Pages

Sabtu, Januari 07, 2012

Siswa SMKN 29 Jakarta Rakit Pesawat Perintis

 Desmunyoto P. Gunadi / Jurnal Nasional
Pesawat perintis kedua "Jabiru J430" siap terbang

JAKARTA-(IDB) : Setelah siswa-siswa SMK Negeri 2 Solo yang berhasil merakit mobil "Kiat Esemka", kini giliran siswa-siswa SMK Negeri 29 Jakarta siap menerbangkan pesawat hasil rakitan mereka. Pesawat yang diberinama "Jabiru J430" jenis perintis rencananya uji coba terbang di lapangan terbang Pondok Cabe, Tangerang pada akhir Januari 2012.

"Saat ini sudah 95 persen pengerjaannya. Tinggal proses finishing, seperti pemasangan sayap, pemasangan tangki bensin, pengecatan dan lain-lain. Perkiraan akhir bulan ini sudah selesai," kata Kepala Program Keahlian Airframe & Powerplant SMK N 29 Jakarta, Ahmad Budiman berbincang dengan Jurnal Nasional, Jumat (6/1) di Jakarta.

Pesawat akan diterbangkan pertama di sekitar sekolahan yang berlokasi di Jalan Prof Sutono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Setelah itu, katanya, baru akan ujicoba terbang di Pondok Cabe. Pesawat Jabiru J430 merupakan karya kedua SMKN 29, setelah sebelumnya pada 2009 berhasil merakit pesawat Jabiru J200.

Sumber : Jurnas


Pesawat Perintis Siswa SMKN 29 Jakarta Ditawarkan Rp1,3 Miliar

Pesawat perintis kedua "Jabiru J2000"
JAKARTA-(IDB) : Pesawat Jabiru J430 hasil rakitan SMK Negeri 29 Jakarta bakal ditawarkan dengan harga sekitar Rp1,3 miliar. Ini lantaran menyesuaikan besarnya biaya perakitan dan bahan-bahan yang dipergunakan.

"Kami berani menawarkan harga pesawat ini sampai Rp1,3 miliar," kata Kepala Program Keahlian Airframe & Powerplant SMK N 29 Jakarta, Ahmad Budiman saat berbincang dengan Jurnal Nasional, Jumat (6/1) di Jakarta. Rencananya, mereka akan memproduksi pesawat tersebut sebanyak 20 unit.

Budiman mengatakan, biaya merakit pesawat memang mahal bila dibandingkan merakit mobil. Sebab, banyak bahan yang digunakan didatangkan dari luar negeri. Tapi, biaya tersebut seluruhnya ditanggung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Biaya perakitannya mahal sampai Rp200 juta," katanya.

Sedangkan, biaya membeli bahan-bahan lokal dikeluarkan sekitar Rp100 juta dan ongkos kirim bahan impor sekitar Rp300 juta. Sebagian besar komponen pesawat masih diimpor dari Australia dan 10 persen berasal dari bahan lokal.

"Saat ini pengerjaan sudah sampai 95 persen," katanya. Yaitu proses finishing, seperti pemasangan sayap, pemasangan tangki bensin, pengecatan dan lain-lain. "Perkiraan akhir bulan ini sudah selesai," kata Budiman. Pesawat Jabiru J430 merupakan keluaran terbaru anak SMKN 29 Jakarta.

Sebelumnya pada 2009, mereka berhasil merakit pesawat sejenis yang diberinama "Jabiru J200". Bedanya, pesawat yang lama hanya berkapasitas dua orang, sementara yang terbaru mampu menampung empat orang.

Sumber : Jurnas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar