Pages

Jumat, Desember 06, 2013

Leopard Akan Meriahkan Peringatan Hari Juang Kartika

ARC-(IDB) : Segenap personel TNI Angkatan Darat kembali sibuk. Pasalnya, dalam waktu dekat TNI-AD akan melaksanakan peringatan Hari Juang Kartika yang rencananya akan dipusatkan di Jember Jawa Timur. 

Selain defile, akan dilakukan pula pameran alutsista di Alun-alun kabupaten Jember pada tanggal 14-17 desember. Lantaran jauhnya tempat pelaksanaan kegiatan, sejumlah persiapan pun sudah dilakukan sejak awal bulan Desember ini. 

Seperti menyiapkan pergeseran alutsista serta personel. Bahkan Tank Tempur Utama TNI-AD Leopard 2A4 juga akan tampil dan kini tengah dalam persiapan.

Selain Leopard 2A4, alutsista lainnya juga akan ditampilkan. Seperti Panser Tarantula, Panser Anoa, Tank Marder, dan lainnya. Sejumlah material itu bahkan sudah dilakukan pergeseran baik jalan darat maupun melalui Laut. 

Panser Tarantula misalnya sudah berlayar sejak rabu malam menggunakan LST milik TNI-AD. Sementara Leopard 2A4 rencananya akan bergerak melalui jalur darat dalam waktu sangat dekat. Nah, bagi anda penggemar Leopard, siapkan kamera anda. Siapa tahu bertemu dengan sang Macan Bavaria di tengah jalan.



Keikutsertaan Leopard 2A4 TNI AD kali ini juga kembali mematahkan isu bahwa MBT itu hanya berstatus pinjaman dan sudah dikembalikan seusai defile HUT TNI lalu. 

Sebenarnya yang terjadi adalah ada beberapa pilihan terkait kedatangan Leopard 2 waktu itu namun itu semua tergantung penilaian yang dilakukan oleh TNI-AD, Pussenkav khususnya. Yaitu dikembalikan jika dinilai tidak baik, dan tidak dikembalikan jika hasil penilaian menunjukan Tank Leopard 2 yang telah tiba berfungsi dengan baik serta langsung masuk Batalyon operasional. 

Ada pula opsi, tidak dikembalikan namun nantinya tank yang telah tiba berfungsi sebagai bahan suku cadang. Dan tampaknya jelas, tank Leopard 2 yang telah tiba itu tidak dikembalikan. Dan kabarnya, seusai hari Juang Kartika, Tank Leopard 2A4 ini akan segera mengisi garasi di Batalyon Kavaleri 8.



Sumber : ARC

10 komentar:

  1. pesenan yang laen mulai dateng lagi kapan pak? kyak nya ntr baru taon 2025 baru pada komplit ya pak? trims

    BalasHapus
  2. Go indonesia .... UP UP UP... :-b

    BalasHapus
  3. kalo jalur darat lewatnya mana ya gan?
    pantura gk? hahaha
    kalo lewat pantura ane tunggu tuh si leo....

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh orang orang di jalur pantura bisa kelabakn tuh,ntar leo ne arep mampir nang pring sewu piye??wkwk

      Hapus
  4. VIVAnews - Indonesia sedang mengincar lima kapal selam yang dilengkapi senjata rudal dari Rusia. Selama ini Indonesia belum memiliki kapal selam jenis itu.



    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat 6 Desember 2013, mengatakan saat ini Indonesia sedang menjajaki pembelian lima kapal selam jenis Kilo dan Amur. "Ini untuk melengkapi kekuatan sistem pertehanan maritim yang masih sangat terbatas," kata dia.

    Purnomo menjelaskan Rusia menawarkan dua jenis kapal selam tipe Kilo Class dan Amur Class 950. Keduanya dilengkapi senjata seperti seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, dan antipeluru kendali, serta rudal Yakhont.

    "Rudal ini yang kita belum punya. Rudal ini mempunyai daya jelajah 300-400 kilometer dan bisa ditembakkan dari dalam laut ke permukaan," katanya.

    Penjajakan ini untuk melengkapai kekuatan maritim dari sisi upaya penangkalan, sekaligus melengkapi satuan pemukul.

    Lima kapal selam Rusia ini akan melengkapi dua kapal selam jenis U-209/1400 dari Jerman, tiga kapal selam jenis U-209 yang sedang dibangun di Korea Selatan, dan dua kapal selam jenis Scorten buatan Perancis.

    Indonesia terakhir membeli kapal selam pada tahun 1980-an. Purnomo mengatakan, wajar setelah 30 tahun pemerintah melakukan perbaikan dan melengkapi sistem pertahanan maritim. (eh

    BalasHapus
  5. VIVAnews - Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Slamet Soebijanto mengatakan, penambahan kapal selam itu sangat dibutuhkan mengingat dua pertiga wilayah Indonesia merupakan lautan.

    Sementara alat sistem utama pertahanan (alutsista) untuk mendukung operasi laut masih jauh dari batas ideal minimum pertahanan. Untuk mendukung pertahanan laut, minimal Indonesia harus memiliki 12 kapal selam.

    "Jumlah ini sesuai dengan poin yang ada di wilayah laut Indonesia," kata Slamet di Jakarta, Jumat 6 Desember 2013.

    Saat ini TNI AL memiliki tujuh unit kapal selam. Dua kapal selam jenis U-209/1400 dari Jerman. Dua jenis kapal selam jenis Scorten buatan Prancis dan tiga kapal selam jenis U-209 dari Korea Selatan.

    "Kita akan menambah kekurangan kapal selam buatan Rusia jenis Kilo Class (B/M), dua kapal selam Kilo (S/H) dan dua Amur Class 950 (B/M). Keduanya dilengkapi senjata seperti seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, anti peluru kendali dan rudal Yakhont," ujarnya.

    Slamet menilai, kapal selam buatan negeri beruang merah ini cocok untuk beroperasi di wilayah perairan dalam Indonesia. "Kedalaman laut kita itu 150 meter lebih. Ini cocok buat kapal selam yang akan kita beli dari Rusia," ujarnya.

    Ia mengakui pembelian kembali kapal selam dari Rusia membuka memori lama sejarah kekuatan kapal selam Indonesia. Di mana pada era 80-an kekuatan kapal selam di dominasi buatan Rusia. "Sekarang kita punya kekuatan kombinasi dengan kekuatan kapal buatan Jerman, Korea Selatan, Prancis dan Rusia," kata Slamet.

    Kapal selam ini kedepan menjadi andalan pertahanan terutama di seluruh wilayah perbatasan. "Kapal selam ini sangat efektif untuk pertempuran, terutama yang akan kita beli dari Rusia. Daya hancurnya satu banding 10 dengan kapal yang beroperasi di permukaan laut," katanya.

    Untuk merealisasikan pembelian ini TNI AL sedang menyiapkan tim untuk mengecek dan menguji coba kapal selam yang ditawarkan Rusia. (eh)

    © VIVA.co.id

    BalasHapus
  6. "Selama kami memiliki dukungan dari pemerintah dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), itu kita lakukan," ucapnya.

    Purnomo mengatakan rencana pembelian kapal selam dari Rusia untuk menjaga checkpoint perairan Indonesia. Indonesia, katanya, memiliki lima checkpoint, yaitu selat sunda, selat Lombok, dan tiga checkpoint di wilayah timur perairan Indonesia. Ia mengatakan kapal selam ini nantinya akan ditempatkan di wilayah timur karena perairannya yang cukup dalam. Ia mengatakan kapal selam jenis Kilo Class yang dibeli dari Rusia adalah kapal selam bekas yang akan dimodernisasi, termasuk dilengkapi peluru kendali jarak jauh. Namun, ia mengatakan kapal selam itu masih dioperasionalkan oleh AL Rusia.

    "Di dalam military base-nya, mereka punya ratusan kapal selam yang masih digunakan," kata Purnomo.

    Terkait dengan alokasi dana, Purnomo mengatakan kementeriannya tidak memiliki masalah dengan anggaran. Mengenai nilai pembeliannya, ia juga mengaku masih bernegosiasi dengan pihak Rusia, termasuk soal opsi jenis pembiayaan yang akan digunakan.

    Dalam kesempatan yang sama, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetiyo mengatakan saat TNI-AL sudah mengirimkan sebuah tim untuk memeriksa spesifikasi teknis kapal selam tersebut. Namun, ia menggarisbawahi salah satu keunggulan dari kapal selam buatan Rusia tersebut.

    "Kemampuannya yang memiliki peluru kendali yang bisa ditembakkan dari bawah permukaan (laut) dengan jarak jauh. Itu yang kita enggak punya," tanda

    BalasHapus
  7. ahirnya bsa melihat sang leo dri dekat klu jdi di bwa ke jember

    BalasHapus
  8. Mohon pencerahan min, scorten atau scorpen
    Setahu saya tni al cuma punya 2 lontong 209 buatan jerman, klo congbong kan masih di buat,,,,trims

    BalasHapus
  9. Wah koq nggak ada beritannya ya TNI AL akuisisi ks scorpen. Bocorannya pun tidak tau tau ada berita kita punya scorpen jangan2 itu ks kilo yg dibeli dulu tp dibilangin scorpen

    BalasHapus