Pages

Selasa, April 19, 2011

Bayar Tebusan Langkah Teraman

MALANG--(IDB) : Pengamat militer dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Muhajjir Effensi menyatakan memenuhi tuntutan perompak Somalia dengan memberikan uang tebusan menjadi langkah aman untuk membebaskan para ABK Sinar Kudus.

"Hal itu minim risiko. Namun, operasi militer juga menjadi salah satu alternatif yang bagus untuk membebaskan para sandera bersama kapalnya," ujar Muhajjir di Malang, Jatim, Selasa (19/4).

Kalaupun pembebasan para sandera itu harus ditempuh dengan memberikan uang tebusan, kata rektor UMM itu, dananya jangan dibebankan kepada pemerintah, karena itu menjadi kewajiban dan tanggung jawab perusahaan yang menaungi kapal MV Sinar Kudus.

Jika harus ditempuh dengan cara memberikan uang tebusan, kata Muhajjir, harus ada negosiator ulung dan pemberani untuk memudahkan proses pembebasan para sandera tersebut. Lebih lanjut Muhajjir mengatakan, pembebasan sandera dengan cara menggelar operasi militer secara khusus dan rahasia akan mengangkat kredibelitas negara dalam melindungi seluruh warganya dimanapun berada, tak terkecuali yang saat ini sedang dalam genggaman para perompak Somalia.

Muhajjir meyakini, jika TNI memiliki pasukan yang mumpuni."Saya rasa gabungan Kopassus dan Kopaska (Marinir) sudah cukup untuk melakukan operasi militer dalam pembebasan WNI yang disandera perompak, dan saya yakin TNI bisa melakukannya," paparnya.

Meski sekarang kapal sudah bergeser dari laut lepas, tegasnya, tidak akan terlalu menyulitkan. Sebab, kekuatan dan kapasitas para perompak tentu bisa dihitung. Ia mengemukakan, keberanian dan keberadaan perompak tidak seberani dan senekat seperti kasus penyanderaan yang berkaitan dengan teror, sebab ini murni kriminal. Jika para perompak itu nekat, pasti akan berhadapan dengan PBB dan negara-negara di dunia.

Sebanyak 20 orang WNI yang belayar menggunakan kapal MV Sinar Kudus disandera para perompak Somalia sejak 16 Maret lalu.

Update : TNI Uji Coba Rudal Yakhont

Yakhont adalah rudal buatan Rusia yang dibeli dengan harga US$1,2 juta perunit.

Anggota TNI AL memeriksa Rudal Sea Cat.
VIVA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI akan menguji coba rudal Yakhont yang baru dibeli dari Rusia, Rabu 20 April 2011. Lokasi pengujian ada di sebelah barat Selat Sunda, Samudera Hindia.

Rudak Yakhont memiliki jangkauan maksimal mencapai 300 kilometer, dengan daya ledak 300 kilogram, dan jarak tempuh dua kali kecepatan suara.

"Sasaran tembaknya eks kapal perang kita, KRI Teluk Bayur," ujar Kadispen TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama, Tri Prasodjo saat berbincang di KRI Surabaya 591, Jakarta, Selasa 19 April 2011.

Rudal asal Rusia itu dibeli dengan harga US$1,2 juta perunit. Namun Tri tidak menyebutkan berapa rudal Yakhont yang dibeli. "Yang jelas kita belinya lebih dari satu. Sehingga kalau satu ditembakkan masih punya lagi," kata dia.


Anggota TNI AL memeriksa nose cap Rudal Yakhont milik TNI AL
Pembelian rudal asal Rusia itu kata Tri untuk melengkapi sistem persenjataan strategis TNI. Namun dia menegaskan, pembelian senjata strategis bukan diperuntukkan semata-mata untuk tujuan perang. Senjata canggih, kata Tri, harus dimiliki TNI untuk mempertahankan sistem pertahanan dan keamanan negara dari berbagai ancaman.

"Sebagai angkatan perang, TNI yang harus bertempur, tentunya kita harus dilengkapi senjata sesuai dengan fungsi asasinya. Kapal perang kita tentunya harus dilengkapi dengan senjata-senjata yang cocok dan sesuai dengan kapal itu," tuturnya.

Uji coba rudal asal Rusia dan senjata lainnya, kata Tri bertujuan untuk memastikan  senjata canggih yang dibeli TNI itu berfungsi baik. Dia menuturkan, uji coba juga merupakan bentuk pertanggungjawaban TNI kepada publik. "Ini kan dibeli dengan anggaran negara, maka kita  tunjukkan, inilah senjata yang kita memiliki untuk  memperkuat sistem pertahanan kita," pungkasnya.

Selain akan menguji coba rudal Yakhont, TNI AL  juga akan melakukan uji coba senjata strategis lainnya yakni, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000.

Rudal Yakhont akan ditembakkan dari KRI OWA-354, sedangkan Exocet MM-40 dan Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin 366. "Sementara  torpedo SUT ditembakkan dari KRI Cakra-402, 'Sea Cat'  ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358, dan RBO  6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien," jelas Tri.

Rencananya uji coba akan dihadiri sejumlah petinggi TNI, juga menteri. Dijadwalkan hadir Panglima TNI Laksama Agus Suhartono, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menkopolkam Djoko Suyanto, dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Soeparno.

Sumber: Vivanews

Indonesia-Turki Bicarakan Kerjasama Intelegen

JAKARTA-(IDB) : Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq, mengatakan, tim Komisi I dalam kunjungan kerjanya ke Ankara, telah bertemu Kepala Badan Intelijen Turki, Dr Hakan Fidan, dan membicarakan kerja sama intelijen kedua negara.

"Juga secara khusus membahas kemungkinan kerja sama komunitas intelijen negara-negara muslim, khususnya untuk isu kontra terorisme," ujarnya melalui hubungan telepon internasional, Selasa.

Mahfudz Siddiq menambahkan, pihak Badan Intelijen Turki (MIT) melalui Dr Hakan Fidan merespons antusias terhadap berbagai gagasan delegasi Komisi I DPR RI yang membidangi masalah luar negeri, pertahanan, intelijen, komunikasi dan informasi itu.

"Tim juga mendiskusikan tentang beberapa pokok krusial dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Intelijen, khususnya terkait isu kewenangan penyadapan, penahanan, koordinasi dan pengawasan internal," paparnya.

Untuk penyadapan, MIT diharuskan mendapatkan izin dari Pengadilan dalam waktu 60 hari.

"Kemudian untuk urusan penangkapan, dikatakan, MIT tidak memiliki wewenang untuk itu," ungkap Mahfudz Siddiq.

Politisi PKS itu menuturkan pula, Kepala MIT juga secara ex officio menjadi atau bertindak sebagai koordinator fungsi-fungsi intelijen dari berbagai instansi.

"Seperti intelijen militer, kepolisian, kejaksaan, imigrasi, dan lain-lain. Sementara untuk pengawasan eksternal dan akuntabilitas, tidak ada komisi khusus yang melakukan tugas itu," ujarnya.

Tapi dalam urusan pertanggungjawabannya, demikian Mahfudz Siddiq, MIT bertanggung jawab langsung kepada PM.

"MIT juga bertanggung jawab kepada parlemen jika diperlukan," kata Mahfudz mengutip keterangan Dr Hakan Fidan.

Namun, kata Mahfudz Siddiq, dalam pelaksanaan tugas intelijen di Mesir bisa diperiksa dan diproses hukum, jika terjadi penyimpangan, setelah melalui izin dari Perdana Menteri.

Sumber: Antara

Komisi I akan Minta Klarifikasi Panglima TNI

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Helmi Fauzi mengatakan, Komisi I akan meminta kepada Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono untuk mengklarifikasi kejadian penembakan di Kebumen, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

"Komisi I akan memanggil Panglima TNI untuk minta klarifikasi terhadap kasus ini. Kepada Panglima TNI, juga diminta untuk menindak pelaku penembakan karena ini melanggar HAM," kata Helmi saat menerima warga Kebumen di ruang fraksi PDIP, Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.

Menurut Helmi, kasus penembakan yang terjadi di Kebumen sudah masuk ke Komisi I. "Sudah ada komunikasi dengan Panglima TNI. Komisi I mengecam tindakan tersebut dan ini praktik masa lalu terjadi lagi," kata Helmi.

Menurut dia, kasus tersebut tidak hanya meminta pertanggungjawaban dari pelaku saja, tapi juga perlu pertanggungjawaban dari atasan.

"Perlu ada pertanggungjawaban komando, tidak bisa yang menembak atau yang di bawah saja yang bertanggung jawab," kata dia.

Sementara itu, anggota Komisi III DPR RI dari PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan, dirinya akan menulis surat kepada Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk segera membentuk tim normalisasi di Kebumen, Jawa Tengah.

"Perlu normalisasi, TNI harus dukung langkah penegakan hukum yang akan ditangani oleh Kepolisian. Saya akan menulis surat kepada Kapolri untuk membentuk tim normalisasi," kata Eva Sundari.

Dalam kesempatan tersebut, warga Kebumen mendatangi fraksi PDIP dan melaporkan kronologi kejadian penembakan oleh TNI terhadap warga.

Menurut Warsono, TNI tidak berhak memiliki tanah di beberapa kecamatan di Kebumen.

"Tanah yang ada adalah tanah ulayat yang dikelola sebelum kemerdekaan. Kalau TNI sudah gunakan tanah tersebut dan punya hak tanah di sana, artinya sebelum merdeka, TNI  sudah punya tanah di sana padahal TNI dibentuk kapan," kata Warsono.

Sumber: Antara

Paskhas Juara Pertama Kejuaraan Terjun Payung Piala Kasad 2011

Illustration
JAKARTA-(IDB) : Komandan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Harry Budiono mengatakan, prestasi yang diraih tim terjun payung Korps Baret Oranye harus disertai dengan regenerasi atlet yang baik.

"Kaderisasi, regenerasi perlu diciptakan untuk mempertahankan prestasi yang telah diraih," katanya, saat menerima kontingen terjun payung Pasukan Khas TNI Angkatan Udara di Bandung, Senin.

Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara menerjunkan atlet terjunnya pada Kejuaraan Terjun Payung Piala Kasad 2011 di Jakarta akhir pekan lalu.

Dalam kompetisi yang diadakan di Markas Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat, Cijantung, Korps Baret Oranye memenangkan beberapa nomor pertandingan baik di nomor individu maupun beregu.

Tim terjun payung Korps Paskhas meraih juara pertama untuk kategori ketepatan mendarat beregu putra, dan ketepatan mendarat perorangan putra senior.

Sedangkan untuk kategori kerja sama di udara Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara menempati posisi kedua.

"Dengan keberhasilan itu, Korps Baret Oranye tidak cukup dengan berbangga hati, namun harus terus melatih diri sambil menyiapkan kader dan generasi terbaik, agar prestasi yang sudah diraih dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan," kata Harry.

Ia menambahkan, para atlit juga harus melakukan introspeksi dan evaluasi untuk dapat menemukan berbagai faktor yang selama ini menjadi penghambat baik teknis maupun taktis, agar dapat diperbaiki agar prestasi yang ada dapat ditingkatkan.

Sumber: Kemhan

Satlilamil Surabaya Latihan Manuver Laut di Perairan Jawa

Illustration
JURNAS-(IDB) :  Komandan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya, Kolonel Laut (P) Irwan Achmadi memaparkan rencana latihan kepada para pelaku Latihan Pratugas Kolinlamil tahun 2011 di Mako Satlinlamil, Ujung Surabaya, Jawa Timur, Senin (18/4).

Penataran tersebut diikuti para perwira KRI dan perwakilan anggota pengawak tiap departemen KRI, dan perwakilan perwira marinir dari Pasmar Surabaya yang akan onbord di KRI.Demikian siaran pers Kepala Dinas Penerangan Kolinlamil, Letkol Laut Agus Cahyono yang diterima Jurnal Nasional, Senin (18/4).

Komandan Satlinlamil Surabaya selaku Komandan Satgas Latpratugas Unsur KRI Kolinlamil tahun 2011 mengatakan mengatakan penataran para pelaku tersebut untuk meningkatkan kemampuan sebelum pelaksanaan manuvra lapangan yang direncanakan berlangsung di perairan Laut Jawa.

Latihan ini akan melibatkan 10 unsur KRI jajaran Kolinlamil antara lain melaksanakan latihan penembakan di Pulau Gundul dan pelaksanaan pendaratan administrasi di Tanjung Pasir Banten. Kegiatan penataran tersebut didukung penceramah dari Perwira staf dari Koarmatim, Lantamal V, Pasmar Surabaya dan Pejabat Satlinlamil Surabaya dan intansi terkait lainnya.

Menurut Kadispen Kolinlamil, materi yang diberikan meliputi pembekalan pengetahuan tentang hukum HAM dan humaniter hukum, pengetahuan hukum internasional dan pemahaman analisa daerah operasi dari aspek maritim, pemahaman dan pendalaman operasi pendaratan administrasi.

Selain itu, juga diberikan materi latihan tempur meliputi latihan bantuan dan pengamanan tempur, latihan bantuan admnistrasi dan logistik, serta latihan bantuan khusus antara lain operasi ponton couseway, Search And Rescue (SAR) dan latihan bantuan menunda dan latihan bantuan penyelamatan kapal.

Dari Satlinlamil Surabaya direncanakan dalam Lapratugas tersebut akan melibatkan sedikitnya empat KRI meliputi KRI Jenis Landing Ship Tank (LST ) KRI Teluk Ratai-509 dan KRI dan tipe Frosch KRI Teluk Parigi-539 dan dua kapal baru KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 yang sekaligus melaksanakan uji coba pelayaran.
Sumber: Jurnas

Indonesia Gelar ADSOM Plus Pekan Depan

JURNAS-(IDB) : Indonesia akan menggelar pertemuan ASEAN Defence Senior Office Meeting (ADSOM) atau pertemuan pejabat senior Kementerian Pertahanan se-ASEAN Plus sejumlah negara lain di Yogyakarta 26 April mendatang.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Marsekal Madya TNI Erris Heriyanto kepada wartawan di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan),Jakarta, Senin (18/4) menyatakan salah satu pokok pembicaraan pertemuan tingkat Sekjen yang juga akan dihadiri delegasi delapan negara di luar ASEAN tersebut yaitu upaya mencegah dan menangani aksi terorisme.

"Topik mengenai penanganan aksi terorisme akan dibahas dalam ASEAN Defence Senior Office Meeting (ADSOM) Plus di Yogyakarta 26 April nanti," ujar Erris usai mendampingi Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan Menteri Pertahanan Thailand.

Erris menjelaskan topik terorisme itu bagian dari expert working group yang merupakan hasil dari ASEAN Defence Ministry Meeting (ADMM) Plus di Hanoi,Vietnam beberapa waktu lalu. Expert working group itu sendiri menyangkut lima bidang yaitu mengenai keamanan maritim, pencegahan terorisme, militer, kemanusiaan dan pencegahan bencana alam serta pemeliharaan perdamaian. "Lima bidang itu ada negara yang berperan sebagai penanggung jawabnya dan Indonesia bersama Amerika Serikat (AS) menangani pencegahan terorisme," katanya.

Sehingga tegas Erris, sepuluh negara anggota ASEAN bersama delapan negara lainya akan membahas konsep pencegahan aksi terorisme.

Sumber: Jurnas

Sinergikan Sumber Daya Keamanan

JURNAS-(IDB) : Pencapaian pengelolaan stabilitas keamanan tidak terlepas dari pengaruh kepemimpinan di daerah yang mampu mensinergikan seluruh sumber daya keamanan di daerahnya. Hal tersebut dikatakan Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono yang dibacakan Asisten Personalia Kasau, Marsekal Muda TNI Rodi Suprasodjo pada upacara bendera 17-an di Lapangan Apel Markas Besar TNI AU, Cilangkap, Jakarta, Senin (18/4).

Menurut Panglima TNI, daya kepekaan dan respon yang cepat untuk meredam secara dini terhadap gangguan keamanan yang muncul, terbukti berperan besar dalam mencegah meluasnya setiap konflik yang terjadi.

“Keterkaitan erat antara peran kepemimpinan daerah yang bersinergi dan saling menopang, baik pada lingkup kepemimpinan sipil maupun militer dalam menjaga dan memelihara stabilitas keamanan di daerah, bermuara pada stabilitas nasional sehingga program-program pembangunan dapat diselenggarakan dengan baik,” kata Panglima TNI seperti dilansir dalam siaran pers Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro yang diterima Jurnal Nasional, Senin (18/4).

Panglima TNI mengingat kepada seluruh prajurit dan PNS TNI untuk tidak bersikap reaktif terhadap segala isu yang berkembang dan tetap focus pada tugas yang diemban. Prajurit TNI, menurut Panglima TNI, harus senantiasa meningkatkan kualitas dan kapasitas diri guna membangun kompetensi dalam rangka meningkatkan kinerja sebagai konsekuensi dari remunerasi yang diberikan negara.

Sumber: Jurnas

Menlu RI bahas Masalah Perompak Laut di Dubai

KEMLU-(IDB) : Menteri Luar Negeri RI, Dr. R.M. Marty M Natalegawa bahas mengenai masalah Perompakan Laut pada pertemuan World Public-Private Counter Piracy Conference bertema Global Challenge, Regional Responses: Forging a Common Approach to Maritime Piracy” di Dubai, hari ini (18/4).

“Praktek perompakan merupakan kejahatan universal yang memerlukan penanganan secara komprehensif, inklusif dan terpadu, pada tingkat nasional, regional dan global” ujarnya.  

Di sela-sela konferensi dimaksud, Menlu RI mengadakan pertemuan dengan Menlu Somalia, Abdullahi Omar Arsharq untuk membahas mengenai 20 WNI, ABK Kapal Sinar Kudus, yang dibajak dan disandera oleh perompak Somalia.  Menlu Somalia menyampaikan komitmen Pemerintahnya untuk membantu upaya-upaya Pemerintah Indonesia dan Pemilik Kapal dalam membebaskan para ABK WNI tersebut.

Perangi Pembajakan

Pada pertemuan World Public-Private Counter Piracy Conference, Menlu menekankan tiga hal, terkait upaya kerjasama regional dan internasional dalam memerangi pembajakan.

Pertama, bahwa upaya memerangi pembajakan memerlukan identifikasi dan penanganan terhadap akar permasalahannya. Dalam hal pembajakan di Somalia, misalnya, akar permasalahan tidak dapat dipisahkan dari keadaan internal di Somalia sendiri.

Kedua, penanganan masalah pembajakan harus didasarkan pada regim hukum internasional sebagaimana terkandung dalam United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).  Penanganan masalah pembajakan harus difokuskan pada upaya-upaya memperkuat pelaksanaan (enforcement) dari rejim hukum internasional mengenai pembajakan.  Dalam kaitan ini perlu diperkuat kerjasama internasional untuk penegakan hukum (prosecution) terhadap kejahatan pembajakan dibawah kerangka hukum internasional.

Ketiga, Negara-negara pantai (littoral states) yang  berada di kawasan rawan pembajakan dan perompakan perlu melakukan patroli secara terkoordinasi (coordinated patrol) untuk memastikan keamanan navigasi dan keamanan maritim. Sementara negara-negara lain yang berkepentingan perlu mendukung upaya negara-negara pantai tersebut.

Selain itu Menlu RI juga menyampaikan pengalaman dan keberhasilan Indonesia, Malaysia dan Singapura sebagai littoral states di Selat Malaka dan Selat Singapura dalam memerangi pembajakan d
i kedua selat yang strategis tersebut, melalui patroli terkoordinasi (coordinated patrol).

Sumber: Kemlu

Republik Ceko Tawarkan Pesawat Tempur Ringan L-159 Ke Irak

Pesawat tempur ringan L-159 Ceko
PRAHA-(IDB) : Republik Ceko berencana menawarkan jet tempur ringan dan membantu memodernisasi armada helikopter Iraq, ungkap Menteri Luar Negeri Ceko Karel Schwarzenberg.

Perdana Petr Necas akan berkunjung ke Iraq 23-24 Mei, guna memperat hubungan ekonomi dengan Baghdad serta meneken kesepahaman perlindungan penanaman modal.

“Republik Ceko akan menawarkan pada Iraq pesawat tempur L-159, kami juga siap mengupgade helikopter Iraq,” ucap Schwarzenberg setelah menerima kunjungan Menlu Iraq Hoshyar Zebari di Praha, Senin (18/4).

Pesawat tempur ringan L-159 ALCA kursi tunggal dirancang untuk berbagai misi udara-ke-udara, udara-ke-darat dan pengintaian.

L-159 dikembangkan oleh Aero Vodochody pada akhir tahun 1990-an, berdasarkan disain airframe dan konfigurasi aerodinamis L-39 Albatros dan L-59 Super Albatros.

Pesawat L-159 pernah menjadi kandidat pengganti Hawk-Mk53 TNI AU, akhirnya dipilih T-50 Golden Eagle buatan perusahaan Korea Selatan.
Sumber: Rian

Dua Kapal Hibah Brunei Perkuat Armabar

KRI Salawaku 642 dan KRI Badau 643 saat sandar di Lanal Pontianak

JAKARTA-(IDB) : Dua kapal hibah dari Tentera Diraja Laut Brunei (TDLB) untuk Tentara Nasional Indonesia 

Angkatan Laut (TNI AL), KRI Salawaku 642 dan KRI Badau 643 akan masuk ke jajaran wilayah Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar). "Kapal itu akan berada di wilayah barat perairan Indonesia mulai dari Cirebon sampai Sabang," kata Komandan KRI Badau, Mayor Laut (P) Komaruddin, di Pontianak, Senin.

Namun untuk penggunaan patrolinya, dia mengatakan belum memperoleh informasi lebih lanjutnya. "Karena itu kebijaksanaan pimpinan. Kita cuma mendapatkan perintah untuk membawa kapal dari Brunei ke Jakarta, dan kita transit ke Pontianak untuk bekal ulang," katanya.

Menurutnya kapal hibah tersebut termasuk kapal cepat rudal (KCR) yakni kapal yang mempunyai kemampuan cepat dan mempunyai persenjataan peluru kendali atau rudal. "Kapal ini buatan Inggris tapi pabriknya di Singapura serta daya jelajahnya dengan kondisi ideal mampu sampai dengan 28 knot," tuturnya.

Komaruddin menjelaskan dengan kondisi saat ini, kapal tersebut masih bisa dipakai 10-15 tahun ke depannya. "Walau pun usianya sudah tua, perawatan di Brunei sangat baik sekali. Kapal itu juga disertai dengan spare part untuk dibawa ke Indonesia," ujarnya.

Masing-masing kapal berisi 37 orang yang terdiri dari 7 perwira dan 30 anggota, serta sistem navigasinya standar dengan kapal perang yang lainnya. Untuk perawatannya di Indonesia dilakukan rutin seperti KRI yang lainnya. "Setelah ini akan ada pengecekan dari TNI Angkatan Laut. Kemudian ada beberapa penyempurnaan, setelah diresmikan oleh pemerintah dalam hal ini diserahkan dari Panglima TNI ke KSAL. Berarti sudah bisa dioperasikan," tambahnya.

Hal yang sama juga dikatakan Komandan KRI Salawaku, Mayor Laut (P) Alfred Daniel Matthews, meski pun usianya sekitar 30 tahun, tetapi performanya masih sangat bagus. "Perjalanan dari Brunei sekitar dua hari satu malam, kita singgah di Pontianak dalam rangka bekal ulang untuk mengisi bahan bakar dan air, dan akan melanjutkannya ke Jakarta," ujarnya.

Pemerintah Brunei secara resmi menyerahkan dua unit kapal hibah kepada Indonesia pada 15 April 2011. Kedua kapal tersebut semula bernama "KDB (Kapal perang Diraja Brunei) Waspada" dan "KDB Pejuang" merupakan kapal-kapal armada Tentara Laut Diraja Brunei (TLDB).

Sumber: Suarakarya

Marinir dan Kopassus Kawal KM Labobar

JAKARTA-(IDB) : Kapal Motor Labobar Pelni yang akan memulangkan 2.927 WNI/TKI Overstay dan TKI Bermasalah dari Jeddah dikawal 14 anggota Marinir dari Batalyon Intai Amfibi, enam orang anggota Kopassus, dan 26 aparat kepolisian. Kapal yang berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada 10 April lalu itu akan tiba di Pelabuhan Jeddah, 19 April 2011.

Pimpinan Tim Khusus DPR untuk pengawasan pemulangan TKI, Irgan Chairul Mahfiz, di Jakarta, Senin (18/4/2011), mengatakan, "Kepulangan WNI/TKI dengan KM Labobar juga diikuti 69 petugas yang akan mengawal berikut melakukan pendataan. Petugas lainnya tersebut di antaranya lima petugas BNP2TKI, 13 tenaga kesehatan Kemenkes, satu orang dari Kemenko Polhukam, satu staf Kemenlu, dan tiga orang dari Imigrasi Kemenhuk dan HAM."

Setelah bersandar selama empat hari, KM Labobar akan diberangkatkan pada 23 April untuk menempuh perjalanan selama 11 hari dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada 3 Mei 2011 pukul 07.00 WIB. Kapal akan transit dulu di Pelabuhan Padang, Sumatera Barat.

Pemulangan gelombang VII dengan KM Labobar Pelni adalah yang terakhir dari jumlah 5.000 WNI/TKI Overstay dan TKI Bermasalah yang mendapat pengampunan. Gelombang pemulangan WNI/TKI Overstay dan TKI Bermasalah dari Jeddah sudah dimulai sejak Senin (14/2/2011) sebanyak 301 WNI/TKI, disusul gelombang II pada Jumat (18/2/2011) sebanyak 335 orang.

Selanjutnya gelombang III pada Kamis (24/2/2011) dengan pemulangan 350 orang, gelombang IV pada Senin (28/2/2011) 415 orang, gelombang V pada Rabu (9/3/2011) 305 WNI/TKI, serta gelombang VI pada Sabtu (19/3/2011) untuk 367 WNI/TKI.

Sumber: Kompas

Inggris Berlakukan Operasi Darat Di Libya

IRIB_(IDB) : Pemerintah London akan mempertimbangkan pengerahan pasukan darat Inggris ke Libya, sebuah opsi yang diangkat oleh Perdana Menteri David Cameron, sebagai bagian dari upaya untuk menggulingkan penguasa Libya.
 
Cameron menyatakan bahwa Inggris sedang mempersiapkan untuk "berbuat lebih" guna membantu kaum revolusioner menggulingkan Muammar Gaddafi.

Dalam sebuah wawancara dengan Sky News, Cameron menyatakan tidak akan ada pendudukan di Libya, tetapi ia bersikeras perlunya operasi darat secara singkat oleh pasukan Inggris untuk membantu pasukan revolusioner.

"Kita harus bertanya kepada diri sendiri, apa lagi yang bisa kita lakukan untuk melindungi warga sipil dan menghentikan mesin perang Gaddafi, yang membunuh rakyatnya sendiri," katanya.

"Inggris sudah memberikan rompi anti-peluru dan alat komunikasi kepada para revolusioner. Kami tengah melihat hal-hal apa lagi yang bisa kita lakukan," tambahnya.

Laporan sebelumnya menunjukkan bahwa pasukan khusus Inggris sudah menggelar operasi di Libya. Beberapa pakar militer juga menyarankan pasukan itu untuk memberi latihan militer dan memimpin pasukan revolusioner.

Serangan udara ke Libya berlangsung di bawah resolusi 1973 Dewan Keamanan PBB. Keputusan ini memberikan mandat kepada negara-negara anggota untuk mengambil semua langkah yang diperlukan guna melindungi warga sipil Libya, namun tidak termasuk pendudukan asing dalam bentuk apapun.

Cameron mengatakan, "Pembatasan akan memperumit intervensi Barat. Karena kita sudah mengatakan kita tidak akan menyerang, kita tidak akan menduduki, ini lebih sulit dalam banyak hal."

Ketika ditanya apakah dia pasti akan mengesampingkan penempatan pasukan darat Inggris di Libya, Cameron menjawab, "Apa yang saya katakan adalah tidak ada kekuatan pendudukan, tidak ada invasi. Posisi kami tidak berubah." 

Namun, Sir Menzies Campbell, mantan pemimpin Kubu Liberal Demokrat mengatakan, Cameron telah membuka kemungkinan pengerahan pasukan darat Inggris di Libya.

"Pernyataan Cameron perlu ditafsirkan secara hati-hati. Pendudukan selalu menyiratkan sejumlah besar pasukan berada di Libya untuk jangka waktu cukup lama," tambahnya. 

Sumber: Irib

Iran Gelar Parade Militer

TEHERAN-(IDB) : Angkatan Darat Republik Islam Iran telah menggelar pawai besar untuk menampilkan kemampuan pertahanan mereka dan kesiapan militer pada Hari Angkatan Bersenjata Iran. 
 
Angkatan Bersenjata Iran kembali menampilkan kekuatan untuk meyakinkan bangsa bahwa mereka siap mempertahankan integritas teritorial Iran. 

Hadir dalam peringatan tersebut Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan sejumlah petinggi militer, termasuk Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Mayjend Hassan Firouzabadi, Komandan Angkatan Darat Jenderal Ataollah Salehi, Menteri Pertahanan Ahmad Vahidi dan Kepala Polisi Iran Esmail Ahmadi Moghaddam.

Dalam pidato sambutannya, Ahmadinejad mengecam Amerika Serikat, karena berupaya menebar perselisihan antara pemerintah dan bangsa. Dikatakannya, AS sedang mencoba untuk mengobarkan perang di kawasan demi memasarkan senjata.

"AS bahkan berbalik melawan sekutu tradisionalnya untuk memajukan kepentingannya sendiri. Namun, bangsa-bangsa regional sedang berusaha menciptakan Timur Tengah baru tanpa kehadiran Amerika," tegasnya.

Iran telah menorehkan prestasi besar di sektor militer selama beberapa tahun terakhir, dan mencapai swasembada dalam beberapa bidang di industri pertahanan.

Sumber: Irib

Konspirasi Anti-Iran, Bumerang Bagi AS

TEHERAN-(IDB) : Seorang komandan senior Iran mengatakan, tekanan Washington terhadap Republik Islam Iran telah mengubah negara ini menjadi sebuah model yang menginspirasi gerakan rakyat melawan rezim dukungan Amerika Serikat di Timur Tengah.
 
Tekanan Washington terhadap program nuklir damai Iran dan kegagalan sanksi dukungan AS, menunjukkan kekuatan luar biasa sistem Islam dalam mempengaruhi bangsa-bangsa Timur Tengah, tegas Brigjend. Mohammad Reza Naqdi pada konferensi pers di ibukota Iran, Tehran pada hari Ahad (17/4).

Seraya menguraikan reaksi Barat atas gelombang kebangkitan Islam di kawasan, Naqdi mengatakan, pada tahap pertama, arogansi global berupaya menumpas gerakan rakyat melalui tindakan keras dan perang psikologis.

"Barat kemudian mencoba tahap kedua yaitu, perang Arab-Iran dan konflik Sunni-Syiah untuk menyimpangkan alur gerakan. Namun, kebangkitan Islam telah menyatukan kekuatan," tambahnya.

"Amerika sekarang mencoba untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang aspek gerakan bangsa-bangsa regional guna memperlambat kemenangan rakyat," jelasnya.

Lebih lanjut, Naqdi mengingatkan bahwa pada saat yang sama, Amerika berusaha untuk menyusupkan tentara bayaran dan mantan agen rezim, yang berpura-pura membelot, ke dalam barisan revolusioner. Langkah ini bertujuan membajak gerakan bangsa-bangsa.

Dalam beberapa bulan terakhir, gelombang revolusi dan protes anti-pemerintah telah melanda dunia Arab. Pada bulan Januari, sebuah revolusi di Tunisia mengakhiri kekuasaan 23 tahun mantan Presiden Zine El Abidine Ben Ali.

Pada bulan Februari, revolusi lain di dunia Arab berhasil menumbangkan mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak, setelah tiga dekade menjalankan pemerintahan otoriter.

Revolusi lainnya juga meletus di Libya, Yaman dan Bahrain. Kini, gerakan anti-pemerintah bahkan melanda Arab Saudi, Yordania, Oman, Kuwait dan Aljazair.

Sumber: Irib

Militer Iran Capai Kemajuan Hebat

TEHERAN-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Islam Iran Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan, prestasi Iran di sektor pertahanan udara luar biasa.
 
Seraya menyinggung peringatan Hari Angkatan Bersenjata Iran pada tanggal 18 April, Vahidi menuturkan, "Militer telah membuat kemajuan yang baik dalam segala kekuatannya. Angkatan Udara telah berhasil menorehkan prestasi luar biasa dalam meningkatkan kemampuan." IRNA melaporkan pada hari Senin (18/4).

"Angkatan Darat telah mencapai tingkat kesiapan prima dan Angkatan Laut juga telah menunjukkan kemampuannya di tingkat global," tambahnya.

Menyinggung berbagai produk baru militer Iran, Vahidi mengatakan, semua prestasi itu akan ditampilkan pada peringatan Hari Angkatan Bersenjata Iran.

Sejak kemenangan Revolusi Islam Iran pada tahun 1979, negara ini telah memulai kampanye untuk kemandirian dalam industri pertahanan dan meluncurkan proyek-proyek militer.

Iran menegaskan bahwa kekuatan militernya bukan ancaman bagi negara lain dan doktrin pertahanan negara didasarkan pada pertahanan.

Sumber: Irib

Militer Iran; Pencegah Musuh, Pengayom Sahabat

TEHERAN-(IDB) : Panglima Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, Jenderal Ataollah Salehi dalam pesannya kepada pasukan multinasional, mengatakan, militer Iran adalah pencegah pihak arogan dan pengayom seluruh negara regional.
 
Sebagaimana dilaporkan IRNA, Senin (18/4), Jenderal Salehi di sela-sela perayaan hari Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, menuturkan, Iran senantiasa menunjukkan kesiapannya untuk membantu seluruh negara sahabat dalam bidang budaya, politik dan militer.

Dia mengingatkan bahwa sama sekali tidak ada negara yang merasakan invasi dan hegemoni Iran. Sementara pasukan multinasional menduduki negara-negara lain. Ditegaskannya, "Uniknya, Barat menyebut Iran yang melindungi hak negara-negara lemah sebagai pihak yang mengintervensi urusan negara lain."

Menyinggung kehadiran militer Amerika Serikat di negara-negara regional dalam beberapa hari terakhir, Jenderal Salehi menandaskan, AS mengkhawatirkan kehilangan para sekutunya di kawasan, karena itu, Washington membiarkan mereka terlelap selama ini. Ditambahkannya, sekarang perbincangan terkait kebangkitan Islam. Rakyat tengah bangkit dan kepentingan AS berada dalam bahaya.

"AS takut terhadap kebangkitan bangsa-bangsa. Militer dan politikus negara-negara kawasan mulai sadar dan memahami bahwa pihak arogan mengamankan kepentingannya di negara-negara lain melalui ancaman dan konsesi," jelasnya.

Berbicara tentang masa depan perkembangan di kawasan, Jenderal Salehi mengatakan, kemenangan akan menjadi milik umat Islam yang bangkit hari ini dan melawan kezaliman global.

Sumber: Irib

Capres Mesir: Blokade Gaza Dicabut dan Ekspor Gas ke Israel Dibatalkan

Ketua Partai al-Karamah Mesir, Hamdin Sabbahi
KAIRO-(IDB) : Ketua Partai al-Karamah Mesir, Hamdin Sabbahi, dan salah satu kandidat pemilu presiden mendatang negara ini menyatakan jika ia terpilih, maka pemerintahannya akan memutuskan ekspor gas ke Israel. 
 
IRNA (18/4) melaporkan, Sabbahi mengatakan keputusannya itu adalah dalam rangka menghormati bangsa Mesir dan juga menjaga kekayaan negara. Tidak hanya itu, Sabbahi juga berjanji tidak akan melanjutkan kebijakan rezim Mubarak terkait blokade Jalur Gaza. 

Sabbahi menekankan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan Mesir dijadikan alat untuk merealisasikan tuntutan rezim Zionis Israel dan Gedung Putih. 

Menyinggung kesepakatan Camp David mengatakan, Sabbahi mengatakan, "Jika saya terpilih, maka saya akan mengutamakan tuntutan rakyat, karena mereka adalah yang pihak yang paling berhak atas negara." 

Sabbahi juga menekankan pentingnya penyaluran bantuan kepada warga Jalur Gaza, serta dukungan terhadap cita-cita mulia bangsa Palestina.

Sumber: Irib

Mubarak Lenyap, Mesir Siap Bantu Masuknya Bantuan ke Gaza

Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil al-Arabi
KAIRO-(IDB) : Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil al-Arabi, menyatakan bahwa negeranya siap membantu masuknya segala bentuk bantuan kemanusiaan internasional ke Jalur Gaza. 
 
IRNA melaporkan, hal itu dikemukakan kemarin (17/4 oleh al-Arabi dalam pertemuannya dengan para delegasi dari berbagai lembaga internasional membicarakan upaya mengakhiri blokade atas Gaza.

Al-Arabi menjanjikan berbagai kemudahan untuk masuknya segala bentuk bantuan internasional dan kebutuhan primer ke Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah. 

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Manhah Bakhum, "Dalam pertemuan itu, al-Arabi juga menekankan bahwa Mesir siap ikut berpartisipasi dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza. Ia juga menyampaikan persetujuan politik Kairo terhadap masuknya bantuan internasional melalui jalur penyeberangan Rafah".

Sebelumnya, pada masa kepemimpinan mantan diktator Hosni Mubarak, Mesir selalu menjegal upaya masyarakat internasional untuk menyalurkan bantuan ke Jalur Gaza melalui Rafah. Bahkan rezim Mubarak mengiringi langkah rezim Zionis Israel dalam memblokade Jalur Gaza, dengan membangun dinding baja di sepanjang perbatasannya dengan Gaza. 

Kini masyarakat internasional khususnya lembaga-lembaga kemanusiaan berharap dengan runtuhnya rezim Mubarak, pemerintah Mesir mempermudah proses penyaluran bantuan ke Gaza.

Sumber: Irib

Mesir Baru; Rangkul Iran, Tendang Israel

IRIB-(IDB) : Perdana Menteri rezim Zioni Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan kekhawatirannyaatas sikap anti-Zionis yang ditujukan oleh para pemimpin baru Mesir. Pernyataan ini dilontarkan lebih dari dua bulan setelah revolusi Mesir yang menggulingkan mantan Presiden Hosni Mubarak yang pro-Israel. 
 
Di tengah pertemuan para duta besar Uni Eropa di Yerusalem, timur al-Quds pekan lalu, Netanyahu mengatakan beberapa suara yang terdengar dari Kairo menunjukkan permusuhan terhadap Tel Aviv. Netanyahu menyatakan ia sangat prihatin atas pernyataan terakhir yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Mesir Nabil El Arabi. Para diplomat tinggi Kairo bersama sejumlah pejabat senior lainnya, dilaporkan telah menyebut Israel sebagai musuh Mesir.

Belum lagi, El Arabi menegaskan bahwa Mesir siap untuk mempromosikan hubungan antara Tehran dan Kairo. Dalam konferensi pers pertamanya sebagai menteri luar negeri Mesir, El Arabi menuturkan, Kairo siap untuk membuka lembaran baru dengan Republik Islam Iran. Menurut El Arabi, pemerintah Mesir tidak melihat Iran sebagai negara musuh dan kedua negara juga memiliki hubungan historis yang mengakar.

Kekhawatiran Netanyahu juga disuarakan oleh beberapa pejabat senior Israel lainnya. Statemen itu dikeluarkan menyusul demonstrasi anti-Israel, yang digelar di luar kedutaan Israel di Kairo serta konsulat Zionis di kota Iskandariyah, selama beberapa pekan terakhir. Pada tanggal 8 April, lebih dari satu juta pengunjuk rasa berkumpul di Bundaran Tahrir, mendesak penguasa militer untuk mencabut blokade Jalur Gaza. Para demonstran juga menyerukan pemutusan hubungan diplomatik dan pengusiran duta besar Israel dari Mesir.

Kini, Mesir menganggap Israel sebagai musuhnya dan memperingatkan Tel Aviv soal serangan mereka ke Jalur Gaza. Menyangkut kemungkinan hubungan ekonomi dengan Tel Aviv, Menteri Keuangan Mesir Samir Radwan menekankan bahwa Kairo tidak membutuhkan investasi dari musuh.

Transformasi itu terjadi hanya dalam dua bulan pasca tumbangnya diktator Mesir dan rezim pro-Barat. Mubarak selama masa kepemimpinannya di Mesir, senantiasa menjalin kerjasama dengan Israel, khususnya terkait blokade Jalur Gaza dan serangan ke kawasan itu. Perkembangan terbaru juga menyebutkan bahwa menlu Mesir akan segera melakukan kunjungan ke Jalur Gaza. Media-media regional melaporkan bahwa Nabil El Arabi membuat keputusan itu demi menyatakan solidaritas seluruh rakyat Mesir dan para pemimpin Kairo kepada warga Gaza, setelah empat tahun blokade.

Dalam pertemuannya dengan Ekmeleddin Ihsanoglu, Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI), El Arabi menyatakan bahwa negaranya akan berupaya maksimal untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. OKI sendiri mendukung keputusan serius pemerintah Kairo untuk membuka pintu Rafah dan menyalurkan bantuan ke kawasan. Menurut sejumlah pengamat Palestina, Israel dari segi politik, strategi, militer dan ekonomi akan menjadi pecundang pertama revolusi di kawasan. 

Sumber: Irib

Ahmadinejad: Militer Iran Tidak Terkalahkan

TEHERAN_(IDB) : Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyatakan, "Militer Iran adalah pasukan paling merakyat, kuat, mulia, dan dicintai."
IRNA melaporkan, hal itu dikemukakan hari ini (18/4) oleh Ahmadinejad pada peringatan Hari Angkatan Bersenjata Iran yang digelar di dekat makam Imam Khomeini, di Tehran. Dijelaskannya, "Militer yang berjalan di atas jalur kepemimpinan rahbari, tidak akan terkalahkan."

Dikatakannya, "Kita bersyukur kepada Allah swt karena selama 32 tahun, militer dan para tentara Iran berhasil melalui banyak rintangan di berbagai medan, berkat kepatuhan mereka kepada Rahbar."

Presiden Iran itu lebih lanjut menjelaskan, "Peran militer dan Angkatan Darat dalam menjaga independensi, kemuliaan, dan kehormatan negara, merupakan peran yang sangat istimewa."

Menyinggung era Perang Pertahanan Suci dalam melawan agresi tentara rezim Saddam Hossein, Ahmadinejad menyebutnya sebagai era introspeksi diri dan identitas militer, serta era pembuktian kemurnian, keberanian, dan kepahlawanan militer.

"Alhamdulillah berkat dan dengan memanfaatkan pengalaman pada Perang Pertahanan Suci dan berbagai perisitiwa penting di kawasan dalam beberapa tahun terakhir, kini militer Iran menjadi kekuatan yang percaya diri, kokoh, mukmin, dan tidak terkalahkan," tambah Ahmadinejad. 

Ahmadinejad juga menyampaikan terima kasihnya yang mendalam kepada seluruh panglima militer, perwira, dan para tentara Iran yang beriman kepada Allah swt, mencintai negara, dan mematuhi Rahbar, atas upaya tanpa lelah mereka mempertahankan kemuliaan, kebudayaan, agama, tujuan, serta integritas bangsa. 

Di bagian lain pernyataannya, Ahmadinejad menyatakan bahwa Iran bangga karena dewasa ini Angkatan Bersenjata Iran telah mencapai swasembada dalam persenjataan maupun perlengkapan logistik. 

Sumber: Irib

PBB Minta TNI di Kongo Tingkatkan Kesiapan

JAKARTA-(IDB) : PBB melalui perwakilannya dalam misi perdamaian di Kongo ("Mission de l`Organisation des Nations Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo"/Monusco), meminta kontingen TNI meningkatkan kesiapannya menjalankan misi perdamaian PBB di wilayah itu.

Perwira penerangan Kontingen Garuda XX-H/Monusco Lettu Inf Imam Mahmud dalam surat elektroniknya kepada ANTARA di Jakarta, Senin, mengatakan selama ini kinerja kontingen TNI dalam misi perdamaian PBB di Kongo dinilai sangat berhasil.

Ia mengatakan, Tim inspeksi kesiapan operasi PBB (Operational Readiness Inspection/ORI) dalam pemeriksaan rutinnya kepada Kontingen TNI di Kongo, menilai Satgas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-H/Monusco yang baru bertugas lima bulan di wilayah Dungu, Kongo, telah melakukan tugasnya dengan baik.

"Karena itu, Tim ORI PBB meminta Kontingen TNI untuk terus meningkatkan kesiapannya sehingga mampu menjalankan setiap misi perdamaian PBB masa kini dan di masa mendatang dengan baik," kata Ketua Tim ORI PBB Letkol Umar Bala Garba, seperti dikutip Perwira penerangan Kontingen Garuda XX-H/Monusco Lettu Inf Imam Mahmud.

Pengecekan oleh Tim ORI PBB meliputi pengecekan administrasi, pemeriksaan perlengkapan dan peralatan yang digunakan Kontingen Garuda serta pengecekan terhadap lingkungan tempat tinggal personel Kontingen Indonesia.

Kegiatan pemeriksaan kesiapan operasional Kontingen Indonesia diawali dengan pengecekan kesiapan Kontingen seperti praktik alarm "stelling", pengecekan Tim Jihandak, perlengkapan personel, alat kesehatan dan alat berat serta melihat secara langsung pekerjaan jalan Dungu-Faradje yang tengah dan telah dilakukan oleh Kontingen Garuda XX-H/Monusco di Kongo.

"Secara garis besar, tujuan dari inspeksi kesiapan operasional untuk menilai kelayakan dan kemampuan kontingen dalam melaksanakan tugas yang diberikan PBB di daerah misi, memeriksa apakah perintah dan petunjuk dari "Force Commander" dapat dilaksanakan oleh kontingen, mengevaluasi status personel dan material kontingen dilihat dari perspektif bidang operasi, logistik serta administrasi," kata Garba.

Selain itu, inspeksi bertujuan memutuskan apakah perlengkapan yang digunakan kontingen telah memenuhi standar yang diisyaratkan PBB serta memastikan kontingen telah melaksanakan prosedur operasional, logistik dan administrasi sesuai standar PBB," katanya menambahkan.

Sumber: Antara

TNI AL dan AL Australia (RAN) Mantapkan Kerja Sama

Illustration
JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) dan Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN) sepakat memantapkan kerja sama di masa datang, terutama pendidikan, latihan bersama dan pengamanan perbatasan laut kedua negara.

Demikian terungkap dalam pertemuan Panglima Armada Australia, Laksamana Madya Steve Gilmore, dengan Wakil Kepala Staf TNI AL, Marsekal Madya TNI Marsetio, di Jakarta, Senin.

Juru Bicara TNI AL, Marsekal Pertama TNI Tri Prasodjo, usai menghadiri pertemuan itu mengatakan, "Seperti diketahui, wilayah perbatasan laut kedua negara masih banyak terjadi kegiatan ilegal seperti penangkapan ikan ilegal, penyelundupan dan pelanggaran wilayah."

Ia mengatakan, tingginya angka kegiatan ilegal di wilayah Timur Indonesia dan perbatasan laut RI-Australia membuat kedua pihak harus membangun kerja sama yang konstruktif dalam berbagai bidang, seperti patroli bersama, pertukaran perwira, serta latihan bersama angkatan laut kedua negara.

"Selama ini, meski hubungan politik kedua negara kerap mengalami pasang surut namun hubungan militer terutama angkatan laut kedua negara berjalan baik dan terus mengalami peningkatan," ujar Tri menambahkan.

Untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit matra laut, angkatan laut kedua negara rutin mengadakan latihan bersama bersandikan "Cassowary Exercise" (Cassoex).

"Kerja sama dalam bentuk latihan bersama terus kami lakukan dan tingkatkan, termasuk dengan Angkatan Laut Australia dengan tetap dilandasi rasa saling menghormati dan dan saling percaya," kata Tri.

Sumber: Antara

Tim Robot Unikom Raih Dua Medali Emas di AS

Tim Robot Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung, berhasil meraih dua medali emas dalam ajang "8th Annual Robogames" yang digelar pada 15 hingga 17 April di San Mateo, California, Amerika Serikat
JAKARTA-(IDB) : Tim Robot Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung, berhasil meraih dua medali emas dalam ajang "8th Annual Robogames" yang digelar pada 15 hingga 17 April di San Mateo, California, Amerika Serikat.

Dalam ajang itu Tim Robot Unikom memenangkan dua medali emas dari kategori 'Fire Fighting' dan 'Ribbon Climber'. Dua medali emas itu diraih dari lima kategori yang diikuti yakni 'Mech Wars', 'Sumo 3kg', 'Ribbon Climber', 'Fire Fighting', dan 'Maze/MicroMouse'. Tahun lalu Tim Unikom hanya bersaing di kategori 'fire fighting'.

Tim Unikom dipimpin oleh dosen UNIKOM, Yusrila Yeka Korlooza dan tiga anggota lainnya Hari Saffarudin Ariyani, Taufiq Nuzwir Nizar, dan Ridyan Ardiyan. Dalam kesempatan itu Yusrila berkesempatan menyampaikan presentasi berjudul 'The MFIBVP Computation: Precision vs Response Time Trade-Off' di hadapan para peserta dari berbagai negara.

Robogames merupakan salah satu ajang kompetisi robot terbesar di dunia. Pada penyelenggaraan tahun sebelumnya ajang itu diikuti oleh 17 negara dan melombakan 50 kategori.

Sumber: Antara

Mengurai Kiprah Perompak Somalia

GLOBAL-(IDB) : Secara politis, geo-strategi Lautan Hindia sebenarnya dalam orbit Amerika Serikat (AS). Betapa tidak. Selain bercokol pangkalan militernya di Diego Garcia, Kepulauan Chargos, dimana jaraknya sekitar 3000-an Km dari Pulau Socotra, Yaman, ia juga mengendalikan pulau unik itu (Socotra) -- yang posisinya di pintu gerbang Laut Merah -- menuju Terusan Suez dan Laut Mediterania (Jalur Sutra).

Dan setidaknya, sejak 2 Januari 2010 lalu otoritas Socotra telah diserahkan sepenuhnya kepada Jenderal David Petraeus, Panglima Komando Militer AS oleh Presiden Yaman Ali Abdullah.

Sedikitnya ada tiga alasan kenapa Ali Abdullah memberikan sebagian kedaulatan negaranya kepada pihak lain, antara lain: (1) konsesi ekonomi kepada para petinggi Yaman sejumlah 14 juta dolar AS dari Kuwait Fund for Arab Economic Development untuk membangun pelabuhan, (2) isyarat Petraeus hendak memberi bantuan militer dan peralatan tempur berat, dan (3) Socotra diproyeksikan sebagai pangkalan militer dalam skema War on Terror (perang melawan teror) sekaligus dalam rangka menumpas aksi-aksi perompakan.

Dengan maraknya aksi pembajakan oleh warga Somalia, jika merujuk alasan ketiga tadi maka sesungguhnya kiprah militer AS tengah ditunggu publik global atas perannya selaku ”pengendali” di Lautan Hindia menumpas aksi perompakan, terutama harapan negara-negara dan kalangan bisnis perkapalan yang kerap melintasi pangkalan milternya di Socotra. Tetapi entah kenapa,  AS tidak bereaksi – membisu seribu bahasa.

Tatkala 7 Oktober 2008 lalu, Dewan Keamanan (DK) PBB menerbitkan resolusi 1838: meminta kepada negara-negara pemilik kapal yang akan melintasi Teluk Aden atau lepas pantai Somalia menggunakan jasa militer mengawal kapal – terkesan ada kejanggalan. Mengapa demikian, sebab konsep ”kekacauan dan ketidakamanan” yang diciptakan para pembajak meski berskala global, namun di mata PBB, seolah-olah berbeda dengan aksi para teroris. 

Misalnya, dalam masalah terorisme, sering tanpa diminta AS pun menawarkan bantuan dan kerjasama terhadap suatu negara kendati kejadian bersifat lokal. Kejanggalan kedua, patroli masif di Teluk Aden oleh kapal-kapal perang Barat yang dilengkapi helikopter tempur canggih sebagai realisiasi resolusi PBB di atas, sepertinya gagal total – artinya perompakan tetap marak. 

Bandingkan dengan realisasi terhadap resolusi PBB 1973, dimana AS dan sekutu sangat agresif membombardir wilayah dan kota di Libya yang diduga markas loyalis Gaddafi.

Ada dua pertanyaan timbul: Apa beda perompak dengan teroris, sedang mereka sama-sama membikin kacau suatu wilayah; dan kenapa pihak Pemerintah Somalia tak berkutik menghadapi ulah warganya merompak di depan mata?

Mencoba mengurai hipotesa judul catatan ini, penulis berbekal beberapa asumsi. Salah satunya adalah premis (titik awal) bahwa konflik lokal adalah bagian dari konflik global. Ya, konflik disini bisa diartikan konspirasi, pertikaian, atau persekongkolan dan seterusnya – tergantung konteks. 

Intinya tidak ada suatu peristiwa muncul tiba-tiba dan kebetulan. Niscaya ada koneksitas antara satu dan lain, atau terkait dengan hal atau peristiwa sebelumnya. Ibarat daun jatuh pun bukanlah ujug-ujug, mungkin ia tertiup angin, atau tangkainya layu termakan usia.

Selanjutnya membaca gerak perompak dari konsep pertunjukan wayang, akan ditemui tiga analog aktor, yakni wayangnya sendiri, si dalang dan sang pemilik hajatan. Dalam konteks ini, dapat diduga bahwa para bajak laut cuma sekedar wayang yang menjalankan peran dari si dalang, kendati masih ada pemilik hajat yang memilihkan tema atau lakon atas sebuah pagelaran dari kejauhan. Itulah asumsi kedua.

Asumsi ketiga ialah local wisdom leluhur lama yaitu: wong wani kudu duwe bunci wong kendel kudu duwe piandel (orang berani harus mempunyai modal dan andalan). Memang tanpa andalan, sebuah keberanian adalah nekad belaka, justru merupakan kebodohan karena terbit dari rasa keputusasaan jiwa. Keberanian warga Somalia merompak di perairan internasional, bukanlah tanpa bekal, bukan sekedar nekad semata. Tentu ada yang diandalkan (piyandel), atau minimal modal mental selain hal lainnya, diantaranya ialah peralatan canggih dan senjata modern.

”Daerah Penopang”

Tak bisa dipungkiri bahwa peperangan AS beserta sekutu di Iraq dan Afghanistan merupakan pagelaran paling mahal sekaligus terlama di abad ini. Betapa sejak 2001 sewaktu Bush Jr menginvasi Aghanistan dengan stigma menyembunyikan Al Qaeda, hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Dan sudah barang tentu, lamanya peperangan mengandung banyak konsekuensi logis, seperti budget kian menipis,  logistik terhambat, tentara stress, penolakan warga negaranya sendiri terhadap perang yang berlangsung dan sebagainya.

Dalam konsep tempur, selain kesiapan logistik tak terbatas juga harus (direncanakan) ”daerah penopang”. Atau daerah penyangga. Itu mutlak. Perkiraan keterkendalaan supplay dari pusat karena terhambat (sabotase) di jalan, atau sebab lainnya – bila tanpa daerah penopang (penyangga) niscaya dapat mengubah strategi dan situasi perang.

Lazimnya pilihan daerah penopang ialah ”wilayah tak bertuan”, dengankriteria jarak yang relatif dekat dari medan inti tempur. Selain itu juga berfungsi menampung tentara desersi, cacat, trauma atau sebab lain yang menyebabkan tak layak melanjutkan pertempuran. Ini merupakan konsep lapangan, sehingga keberadaanya tidak terekam oleh markas besar (pemerintahan). 

Sebuah konsep antara ada dan tiada. Artinya jika suatu ketika terekam pun akan dimaklumi – karena praktek operasionalnya adalah dalam koridor kepentingan militer di daerah inti tempur, terutama menghadapi suatu peperangan skala besar dan lama. Di sisi lain, bahwa komando di daerah penopang mampu mencari ”logistik” sendiri dengan kelaziman tata cara militer karena lengkapnya peralatan, bahkan cenderung sama dengan pasukan di daerah tempur inti. 

Akhirnya -- merujuk asumsi pertama bahwa konflik lokal bagian dari konflik global. Dalam perspektif taktis perang AS, Somalia (mungkin) dianggap daerah tak bertuan. Inilah hipotesa. Selain jarak relatif tak jauh dari Iraq dan Afghanistan, stigma negara gagal mendukung terpilih sebagai daerah penopang bagi peperangan AS dan sekutu di dua negara tadi. Dengan demikian, untuk sementara terjawab sudah mengapa Pemerintah Somalia tak berkutik atas ulah warga negaranya yang melakukan perompakan di perairan internasional -- karena ternyata aksi pembajakan selama ini punya piyandel selain peralatan yang canggih lagi modern.

Demikian pula kegagalan realisasi resolusi 1838 DK PBB dekade 2008-an oleh kapal-kapal perang Barat, atau ”membisu”-nya pangkalan militer AS di Socotra dan Diego Garcia -- barangkali merupakan ujud ”pembiaran” aksi dari daerah penopang mencari logistik pertempuran.

Selanjutnya di dalam konsep pagelaran (wayang) bajak laut, bahwa warga Somalia hanya orang suruhan saja, sedang dalang dan pemilik hajatan –yaitu para tuan di wilayah tak bertuan-- meremot aksi perompakan dari kejauhan. Itulah yang mungkin kini terjadi.

Tulisan sederhana lagi tak ilmiah ini, bukanlah kebenaran apalagi bermaksud untuk pembenaran diri, sama sekali tidak. Ya, catatan ini terbuka untuk kritik dan saran -- hanya sebuah wacana (bukan analisa) sebab didukung oleh data terbuka dan beserak di berbagai media massa.

Sumber: Global