JAKARTA-(IDB) : Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan baru tiba dari
lawatan ke Filipina. Saat bertemu Presiden Filipina Benigno Aquino III
di sana, Dahlan menawarkan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia
(Persero).
"Saya jualan pesawat Dirgantara Indonesia. Di sana (Filipina) lagi memerlukan pesawat," ucap Dahlan saat diskusi dengan wartawan di Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (31/5/2013).
Dahlan menawarkan pesawat tipe NC 212, CN 235 dan CN 295 ke pemerintah Filipina. Sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Filipina yang tembus di atas 7%, maka dibutuhkan pula faktor penunjang lain, salah satunya pesawat buatan Bandung, Jawa Barat.
"Pesawat 212, 295 dan 235. Mereka punya uang untuk beli dan perlu. Cadangan devisa mereka US$ 80 miliar," tambahnya.
Selain pesawat, Dahlan juga akan menindaklanjuti tawaran kerjasama pengembangan kebun kelapa sawit dan perbankan syariah di Filipina. Ia meminta PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk menindaklajuti tawaran pengelolaan lahan sawit di Filipina bagian selatan.
"Disediakan 20 ribu hektar tahap pertama. Kita belum kordinasi dengan teman-teman PTPN. Dalam waktu dekat BUMN akan ke Filipina," ucapnya.
Sementara untuk perbankan syariah, Dahlan akan mengumpulkan Bank BUMN syariah Indonesia untuk masuk ke Filipina. Ia ingin melihat perbankan syariah Indonesia berkembang hingga ke luar negeri.
"Hubungan di bidang politik baik, maka di bidang ekonomi harus baik maka kita masuk ke bank syariah. Kita punya bank syariah besar," tegasnya.
"Saya jualan pesawat Dirgantara Indonesia. Di sana (Filipina) lagi memerlukan pesawat," ucap Dahlan saat diskusi dengan wartawan di Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (31/5/2013).
Dahlan menawarkan pesawat tipe NC 212, CN 235 dan CN 295 ke pemerintah Filipina. Sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Filipina yang tembus di atas 7%, maka dibutuhkan pula faktor penunjang lain, salah satunya pesawat buatan Bandung, Jawa Barat.
"Pesawat 212, 295 dan 235. Mereka punya uang untuk beli dan perlu. Cadangan devisa mereka US$ 80 miliar," tambahnya.
Selain pesawat, Dahlan juga akan menindaklanjuti tawaran kerjasama pengembangan kebun kelapa sawit dan perbankan syariah di Filipina. Ia meminta PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk menindaklajuti tawaran pengelolaan lahan sawit di Filipina bagian selatan.
"Disediakan 20 ribu hektar tahap pertama. Kita belum kordinasi dengan teman-teman PTPN. Dalam waktu dekat BUMN akan ke Filipina," ucapnya.
Sementara untuk perbankan syariah, Dahlan akan mengumpulkan Bank BUMN syariah Indonesia untuk masuk ke Filipina. Ia ingin melihat perbankan syariah Indonesia berkembang hingga ke luar negeri.
"Hubungan di bidang politik baik, maka di bidang ekonomi harus baik maka kita masuk ke bank syariah. Kita punya bank syariah besar," tegasnya.
Sumber : Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar