Pages

Selasa, Agustus 27, 2013

TNI AL Dan Royal Australia Navy Gelar CASSOEX 2013

DARWIN-(IDB) : Dua kapal perang jajaran Koarmatim yaitu KRI Hiu-634 dari Satuan Kapal Cepat dan KRI Kakap-811 dari Satuan Kapal Patroli Koarmatim melaksanakan Latihan Bersama (Latma) Cassowary Exercie (Cassoex) tahun 2013 di Darwin, Australia.

Cassoex merupakan program kerja sama latihan antara TNI Angkatan Laut dengan Royal Australian Navy, yang diselenggarakan rutin setiap dua tahun sekali dengan melibatkan unsur-unsur dari kedua negara. Kerja sama tersebut untuk menciptakan kawasan perairan yang terkendali serta membina kerja sama yang positif antara Indonesia dan Australia, kususnya TNI AL dan RAN.

Angkatan Laut kedua negara sama-sama memliki tugas untuk memelihara stabilitas keamanan perairan wilayah teritorial masing-masing. Sebagai tindak lanjut kerja sama dalam memelihara kawasan laut yang terkendali di perairan Indonesia dan Australia tersebut, unsur-unsur TNI AL dan RAN tahun ini menggelar kegiatan latihan bersama dengan sandi “CASSOEX 2013”.

Komandan KRI Hiu-634 Mayor Laut (P) Iwan Ridhwan, S.E. selaku Komandan Satgas Cassoex 2013 menghadiri pembukaan latihan bersama yang dibuka oleh Captain Stepehen Bowater, Director Maritime Operations Royal Australian Navy di pangkalan angkatan laut Australia HMAS Coonawarra Darwin, Senin (26/8). Acara dihadiri oleh anggota masing masing unsur yang mengikuti latihan dan turut hadir Konsul RI di Darwin Bapak ADE PADMO SARWONO serta Comander of Sea Traning  Comander John Navin.

Dalam latihan ini, TNI-AL menerjunkan dua kapal perang yaitu KRI Hiu-634 dengan Komandan Mayor Laut (P) Iwan Ridhwan, S.E. dan KRI Kakap-811 dengan Komandan Mayor Laut (P) Nurul Muclis. Sedangkan Australia mengeluarkan dua kapal perang jenis patroli dan penyapu ranjau yaitu HMAS WOLONGONG dengan Komandan LCDR MICHAEL MILLER  dan HMAS HUON dengan Komandan LCDR JAYCE HUTCHINSON.

Latihan dimulai pada hari Senin tanggal 26 Agustus 2013 dan berakhir pada Minggu tanggal 1 September 2013 di perairan perbatasan kedua negara. Adapun latihan meliputi pemeriksaan kapal di laut, latihan formasi, pencarian orang jatuh di laut, penembakan senjata ringan, RAS, dan latihan manuver dan plot posisi. 






Sumber : Koarmatim

Percepatan Modernisasi Alutsista Diharap Bisa Mulai 2014

JAKARTA-(IDB) : Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq memprediksi dalam 20 tahun ke depan tidak akan ada perang militer secara terbuka. Sementara, menurut dia, Indonesia kini dihadapkan pada ketegangan di regional.

"Dalam buku putih kita diproyeksikan tidak ada perang militer terbuka," kata politisi PKS ini saat menghadiri Rapat Paripurna pengambilan keputusan soal persetujuan Panglima TNI yang baru Jenderal TNI Moeldoko, menggantikan Laksamana Agus Suhartono yang memasuki masa pensiun Agustus ini.

Karena itu, ia berharap, ide percepatan belanja modal dan modernisasi alutsista TNI bisa dilakukan mulai 2014. "Ke depan, bisa saja terjadi suatu waktu, China atau Jepang bisa terlibat konflik militer terbuka. Walaupun kita tidak terlibat langsung, pasti kita kena imbasnya," cetusnya.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN Muhammad Najib berharap Panglima TNI yang baru tetap dapat mempertahankan meritokrasi. "Ini sebagai ciri dari tentara modern. Hanya tentara yang yang terbaiklah yang muncul ke permukaan," katanya.

Ia juga berharap ada semangat menghidupkan industri dalam negeri untuk melengkapi peralatan TNI. "Kita akhirnya akan memiliki kemandirian dalam alutsista dan tidak tergantung pada negara lain," pungkasnya.





Sumber : Jurnamen

Moeldoko : TNI Akan Konsen Pada Program Modernisasi Alutsista

Moeldoko, jenderal yang akan menggantikan Laksamana Agus Suhartono sebagai Panglima TNI, menjamin netralitas militer dalam Pemilu 2014. Ia akan konsen pada program kerja seperti modernisasi alutsista dan peningkatan kesejahteraan prajurit.
JAKARTA-(IDB) : Jenderal TNI Moeldoko menegaskan dirinya akan membawa militer bersikap netral dalam Pemilu 2014. Namun, ia juga meminta pihak mana pun agar tidak menarik-narik militer ke arah politik.


"Seluruh prajurit dalam pesta demokrasi memberikan kontribusi terbaik dan ada pada posisi sangat netral, tidak hanya netral," ujar Moeldoko saat tiba di Kompleks Parlemen Senayan untuk memenuhi undangan Sidang Paripurna DPR, Selasa (27/8).

Moeldoko mengaku akan konsen melanjutkan program kerja di lingkungan TNI ketimbang berpikir soal politik. Di antaranya, modernisasi alutsista, menjaga disiplin personil, dan meningkatkan kesejahteraan prajurit. Program kerja itu akan ia laksanakan segera setelah dilantik menggantikan Panglima TNI Agus Suhartono.

Program modernisasi alutsista memang jadi perhatian Komisi I sebagai pekerjaan rumah bagi Panglima TNI yang baru. Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin mengatakan, Jenderal Moeldoko harus memperhatikan sejumlah item alutsista TNI yang bakal segera didatangkan dari luar negeri.

"Kita akan membeli perlengkapan militer canggih: peluru kendali dari Perancis, pesawat Sukhoi dari Rusia, kapal selam Korea, dan helikopter Apache asal Amerika Serikat. Prajurit TNI harus menguasai teknis penggunaannya, skenarionya untuk perang, dan integrasinya dengan 3 matra yang ada," kata politisi berlatar belakang tentara ini.





Sumber : Jurnamen

Setelah Diparipurnakan DPR, Panglima TNI Segera Diganti

Selasa (27/8), DPR menggelar rapat paripurna dengan salah satu agendanya mengambil keputusan soal penggantian Panglima TNI. Namun, boleh jadi perwakilan DPR tidak akan menghadiri pelantikan itu. Kenapa?

Setelah Diparipurnakan DPR, Panglima TNI Bisa Segera Diganti

JAKARTA-(IDB) : DPR RI, Selasa (27/8) mengadakan sidang paripurna. Salah satu agendanya adalah pengambilan keputusan tingkat II untuk menghentikan secara hormat Panglima TNI Agus Suhartono yang memasuki masa pensiun. Selanjutnya, posisi Panglima TNI akan diisi oleh Moeldoko yang sudah dinyatakan lolos uji oleh Komisi I.

Wakil Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengatakan, setelah diparipurnakan, penggantian Panglima TNI akan disampaikan kepada presiden.

"Dengan demikian, harapan Presiden SBY untuk dapat segera mengangkat Panglima TNI yang baru, sebelum berakhirnya bulan ini, akan terwujud," katanya.

Presiden SBY sendiri direncanakan melantik Panglima TNI yang baru pada Kamis (29/8). Pelantikan itu biasanya dihadiri oleh perwakilan DPR dan Komisi I selaku mitra kerja TNI.

Hanya, kali ini mungkin saja berbeda. Sebab, saat yang sama DPR juga menggelar sidang paripurna dalam rangka hari ulang tahun DPR. 







Sumber : Jurnamen


Marinir Indonesia Amerika Latihan Menembak Bersama


SITUBONDO-(IDB) : Prajurit Korps Marinir TNI AL dari Yontaifib-1 Marinir dan prajurit US MARSOC yang terlibat dalam latihan bersama Lantern Iron 13-1 menggelar latihan menembak di lapangan tembak Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran, Karangtekok, Situbondo, Jatim, Minggu, (25/8/2013).

Latihan menembak yang dipantau langsung oleh Komandan Satgas Latihan Letkol Marinir Edy Cahyanto, Perwira Sops Kormar Mayor Marinir Temmy dan Pasi Ops Kapten Marinir Imam Supriyanto tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknik dan taktik prajurit Taifib dalam menggunakan senjata perorangan.

Dalam latihan menembak yang digelar mulai 21 hingga 25 Agustus 2013 itu menggunakan beberapa jenis senjata, yaitu Pistol, senapan M4, senapan MP5, senapan SS-1, Steyr dan Sniper. Materi menembak diberikan oleh prajurit US MARSOC kepada prajurit Intai Amfibi Korps Marinir berupa teori di kelas dan praktek di lapangan. 

Untuk menembak menggunakan senjata Pistol, senapan M4, senapan MP5, senapan SS-1 dan Styer, materi yang dilatihkan meliputi sikap/posisi dalam menembak, cara pemegangan senjata yang benar dan cara mengatasi senjata yang bermasalah, selain itu juga dilatihkan menembak reaksi.

Sementara itu untuk menembak dengan senjata Sniper, materi yang dilatihkan meliputi sikap/posisi menembak, cara mengatasi senjata bermasalah dan sasaran yang harus ditembak oleh petembak Sniper, selain itu juga dilatihkan cara mengukur kecepatan angin, menentukan arah angin, mengatur elevasi senjata di jarak 100 meter, 200 meter, 300 meter, 400 meter, 500 meter dan 600 meter.

Latihan bersama Marinir Indonesia – Amerika dengan sandi Lantern Iron 13-1 berlangsung mulai 20 Agustus 2013 hingga 6 September 2013 di Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran untuk materi teori dan praktek menembak, dan di Pusat Latihan Tempur Lampon Banyuwangi untuk materi operasi renang rintis (scout swimmer operation), raid amfibi, pengintaian pantai (beach landing technique), sea and jungle survival dan berganda (full mission profile).





Sumber : Kormar

Dankormar Terima Brevet The Royal Thai Army Honorary Parachutist Badge

JAKARTA-(IDB) : Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington menerima brevet The Royal Thai Army Honorary Parachutist Badge dari Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) Thailand General Tanasak Patimapragon, di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Jumat (23/8/2013). 
 
Penyerahan brevet tersebut dilaksanakan saat kunjungan Pangab Thailand ke Mabes TNI yang diterima langsung Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono , S.E. didampingi Kasad, Kasau, Wakasal, para Asisten Panglima TNI, Kapuspen TNI dan Staf Khusus Panglima TNI. Kunjungan tersebut dalam rangka meningkatkan kerjasama antara Indonesia dan Thailand. 


Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyerahkan brevet Tri Media dan Cavalry Wing of the Marine Corps kepada Pangab Thailand, serta menyerahkan brevet Cavalry Wing of the Marine Corps kepada Admiral Yuttana P., General Worapong S., General Surapong S., Lieutenant General Tarnchaiyan S., dan Lieutenant General Bundit. 


Selain Dankormar, brevet The Royal Thai Army Honorary Parachutist Badge juga diberikan kepada Kasum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, S.E, Aster Panglima TNI Mayjen TNI S. Widjonarko, S.Sos., M.M., M.Sc. 





Sumber : Kormar

67 Prajurit Menbanpur-1 Mar Tergabung Satgas SBJ LXII 2013



SURABAYA-(IDB) : Sebanyak 67 Personil Menbanpur-1 Mar yang tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Bakti Surya Baskara Jaya (SBJ) LXII/2013 melaksanakan embarkasi pasukan dan material di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Minggu (25/08/2013)


Usai melaksanakan embarkasi pasukan dan material KRI di KRI dr.Soeharso-990, selanjutnya kapal perang rumah sakit tersebut bertolak dari Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya untuk melakukan perjalanan lintas laut menuju Jakarta.




Prajurit Menbanpur-1 Mar dipimpin Kapten Marinir Achmad Muthohar terdiri dari 30 personel anggota Yonzeni-1 Mar, 10 Personil Yonbekpal-1 Mar, Yonprovos 6 Personil, serta Yonkomlek-1 Mar, Yonangmor-1 Mar dan Yonkes-1 Mar masing-masing 7 personel akan mendukung kegiatan sosial kemanusiaan (SBJ) LXII/2013 meliputi pelayanan kesehatan, renovasi sarana dan prasarana umum, penyuluhan ketahanan nasional dan penyerahan bahan kontak di Lembata, Maumere, Waingapu, dan Labuhan Bajo.


Operasi Bakti SBJ LXII/2013 yang bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan dan BKKBN secara terpadu akan melaksanakan kegiatan sosial membantu pemerintah daerah dalam rangka pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kesehatan masyarakat lokal, khususnya masyarakat yang berada di pesisir pantai serta pulau–pulau terpencil. 





Sumber : Kormar

Presiden SBY Dan Menhan AS Bahas Isu LCS

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membahas mengenai perkembangan situasi di Laut Cina Selatan dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hagel. Pembahasan tersebut adalah salah satu tema keamanan yang dibicarakan dalam pertemuan singkat di Kantor Presiden.

"Dalam konteks perkembangan kawasan juga dilakukan Presiden dengan tamu lainnya. Diharapkan memang semua negara memiliki atensi ini," kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, saat ditemui di Kantor Presiden, Senin, 26 Agustus 2013.


Secara umum, menurut Faiz, kedatangan Chuck adalah atas undangan dari Kementerian Pertahanan. Dalam kesempatan penerimaan di Istana, Presiden hanya menyampaikan adanya kesempatan dalam pertemuan G20 untuk membahas isu global, bersama, dan kawasan Asia Pasifik.


Faiz menyatakan, SBY tak membahas banyak mengenai kondisi di kawasan Timur Tengah. Pemerintah juga tak membahas kabar rencana AS untuk melakukan intervensi militer di Suriah.


Menurut dia, sikap Indonesia sudah diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa melalui penjajakan dengan rekannya di Perserikatan Bangsa Bangsa. Marty juga dikabarkan telah melakukan komunikasi khusus dengan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.


Salah satu masalah Timur Tengah yang dibahas adalah kondisi di Mesir. SBY berkisah kepada Chuck mengenai proses reformasi di Indonesia yang berlangsung cukup kondusif, termasuk dengan peran militer.





Sumber : Irib

Analisis : Tawaran Yang Mendebarkan

ANALISIS-(IDB) : Tepat di perayaan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 2013, Menhan Purnomo Yusgiantoro menghentak publik tanah air khususnya seluruh komunitas forum militer di negeri ini dengan mengumumkan adanya penawaran 10 kapal selam bekas Rusia kepada Indonesia. Inilah tawaran paling spektakuler dari perjalanan perkuatan alutsista TNI sejak tahun 2010 karena yang ditawarkan adalah alutsista bawah air yang paling ditakuti dan memiliki efek gentar yang luar biasa.

Indonesia merasa sangat perlu untuk menambah kuantitas kapal perang pemukul bawah air.  Selama ini kepemilikan alutsista strategis  itu kita hanya punya  2 biji dari Cakra Class, setidaknya itu yang terpublikasi.  Sementara negara jiran Vietnam sebentar lagi memiliki 6 kapal selam Kilo dari Rusia.  Malaysia sudah punya 2 Scorpene berencana menambah 2 lagi. Singapura punya 6 kapal selam eks Swedia dan berencana menambah 4 unit lagi.  Australia dengan 6 Collins Classnya dan sedang mempersiapkan kapal selam tercanggihnya. Belum lagi bicara tentang punya Cina yang belakangan ini menjadi penganggu ketenteraman Laut Cina Selatan.
KRI Cakra melakukan patroli di laut Ambalat
Logikanya sederhana.  Jika memang sekarang kita punya 2 kapal selam lalu 3 tahun ke depan ada tambahan 3 kapal selam jenis Changbogo dari Korsel, artinya tahun 2018 kita punya 5 kapal selam.  Tetapi sesungguhnya 2 kapal selam kelas Cakra pada saat itu sudah uzur dan perlu rawat inap lagi atau di museumkan saja.  Jadi jumlah efektifnya tak beranjak dari 2-3 kapal selam padahal pada saat yang sama kekhawatiran tentang situasi kawasan “muka belakang” halaman rumah RI makin dinamis dan perlu penjagaan lebih ketat.

Belum lagi menjaga Ambalat yang belakangan ini diganggu manuver kapal selam tetangga. Belum lagi mewaspadai gerakan kapal selam Singapura yang teritori lautnya sempit.  Sangat diyakini gerakan kapal selam Singapura selama ini selalu memasuki teritori laut Indonesia.  Jadi selain perkuatan armada kapal selam perlu juga pangkalan kapal selam di Dumai Riau selain Teluk Palu dan Surabaya. Sebagaimana skenario sebelum krisis ekonomi 1997 ketika kita hendak membeli 5 kapal selam bekas pakai Jerman U-206 yang cocok untuk perairan dangkal.  Sayang tidak jadi beli karena krisis itu.

Memang harus ada pintu lain untuk percepatan target perolehan 12 kapal selam pada tahun 2020.  Oleh sebab itu tawaran Rusia merupakan hal yang menggembirakan karena untuk urusan kapal selam Rusia merupakan produsen yang disegani kualitas produknya.  Ingat sejarah Trikora dulu, kehadiran 12 kapal selam Whiskey Class Rusia di Indonesia membuat Belanda terpaksa angkat kaki dari Papua.  Teknologi kapal selam Rusia sampai saat ini diakui adalah yang paling senyap didunia.

Yang menarik dari tawaran 10 kapal selam Rusia ini adalah “cerita-cerita” sebelumnya sehingga menimbulkan berbagai spekulasi. Seperti diketahui beberapa tahun silam Presiden Vladimir Putin menyetujui pemberian pinjaman dana Kredit State untuk pembelian alutsista sebesar US$ 1 milyar kepada Indonesia.  Nah yang 300 juta dollar itu sudah dibelanjakan alutsista made in Rusia berupa Tank Amfibi BMP3F, persenjataan Sukhoi dan suku cadangnya.  
Kapal selam jenis Amur buatan Rusia
Sisanya yang 700 juta dollar anehnya tidak boleh dibelikan alutsista lain selain sosok kapal selam, itu persyaratannya. Skenarionya yang 700 juta dollar itu merupakan jatah 2 kapal selam “herder” jenis Kilo.  Tetapi berdasarkan pengumuman, pemerintah Indonesia tidak jadi membeli 2 Kilo karena yang menang tender tahun 2012 lalu adalah Korsel dengan persetujuan membuat 3 kapal selam “anjing kampung” dengan rincian 1 dibuat Daewoo, 1 dibuat bareng Daewoo dan PAL, 1 lagi dibuat PAL dengan supervisi Daewoo.  Begitu skenario transfer teknologinya.  Rusia mundur dari tender karena ada yang “lucu” disitu. Kan gue yang kasih 700 juta dollar pinjaman untuk 2 kapal selam. Kok pake-pake tender segala sih, kata Paman Beruang Merah.

Tetapi ternyata dalam perjalanan pembuatannya ada klaim dari Jerman sebagai pemilik teknologi U-209 bahwa negeri itu hanya memberi lisensi pada Turki, bukan Korsel sehingga perjalanan pembuatan kapal selam Changbogo yang merupakan fotocopy U-209 tersendat, sebagaimana dinyatakan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq tanggal 19 Agustus 2013 yang lalu.  Sehingga tawaran 10 kapal selam itu perlu dikaji lebih lanjut tentu dengan aroma tak perlu mempersulit minimal soal anggarannya. Jika disetujui baru bisa direalisasikan after 2014 atau MEF tahap II.  Tetapi yang menjadi pertanyaan mengapa Ketua Komisi I DPR langsung mendukung, biasanya selalu ada klarifikasi dulu, atau mempertanyakan atau mengadakan rapat bareng atau “perlawanan ala kadarnya”.

Spekulasi yang berkembang boleh jadi pembuatan kapal selam Kilo terdahulu tetap berjalan tetapi tidak untuk konsumsi publik. Tahun 2009 sudah dimulai pembangunannya sehingga diperkirakan 2 Kilo itu sudah ada di perairan Indonesia saat ini.  Nah untuk menutupi perjalanan masa lalu 2 Kilo itu maka skenario tawaran 10 kapal selam dari jenis Kilo, Amur dan Lada bekas menjadi jalan keluarnya sehingga jika pengadaan 10 kapal selam tadi disetujui sudah “include” 2 Kilo proyek sebelumnya.  Bukankah Wakil Menteri Pertahanan Malaysia belum lama ini sudah berkoar-koar di Parlemennya bahwa Indonesia sudah punya 2 kapal selam buatan Rusia.  Mengapa tidak dibantah.

Asumsi lain adalah jika masing-masing kapal selam yang di upgrade itu memerlukan dana US$ 70 juta maka klop untuk 10 kapal selam dengan kucuran kredit state Rusia yang belum terpakai sebesar US$ 700 juta.  Tetapi angka US$ 70 juta itu rasanya kok belum pantas untuk 1 kapal selam bekas. Minimal diperlukan kisaran angka US$ 100 juta.  Jangan lupa Vladimir Putin kan pernah menjanjikan tambahan Kredit State sebesar US$ 1milyar lagi untuk pengadaan alutsista Indonesia apalagi jika dikaitkan dengan rencana membangun sistem jaringan rudal penangkis serangan udara di sejumlah titik strategis di Indonesia.

Apapun itu, tawaran yang mendebarkan itu selayaknya patut kita apresiasi dan mendukung realisasinya karena kita memang butuh kapal selam lebih banyak untuk mengawal perairan teritori NKRI.  Tentu dengan catatan lebih selektif melihat barangnya, nilai buku dan nilai jual, kepantasan teknologinya, ongkos retrofitnya termasuk biaya pemeliharaan dan ketersediaan awak kapal selam.  Disebut mendebarkan karena tetangga kiri kanan juga ikut berdebar dengan tawaran ini termasuk juga spekulasi kehadiran Kilo, rangkaian proses persetujuan pengadaan, anggaran yang tersedia dan kesamaan pandang Ketua Komisi I DPR dengan Pemerintah yang tiba-tiba bisa seiring sejalan gitu loh.
Sumber : Analisis

Indonesia Penting Bagi Amerika

JAKARTA-(IDB) : Kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel ke Indonesia semakin menegaskan posisi Indonesia yang penting di mata negeri adi daya tersebut.
 
Hal itu, terutama dalam menjaga kepentingannya di kawasan Asia. Bagi AS, Asia memiliki posisi strategis dalam kebijakan luar negerinya.


Dengan posisi strategis seperti itu, AS ingin terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan negara-negara regional termasuk Indonesia yang merupakan negara terbesar di Asia Tenggara. Hagel menilai, Indonesia adalah negara terbesar dan memiliki pengaruh cukup besar di kawasan ASEAN dan dunia.


"Asia penting bagi Amerika. Bukan berarti kawasan lain tidak penting, namun 'rebalancing' kebijakan di kawasan ini penting," tutur Hagel dalam konferensi pers usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kantor Presiden, Senin (26/8).


Hagel mengatakan, kunjungannya ke Indonesia bukan saja dalam rangka meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, melainkan juga membangun kerja sama di seluruh bidang. Ini mencakup bidang ekonomi, pendidikan, perdagangan, dan lainnya.


Saat ini, kata Hagel, Amerika terus mencari peluang dalam rangka meningkatkan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Asia.


Itulah sebabnya, dalam pertemuan dengan SBY pagi tadi, Hagelmenilai pembicaraan mereka sangat produktif. Dalam pembicaraan tersebut, SBY dan Hagel membahas juga sejumlah isu internasional dan isu di kawasan. Atas kesempatan itu, Hagel menyampaikan terimas kasih.


"Terima kasih SBY untuk kepemimpinannya dan waktu yang dihabiskan untuk saya dan delegasi," ujar Hagel menutup keterangan


Sementara, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengatakan, usai melakukan kunjungan ke Presiden SBY, dia dan Hagel akan melakukan pertemuan bilateral di Kementerian Pertahanan.

"Tadi Presiden dengan bapak Hagel berdiskusi dan berbicara mengenai isu global dan regional yang terkait Indonesia dan AS," imbuh Purnomo.





Sumber : Kontan

Indonesia Resmi Tandatangani Pembelian 8 Helikopter Apache

JAKARTA-(IDB) : Amerika Serikat akan menjual delapan helikopter serbu jenis Apache ke Indonesia dengan kesepakatan penjualan senilai US$ 500 juta atau setara Rp 5,4 triliun. Pembelian helikopter dalam bentuk paket, termasuk radar, pelatihan serta pemeliharaan.
 
Kesepakatan penjualan senjata disampaikan pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (26/8). "Kami sedang merinci lebih lanjut pengiriman dan waktu pelatihannya dari sekarang," kata pejabat yang enggan disebut namanya.


Informasi penjualan helikopter jenis Boeing AH-64E Apache tersebut disampaikan saat kunjungan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel ke Jakarta. Ia mampir ke Jakarta dalam rangka kunjungannya ke empat negara selama sepekan di Asia Tenggara, dimulai dari Malaysia pada Sabtu kemarin.


"Menyediakan Indonesia helikopter berkelas dunia adalah contoh dari komitmen kami untuk membantu membangun kemampuan militer Indonesia," terang Hagel kepada wartawan

Apache Akan Tiba Mulai Oktober 2014

Kementerian Pertahanan menegaskan pembelian delapan unit helikopter serang Apache AH-64 berjalan dengan lancar. Kementerian juga meyakinkan bahwa pembelian helikopter serang ini tidak ada intervensi dari negara penjual, Amerika Serikat, dalam penggunaannya kelak.

"Tidak ada, dalam kebijakan kami membeli alutsista tidak boleh ada syarat pendektean penggunaan," kata Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin kepada wartawan saat ditemui usai menerima Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Charles Hagel, di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2013. 


Begitu pula pengakuan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro. Menurut dia, dalam nota perjanjian pembelian yang dia tandatangani tidak ada paksaan Amerika Serikat dalam penggunaan Apache.


Dia pun berjanji tak ada materi serupa dalam detil kontrak yang bakal disusun secepatnya. Sayang, Purnomo tak mau menyebutkan isi klausul kontrak yang akan diajukan Indonesia. "Yang jelas dalam kontrak itu ada klausul waktu pembayaran dan pengiriman."


Selain itu, Purnomo juga menyebut pembelian helikopter serang Apache satu paket dengan pelatihan pilot. Sejumlah penerbang helikopter TNI Angkatan Darat nantinya akan dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti serangkaian pelatihan menerbangkan Apache.


Dalam pembelian ini, dia melanjutkan, Indonesia juga akan menerima sejumlah senjata yang bisa dipasangkan ke Apache. "Detil senjatanya pihak TNI AD yang tahu," kata Purnomo.


Mengenai besaran harga pembelian delapan unit helikopter Apache, baik Purnomo dan Sjafrie tutup mulut. Wakil Menteri Sjafrie Sjamsoeddin hanya menyebut pembelian menggunakan duit negara melalui mekanisme peminjaman. "Nanti efektif proses pengirimannya Oktober 2014," kata Sjafrie.


Sebelumnya, pengamat militer Rizal Dharma Putra menyebut ada beberapa resiko membeli alutsista milik Amerika Serikat. Resiko itu mulai dari embargo suku cadang dan senjata, hingga intervensi penggunaan alutsista.


Amerika Serikat melarang penggunaan alat perang mereka untuk operasi militer lokal. Sebagai contoh pesawat OV-10 Bronco Indonesia yang merupakan hibah dari Amerika Serikat tak boleh digunakan dalam operasi militer di Aceh beberapa tahun lalu. 






Sumber : Kontan

Mabes AU Berharap Wara menjadi Penerbang Pesawat Tempur

JAKARTA-(IDB) : Markas Besar TNI Angkatan Udara mengharapkan prajurit wanita TNI AU (Wara) bisa menjadi penerbang pesawat tempur, mengingat TNI AU telah menerima 12 taruni yang saat ini menjalani pendidikan integratif di Akademi Militer Magelang bersama dengan taruna dari angkatan yang lain.

"Saat ini jumlah Wara yang menjadi penerbang tinggal dua orang, yakni penerbang helikopter dan penerbang pesawat angkut, sementara lainnya sudah purna tugas," kata Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakasau) Marsekal Madya TNI Sunaryo usai Peringatan HUT Wara ke-50, di Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.

Menurut dia, dengan adanya penerimaan bagi taruni, maka tak menutup kemungkinan para taruni yang memiliki predikat perwira mampu menjadi penerbang pesawat tempur.

"Setelah mereka selesai menjalani pendidikannya sangat mungkin bisa menjadi penerbang tempur. Hal itu bisa terjadi bila hasil didiknya dilakukan secara baik. Akan kita persiapkan secara matang," kata Wakasau Surnaryo.

Menurut dia, ada beberapa kendala mengapa Wara sulit menjadi penerbang, salah satunya Wara diharuskan memiliki peran ganda. Selain menjadi prajurit wanita TNI AU, maka Wara juga harus berperan sebagai ibu rumah tangga.

"Di saat Wara yang telah menjadi penerbang menikah dan memiliki anak, Wara harus menghentikan sementara kegiatannya tersebut. Mereka harus istirahat dulu dari tugasnya, kemudian mungkin baru bisa dilanjutkan," katanya.






Sumber : Antara