Pages

Senin, Juni 03, 2013

161 Personil ATM Latgabma Malindo Tiba Di Medan

MEDAN-(IDB) : Dengan menggunakan empat pesawat Hercules milik Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM), 161 Personil ATM (Angkatan Tentera Malaysia) berikut perlengkapannya dalam rangka Latgabma (Latihan Gabungan Bersama) Malindo (Malaysia-Indonesia) Darsasa (Darat Samudera Angkasa)-8AB/2013, telah tiba di Lanud Soewondo, Medan, Sumatera Utara, Minggu (2/6/2013).


Pesawat Hercules pertama dan kedua yang mengangkut personil ATM mendarat sekitar pukul 07.00 dan 07.30 Wib, sedangkan Pesawat Hercules ketiga dan keempat yang mengangkut perlengkapan, seperti senjata dan bahan peledak mendarat sekitar pukul 11.00 dan 11.15 Wib. 


Selanjutnya, barang-barang milik Angkatan Tentera Malaysia terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan oleh Tim Intel dari Mabes TNI dan Lanud Soewondo Medan, pemeriksaan ini merupakan protap dan ketentuan keamanan dalam menjaga barang-barang yang tidak sesuai dokumen yang sebelumnya dilaporkan oleh pihak ATM kepada Sintel Mabes TNI dan Lanud Soewondo, oleh sebab itu perlu pengecekan ulang dan ini berlaku di negara manapun demi menjaga keamanan.


Sementara itu, Tim Aju Malaysia yang berjumlah 20 personil dipimpin Wakil Direktur Latgabma Malindo Darsasa-8AB/2013 Brigjen Dato Effendi Bin Hj AB Karim, dengan menggunakan penerbangan Malaysia Air telah tiba di Bandara Polonia Medan,  kemarin, dan disambut oleh Direktur Latihan (Dirlat) Latgabma Malindo Darsasa-8AB/2013 Brigjen TNI (Mar) Buyung Lalana beserta staf terkait.


Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Malaysia-Indonesia (Malindo) Darat Samudera Angkasa (Darsasa)-8AB/2013 dilaksanakan dan diselenggarakan sebagai implimentasi strategi menangani keganasan atau penanggulangan teror untuk menghadapi kemungkinan terjadinya serangan teroris yang dapat mengganggu kestabilan atau stabilitas keamanan wilayah Malaysia dan Indonesia.    


Selain itu, Latgabma Malindo Darsasa-8AB/2013 juga bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persediaan dan kesiapan kedua Angkatan Tentera/Bersenjata dari kedua negara untuk melaksanakan kerjasama dalam operasi menangani keganasan atau penanggulangan teror.


Latihan Gabungan Bersama antara Angkatan Bersenjata Malaysia dan Indonesia akan berlangsung di Medan, mulai tanggal 7 s.d. 12 Juni 2013.





Sumber : TNI AL

Latma Serial Boardex KRI Diponegoro 365 Dengan Kapal Perang Bangladesh

MEDITERANIA-(IDB) : Dalam serial Boardex (Boarding Exercise), timVBSS (Visit Board Search and Seizure) KRI Diponegoro-365 melaksanakan latihan bersama dengan BNS Osman, kapal perang Bangladesh. Latihan ini bertujuan melatih kesiapan tim VBSS dalam melaksanakan pemeriksaan di kapal-kapal niaga yang dicurigai. Latihan dilaksanakan di Laut Mediterania.

Tim VBSS merupakan tim yang bertugas melaksanakan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap kapal lain yang dianggap berbahaya dan dicurigai membawa barang terlarang atau senjata illegal. Seluruh unsur MTF 448 dituntut memiliki tim VBSS yang mampu untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap kapal-kapal yang dicurigai di AMO (Area of Maritime Operation). Hal ini sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB no. 1701 yang menjadi dasar pembentukan MTF 448/UNIFIL.

Pada serial Boardex kali ini diskenariokan KRI Diponegoro sebagai kapal pemeriksa yang sedang melaksanakan patrol sektor, sedangkan BNS Osman sebagai kapal sipil/niaga dengan nama panggilan M/V Golden Fish. Kapal niaga tersebut sedang berlayar dari Lattakia (Syria) menuju Sidon (Lebanon) dan dicurigai menyelundupkan senjata untuk Al-Qaeda.

Dalam pelayaran tersebut M/V Golden Fish teridentifikasi oleh radar KRI Diponegoro. Selanjutnya perwira jaga anjungan KRI Diponegoro melaksanakan hailing (menanyakan data-data kapal, muatan dan tujuannya) terhadap M/V Golden Fish. Dari hasil hailing tersebut diketahui bahwa M/V Golden Fish diduga kuat akan melaksanakan penyelundupan senjata ke Sidon. Selanjutnya MIO Commander memerintahkan KRI Diponegoro untuk melaksanakan boarding terhadap M/V Golden Fish tersebut.

Menindaklanjuti perintah MIO Commander tersebut, KRI Diponegoro melaksanakan peran tempur bahaya umum. Tim VBSS KRI Diponegoro yang berjumlah 14 orang dengan cepat mempersiapkan diri di geladak heli, selanjutnya bergerak menuju M/V Golden Fish dengan menggunakan dua buah RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat).

Selanjutnya tim VBSS melaksanakan prosedur penggeledahan terhadap ABK yang sebelumnya telah berkumpul di geladak BNS Osman. Setelah semua ABK dipastikan tidak berbahaya, tim VBSS melaksanakan pemeriksaan di anjungan dan ruangan-ruangan untuk mencari barang-barang ilegal. Pemeriksaan meliputi juga dokumen-dokumen kapal yang sudah disiapkan sebelumnya oleh nahkoda.

Dari pemeriksaan dan penggeledahan yang dilaksanakan, tim VBSS KRI Diponegoro tidak menemukan adanya barang-barang ilegal. Tidak juga ditemukan hal-hal yang mencurigakan dari pemeriksaan dokumen-dokumen kapal. Selanjutnya M/V Golden Fish yang diperankan oleh kapal perang bernomor lambung F-18 ini dinyatakan clear dan diijinkan melanjutkan pelayaran.

Latihan yang berlangsung selama 3 jam ini berjalan dengan lancar. Seluruh personel dan material dalam keadaan aman. Komandan beserta Prajurit BNS Osman memberikan apresiasi terhadap kinerja tim VBSS KRI Diponegoro selama melaksanakan latihan di BNS Osman.




Sumber : TNI Al

Corpat Philindo XXVII-2013 Resmi Ditutup Di Manado

MANADO-(IDB) : Penutupan patroli bersama Corpat Philindo XXVII-2013 yang dilaksanakan KRI Kerapu-812, BRP Magat Selamat dan BRP Miguel Malvar dilaksanakan di Mako Lantamal VIII Manado ditutup oleh Komandan Guskamlaarmatim Laksamana Pertama TNI Wuspo Lukito, S.E. yang dihadiri oleh Komandan Lantamal VIII Laksamana Pertama TNI Guguk Handayani, Komandan NFEM (Naval Forces Eastern Mindanao) Capt Antonio A. Habulan JR PN, Komandan KRI Kerapu-812 Mayor Laut (P) Kusumo Atmojo, Komandan BRP Magat Selamat De Sagon dan Komandan BRP Miguel Malvar Sabang dan seluruh Perwira Staf Lantamal VIII Manado.

Selama di Davao City Komandan beserta prajurit KRI Kerapu-812 melaksanakan Courtesy Calll ke Komandan Eastern Mindanao Command, Komandan NFEM, Walikota Davao dan Konjen RI di Davao.

Dalam kegiatan latihan bersama yang telah dilaksanakan selama tanggal 20-31 Mei 2013 merupakan program latihan rutin yang dilaksanakan antara pihak TNI AL dengan Republic of Philipines Navy antara lain. melaksanakan tugas pokok Operasi Patroli Terkoordinasi dalam waktu yang telah ditentukan yang meliputi pencegahan/penangkalan dan penindakan terhadap setiap pelanggaran wilayah dan tindak kejahatan diwilayah Perairan Laut Sulawesi Perbatasan wilayah laut Indonesia – Philipina.

Selain itu patroli ini sekaligus sebagai bentuk pengamanan pulau-pulau terluar NKRI yang amat berdekatan dengan Philipina. Selain mengamankan wilayah perbatasan, kedua kapal perang kedua negara tersebut juga melaksanakan latihan bersama, dengan tujuan untuk meningkatkan interoperability yang meliputi latihan komunikasi (radio, bendera, semaphore dan lampu sorot), manuver taktis, latihan tabir, Replenishment at Sea dan latihan pemeriksaan kapal (VBSS) serta dilanjutkan kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan diperbatasan kedua Negara diantaranya pulau Balut dan pulau Marore dan dilanjutkan penyerahan sembako bagi masyarakat pulau Marore oleh Komandan KRI Kerapu- 812, selesai kegiatan dilanjutkan pertandingan bola voli persahabatan antara Filiphina dengan Indonesia.

Pada rangkaian kegiatan latihan bersama Corpat Philindo XXVII tahun 2013 yang dilanjutkan dengan pelepasan kedua kapal Filipina dari dermaga Satkamla Bitung, dengan pengawalan dari KRI Kerapu-812.




Sumber : TNI AL

Semua Delegasi RSAF Kembali Ke Singapura

PEKAN BARU-(IDB) : Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian latihan bersama dengan TNI AU, seluruh delegasi Republic of Singapore Air Force (RSAF) bertolak kembali ke Negaranya dengan menggunakan tiga Sorties penerbangan pesawat Hercules RSAF. 

Kesibukan tampak terlihat di Shelter Charlie Lanud Roesmin Nurjadin saat delegasi RSAF melaksanakan Loading seluruh peralatan yang digunakan selama ini ke dalam pesawat Hercules, Jumat (31/5). Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Andyawan M.P, S.IP, menyampaikan bahwa, seluruh rangkaian latihan bersama antara TNI AU dan RSAF di Lanud Roesmin Nurjadin dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. 

"Hari ini merupakan Pool Out delegasi RSAF menuju ke negaranya", demikian disampaikan Danlanud Roesmin Nurjadin.
 
Sebagaimana diberitakan sebelumnya RSAF dan TNI AU melaksanakan latihan bersama yang dikemas dalam 2 (dua) versi latihan yakni, latihan SAR yang menggunakan pesawat Helikopter Colibry dengan sandi "Manyar Indopura 11/2013" dan latihan, Bilateral Fighter Interaction atau BFI yang menggunakan pesawat tempur Hawk 200 dan pesawat tempur F-5 RSAF. 

Kepulangan delegasi RSAF tersebut juga di dukung dengan pesawat helikopter jenis Cinok RSAF yang membawa personil dan peralatannya kemarin. Hari ini dipastikan seluruh personil dan peralatan pendukung latihan telah terangkut menuju Singapura.







Sumber : TNI 

Menhan Negara Sahabat Apresiasi Peran Diplomasi Indonesia DI Asia Pasifik

SINGAPURA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan menteri-menteri pertahanan dari negara-negara sahabat yang menemuinya menghargai dan menghormati peran serta posisi menonjol Indonesia di Asia.

Purnomo telah mengadakan sedikitnya 14 pertemuan bilateral dengan sejumlah menteri pertahanan dan pejabat pertahanan dan keamanan di Singapura, Jumat dan Sabtu lalu di sela Pertemuan Tingkat Tinggi Keamanan ke-12 di Singapura.

Dalam forum yang juga dikenal The Shangri-La Dialogue (SLD) sejak 31 Mei hingga 2 Juni itu, Purnomo berbicara dalam sesi ketiga Sabtu siang bertema "Modernisasi Militer dan Transparansi Strategik" bersama dengan Menhan Australia Stephen Smith dan Menhan Inggris Philip Hammond.

Dia menyempatkan diri untuk memberikan wawancara kepada Antara dan Jakarta Post Sabtu malam kemarin. 

Para menhan yang disebutnya mengapresiasi Indonesia itu antara lain Chuck Hagel dari Amerika Serikat, Stephen Smith dari Australia, Philip Hammond dari Inggris, Itsunori Onodera dari Jepang, Jean-Yves Le Drian dari Prancis dan Peter Mackay dari Kanada.

"Dalam pertemuan bilateralnya, Menhan Chuck Hagel berkali-kali mengatakan bahwa Indonesia masuk kelompok emerging powers di Asia bersama dengan India dan China," kata Purnomo.

Menurut dia, tim AS yang membidangi kawasan Asia Pasifik akan bertemu dengan tim Indonesia untuk menindaklanjuti pertemuan bilateral itu. Hagel juga mengundang Purnomo untuk bertemu di AS, selain juga dengan para Menhan ASEAN.

Pertemuan bilateral Purnomo dan para mitranya membicarakan kerjasama militer dan alutsista. "Kerja sama yang dibahas mencakup antarpertahanan, militer, individu, pelatihan dan juga industri militer," katanya.

Purnomo mengaku memastikan posisi Indonesia jelas dalam sengketa di Laut China Selatan yang melibatkan Malaysia, Filipina, Brunei, Vietnam, Taiwan dan China.

"Sengketa di wilayah itu diselesaikan secara bilateral oleh negara-negara pengklaim dan Indonesia sebagai bukan negara claimant terlibat dalam dimensi multilateral," katanya. "Kita inginkan kebebasan pelayaran di Laut China Selatan dan menjadi kawasan damai dan stabil."

Purnomo juga menyinggung modernisasi pertahanan Indonesia yang tidak hanya melalui pengadaan persenjataan, tetapi juga menciptakan peluang mengembangkan industri pertahanan nasional sendiri.

"Modernisasi militer di Indonesia juga termotivasi oleh ambisi kami untuk memainkan peran yang meningkat dalam pemeliharaan keamanan dan perdamaian internasional melalui operasi-operasi pasukan pemelihara PBB," katanya.
Sumber : Antara

Dahlan Iskan Tawarkan CN-295 Ke Filipina

JAKARTA-(IDB) : Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan baru tiba dari lawatan ke Filipina. Saat bertemu Presiden Filipina Benigno Aquino III di sana, Dahlan menawarkan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero).

"Saya jualan pesawat Dirgantara Indonesia. Di sana (Filipina) lagi memerlukan pesawat," ucap Dahlan saat diskusi dengan wartawan di Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (31/5/2013).

Dahlan menawarkan pesawat tipe NC 212, CN 235 dan CN 295 ke pemerintah Filipina. Sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Filipina yang tembus di atas 7%, maka dibutuhkan pula faktor penunjang lain, salah satunya pesawat buatan Bandung, Jawa Barat.

"Pesawat 212, 295 dan 235. Mereka punya uang untuk beli dan perlu. Cadangan devisa mereka US$ 80 miliar," tambahnya.

Selain pesawat, Dahlan juga akan menindaklanjuti tawaran kerjasama pengembangan kebun kelapa sawit dan perbankan syariah di Filipina. Ia meminta PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk menindaklajuti tawaran pengelolaan lahan sawit di Filipina bagian selatan.

"Disediakan 20 ribu hektar tahap pertama. Kita belum kordinasi dengan teman-teman PTPN. Dalam waktu dekat BUMN akan ke Filipina," ucapnya.

Sementara untuk perbankan syariah, Dahlan akan mengumpulkan Bank BUMN syariah Indonesia untuk masuk ke Filipina. Ia ingin melihat perbankan syariah Indonesia berkembang hingga ke luar negeri.

"Hubungan di bidang politik baik, maka di bidang ekonomi harus baik maka kita masuk ke bank syariah. Kita punya bank syariah besar," tegasnya.






Sumber : Detik

Smart Eagle II, UAV Indonesia Yang Terabaikan

Pemanfaatan UAV di Indonesia pertama kali dirasakan manfaatnya saat melacak keberadaan sandera di pedalaman hutan Papua. saat itu operasi militer satuan khusus TNI AD, Kopassus, ditugasi melakukan operasi penyelamatan para peneliti Ekspedisi Lorentz'95 yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM).

DEPOK-(IDB) : Hingga kini perkembangan pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) di Indonesia masih jauh dari yang yang di harapkan. Meskipun telah banyak prototipe yang di hasilkan oleh instansi pemerintah (BUMN) dan swasta, namun belum ada satupun yang berhasil di komersialisasi.
 

Pemanfaatan UAV di Indonesia pertama kali dirasakan manfaatnya saat melacak keberadaan sandera di pedalaman hutan Papua. saat itu operasi militer satuan khusus TNI AD, Kopassus, ditugasi melakukan operasi penyelamatan para peneliti Ekspedisi Lorentz'95 yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM).

 

Karena luasnya medan operasi di hutan Mapenduma, Jayawijaya, Kopassus meminta bantuan pesawat pengintai (UAV) dari negara lain, untuk mendeteksi keberadaan OPM. Pengintaian dilakukan untuk mengatur strategi penggelaran operasi militer.

 

Keberhasilan penggunaan UAV ini adalah awal bangkitnya pengenalan pesawat intai portabel di TNI untuk dapat mengatur strategi pasukan di lapangan. Dan menjadi awal pemikiran akan teknologi pesawat intai portabel yang bisa digunakan untuk operasi militer. 

 

Smart Eagle II (SE II) adalah prototype pertama UAV / pesawat tanpa awak yang dibuat oleh PT. Aviator Teknologi Indonesia guna kepentingan intelegen Indonesia. SE II menggunakan mesin 2 tak berdiameter 150cc, mampu terbang hingga 6 Jam. Dilengkapi dengan colour TV Camera. Mampu beroperasi di malam hari dengan menggunakan Therman Imaging (TIS) kamera untuk penginderaannya.

 

Uji coba terbang pernah dilakukan di salah satu tempat di pantai selatan Jawa Barat, dan berhasil cukup baik. Kemudian dilanjutkan uji kemampuan manuver, low speed performance, low altitude capability, dan recovery dari posko pengendali. Hingga ujicoba sistem kendali berupa monitoring dan data link (telemetry video). Lalu dilanjutkan ujicoba tahap kendali dan pengamatan di luar jangkauan (beyond visual range).

 

Melihat kerugian yang diakibatkan illegal logging, eksploitasi alam, trafficking, pencurian ikan dan lainnya yang berpotensi kerugian sebesar 90 trilyun rupiah tiap tahun, maka jumlah US $ 6 juta untuk pengadaan 6 unit Searcher Mk II atau beberapa milyar untuk pengembangan UAV Nasional jelas tidak sebanding.
Sumber : PelitaOnline

RUU Wajub Militer (Komcad)

JAKARTA-(IDB) : Dewan Perwakilan Rakyat saat ini tengah menggodok Rancangan Undang-Undang Komponen Cadangan Negara (RUU Komcad). Dalam RUU ini, terdapat pasal kontroversi yang mengatur agar setiap warga negara ikut wajib militer. Tapi, rupanya wajib militer ini didukung oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Thohari, mengatakan, pembentukan UU Komcad itu memang diperintahkan oleh Tap MPR No VI/MPR/2000 dan Tap MPR No VII/MPR/2000. Maka, dari sudut politik perundang-undangan pembentukan UU memang harus dilakukan.

Dalam hal pertahanan, kata dia, TNI itu merupakan komponen utama dan rakyat komponen pendukung. Sementara rakyat yang terlatih dan yang sudah mengikuti wajib militer disebut Komponen Cadangan.

"Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam bela negara," kata Hajriyanto, Minggu 2 Juni 2013.

Wajib militer, Hajriyanto melanjutkan, juga dapat menjadi instrumen untuk memperkuat disiplin sosial. Diharapkan, setiap warga negara yang sudah mengikuti wajib militer dapat menjadi "ragi" bagi masyarakat atau komunitas sekelilingnya.

Ada beberapa hal yang menguntungkan dilakukan wajib militer. Diantaranya, jumlah personil TNI sebagai komponen utama pertahanan tidak perlu besar. Sebab, dia menilai, TNI yang terlalu besar tidak efisien.

"Yang penting postur TNI itu ramping tapi profesional, yang well-trained, well-paid, well equipped. Kekurangannya dipenuhi dengan komponen cadangan. Walhasil bagus sekali UU ini diadakan," kata dia.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Ketua MPR lainnya, Lukman Hakim. Dia mengatakan, wajib militer harus diarahkan dalam upaya memperkokoh kecintaan warga negara terhadap kedaulatan NKRI.

‎Untuk itu, wajib militer perlu ditujukan bagi sebanyak mungkin elemen bangsa. "Ini amat positif bagi ketahanan nasional kita. Melalui wajib militer tersebut, tak hanya ketahanan fisik yang dilatih untuk terus ditingkatkan, tetapi utamanya adalah penanaman kesadaran akan cinta tanah air," ujar dia.

Untuk itu, kata dia, wajib militer perlu diperluas ke elemen masyarakat, misalnya, pada mahasiswa, ormas kepemudaan, kader parpol, dan lainnya.

Sanksi berlebihan
 
Namun, Hajriyanto berpendapat, aturan pemberian sanksi untuk warga yang menolak ikut wajib militer, dinilai belum perlu.

"Itu berlebihan kalau diberlakukan bagi masyarakat umum. Tetapi kalau diberlakukan khusus bagi PNS sangatlah wajar. Tanpa ancaman hukuman saja saya yakin akan banyak putra-putri bangsa yang bersedia ikut wajib militer," ujarnya.

Dalam RUU itu, disebutkan, bagi setiap warga negara yang memenuhi syarat, harus ikut wajib militer. Jika tidak, hukuman pidana 1 tahun penjara menanti.

Ketua MPR Taufik Kiemas, juga pernah mengatakan dukungannya terhadap aturan wajib militer ini. Sebab, ada hal-hal positif lainnya yang dapat diperoleh dengan diadakannya wajib militer, meski saat ini tidak dalam keadaan perang. "Masalah gempa juga harus siap siaga," kata Taufik.

Taufik mengimbau masyarakat tidak khawatir dengan adanya wajib militer ini. Sebab, sebenarnya, kewajiban membela negara adalah amanat Undang-Undang Dasar. "Jadi jangan khawatir." 

Wajib Militer Perlu Karena Fungsi TNI Belum Maksimal

Anggota Komisi I DPR I Bidang Pertahanan DPR, Susaningtyas Kertopati menilai wajib militer bagi warga negara Indonesia diperlukan karena TNI belum mampu melaksanakan fungsi pertahanan secara menyeluruh. Wacana wajib militer ini tercantum dalam Rancangan Undang-undang Komponen Cadangan Negara (RUU Komcad).
 
"Hal ini disebabkan keterbatasan alat utama sistem senjata, baik dari segi kualitas maupun kuantitas," kata Susaningtyas, Minggu 2 Juni 2013. Atas dasar itu, komponen cadangan--dalam hal ini warga negara-- menjadi pendukung utama TNI.

Meski demikian, Susaningtyas mengakui tidak mudah memosisikan komponen cadangan tersebut dalam situasi global. Ketersediaan sarana dan prasarana, regulasi serta sinergi kebijakan antara lembaga pengelola negara sangat dibutuhkan dalam memadukan kekuatan komponen cadangan sebagai bagian dari sistem pertahanan negara.

Selain itu, lanjutnya, pelaksanaan fungsi pertahanan negara merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa dan negara. TNI sebagai komponen utama yang didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung.

Dengan demikian, warga negara berkewajiban menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan dari ancaman. Ancaman tersebut bersifat militer dan nonmiliter, bersifat internal maupun eksternal, fisik dan nonfisik serta bersifat multidimensional, meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.

Apalagi, kata dia, dalam era globalisasi, kualitas ancaman semakin meluas dan melampui wilayah internal negara. Ancaman pertahanan keamanan bersifat eksternal terkait dengan kejahatan internasional, berupa terorisme, imigran gelap, bahaya narkotika, pencurian kekayaan alam, bajak laut perusakan lingkungan, agresi maupun pelanggaran wilayah.




Bagi yang ingin tahu isi lengkap dari RUU KOMCAD bisa download di sini






Sumber : Vivanews