menengok sejarah dunia dalam 100 tahun terakhir, dua perang dunia yang berpusat di Eropa, dipicu dari sebuah negara atau wilayah yang kecil.


Kita tengok Perang Dunia I (1914-1918). Perang yang banyak disebut “perang yang akan mengakhiri semua perang” itu merupakan sebuah konflik bersenjata paling masif pertama di dunia.  Secara total melibatkan 14 negara dan mengakibatkan 40 juta orang tewas.


Perang ini dimulai dengan pembunuhan Archduke Franz Ferdinand dari Kekaisaran Austro-Hongaria  pada 28 Juni 1914 di Sarajevo, Bosnia-Herzegovina.  Pembunuh sang pewaris tahta Austro-Hongaria itu adalah Gavrillo Princip seorang pemuda Serbia-Bosnia.


Gavrillo Princip, yang gagal bunuh diri usai membunuh Franz Ferdinand, akhirnya ditangkap dan diadili. Di pengadilan dia mengaku menjadi bagian gerakan Pan-Slavia yang bercita-cita mendirikan negara untuk etnis Slavia. Di wilayah Austro-Hongaria banyak tinggal warga beretnis Slavia, sehingga dengan pembunuhan ini memicu gerakan anti-Slavia yang kemudian menjadi gerakan anti-Serbia.


Sementara itu, pembunuhan Franz Ferdinand itu membuat Austria-Hongaria gusar dan memberi ultimatum selama 48 jam kepada Kerajaan Serbia untuk memberi izin para penyidik Austria-Hongaria  menyelidiki pembunuhan itu.  


Meski Kerajaan Serbia memenuhi semua tuntutan Austro-Hongaria soal penyidikan pembunuhan Franz Ferdinand, namun tetap saja tidak memuaskan pihak Austro-Hongaria tidak puas. Sebab,  hubungan politik Austria-Hongaria dan Serbia sudah memburuk ketika pada 6 Oktober 1908, Austro-Hongaria menganeksasi Bosnia-Herzegovina.

Meski saat itu perang bisa dicegah setelah Pakta Berlin ditandatangani yang isinya mengakui Bosnia-Herzegovina sebagai bagian dari Austro-Hongaria, namun kekaisaran itu tetap "gatal" ingin menyerbu Serbia.  


Sehingga, pembunuhan Franz Ferdinand ini akhirnya bisa menjadi pembenar  dan alasan bagi Austro-Hongaria untuk mengirimkan pasukannya untuk menyerbu Serbia pada 28 Juli 1914. Invasi ke Serbia ini kemudian membuat Rusia, Inggris, dan Perancis menyatakan perang terhadap Austro-Hongaria yang saat itu sudah bersekutu dengan Jerman.


Sejarah mencatat, tepat satu bulan setelah pembunuhan Franz Ferdinand, Perang Dunia  I akhirnya pecah dan baru berakhir empat tahun kemudian setelah mengakibatkan 40 juta orang, militer dan sipil, tewas.


Begitulah, Serbia dan Bosnia-Herzegovina yang nota bene adalah negara kecil “sukses” menyeret negara-negara besar melakoni sebuah perang besar. Situasi yang mungkin sama dengan Crimea saat ini, sebuah wilayah kecil, berpenduduk kecil, namun sarat kepentingan negara-negara besar.




Sumber : Kompas