JAKARTA-(IDB) : Amerika Serikat akan menjual delapan helikopter serbu jenis Apache ke
Indonesia dengan kesepakatan penjualan senilai US$ 500 juta atau setara
Rp 5,4 triliun. Pembelian helikopter dalam bentuk paket, termasuk
radar, pelatihan serta pemeliharaan.
Kesepakatan penjualan senjata disampaikan pejabat pertahanan Amerika
Serikat (AS) di Jakarta, Senin (26/8). "Kami sedang merinci lebih lanjut
pengiriman dan waktu pelatihannya dari sekarang," kata pejabat yang
enggan disebut namanya.
Informasi penjualan helikopter jenis Boeing AH-64E Apache tersebut
disampaikan saat kunjungan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel ke Jakarta.
Ia mampir ke Jakarta dalam rangka kunjungannya ke empat negara selama
sepekan di Asia Tenggara, dimulai dari Malaysia pada Sabtu kemarin.
"Menyediakan Indonesia helikopter berkelas dunia adalah contoh dari
komitmen kami untuk membantu membangun kemampuan militer Indonesia,"
terang Hagel kepada wartawan
Apache Akan Tiba Mulai Oktober 2014
Kementerian Pertahanan menegaskan pembelian delapan unit helikopter
serang Apache AH-64 berjalan dengan lancar. Kementerian juga meyakinkan
bahwa pembelian helikopter serang ini tidak ada intervensi dari negara
penjual, Amerika Serikat, dalam penggunaannya kelak.
"Tidak ada, dalam kebijakan kami membeli alutsista tidak boleh ada syarat pendektean penggunaan," kata Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin kepada wartawan saat ditemui usai menerima Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Charles Hagel, di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2013.
Begitu pula pengakuan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro. Menurut dia, dalam nota perjanjian pembelian yang dia tandatangani tidak ada paksaan Amerika Serikat dalam penggunaan Apache.
Dia pun berjanji tak ada materi serupa dalam detil kontrak yang bakal disusun secepatnya. Sayang, Purnomo tak mau menyebutkan isi klausul kontrak yang akan diajukan Indonesia. "Yang jelas dalam kontrak itu ada klausul waktu pembayaran dan pengiriman."
Selain itu, Purnomo juga menyebut pembelian helikopter serang Apache satu paket dengan pelatihan pilot. Sejumlah penerbang helikopter TNI Angkatan Darat nantinya akan dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti serangkaian pelatihan menerbangkan Apache.
Dalam pembelian ini, dia melanjutkan, Indonesia juga akan menerima sejumlah senjata yang bisa dipasangkan ke Apache. "Detil senjatanya pihak TNI AD yang tahu," kata Purnomo.
Mengenai besaran harga pembelian delapan unit helikopter Apache, baik Purnomo dan Sjafrie tutup mulut. Wakil Menteri Sjafrie Sjamsoeddin hanya menyebut pembelian menggunakan duit negara melalui mekanisme peminjaman. "Nanti efektif proses pengirimannya Oktober 2014," kata Sjafrie.
Sebelumnya, pengamat militer Rizal Dharma Putra menyebut ada beberapa resiko membeli alutsista milik Amerika Serikat. Resiko itu mulai dari embargo suku cadang dan senjata, hingga intervensi penggunaan alutsista.
Amerika Serikat melarang penggunaan alat perang mereka untuk operasi militer lokal. Sebagai contoh pesawat OV-10 Bronco Indonesia yang merupakan hibah dari Amerika Serikat tak boleh digunakan dalam operasi militer di Aceh beberapa tahun lalu.
"Tidak ada, dalam kebijakan kami membeli alutsista tidak boleh ada syarat pendektean penggunaan," kata Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin kepada wartawan saat ditemui usai menerima Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Charles Hagel, di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2013.
Begitu pula pengakuan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro. Menurut dia, dalam nota perjanjian pembelian yang dia tandatangani tidak ada paksaan Amerika Serikat dalam penggunaan Apache.
Dia pun berjanji tak ada materi serupa dalam detil kontrak yang bakal disusun secepatnya. Sayang, Purnomo tak mau menyebutkan isi klausul kontrak yang akan diajukan Indonesia. "Yang jelas dalam kontrak itu ada klausul waktu pembayaran dan pengiriman."
Selain itu, Purnomo juga menyebut pembelian helikopter serang Apache satu paket dengan pelatihan pilot. Sejumlah penerbang helikopter TNI Angkatan Darat nantinya akan dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti serangkaian pelatihan menerbangkan Apache.
Dalam pembelian ini, dia melanjutkan, Indonesia juga akan menerima sejumlah senjata yang bisa dipasangkan ke Apache. "Detil senjatanya pihak TNI AD yang tahu," kata Purnomo.
Mengenai besaran harga pembelian delapan unit helikopter Apache, baik Purnomo dan Sjafrie tutup mulut. Wakil Menteri Sjafrie Sjamsoeddin hanya menyebut pembelian menggunakan duit negara melalui mekanisme peminjaman. "Nanti efektif proses pengirimannya Oktober 2014," kata Sjafrie.
Sebelumnya, pengamat militer Rizal Dharma Putra menyebut ada beberapa resiko membeli alutsista milik Amerika Serikat. Resiko itu mulai dari embargo suku cadang dan senjata, hingga intervensi penggunaan alutsista.
Amerika Serikat melarang penggunaan alat perang mereka untuk operasi militer lokal. Sebagai contoh pesawat OV-10 Bronco Indonesia yang merupakan hibah dari Amerika Serikat tak boleh digunakan dalam operasi militer di Aceh beberapa tahun lalu.
Sumber : Kontan
di atas menhan sudah jelas dlm kontrak tdk ada intervensi pemakaian,,, klo embargo memang menjadi kendala yg sangat serius
BalasHapusGua mah gak bangga klo alutsista kita terus terusan impor!!!coba jika dana yg 5,4 t itu bwt riset dlm negri cotoh gandiwa pt.di dan jika itu berhasil itu bru gua bangga!!!wahai pemerintah sadarlah jangan terus-terusan kita ketergantungan dengan negara lain!mandirilah!!!آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَ رَ بَّلْ عَلَمِيّنْ
BalasHapusbiasa sobat "KOMISI-KOMISI & MARKUP HARGA" dah gak aneh dari jaman dulu ampe skarang PARADIGMA YG BOBROK.
Hapussetengah persenya pasti ada yg msk kantong, ane brani taruhan. .
HapusSemoga PT Di bisa mempelajari kecanggihan heli apache untuk kemudian bisa menjadi referensi untuk pembuatan heli buatan dalam negri Gandiwa,saya yakin petinggi2 TNI kita sudah berhitung untung rugi membeli heli apache buatan AS
BalasHapusamiiiiinnnn....
Hapusemang Ah64 apache emang buat riset om,,
Hapustrus di joint dengan mi-35...
Jadilah spesifikasi bumblebee nd gandiwaa..
Kalo mengandalkan aH64 apache. Ntar di kira kita copy punya meereka.sebagai contoh saja ss-2 pindad
semoga cepat terealisasi..
cukup puas deh- yg dibeli itu heli tipe AH64E LONGBOW 3-dan kabar pengiriman nya menurut bp syafrie'bulan oktober 2014-jadi bukan 2018 yg belumnya di beritakan-oke dehh klo gitu USA janjinya musti tepat nih heli AH64E APACHE 3 dikirim batch pertama - oktober 2014-maklum nih aku gak sabar sebagai remaja-rakyat RI pengen zgera liat angkatan perang nya pake APACHE 3-dan pastinya yg di beli bukan AH64 tipeD yaa'' aduhh rugi dehh klo AH64D apa lagi datang nya th 2018- trims
BalasHapusBerebut pengaruh antara USA _RUSSIA ...lebih bagus pilih 10 ks kilo/lada dari pada apache,...atau dua2nya??...(by:liem ban piet)
BalasHapuskontrak klausul mengenai TOT sama korea dan belanda aja jebol nggak jelas, bagaimana kontrak klausul non-embargo dengan amrik?
BalasHapuskalaupun di kontrak itu ada klausul non-embargo, kalo amrik mau ingkar kontrak kita bisa apa????? paling cuma bisa cuap-cuap. [-(
ya buat tuntutan di pengadilan internasional-lah kang..
Hapusseperti kasus kapal nahkoda ragam Brunei.. diputuskan oleh pengadilan internasional
kontrak tetaplah kontrak, yg isinya harus di dipenuhi.
kalau ada yg melanggal, siap-siap sj bayar denda..
Hahahahahaha kujerat kau dengan apache.f16 bekas di gudang ....biar gampang diatur.diutak utik ....gunung emas freeport trus dirampok sama amrik
BalasHapusUdah tahu pernah diembargo.ditusuk dari belakang .....masih aja dipercaya.....memang goblok pemerintah kita...
BalasHapuskita beli Apache Malon beli apa ya??jgn2 Malon beli LONTE,wkwkwkwk....
BalasHapuswah menurut pandangan saya kok lain ya, kenapa bisa jadi jauh turun banget harganya itu hanya akal2akalan US aja. Agar alokasi anggaran fokus utk pengadaan Apache. Hal ini untuk menyikapi tawaran 10 Kilo dari Rusia. Kalau duitnya utk beli Apache, otomatis anggaran utk perbaikan Kilo dialihkan. Jadi secara tidak langsung Kilo pun tertunda. Kalau Kilo jadi tuuu,, wah gemetar semua tooo.....Hehehehe, ini hanya pendapat saya saja. Ada yang stuju???
Hapusbukankah apache untuk tni ad,,klw ks kilo kan buat tni al,jatah dananya kan masing2...bro
HapusDephan memang otak lonte.diembargo mampus
Hapusbaru rencana bro..... 8 buah itu jangan kan untuk jaga kedaulatan RI untuk jaga jakarta aja belum cukup,kalau Malaysia mau udah lama punya Apache....jadi kalau beli barang jgn cuma Malaysia yg di sindir2.... he he he salam satu bahasa
HapusINDON ANJING.NEGARA BURUH. NEGARA PEMBANTU.NEGARA BODOH.RAKYTNYA X TAU TEKNOLOGI.DTNG KAT MALYSIE MCM ORG KAMPUNG.X PERNH TENGOK BANDAR. MALYSIA NEGARA KAYA.INDON NEGARA MISKIN.
BalasHapuskalau orang negara kau pintar sangat mengapa kekayaan Sarawak habis habis di babat Taib Mahmud and Family kau orang tak pun bertindak??? kenapa pemberontak sulu boleh mendarat di pantai Sabah inteligen negara awak tak tahu???? orang negara awak pintar tapi mengapa sempadan dengan Indonesia ongkau orang tak tahu sampai claim Ambalat??? satu lagi kalau kau orang cerdik mengapa Bruno Mansor sampai hari ini tak dapat kau orang tangkap??? ha ha ha... jawab bro jangan tak jawab
Hapussape pulak yang STUPID,JANGAN CAKAP MACAM THU BROTHER,,LOCH JUAL WE BELI BRO,,
HapusHELI KAO BISE BIKINKEH
LANDING PLATFORM DOCK KAO BISE KEH
PANSER KAO BISA BIKINKEH
ROKET KAO BISA BIKIN KEH
SENAPAN KAO BISA BIKIN KEH
COBA NAK JAWAB SEMUA PERTANYAAN KAMI BILA KAO MERASA BANSA PANDAI
SAMPAI BAJU tDM JE KAO NAK EKSPORT KAT KAMMI RANG INDON BANGSA CAM APA LAH KAO BRO.MALAYSIA NEGERI HADIAH JE KAO BANGGAKAN...
Kao cakap kami bodoh..
Emak kao pun bodoh lahirkan budak cam lancao cibay anjing cam kao...
Kao tengoklah sape yang kan hancurrr jom kita duel kat srawak..
Jangan banyak cakap je.. Bila kao punya lancooo..broo
salam 1jiwa NkrI
Malontesial cakapnya macam berak mencret
Hapusuruslah utang negara ko dulu thu sebelum cakap negara kaya....
BalasHapusBrantas Korupsi kalau perlu yg diatas ! M hukum mati.......jangan belanja alutsista ke amerika lah.....sudah pengalam embargo masak mau yg kedua kali kan bukan keledai yg terperosok pada lubang yg sama....mending tambah SU27/30 sehingga menjadi 30 unit, S-300 15 unit. Kapal selam Kilo 10 Unit. biar pesawat amerika pikir2 kalau melanggar NKRI................
BalasHapusKITA MEMANG BUTUH ORANG YANG CERDAS UNTUK HAL INI..............ORANG AWAM JUGA PADA TAHU ARAHNYA KEMANA................
BalasHapus