Pages

Sabtu, Januari 07, 2012

Berita Foto : Prajurit TNI Latihan Menembak di Lebanon


Prajurit TNI Latihan Menembak di Lebanon

LEBANON-(IDB) : Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Sector East Military Police Unit (Sempu) TNI Kontingen Garuda XXV-D/Unifil (United Nations Interim Force Lebanon) melaksanakan latihan menembak dengan menggunakan senjata pistol dan senjata laras panjang SS-1, di lapangan tembak Saqi Myra Sector East Unifil, Ebel El Saqi, Lebanon Selatan, Jumat (6/1/2012) pagi waktu Lebanon.
 
Latihan menembak yang berlangsung dalam cuaca yang cukup dingin dengan suhu mencapai 8 derajat celcius ini, dibagi dalam tiga sikap yaitu tiarap, duduk/jongkok dan berdiri. Masing-masing petembak diberi 3 butir koreksi serta 10 dan 30 butir peluru dengan jarak tembak 20 dan 100 meter.
 
 
Perwira Seksi Operasi Kapten Cpm Sutrisno selaku Komandan latihan, sebelum melaksanakan menembak mengatakan agar betul-betul memperhatikan faktor keamanan personel maupun material selama di lapangan tembak, agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.

 

Pada kesempatan tersebut, Dansatgas Sempu TNI Letkol Cpm Ida Bagus Rahwan Diputra, S.H, juga melaksanakan menembak dengan menggunakan pistol. Sebelumnya, Wakil Komandan Sector East Kolonel Inf Achmad Marzuki juga berkenan melaksanakan latihan menembak bersama anggota Sempu TNI dengan menggunakan senjata laras panjang SS-1.

 
 

Menurut Dansatgas Sempu TNI Letkol Cpm Ida Bagus, kegiatan latihan menembak ini merupakan sarana untuk mengasah ketrampilan menembak yang wajib dimiliki oleh seluruh prajurit TNI yang tengah bertugas sebagai Polisi Militer (PM) di Lebanon, sehingga ketika ada kegiatan/event lomba menembak bisa mengikuti dengan hasil yang memuaskan.

Sumber : Poskota

Indonesia Ditawari Hibah Murni 4 Pesawat Hercules C-130H Sebesar USD 66 Juta Oleh Norwegia

JAKARTA-(IDB) : Australia memastikan bakal menghibahkan empat unit pesawat angkut berat Hercules C-130 seri H kepada Indonesia. Meski berstatus hibah, pengadaan pesawat tersebut tidak gratis. Pemerintah Indonesia masih harus mengeluarkan dana ratusan miliar rupiah guna mereparasi pesawat itu di Australia.

"Secara resmi nanti diserahkan kalau kita sudah mempersiapkan anggaran untuk reparasi dan upgrade. Anggaran untuk itu sudah diketok pada 2012," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Istana Kepresidenan, Kamis (5/1).


Purnomo belum bisa memastikan kebutuhan dana untuk reparasi pesawat bekas pakai Angkatan Udara Australia tersebut. Rencana hibah itu sebenarnya sudah dibahas awal tahun lalu, namun baru terealisasi karena menunggu persetujuan Amerika Serikat.


TNI-AU kini memiliki 21 unit Hercules dan berencana menambah sembilan unit lagi. Dengan tambahan empat unit, TNI-AU akan mengoperasikan dua unit untuk pesawat tangki, dua unit untuk pesawat VIP, dan sisanya untuk operasi angkutan dua batalyon.


"Tipe Hercules yang akan dihibahkan adalah tipe H, diremajakan kembali dan akan digunakan TNI Angkatan Udara untuk menggantikan tipe B yang sudah sangat tua," jelas Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Muda TNI Rodi Suprasodjo.


Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengakui masih menjajaki tawaran Hercules dari sejumlah negara. Selain hibah Australia, Amerika Serikat menawarkan pembelian enam unit Hercules C-130 tipe E dan J dengan potongan harga khusus. Pesawat tersebut sedianya akan dikirimkan ke tiga negara di Asia dan Afrika, namun dialihkan ke Indonesia.


Pemerintah Norwegia juga menawarkan hibah murni empat unit pesawat angkut C-130 Hercules tipe H kepada Indonesia. Berbeda dengan Australia dan Amerika yang masih membebankan biaya reparasi kepada Indonesia, tawaran dari Norwegia sudah termasuk biaya reparasi sehingga nilai hibah empat pesawat mencapai USD 66 juta.


Selain pesawat bekas, pada 30 Desember lalu Indonesia membeli enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 senilai USD 470 juta berikut suku cadangnya. Seperti sebelumnya, pembelian pesawat itu kosong tanpa senjata. Tahun ini pemerintah baru menganggarkan pembelian rudal udara ke darat dan rudal udara ke udara bagi sepuluh Sukhoi.


Saat ini Indonesia telah memiliki enam Sukhoi Su-27 SKM dan empat Sukhoi Su-30 MK2. Enam pesawat baru tersebut akan ditempatkan di Makassar.

Sumber : JPNN

Indonesia Bersiap Kirimkan 130 Tenaga Ahli Kapal Selam Ke Korsel

JAKARTA-(IDB) : Indonesia melalui Kementerian Pertahanan akan mengirimkan 130 personel ke Korea Selatan dalam rangka proyek pembuatan Kapal Selam yang disepakati kedua negara. Para personel itu berasal dari anggota TNI Angkatan Laut, ahli kapal selam PT PAL dan sejumlah akademisi dari Institus Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

“Diperkirakan berangkat Februari,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskomblik) Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin di Jakarta, Jumat (6/1).

Dalam pemberitaan jurnas.com sebelumnya, Hartind menyebut tim pembuat kapal selam Indonesia akan berangkat Januari ini. Jumlah tim yang dia sebutkan saat itu berjumlah 50 orang.

Proyek pembuatan kapal selam yang dilakukan dengan kesepakatan joint production tersebut akan dilakukan secara bertahap. Hartind menuturkan, dua dari tiga kapal selam yang dibeli Indonesia itu akan dibuat di Korea Selatan melalui perusahaan galangan Daewoo Shipbuiliding Marine Engineering (DSME). Pembuatan kapal selam pertama dilakukan selama 36 bulan. Selama itu pula teknisi dari Indonesia akan memperhatikan dengan seksama cara mereka merakit hingga akhirnya kapal selam itu selesai.

Pada pembuatan kapal selam kedua, barulah para teknisi Indonesia ikut terlibat namun, masih akan dibantu dari pihak Korea Selatan. “Separuh teknisi dari kita, separuh dari mereka,” katanya.

Pembuatan kapal selam kedua ini diperkirakan lebih singkat, yakni hanya 20 bulan. Pasalnya, pihak Korea Selatan dan Indonesia menargetkan bisa membangun dua kapal selam itu dalam kurun 56 bulan atau sekitar 4,5 tahun. “Diperkirakan dua kapal selam itu akan selesai pada pertengahan 2016,” ujar Hartind.

Dan untuk pembuatan kapal selam ketiga, pengerjaan sepenuhnya dilakukan teknisi Indonesia. Hartind mengatakan, pembuatan kapal selam ketiga ini akan dilakukan di galangan PT PAL di Surabaya. Namun begitu, pihak DSME tetap akan mengawasi pembuatannya. “Proses pembuatannya diperkirakan memakan waktu antara 24-36 bulan, diperkirakan bisa selesai sekitar 2019.” katanya.

Sumber : Jurnas

Ukraine Will Deliver 49 Main Battle Tanks T-84 Oplot to Thailand

UKRAINA-(IDB) : Ukrainian State Company for Export and Import of Military and Special Products and Services (Ukrspetseksport), which is a part of the Ukroboronprom state concern, intends to supply 49 T-84 Oplot tanks to Thailand.

He said a statement made by Volodymyr Kuratchenko, deputy director general of Ukroboronprom, in Kharkiv that enterprise will supply close to 100 tanks to Thailand was a mistake.

Volodymyr Kuratchenko told the press in Kharkiv that the execution of the contract will begin in 2012 and will be completed in 2014.

He said the execution of the contract will allow the Kharkiv Malyshev Plant to boost production volume 10 times in 2012 over 2011.

He did not specify a sum of the contract.

Mykola Belov, acting director general of the Kharkiv Malyshev Plant, told Ukrainian News the Cabinet of Ministers allocated UAH 40.2 million in December to the plant for preparing the execution of this and other contracts concerning production of tanks and armored personnel carriers.

Chief Designer Volodymyr Vakulenko told the press some 40 changes will be introduced in the design on demands from the customer, including installation of air conditioners.

As Ukrainian News reported, Ukrspetseksport on September 1 signed a contract with the Defense Ministry of Thailand to deliver 49 Oplot tanks for a sum exceeding USD 200 million.

On August 5, Ukrspetseksport reached agreement with Thailand for manufacture of 121 pieces of
BTR-3E1 armored personnel carriers and support vehicles based on them worth a total of more than USD 140 million.


Ukrspetseksport is part of the Ukroboronprom state-run concern, which also comprising enterprises producing military hardware, including tank-building enterprises.
 
Source : Army

Kekuatan Ideal Pengamanan Laut, TNI AL Membutuhkan 35 Kapal Cepat Rudal

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Laut memerlukan 35 unit Kapal Cepat Rudal (KCR) sebagai kekuatan ideal dalam melakukan pengamanan wilayah laut Indonesia yang sangat luas. Hingga saat ini KCR yang dimiliki baru 6 unit.

"Idealnya ada 35 unit KCR, tapi hingga saat ini kami baru memiliki 6 KCR,"kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Untung Suropati di Jakarta, Jumat (6/1).

Untung merinci, keenam KCR yang dimiliki TNI saat ini adalah Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Mandau-621, KRI Rencong-622, KRI Badik-623, dan KRI Keris-624 yang semuanya buatan Korea. Dua unit lainnya merupakan hibah dari pemerintah Brunei Darussalam yaitu KRI Salawaku-642 dan KRI Badau-643.

"Sesuai MEF akan diadakan penambahan 15 unit KCR,"ujar Untung.

Rencana penambahan KCR ini baru terlaksana dengan penyerahan KRI Clurit-641 pada April 2011 lalu dan segera menyusul KRI Kujang-642 yang akan diserahkan paling lambat April mendatang. Yang membanggakan, kedua KCR ini merupakan kapal buatan dalam negeri yang diproduksi oleh PT Palindo Marine, Batam.

Dalam kunjungannya ke PT Palindo Marine Rabu (4/1) lalu, Asisten Perencanaan Kepala Staf TNI AL Laksamana Muda TNI Sumartono mengungkapkan pemerintah Indonesia menargetkan pembuatan 24 unit kapal cepat berpeluru kendali hingga 2024. Kedua puluh empat unit KCR itu akan disebar ke wilayah Barat Indonesia dan Sulawesi Utara.

Sumber : Jurnas

Siswa SMKN 29 Jakarta Rakit Pesawat Perintis

 Desmunyoto P. Gunadi / Jurnal Nasional
Pesawat perintis kedua "Jabiru J430" siap terbang

JAKARTA-(IDB) : Setelah siswa-siswa SMK Negeri 2 Solo yang berhasil merakit mobil "Kiat Esemka", kini giliran siswa-siswa SMK Negeri 29 Jakarta siap menerbangkan pesawat hasil rakitan mereka. Pesawat yang diberinama "Jabiru J430" jenis perintis rencananya uji coba terbang di lapangan terbang Pondok Cabe, Tangerang pada akhir Januari 2012.

"Saat ini sudah 95 persen pengerjaannya. Tinggal proses finishing, seperti pemasangan sayap, pemasangan tangki bensin, pengecatan dan lain-lain. Perkiraan akhir bulan ini sudah selesai," kata Kepala Program Keahlian Airframe & Powerplant SMK N 29 Jakarta, Ahmad Budiman berbincang dengan Jurnal Nasional, Jumat (6/1) di Jakarta.

Pesawat akan diterbangkan pertama di sekitar sekolahan yang berlokasi di Jalan Prof Sutono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Setelah itu, katanya, baru akan ujicoba terbang di Pondok Cabe. Pesawat Jabiru J430 merupakan karya kedua SMKN 29, setelah sebelumnya pada 2009 berhasil merakit pesawat Jabiru J200.

Sumber : Jurnas


Pesawat Perintis Siswa SMKN 29 Jakarta Ditawarkan Rp1,3 Miliar

Pesawat perintis kedua "Jabiru J2000"
JAKARTA-(IDB) : Pesawat Jabiru J430 hasil rakitan SMK Negeri 29 Jakarta bakal ditawarkan dengan harga sekitar Rp1,3 miliar. Ini lantaran menyesuaikan besarnya biaya perakitan dan bahan-bahan yang dipergunakan.

"Kami berani menawarkan harga pesawat ini sampai Rp1,3 miliar," kata Kepala Program Keahlian Airframe & Powerplant SMK N 29 Jakarta, Ahmad Budiman saat berbincang dengan Jurnal Nasional, Jumat (6/1) di Jakarta. Rencananya, mereka akan memproduksi pesawat tersebut sebanyak 20 unit.

Budiman mengatakan, biaya merakit pesawat memang mahal bila dibandingkan merakit mobil. Sebab, banyak bahan yang digunakan didatangkan dari luar negeri. Tapi, biaya tersebut seluruhnya ditanggung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Biaya perakitannya mahal sampai Rp200 juta," katanya.

Sedangkan, biaya membeli bahan-bahan lokal dikeluarkan sekitar Rp100 juta dan ongkos kirim bahan impor sekitar Rp300 juta. Sebagian besar komponen pesawat masih diimpor dari Australia dan 10 persen berasal dari bahan lokal.

"Saat ini pengerjaan sudah sampai 95 persen," katanya. Yaitu proses finishing, seperti pemasangan sayap, pemasangan tangki bensin, pengecatan dan lain-lain. "Perkiraan akhir bulan ini sudah selesai," kata Budiman. Pesawat Jabiru J430 merupakan keluaran terbaru anak SMKN 29 Jakarta.

Sebelumnya pada 2009, mereka berhasil merakit pesawat sejenis yang diberinama "Jabiru J200". Bedanya, pesawat yang lama hanya berkapasitas dua orang, sementara yang terbaru mampu menampung empat orang.

Sumber : Jurnas

Korsel Didesak Waspadai Kebijakan Militer AS

SEOUL-(IDB) : Pergeseran kebijakan luar negeri yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, menuai spekulasi di Korea Selatan (Korsel).


Kebijakan luar negeri tersebut mengenai strategi militer AS yang difokuskan untuk memenangkan peperangan yang terjadi di kawasan Timur Tengah dan beralih kepada penguatan militer di Asia. Beberapa pengamat di Korsel menilai, kebijakan agresif AS ini patut diwaspadai.


"Pada tahun 2015, militer Korsel akan berada di bawah pengaruh AS. Korsel akan memimpin perang darat sementara AS akan mendukung melalui Angkatan laut dan udaranya," ramal pengamat militer dari Institut Analisis Pertahanan Korea seperti diberitakan The Chosun Ilbo, Jumat, (6/1/2012).


Lebih lanjut para pengamat menyarankan agar Korsel meningkatkan kemampuan Angkatan Udaranya dalam melakukan serangan.


Saat ini terdapat sekira 28.500 pasukan AS yang ditempatkan di Korsel. Presiden Obama dan pejabat Pentagon berulang kali menjanjikan akan menambah jumlah pasukan ini.


Sebelumnya dilaporkan, Presiden Obama menjadwalkan kunjungannya ke Pentagon guna membahas strategi pertahanan AS di tengah adanya kebijakan penghematan. AS pun digadang-gadang akan memfokuskan kebijakan pertahanannya di kawasan Asia.


Pada kesempatan berbeda, Pentagon sempat mengatakan pernyataan perubahan kebijakan pertahanan AS tidak akan memberikan dampak buruk bagi Negeri Ginseng tersebut.

Sumber : Okezone

Budget Pertahanan Berkurang, Obama Akan "Rampingkan" Militer AS

Penarikan pasukan AS dari Irak
PENTAGON-(IDB) : Dalam kunjungan ke Pentagon, ia menjelaskan rencana pertahanan berskala luas yang akan berdampak pada pengurangan ribuan tentara.

Arus pasang peperangan mulai surut dan AS harus memperbaharui kekuatan ekonominya, kata Obama.

Strategi tersebut didesain untuk mengakomodasi pengurangan budget Pentagon yang mencapai US$ 450 milyar dalam satu dekade mendatang.

Budget pertahanan AS juga akan berkurang US$ 500 milyar di akhir tahun setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan untuk mengurangi defisit menyusul tercapainya kenaikan plafon utang negara itu Agustus itu.

"Ya, militer kita akan lebih ramping," kata Obama pada wartawan, "tapi dunia harus tahu Amerika Serikat akan tetap menjunjung superioritas militer dengan angkatan bersenjata yang sigap, fleksibel dan siap menghadapi ancaman dan kondisi darurat."

'Saat transisi'

Presiden Obama menggunakan otoritas pribadinya untuk merancang visi pertahanan Amerika yang benar-benar baru. 

Di masa depan, akan ada lebih sedikit pertempuran-pertempuran melawan komplotan pemberontak di negara-negara jauh. 

Militer AS akan lebih berkonsentrasi pada kapasitas angkatan udara dan laut untuk mengimbangi para kompetitor sepertii Cina atau menundukkan negara antagonis seperti Iran. 

Dan langkah ini juga akan mengurangi kemampuan yang selama ini dibanggakan AS yaitu terlibat dalam dua perang secara bersamaan.

Namun ada satu hal lain yang sangat penting dalam hal ini. Saat ini adalah waktu yang sulit. Amerika menghabiskan trilyunan dolar untuk kegiatan-kegiatan militer.

Kongres telah memberikan mandat untuk pengurangan budget pertahanan.

Dalam beberapa bulan ke depan, kita akan mengetahui detil rencana ini: berapa jumlah tentara yang dikurangi, berapa program bersenjata yang dibatalkan, dan apa implikasinya bagi para sekutu AS seperti Inggris dan untuk perusahaan-perusahaan yang bergantung pada belanja pertahanan AS.

Tahun ini Amerika akan menyelenggarakan pemilihan presiden. Kandidat presiden dari partai Republik dipastikan akan menuduh bahwa Obama berusaha memperlemah militer.

Mengantisipasi kritik dari partai Republik pada tahun pemilihan, Obama menegaskan bahwa budget pertahanan masih akan meningkat, tapi tidak dalam waktu singkat.

Didampingi Menteri Pertahanan Leon Panetta, Obama mengatakan AS "membuka lembaran baru sesudah perang selama satu dekade," dan menghadapi "masa transisi."

"Meski tentara kita tetap bertempur di Afghanistan, gelombang pasang perang mulai surut," kata Obama dalam pidato di Pentagon.

Peralihan doktrin

Dalam kunjungan ke Canberra, Australia, November lalu, Obama mengatakan Asia-Pasifik kini menjadi prioritas utama AS. Pidatonya saat itu dipandang sebagai tantangan bagi Cina.

"Seperti yang saya jelaskan di Australia, kita akan memperkuat kehadiran kita di Asia-Pasifik, dan pengurangan budget tidak akan mempengaruhi peran kita di wilayah yang penting ini," kata Obama di Pentagon.

Partai Republik memberi reaksi negatif pada rencana Obama. Ketua Komite Angkatan Bersenjata, perwakilan dari California Howard McKeon mengatakan kebijakan baru itu adalah "langkah mundur dari dunia yang disamarkan sebagai strategi baru."

"Ini adalah strategi memimpin dari belakang untuk Amerika yang terbelakang," kata McKeon dalam pernyataannya.

Obama terlibat langsung dalam rancangan cetak biru ini, ia melakukan enam kali pertemuan dengan para pejabat pertahanan tinggi sejak September.

Sumber : BBC

Inggris Pertanyakan Masa Depan Pesawat F-35

WASHINGTON-(IDB) : Menteri Pertahanan Inggris Philip Hammond menyuarakan kekhawatiran dan mempertanyakan masa depan program Joint Strike Fighter (JSF) dalam pertemuan dengan Menhan AS Leon Panetta di Washington DC, AS, Kamis (5/1/2012) waktu setempat.

Inggris sangat bergantung pada pesawat F-35 Lightning II yang dibuat dalam program JSF ini untuk melengkapi armada kapal induk masa depannya. Akan tetapi, pengembangan dan produksi pesawat generasi kelima tersebut terus tertunda-tunda karena berbagai masalah teknis dan pembengkakan biaya.

Hammond mempertanyakan prospek produksi pesawat tersebut setelah AS mengumumkan akan merampingkan anggaran pertahanannya. "Salah satu hal yang saya harap bisa dipahami dalam pertemuan hari ini adalah apakah dampak pengumuman (perampingan anggaran pertahanan AS) yang disampaikan hari ini terhadap program Joint Strike Fighter," ungkap Hammond dalam pemaparan di lembaga pemikiran Atlantic Council di Washington.

Inggris adalah salah satu negara di luar AS yang turut menyumbangkan dana untuk pengembangan pesawat berkemampuan stealth tersebut, dan Hammond menegaskan, Inggris tetap berkomitmen memesan F-35C, yakni varian F-35 yang bisa lepas landas dan mendarat di kapal induk.

"Tetapi, tentu saja, jika terjadi perubahan rencana dalam program itu, jika AS memutuskan jumlah pesanannya, akan berdampak pada ketersediaan unit pesawat dan harga satuannya," ungkap Hammond.

Jika hal itu membuat produksi F-35 kembali tertunda, Inggris terancam akan mengoperasikan kapal induk baru tanpa pesawat. Saat ini, kapal induk terbaru Inggris, Prince of Wales, sedang dalam proses pembuatan, dan Inggris berencana melengkapi kapal induk itu dengan armada F-35C.

"Seperti yang Anda tahu, kami sedang dalam tekanan opini publik di Inggris terkait fakta bahwa kami sedang membangun dan akan meluncurkan kapal induk beberapa tahun sebelum ada pesawat yang akan diangkut. Itu akan seperti mimpi jadi nyata bagi para karikaturis, punya kapal induk tanpa pesawat untuk dibawa," tandas Hammond mengungkapkan kekhawatiran Inggris.

Program JSF mengembangkan tiga varian F-35, yakni F-35A yang beroperasi dari landasan konvensional di daratan untuk menggantikan armada pesawat F-16; F-35B yang mampu lepas landas dari landasan pendek dan mendarat secara vertikal (STOVL) untuk menggantikan armada pesawat Harrier, dan F-35C yang dioperasikan dari kapal induk untuk menggantikan armada F/A-18.

Sumber : Kompas