Pages

Rabu, Mei 01, 2013

Kapal Perang Pakistan Berlabuh Di Jakarta

JAKARTA-(IDB) : Kapal perang Pakistan PNS Saif berlabuh selama empat hari di dermaga Tanjung Priok, Jakarta Utara. Menurut Kapten Jawad Ahmed yang memimpin pelayaran PNS Saif, kunjungan kali ini untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan di kawasan ASEAN. Kunjungan kapal perang Pakistan ini merupakan yang kedua setelah tahun 2011 lalu.

Melalui kerja sama maritim dengan sejumlah negara, Ahmed melanjutkan, Pakistan telah berpartisipasi memberantas aksi terorisme di perairan laut internasional, seperti aksi perompakan dan pembajakan.

Selama empat hari kunjungan PNS Saif ke Indonesia dari 29 April hingga 2 Mei mendatang, Ahmed berharap semakin mempererat kerja sama Pakistan dengan Indonesia untuk membangun keamanan di bidang maritim. “Ini merupakan goodwill dari kunjungan kami ke Indonesia,” Ahmed menjelaskan kepada para pengunjung kapal mewakili kedua negara kemarin malam, 30 April 2013.

Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Sanaullah, mengatakan, kunjungan kapal perang ini sebagai simbol kerja sama, persahabatan, dan solidaritas antara Pakistan dan Indonesia. Pakistan saat ini bekerja sama dengan Indonesia dalam memberantas aksi terorisme melalui pertukaran informasi intelijen dan jaringan kerja.

Ia menambahkan, Pakistan sebagai anggota ASEAN Regional Forum terus mendorong perdamaian dan keamanan di kawasan ASEAN. Indonesia merupakan satu dari 10 negara anggota ASEAN. Pakistan ingin ikut berkontribusi dalam membangun arsitektur keamanan di ASEAN. “Kawasan ini sangat penting karena merupakan jalur perdagangan internasional,” ujarnya.


Kapal PNS Saif merupakan kapal perang frigate yang dibuat di Cina dan resmi milik Angkatan Laut Pakistan pada tahun 2010. Kapal dengan panjang 123 meter, kecepatan 29 knot, dan berat 3.144 ton ini dilengkapi dengan peralatan perang modern anti-kapal selam, yang mampu beroperasi mandiri serta mengatasi berbagai bentuk ancaman di laut. Kapal ini juga mengangkut helikopter Z9EC, yang memiliki kemampuan anti-kapal selam.

Sebelum ke Indonesia, PNS Saif lebih dulu berkunjung ke Maladewa dan melanjutkan perjalanannya ke Sri Lanka setelah dari Indonesia.





Sumber : Tempo

Jelang Latgab, Flanker Laksanakan Pra Latgab

MADIUN-(IDB) : Deru pesawat tempur dari pagi hingga petang terus menderu diatas langit Lanud Iswahjudi, secara bergantian berbagai jenis pesawat tempur TNI Angkatan Udara berkumpul di Lanud Iswahjudi, guna mengintensifkan latihan dengan menggunakan sisa waktu yang ada menjelang Latihan Gabungan TNI tahun 2013, yang tinggal beberapa hari lagi, Selasa (30/4).


Sementara menjelang latihan gabungan TNI, pesawat tempur Sukhoi (Flanker) dari Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin Makassar, tiba di Lanud Iswahjudi guna bergabung dengan burung besi lainnya yang akan melaksanakan misi pertempuran latihan gabungan TNI.


Kedatangan Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin Makassar, ke Lanud Iswahjudi dipimpin langsung Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Barhim, dan diterima langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi. Selanjutnya Flanker bergabung dengan Tiger, Falcon dan Hawk, yang tiba di Lanud Iswahjudi terlebih dahulu.

Satu Flight Pesawat Tempur Sukhoi Teribat Latgab TNI 2013

Satu flight pesawat tempur Sukhoi SU-27/30 yang berhome base di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Selasa pagi (30/4) dipimpin langsung Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Barhim , take off menuju Lanud Iswahjudi Madiun untuk mengikuti pra Latihan Gabungan TNI (Latgab TNI) Tahun 2013.


Pra Latgab TNI Tahun 2013 yang dilaksanakan Tanggal 30 April sampai dengan 3 Mei 2013 yang melibatkan pesawat Tempur Sukhoi 27/30 akan dilaksanakan penembakan dari udara ke darat di AWR (Air Weapon Range) Asembagus dan Rambang Nusa Tenggara Barat.


Sebelum satu flight Pesawat tempur Sukhoi 27/30 melaksanakan ferry flight ke Lanud Iswahyudi Madiun, pada malam harinya telah dilaksanakan doa bersama warga Skadron Udara 11 Wing 5 di Hanggar Skadron Udara 11 yang dihadiri Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Barhim, para Kepala Dinas, Komandan Satuan dan Pejabat Staf Lanud Sultan Hasanuddin.


Acara doa bersama yang dilaksanakan secara sederhana dan kidmat tersebut diawali dengan ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Erwin Baharuddin dilanjutkan sholat magrib berjamaah dan pembacaan Surat Yasin serta doa untuk keselamatan, kelancaran dan kesuksesan kegiatan Latgab TNI 2013.






Sumber : TNI AU

Dua Kapal Perang Laksanakan Operasi Rakata Jaya 13 Di Selat Sunda

JAKARTA-(IDB) : Komando Armada RI Kawasan Barat menggelar Operasi dengan nama Operasi Rakata Jaya-13 di peraian Selat Sunda sampai dengan perairan Laut Cirebon dengan melibatkan sedikitnya dua KRI dan melibatkan sejumlah Kapal Angkatan Laut (KAL) melaksanakan operasi keamanan laut terbatas.

Operasi Rakata Jaya-13 tersebut dilaksanakan dengan melibatkan KRI diantaranya jenis perusak Kawal tipe parchim dan kapal angkut jenis Frosch dengan pola operasi mengutamakan sektor-sektor operasi secara prioritas.


Sedangkan untuk kegiatann operasi terbatas di wilayah perairan dengan operasi di wilayah berdekatan dengan pulau-pulau ataupun selat dan perairan sempit, jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat mengerahkan sejumlah Kapal Angkatan Laut (KAL) yang dioperasikan dibawah Lantamal III, Lanal Banten dan Lanal Lampung serta Lanal Cirebon.


Guna meningkatkan hasil operasi yang digelar jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat khususnya di perairan Selat Sunda di ALKI I dan perairan laut Jawa khususnya di perairan Kepulauan Seribu dan sekitarnya, secara sinergis jajaran inteligen dilibatkan dalam kegiatan deteksi dini terhadap berbagai kegiatan kerawanan khususnya kegiatan yang akan menggunakan media di laut diantaranya tindak illegal fishing dan kegiatan perompakan, illegal loging, penyelundupan lewat laut, kapal pengangkut imigran dan sebagainya.


Kehadiran unsur KRI dan KAL di kawasan perairan tersebut diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada para pengguna laut dan dapat memberikan dampak penangkalan terhadap kerawanan –kerawanan yang mungkin bisa terjadi di wilayah operasi yang menjadi tangung jawab jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat.


Sedangkan dalam menghadapi terjadinya kecelakaan di laut ataupun permintaan bantuan SAR, KRI jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat yang sedang melaksanakan operasi keamanan laut dan berada di sektor perairan terjadinya kecelakaan sesuai dengan perintah komando atas tetap siap bergerak ke lokasi untuk membantu kegiatan SAR.





Sumber : Koarmabar

Koarmatim Gelar Latihan Pertahanan

SURABAYA-(IDB) : Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) melaksanakan pertahanan pangkalan dari bahaya serangan udara pesawat musuh, Selasa (30/4/2013). Gelar pertahanan pangkalan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tahun 2013 dan uji kekutan pertahanan pangkalan (Hanlan) di Koarmatim.

Siang itu terdengar suara sirine bersautan dari sebuah mobil Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) yang berputar mengelilingi pangkalan. Dengan suara keras melalui pengeras suara, petugasnya berteriak kepada setiap prajurit yang dilewatinya. “Peran tempur bahaya udara, agar seluruh personel mencari tempat perlindungan!”, teriak petugas Pomal tersebut berulang-ulang.

Sekenario dalam latihan disimulasikan pada pukul 11.00 WIB, radar KRI. Sultan Iskandar Muda-367 menangkap pergerakan dari udara yang mencurigakan mengarah ke Koarmatm. Tidak lama kemudian tampak dua buah pesawat terbang rendah mengelilingi pangkalan sambil melakukan penyerangan lewat udara, pesawat tersebut diumpamakan menjadi pesawat tempur musuh yang menyerang lewat udara.

Menindaklanjuti ancaman bahaya tersebut jajaran Koarmatim langsung merespon dengan menyiagakan persenjataan anti serangan udara. Pertempuran pun tak dapat dihindarkan. Namun dengan kesigapan prajurit KRI Sultan Hasanudin-366, akhirnya pesawat musuh tersebut dapat dilumpuhkan dengan sebuah meriam kaliber 57mm.

Dalam Latihan tersebut Satuan Tugas Pertahanan Pangkalan Latihan Gabungan TNI tahun 2013, melibatkan tiga Unsur Tugas (UT) yaitu unsur tugas Pertahanan Laut (Hanla), Pertahanan darat (Hanrat), dan Pertahanan Udara (Hanud). Persenjataan yang dipakai dalam latihan ini antara lain empat meriam 57 mm, satu meriam 20 mm dan satu rudal mistra anti udara guna mengatasi bahaya terhadap serangan udara musuh yang datangnya tak terduga.



Sumber : TNI AL

Proses Embarkasi Material, jelang Latgab TNI 201

SURABAYA-(IDB) : Menjelang Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2013 yang akan digelar dalam waktu dekat ini, unsur-unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang berada di jajaran Koarmatim mulai melaksanakan embarkasi kendaraan tempur (Ranpur) termasuk material dan personil, beberapa diantaranya adalah KRI Makassar-590 dan KRI Surabaya-591, di Koarmatim, Surabaya, Selasa (30/4/2013).

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. didampingi Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio, Kasum TNI, Dankodiklat, Pangarmatim, Pangdam V/Brw serta pejabat tinggi yang terlibat Latgab TNI 2013 melaksanakan peninjauan ke kedua kapal tersebut dalam rangka memeriksa kesiapan material tempur menjelang latihan umum Latgab TNI di Asembagus Situbondo, Jawa Timur.

Dalam peninjauan ini, Panglima TNI juga mengecek kesiapan pengamanan dan protokoler Presiden dan Wakil Presiden yang rencananya akan bertolak dari Koarmatim. Peninjauan ini untuk memastikan kesiapan dua kapal perang ini dalam menyambut kedatangan RI 1 dan RI 2 dalam rangka Lintas Laut (Linla) menuju Situbondo. untuk menyaksikan jalannya Latihan Gabungan TNI tahun ini.

Kapal jenis Landing Platform Dock ini menjadi salah satu kapal angkut material perang milik Marinir TNI AL berbagai jenis Tank Amfibi seperti LVT-7A1 (Landing Vehicle Track),BMP-3F (Boyevaya Mashina Pyekhota), BTR-50 (Browne Transporter), BVP-2 (Bojove Vozidlo Pechoty), Kendaran Amfibi Pengangkut Artileri (Kapa) K-6, serta Roket Multilaras RM 70 Grad.

Kapal-kapal perang tersebut terlibat Latgab TNI tahun 2013 dibawah kendali operasi Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib), yang memilki beberapa tugas pokok diantaranya mengangkut material tempur dan pasukan serta mendukung pendaratan pasukan pendarat Marinir melalui laut maupun pendaratan lintas heli.

Dalam kesempatan tersebut, Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) juga melaksanakan pertahanan pangkalan dari bahaya serangan udara pesawat musuh, gelar pertahanan pangkalan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan Latihan Gabungan TNI Tahun 2013 dan uji kekuatan pertahanan pangkalan (Hanlan) di Koarmatim.

Dalam Latihan tersebut Satuan Tugas Pertahanan Pangkalan Latihan Gabungan TNI tahun 2013, melibatkan tiga Unsur Tugas (UT) yaitu unsur tugas Pertahanan Laut (Hanla), Pertahanan Darat (Hanrat), dan Pertahanan Udara (Hanud). Persenjataan yang dipakai dalam latihan ini antara lain empat meriam 57 mm, satu meriam 20 mm dan satu rudal mistral anti udara.




Sumber : TNI AL

Berita Foto : Gelar Pasrat Marinir Pra Latgab TNI 2013

SURABAYA-(IDB) : Gelar alutsista pasukan pendarat marinir dalam mendukung Latgab TNI 2013 di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya. 

Berikut foto-fotonya :
 






Sumber : Kaskus

Dukung Ekspedisi NKRI, KRI Karimata-960 Angkut Material Kopassus

kapal-sub


JAKARTA-(IDB) : Kapal Republik Indonesia (KRI) Karimata (KMT)-960  salah satu unsur Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) mengangkut material Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD,  guna menunjang kegiatan ekspedisi NKRI tahun 2013 Koridor Sulawesi.


Kapal perang  yang dikomandani oleh Mayor Laut (P) Agung Nugroho ini, Senin (29/4) bertolak dari Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, usai melaksanakan embarkasi material dari kesatuan TNI AD itu guna mendukung kegiatan ekspedisi yang bertujuan mendata dan meneliti segala potensi kekayaan alam dan membangkitkan kesadaran teritorial tersebut.


KRI Karimata (KMT)-960, adalah kapal perang jenis kapal Bantu Umum (BU), yang bertugas sebagai armada angkut logistik dan materiil ke pulau-pulau di wilayah Indonesia dan saat ini merupakan salah satu unsur Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang berada di jajaran Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta.


Pergeseran kekuatan militer baik pasukan maupun logistik melalui laut di seluruh perairan Indonesia, baik pada saat damai maupun masa perang merupakan salah satu tugas pokok Kolinlamil,  yaitu membina kemampuan sistem angkutan laut militer, membina potensi angkutan laut nasional untuk kepentingan pertahanan negara, melaksanakan angkutan laut TNI dan Polri yang meliputi personel, peralatan, dan perbekalan, baik yang bersifat administratif maupun taktis strategis serta melaksanakan bantuan angkutan laut dalam rangka menunjang pembangunan nasional.


Sambil melaksanakan lintas laut menuju daerah sasaran, KRI Karimata-960 sekaligus melaksanakan operasi penegakan hukum di laut terhadap segala kemungkinan  tindak pelanggaran di laut, dengan melaksanakan pendeteksian terhadap berbagai kegiatan pelayaran kapal-kapal niaga maupun kapal ikan sepanjang rute pelayaran menuju daerah operasi dengan tetap mengutamakan keamanan.






Sumber : Poskota

Kasum TNI Tinjau Kesiapan Latgab TNI Di Puslatpurmar Situbondo

kasum-sub

SITUBONDO-(IDB) : Kepala Staf Umum (Kasum) TNI selaku Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI 2013 Marsekal Madya TNI Boy Syahril Qamar melakukan peninjauan dan pengecekan secara langsung kesiapan lokasi yang akan digunakan sebagai ajang latihan pertempuran serta kesiapan daerah latihan dan fasilitas yang ada sebelum digunakan sebagai tempat Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2013, di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Korps Marinir, Baluran, Karang Tekok, Asem Bagus, Situbondo, Jawa Timur, Senin (29/4/2013).


Dalam kunjungannya, Jenderal berbintang tiga itu didampingi Pangkostrad selaku Panglima Komando Gabungan (Pangkogab) Letjen TNI M. Munir, Dankodiklat TNI selaku Wakil Direktur Latihan Gabungan (Wadirlatgab) Mayjen TNI Chaidir Serunting Sakti M.Sc, dan Komandan Pasmar 1 selaku Komandan Pasukan Pendarat (Danpasrat) Brigjen TNI Siswoyo Hari Santoso.


kasum-tengah
Kedatangan orang  nomor dua di jajaran TNI beserta rombongan dengan menggunakan Helly Super Puma TNI AU bernomor 3215 tersebut disambut oleh Komandan Puslatpur Baluran Letkol Marinir Agus Gunawan, di pos Marinir pantai Banongan, Asembagus, Situbondo Jawa Timur.


Pada kesempatan tersebut, Kasum TNI beserta rombongan mengecek langsung situasi dan kondisi pantai Banongan dan sekitarnya yang akan digunakan sebagai tempat pendaratan Amfibi, pengecekan pembangunan pos tinjau dan renovasi menara tinjau serta peninjauan  ke Mess Keris Samudra yang rencananya juga akan digunakan sebagai sarana pendukung dalam Latgab TNI tahun 2013.
 
Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan  mengunjungi  Mako Puslatpurmar Baluran, setelah sebelumnya melakukan peninjauan di ketinggian tersier 12 (T12), yang rencana akan digunakan sebagai tempat  untuk manuver pasukan beserta alutsistanya.


kasum-tengah-1Sebelumnya di hari yang sama, Kasum TNI juga melaksanakan peninjauan kesiapan unsur laut dalam rangka pelaksanaan Latgab TNI Tahun 2013 di Dermaga Ujung Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim). 

Dalam kesempatan tersebut, Kasum TNI melakukan pengecekan ke KRI Makassar-590. KRI jenis Landing Platform Dock ini rencananya akan membawa Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan para pejabat RI bergeser dari Surabaya menuju ke Asembagus, Situbondo untuk menyaksikan secara langsung Latihan Pendahuluan Latihan Gabungan Operasi Pendaratan Amfibi.
 
Personil yang terlibat dalam Latgab TNI kali ini berjumlah 16.745 prajurit, dengan didukung berbagai material tempur yang dimiliki TNI, antara lain : TNI AD mengerahkan 14 Tank Scorpio, 5 Stormer APC, 2 Stormer Co, 13 unit Tank AMX, 21 Pucuk Meriam (Mer), 12 Hely Mi 17, 12 Helly Bel dan 3 Bolco. TNI AL mengerahkan 36 KRI, 17 Unit BMP-3F, 33 BTR-50, 6 Kapa K-61, 2 Unit RM-70 Grad, 7 Unit LVT-7A1, 2 Unit BVP-2, 3 Kasa dan 5 Helly Bel. Sementara TNI AU mengerahkan 5 Pesawat Tempur SU-27/30, 5 Hawk SPO, 5 Unit F-16, 5 Unit Hawk PBR, 11 Pesawat C-130 HS/H/B, 1 Pesawat C-130 BT, 2 Pesawat Intai B-737, 2 Pesawat C-212 Cassa, 2 Unit Cn-235, 1 Unit Cn-235 MPA, 2 Helly-332/Sa-330, dan 4 Helly Colibri EC-120.





Sumber : Poskota

Kasal Terima Kunjungan Duta Besar Rusia

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut  (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia, yang juga menjabat sebagai  Wakil Tetap  Federasi Rusia di ASEAN Mikhail Yurievich Galuzin, di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (29/04).  
 
Turut hadir mendampingi Kasal dalam kesempatan tersebut, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Hari Bowo, S.E., M.Sc., Asisten Pengamanan (Aspam) Kasal Laksamana Muda TNI Ir. I Putu Yuli Adnyana, M.H., Asisten Operasi (Asops) Kasal Didit Herdiawan, M.PA., M.B.A., serta pejabat terkait lainnya. 

Tampak, Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio (kanan), saat bertukar cinderamata dengan Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin (kiri).




Sumber : TNI

S-300 Versi Iran Segera Launching

TEHRAN-(IDB) : Seorang komandan senior militer Iran mengumumkan pada hari Minggu bahwa negara itu dalam waktu dekat akan menampilkan sebuah sistem rudal pertahanan udara jarak jauh buatan dalam negeri yang mirip dengan S-300 Rusia.
"Sistem ini disebut sebagai Bavar (keyakinan) 373, sedang dikembangkan di negeri ini, dan akan segera diluncurkan secara resmi," ujar seorang petinggi militer Iran Laksamana Farhad Amiri.

Dia mengatakan bahwa sistem pertahanan udara Bavar-373 telah mencapai tahapan produksi dan subsistemnya pun telah di uji.

Awal tahun lalu, para petinggi militer Iran mengumumkan bahwa Iran sedang menguji subsistem sistem pertahanan udara Bavar-373. Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam ol-Anbia Brigadir Jenderal Farzad Esmayeeli mengatakan kemudian bahwa tes lab sedang berlangsung untuk subsistem sistem pertahanan udara jarak jauh Bavar-373.

Pada akhir September 2012 lalu, Esmayeeli mengatakan bahwa Iran telah menyelesaikan sepertiga dari seluruh tahapan proyek pembangunan sistem pertahanan udara Bavar-373.

Berbicara kepada wartawan saat kesempatan Hari Pertahanan Udara Nasional di Teheran, Esmayeeli mengatakan bahwa para ahli Iran telah menyelesaikan 30% dari pembangunan sistem pertahanan udara, dan menyatakan harapan mereka agar sistem pertahanan udara Bavar-373 dapat melengkapi Angkatan Bersenjata Iran pada tahun ini.





Sumber : Artileri

Saatnya Indonesia Perkuat Natuna

ANALISIS-(IDB) : Ambisi ekspansi klaim teritorial Cina sudah menampakkan inkubasinya dan mulai memberikan rasa gerah pada negara di sekitarnya yang berseteru. Sepertinya dia tidak peduli dengan protes negara tetangganya antara lain Jepang, Vietnam, Filipina dan Malaysia. Cina sedang giat membangun kekuatan milternya dan bercita-cita menjadi kekuatan berkemampuan serbu. Kemampuan untuk itu sudah di depan mata. Manuver armada angkatan lautnya di Laut Cina Selatan sudah membuat Filipina, Vietnam dan Malaysia berteriak kencang.

Salah satu halaman yang diperebutkan itu adalah perairan Natuna yang notabene adalah pagar terdepan teritori Indonesia. Jika terjadi tawuran bersenjata di halaman itu bukan mustahil pagar rumah kita kena imbas bahkan ikut diobrak abrik. Nah karena ini menyangkut pagar kehormatan bangsa tentu jalan terbaik adalah memperkuat pagar tadi dengan konstruksi “beton bertulang”. Maksudnya pengawal republik dan sejumlah persenjataannya wajib digelar di bumi Natuna. Tidak hanya alat pandang dengar berupa satuan radar dan satuan intelijen tok, tapi alat pemukulnya juga harus ikut dibawa dan disandingkan disana.


Perwujudannya bisa berupa peningkatan status Lanal Natuna menjadi pangkalan utama (Lantamal) dan menjadi salah satu basis kehadiran sejumlah KRI striking force. Demikian juga dengan pangkalan udara Ranai sudah harus tersedia dan menginap ditempat sejumlah jet tempur dan pesawat intai maritim untuk memberikan nilai kewibawaan pada pagar bertulang tadi. Angkatan darat diwajibkan pula menggelar satuan arhanud dengan kemampuan rudal SAM jarak sedang.


Lho emang kita mau perang. Jawabnya tidak. Kehadiran satuan tempur TNI di Natuna justru untuk menjaga agar tidak terjadi konflik sekaligus menjaga kehormatan dan kedaulatan teritori NKRI. Kehadiran sejumlah KRI di Natuna diyakini mampu mengefisienkan biaya operasi patroli gugus keamanan laut atau gugus tempur laut karena dukungan logistik dan amunisi lebih dekat. Tidak seperti sekarang jika satuan patroli tadi melakukan tugasnya, jarak tempuh dan dukungan logistik dari Tanjung Pinang dan Jakarta menjadi bengkak karena jauhnya jarak dan harus isi ulang logistik. Demikian juga dalam hal kecepatan reaksi diperlukan waktu minimal 4 hari untuk sampai di Natuna.


Pergelaran milter dalam ukuran global ketika terjadi perang dingin antara NATO dan Pakta Warsawa, puluhan ribu prajurit dan alutsista di sepanjang garis perbatasan kedua blok cukup mencengangkan. Ribuan MBT, Artileri, Rudal, Jet Tempur, Kapal Perang pada siaga semuanya tapi toh tidak terjadi insiden apalagi konflik terbuka sampai akhirnya salah satu blok militer itu bubar jalan. Jadi gelar militer itu justru memberikan rasa enggan untuk memulai atau mengganggu. Natuna harus dilihat dalam perspektif itu. Perspektif lain adalah kandungan minyak dan gas bumi di kawasan itu yang sangat besar. Itu harus dilindungi.


Sebenarnya ada dua nilai tambah yang diperoleh dengan memperkuat Natuna sebagai basis militer gabungan setingkat brigade. Selain untuk menjaga kewibawaan teritori dari klaim Cina juga menjadi kekuatan yang mampu melakukan blokade militer dari pergerakan militer negara tetangga yang berkepentingan dengan klaim Ambalat. Pergerakan armada angkatan laut negara jiran yang hendak menuju Ambalat jika terjadi konflik terbuka akan mampu dihadang oleh armada barat TNI AL yang berada di Natuna dan Tanjung Pinang.


Perkuatan angkatan laut dengan membentuk tiga armada tempur tentu sangat diharapkan. Lebih dari itu pengisian KRI striking force adalah formula utamanya yang akan memberikan nilai kekuatan gebuk armada. Saat ini sedang disiapkan penambahan kekuatan. PT PAL dan galangan kapal swasta dalam negeri sedang membangun sedikitnya 20 kapal perang berbagai jenis. Dengan Belanda sedang dibangun 2-3 kapal perang jenis PKR, sementara 3 kapal perang second ex Brunai jenis korvet sedang dipoles sebelum datang di tanah air. Demikian juga dengan pengerjaan 3 kapal selam Changbogo di Korsel sedang dalam proses.


Sejalan dengan pengembangan armada angkatan laut dan pembentukan Kogabwilhan maka Natuna sangat diharapkan menjadi salah satu opsi untuk basis kekuatan militer dengan alutsista pemukulnya. Natuna diyakini akan masuk Kogabwilhan I dengan Sumatera sebagai induknya dan Medan sebagai “Mabesnya”. Lantamal yang ada di armada barat saat ini adalah Tanjung Pinang, Belawan, Padang dan Jakarta. Secara geografi posisi Tanjung Pinang adalah yang terdekat dengan Natuna meski masih harus berlayar sejauh 550 km jarak udara.


Oleh sebab itu diperlukan peningkatan status Natuna dengan menjadikannya sebagai pangkalan utama TNI AL. Kecepatan reaksi salah satu argumennya. Misalnya ada pergerakan armada angkatan laut negara asing di perairan utara Natuna maka satuan KRI yang ada di Lantamal Natuna lebih cepat mengantisipasinya. Itu aspek teknis operasionalnya. Lebih dari itu dari aspek strategis menempatkan satuan pemukul KRI, rudal SAM dan jet tempur di kawasan Natuna tentu memberikan nilai kewibawaan bagi bangsa ini. Sudah saatnya kita memperkuat Natuna dan TNI memang harus tampil gagah menjaga kewibawaan negeri ini.





Sumber : Analisis