MALANG--(IDB) : Pengamat militer dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Muhajjir Effensi menyatakan memenuhi tuntutan perompak Somalia dengan memberikan uang tebusan menjadi langkah aman untuk membebaskan para ABK Sinar Kudus.
"Hal itu minim risiko. Namun, operasi militer juga menjadi salah satu alternatif yang bagus untuk membebaskan para sandera bersama kapalnya," ujar Muhajjir di Malang, Jatim, Selasa (19/4).
Kalaupun pembebasan para sandera itu harus ditempuh dengan memberikan uang tebusan, kata rektor UMM itu, dananya jangan dibebankan kepada pemerintah, karena itu menjadi kewajiban dan tanggung jawab perusahaan yang menaungi kapal MV Sinar Kudus.
Jika harus ditempuh dengan cara memberikan uang tebusan, kata Muhajjir, harus ada negosiator ulung dan pemberani untuk memudahkan proses pembebasan para sandera tersebut. Lebih lanjut Muhajjir mengatakan, pembebasan sandera dengan cara menggelar operasi militer secara khusus dan rahasia akan mengangkat kredibelitas negara dalam melindungi seluruh warganya dimanapun berada, tak terkecuali yang saat ini sedang dalam genggaman para perompak Somalia.
Muhajjir meyakini, jika TNI memiliki pasukan yang mumpuni."Saya rasa gabungan Kopassus dan Kopaska (Marinir) sudah cukup untuk melakukan operasi militer dalam pembebasan WNI yang disandera perompak, dan saya yakin TNI bisa melakukannya," paparnya.
Meski sekarang kapal sudah bergeser dari laut lepas, tegasnya, tidak akan terlalu menyulitkan. Sebab, kekuatan dan kapasitas para perompak tentu bisa dihitung. Ia mengemukakan, keberanian dan keberadaan perompak tidak seberani dan senekat seperti kasus penyanderaan yang berkaitan dengan teror, sebab ini murni kriminal. Jika para perompak itu nekat, pasti akan berhadapan dengan PBB dan negara-negara di dunia.
Sebanyak 20 orang WNI yang belayar menggunakan kapal MV Sinar Kudus disandera para perompak Somalia sejak 16 Maret lalu.
"Hal itu minim risiko. Namun, operasi militer juga menjadi salah satu alternatif yang bagus untuk membebaskan para sandera bersama kapalnya," ujar Muhajjir di Malang, Jatim, Selasa (19/4).
Kalaupun pembebasan para sandera itu harus ditempuh dengan memberikan uang tebusan, kata rektor UMM itu, dananya jangan dibebankan kepada pemerintah, karena itu menjadi kewajiban dan tanggung jawab perusahaan yang menaungi kapal MV Sinar Kudus.
Jika harus ditempuh dengan cara memberikan uang tebusan, kata Muhajjir, harus ada negosiator ulung dan pemberani untuk memudahkan proses pembebasan para sandera tersebut. Lebih lanjut Muhajjir mengatakan, pembebasan sandera dengan cara menggelar operasi militer secara khusus dan rahasia akan mengangkat kredibelitas negara dalam melindungi seluruh warganya dimanapun berada, tak terkecuali yang saat ini sedang dalam genggaman para perompak Somalia.
Muhajjir meyakini, jika TNI memiliki pasukan yang mumpuni."Saya rasa gabungan Kopassus dan Kopaska (Marinir) sudah cukup untuk melakukan operasi militer dalam pembebasan WNI yang disandera perompak, dan saya yakin TNI bisa melakukannya," paparnya.
Meski sekarang kapal sudah bergeser dari laut lepas, tegasnya, tidak akan terlalu menyulitkan. Sebab, kekuatan dan kapasitas para perompak tentu bisa dihitung. Ia mengemukakan, keberanian dan keberadaan perompak tidak seberani dan senekat seperti kasus penyanderaan yang berkaitan dengan teror, sebab ini murni kriminal. Jika para perompak itu nekat, pasti akan berhadapan dengan PBB dan negara-negara di dunia.
Sebanyak 20 orang WNI yang belayar menggunakan kapal MV Sinar Kudus disandera para perompak Somalia sejak 16 Maret lalu.
Sumber: Media Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar