MALANG-(IDB) : Latihan survival dasar Bima Sakti XXXII kembali digelar Lanud Abd Saleh. Bertempat di waduk Selorejo, Kabupaten Malang, 90 crew pesawat akan melaksanakan latihan selama tiga hari kemarin dan berakhir Kamis (22/3) di Bendungan Selorejo.
Danlanud Abd Saleh Marsma A Dwi Putranto menjelaskan, latihan survival dasar ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di Abd Saleh. Tidak sekadar menguji kemampuan anggota saat menghadapi kondisi darurat, juga melatih mental dan semangat para crew mempertahankan dalam segala situasi dan kondisi.
Dijelaskannya, dalam skenario latihan survival dasar ini seolah-olah pesawat yang diawaki para crew mendarat darurat di perairan karena mengalami kerusakan pada kedua mesinnya. Agar tidak terjebak di dalam tubuh pesawat, para crew harus terjun bebas di perairan luas. Di sinilah ketahanan tubuh para crew diuji.
Kondisi perairan yang sangat luas dengan kondisi yang sangat lelah, memaksa para crew tidur di perairan, sambil menunggu pertolongan. “Ceritanya mereka membawa pesawat Hercules, tapi karena ada kerusakan pada mesin maka pesawat pun harus mendarat darurat di perairan,’’ kata Dwi usai membuka acara latihan survival dasar di hangar skadron 32 Lanud Abd Saleh kemarin.
Setelah kondisinya membaik, para crew ini langsung berenang ke tepian. Sialnya begitu sampai di daratan, ternyata merupakan sebuah pulau tak berpenghuni. Imbasnya, para crew inipun harus terus berjalan, untuk mencari ketinggian. Perjalanan yang cukup jauh ini betul-betul harus dilakukan para crew agar tetap selamat.
Tentu saja di hutan tidak ada makanan, sehingga para crew ini harus betul-betul bisa memanfaatkan buah atau hewan yang dijumpai, untuk dimakan agar tetap bisa bertahan hidup. “Di sinilah ujian pertahanan hidup dilakukan. Setelah mereka satu malam berendam di air, kemudian masuk hutan. Saat di hutan, peserta ini harus betul-betul bisa bertahan hidup, dengan memanfaatkan yang ada di dalam hutan tersebut untuk dimakan,’’ kata Dwi yang mengaku jika dirinya beberapa kali ikut latihan survival dasar ini.
Setelah dua hari, para crew sedikit bernafas lega. Itu setelah posisi mereka terdeteksi oleh kesatuannya. Bantuan makanan yang dikirim melalui media heli box pun langsung dimanfaatkan para crew, setidaknya hingga tim penyelamat datang.
“Latihan survival dasar ini akan berlanjut pada latihan survival lanjutan (survival tempur) yang akan digelar secara gabungan di tingkat Koops II Angkatan Udara (AU). Itu sebabnya, dalam latihan dasar ini para anggota harus betul-betul maksimal,’’ kata pria yang tidak lama lagi dipromosikan untuk menduduki jabatan sebagai Kas Koops AU.
Namun begitu, keamanan dan keselamatan prajurit dalam menjalankan latihan tetap harus dijaga. “Disiplin dalam latihan tetap harus senantiasa di perhatikan. Dan seluruh anggota wajib mematuhi seluruh prosedur latihan, dan tidak melakukan tindakan gegabah,’’ tandas Dwi.
Sumber : MalangPost
0 komentar:
Posting Komentar