WASHINGTON-(IDB) : Teroris seakan tidak pernah tidur dalam mencari sasaran. Seorang pria 26 tahun dari Massachusetts, AS, yang bergelar sarjana fisika, ditangkap, Rabu (28/9/2011), karena karena dituduh telah merencanakan penyerangan terhadap Pentagon dan US Capitol dengan pesawat terbang mainan yang dikendalikan remote.
Menurut pihak berwenang AS, pria itu, yang bernama Rezwan Ferdaus, merupakan warga AS asal Ashland, Massachusetts. Ia berencana akan menggunakan pesawat mainan yang diisi dengan bahan peledak plastik C-4. Penangkapan tersebut merupakan hasil dari sebuah operasi penyamaran FBI. Ferdaus yang bergelar sarjana fisika dari Northeastern University di Boston itu juga dituduh telah berupaya untuk memberi dukungan material dan sumber daya buat Al Qaeda guna menyerang tentara AS di luar negeri.
Pengacaranya, yang disediakan oleh pemerintah federal, tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.
Seorang pejabat penegak hukum mengatakan, Ferdaus tidak segera menimbulkan bahaya bagi masyarakat karena operasi penyamaran menjalin hubungan dekat dengan dia. "Tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa ia terkait dengan sebuah organisasi teroris asing. Sepertinya ia jadi radikal karena nonton video di internet. Dia diberi kesempatan untuk mundur, tetapi dia tidak pernah ragu akan niatnya untuk melakukan serangan," kata sumber itu.
Penyelidikan tersebut juga melibatkan seorang saksi yang bekerja sama dengan dia, dan pihak berwenang mulai merekam percakapan antara saksi itu dan Ferdaus sejak Januari, kata pihak berwenang. Ferdaus mulai merencanakan sebuah "jihad" terhadap Amerika pada awal 2010. Ia memasok agen-agen FBI yang menyamar dengan ponsel-ponsel yang telah dikerjai agar bisa berfungsi sebagai pemicu untuk perangkat peledak yang telah diimprovisasi, yang akan digunakan dalam membunuh tentara AS di luar negeri.
Agen federal yang menyamar memberikan Ferdaus 25 pon bahan peledak C-4 palsu. Menurut sumber itu, hanya sedikit dari jumlah itu yang benar-benar bahan peledak. Para agen FBI juga memberikan kepada Ferdaus enam unit senapan serbu AK-47 dan tiga granat, tetapi semuanya tidak dapat digunakan.
Menurut pihak berwenang, antara Mei dan September ini, Ferdaus memesan dan memperoleh sebuah pesawat mainan yang dikendalikan dengan remote seharga 6.500 dollar AS (setara Rp 57,7 juta), yaitu sebuah F-86 Sabre, yang disimpan di sebuah fasilitas penyimpanan di Framingham, Massachusetts, dengan memakai nama palsu. Meskipun punya pesawat mainan, seorang pejabat penegak hukum lain mengatakan, "Orang itu tidak pernah benar-benar menjadi sebuah ancaman."
Ferdaus belum menikah dan tak punya anak. Seorang hakim federal di Worcester, Massachusetts, Rabu, memerintahkan Ferdaus ditahan hingga Senin ketika persidangan akan digelar.
Sumber: Kompas