Pages

Senin, Maret 28, 2011

Peluncuran KRI Banda Aceh

KRI Banda Aceh-593 kapal perang TNI AL terbaru jenis LPD

SURABAYA-(IDB):Hari Senin, 21 Maret 2011 lalu terjadi sebuah peristiwa menarik, yaitu serah terima kapal landing platform dock (LPD) dari pembuatnya, PT PAL Surabaya, kepada pemesannya, Departemen Pertahanan,yang diwakili Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
LPD adalah sebuah kapal perang besar yang mampu mengangkut satu batalion pasukan,kendaraan perang maupun kapal pendarat (landing craft carrier). Ini merupakan kapal modern dan banyak dibangun oleh beberapa negara seperti Inggris, Belanda, Spanyol, Italia dalam beberapa tahun terakhir. Dengan serah terima ini, lengkap sudah perjalanan pemesanan kapal LPD yang dipesan Departemen Pertahanan kepada Daewoo International dari Korea sebanyak 4 buah dengan bantuan pembiayaan kredit ekspor dari Korea.

Menariknya, separuh dari pesanan ke Korea tersebut akhirnya justru disubkontrakkan ke PT PAL Surabaya. Bukan hanya berhasil dipenuhi, tetapi bahkan dengan perbaikan spesifikasi, yaitu kemampuan menampung pendaratan helikopter dari 3 buah menjadi 5 buah maupun kecepatan yang lebih tinggi. Peluncuran kapal tersebut pada hakikatnya suatu testimoni mengenai kemampuan PT PAL dalam memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) kita.

Negara tetangga kita,Filipina,juga mengakui keunggulan itu sehingga memesan kapal jenis LPD tersebut. Sementara itu Timor Leste memesan kapal patroli cepat (fast patrol boat) yang ukurannya antara 30 sampai 40 meter.Pemesanan ini bersamaan dengan pemesanan kapal sejenis fregat oleh Departemen Pertahanan yang dalam istilah PT PAL diberi nama kapal perusak kawal rudal (PKR). Kapal yang dibangun dengan bantuan teknologi Belanda tersebut akan memiliki kelas yang sama dengan kapal fregat kelas la Fayette yang sekarang ini dimiliki Angkatan Laut Singapura. 

Pembangunan kapal tempur baru tersebut sekaligus dimaksudkan sebagai modernisasi maupun pembangunan kekuatan angkatan laut kita supaya mampu menghasilkan efek penggentar bagi yang mencoba mengganggu kedaulatan kita. Dewasa ini PT PAL juga sedang menyiapkan diri untuk membangun dua kapal selam dengan bantuan teknologi dari Jerman dan Korea Selatan. Jika proses alih teknologi dapat diselesaikan dengan baik, kemampuan PT PAL untuk membangun kapal perang tidak bisa diragukan lagi.

Dewasa ini pun PT PAL sudah pula melakukan overhauluntuk kapal perang korvet kelas Sigma yang diproduksi Belanda maupun juga kapal selam Nenggala dan Cakra yang dibuat Jerman. Kemampuan PT PAL juga sudah melebar pada pembangunan kapal niaga.Yang menjadi andalan utama perusahaan tersebut adalah kapal barang berbobot mati 50.000 ton yang dikenal sebagai Star 50. Kapal yang rancang bangunnya dilakukan sepenuhnya oleh PT PAL tersebut telah dihasilkan sebanyak 9 buah yang semuanya adalah pesanan dari luar negeri, yaitu Jerman, Hong Kong,Turki, dan Singapura.

Sementara itu, PT PAL juga baru saja menyelesaikan kapal tanker pesanan dari Italia, sementara Pertamina juga sudah melakukan pemesanan kapal tanker untuk kebutuhan mereka.Dalam peluncuran kapal Star 50 yang terakhir pesanan Singapura (Azurite Invest, Virgin Island) yang diberi nama Erslyne, sebuah double skin bulk carrier (DSBC), kapal tersebut dikatakan sebagai yang terbaik di dunia di antara sejenisnya. Dalam kunjungan saya ke perusahaan tersebut di Surabaya setahun silam, saya melihat kesibukan yang luar biasa di galangan mereka.

Selain pembangunan kapal niaga baru, yaitu sebuah kapal dengan bobot mati 50.000 ton (yang akhirnya diluncurkan dengan nama Erslyne tersebut) dan tanker pesanan Italia, PT PAL pada waktu itu juga sedang melakukan pembangunan kapal LPD (yang akhirnya diluncurkan pekan lalu) maupun 4 kapal patroli cepat pesanan Bea Cukai.Pada saat yang sama saya juga melihat pekerjaan overhaul yang sedang mereka lakukan terhadap dua kapal perang kita. Pada saat kunjungan tersebut, terpikir oleh saya bahwa PT PAL sangat mungkin untuk mengembangkan kapal niaga yang lebih besar dengan teknologi yang sudah mereka kuasai saat ini.

Namun, salah satu kendala yang mereka miliki adalah fasilitas galangan kapal yang lebih besar. Dengan latar belakang tersebut, sudah waktunya bagi pemerintah untuk secara aktif membantu pengembangan salah satu industri strategis tersebut. Pembangunan sebuah galangan baru yang mampu untuk menampung pembangunan kapal yang jauh lebih besar, yaitu sampai dengan bobot mati sampai 150.000 ton, memungkinkan mereka untuk menerobos pasar yang lebih luas.

Kemampuan serta produk yang mereka hasilkan pada akhirnya menjadi promosi penting bagi industri pelayaran di seluruh dunia.Dengan melihat perkembangan ekonomi yang terjadi di Indonesia sendiri, pada akhirnya kebutuhan sarana pengangkutan air semacam ini jelas akan mengalami peningkatan di tahun-tahun yang akan datang. Barangkali Pulau Madura yang menjadi semakin dekat dengan selesainya Jembatan Suramadu memiliki potensi yang besar bagi pengembangan kemampuan PT PAL tersebut.

Bantuan pemerintah untuk pembangunan galangan kapal yang lebih besar tersebut pada akhirnya juga akan memperkuat permodalan dari PT PAL. Perusahaan tersebut, meskipun memiliki kemampuan teknologi yang tinggi, secara komersial masih memiliki kelemahan yang besar. Dengan injeksi permodalan yang baru melalui penyertaan pemerintah pada pembangunan galangan kapal tersebut, struktur modal PT PAL akan menjadi semakin baik.

Ini berarti langkah tersebut seperti killing two birds with one stone. Saya yakin secara finansial Pemerintah Indonesia dewasa ini sangat mampu untuk melakukan injeksi modal tersebut. Namun pada akhirnya hal tersebut sangat tergantung pada political will yang dimiliki Pemerintah.

Dengan perbaikan struktur permodalan tersebut, PT PAL akan menjadi semakin mudah untuk berkembang karena kemampuan finansial mereka memungkinkan untuk memperoleh pembiayaan dari bank. Virtuous circle semacam ini akhirnya akan membawa kebaikan yang sifatnya permanen bagi pengembangan industri strategis yang kemampuannya tidak bisa diragukan lagi.

Sumber: Sindo

Muammar Khadafi Surati Barack Obama

Semasa belum konflik keduanya terlihat akrab.

TRIPOLI-(IDB):Pemimpin Libya Muammar Khadafi menulis surat untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama sebagai pembelaan atas keputusan rezim Libya menyerang pemberontak.
Dalam surat itu, Khadafi memanggil Obama dengan sebutan “putra kami”. Khadafi,68, juga menulis sepucuk surat untuk pemimpin Prancis dan Inggris serta Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).Pemimpin Libya menganggap resolusi Dewan Keamanan PBB melanggar piagam PBB. Khadafi memperingatkan bahwa mereka akan menyesal karena mengintervensi Libya. “Libya tidak untuk kalian, Libya bagi rakyat Libya,” tulis Khadafi.

Isi lengkap suratsurat Khadafi itu dirilis juru bicara Pemerintah Libya dalam konferensi pers di Tripoli . Khadafi membela keputusannya menyerang kota-kota yang dikuasai pemberontak. “Al-Qaeda merupakan organisasi bersenjata, melintas melalui Aljazair, Mauritania, dan Mali.Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan mereka mengontrol kotakota Amerika dengan kekuatan senjata? Apa yang akan Anda lakukan sehingga saya dapat mengikuti contoh dari Anda,” tulis Khadafi dalam suratnya untuk Obama.

Untuk membuat suratnya lebih bersifat personal,Khadafi mengawali suratnya dengan menulis,“ Untuk putra kami,yang terhormat,Tuan Barack Hussein Obama. Saya telah katakan pada Anda sebelumnya,bahwa jika Libya dan AS terlibat perang, semoga tidak,Anda akan selalu menjadi seorang putra. Foto Anda tidak akan diubah.” Tidak ada komentar dari Gedung Putih tentang perasaan Obama setelah membaca surat dari Khadafi tersebut.

Dalam surat untuk Presiden Prancis Nikolas Sarkozy, Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron,dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Khadafi menegaskan, pria,wanita, dan anak-anak di negaranya siap mati untuknya. Khadafi berjanji untuk memberikan 1 juta senjata api kepada rakyat Libya untuk memerangi aksi militer AS dan sekutunya. Sementara kemarin, pasukan pemberontak berhasil menguasai Kota Ras Lanuf yang kaya minyak.

Mereka kini bergerak menuju kota asal Khadafi, Sirte, di wilayah pantai. “Pemberontak juga menguasai Kota Bin Jawad,50 km barat Ras Lanuf,” ungkap koresponden kantor berita AFP. Pemberontak hampir saja kehilangan kota basis mereka di Benghazi sebelum serangan udara pasukan koalisi digelar pada 19 Maret silam.

Setelah mendapat bantuan dari pasukan udara koalisi asing, pemberontak mulai menguasai lagi Kota Ajdabiya dan Brega, 160 dan 240 km barat Tripoli. Di Tripoli,juru bicara pemerintah Mussa Ibrahim mengatakan, serangan udara aliansi Barat menewaskan tentara dan warga sipil di antara Kota Ajdabiya dan Sirte.

Sumber: Antara

Nato Hanya Lindungi Rakyat Sipil Libya

Pesawat Tempur Perancis sedang bermanuver di wilayah udara Libya

BRUSSEL-(IDB):Rencana militer yang dirancang NATO, yang akan mengambil alih semua operasi di Libya, hanya terbatas pada penggunaan kekuatan untuk melindungi warga sipil dan daerah berpenduduk, kata sejumlah diplomat kepada AFP, Minggu.
 
Rencana tiga bulan itu tidak menetapkan NATO campur tangan untuk mendukung pemberontak bersenjata yang memerangi pasukan Moamer Kadhafi karena aliansi itu akan bersikap tidak berpihak dalam konflik di Libya, kata diplomat-diplomat NATO itu

Sumber: Antara

Kebiadaban Israel Atas Warga Palestina

Ramai-ramai negara Sekutu membombardir Libya dengan dalih menyelamatkan warga sipil, disisi lain Israel melakukan pembantain atas rakyat Pelestina mereka(Sekutu) hanya diam, sebenarnya siapa yang penjahat perang?????
Akibat invasi Amerika atas Irak, dimana dikenal sebagai negara penegak HAM. Tapi, sebenarnya siapa yang tidak menghormati HAM itu sendiri....???????
GAZA-(IDB):Serangan udara Israel menewaskan dua orang di Jalur Gaza, Ahad, kata para dokter, sehari setelah para pejuang Palestina mengatakan bahwa mereka akan meredakan ketegangan bilamana Israel berbuat serupa.

"Dua warga Palestina tewas dan seorang lainnya cedera Ahad pagi akibat serangan udara Israel terhadap sasaran-sasaran di timur Jabaliya," kata Adham Abu Senmya, juru bicara badan urusan darurat Gaza.

Militer tidak dapat segera dihubungi untuk diminta komentar mengenai berita itu.

Pada Sabtu, setelah seminggu bentrokan berdarah dengan Israel yang menewaskan delapan warga Palestina, para pejuang yang dipimpin para penguasa Hamas di Gaza bertemu dan mengumumkan mereka ingin memulihkan ketenangan di wilayah pantai itu.

Pejabat Hamas, Ismail Radwan, mengemukakan kepada wartawan setelah pertemuan dua jam dengan Jihad Islam dan faksi-faksi lainnya bahwa: "Kami berjanji untuk menjaga ketenangan selama penjajah (Israel) juga melakukan hal yang sama."

Tidak ada reaksi segera dari Israel menyangkut pernyataan para pejuang itu, tetapi kabinet akan bersidang Ahad siang ini.

Akan tetapi, pada Jumat lalu, Perdana Menter iIsrael, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel siap bertindak dengan "kekuatan besar" untuk menanggapi serangan roket dan mortir, yang memicu pembalasan dari Israel.

Netanyahu mengatakan, Israel telah jadi "sasaran-sasaran aksi-aksi teror dan serangan-serangan roket" dan "kami siap bertindak dengan kekuatan besar dan tekad bulat untuk menghentikannya."

Setelah pertemuan pada Sabtu di Gaza City, Khader Habib, seorang pemimpin Jihad Islam mengemukakan kepada AFP bahwa "semua pihak menegaskan bahwa mereka menghormati konsensus nasional dengan menciptakan ketenangan dengan Zionis itu."

Tetapi ia mengatakan ini "tergantung pada tindak tanduk Israel, dan kami menegaskan tentang perlunya tanggapan segera setiap peningkatan ketegangan oleh penjajah itu."

Dan Osama al Haj Ahmed, seorang pemimpin Front Rakyat mengatakan "faksi-faksi menegaskan komitmen mereka pada konsensus nasional untuk tidak memberikan para agresor dalih" untuk menyerang.

 
Pada hari Rabu, Hamas telah berjanji akan memulihkan ketenangan di wilayah pantai itu.

Juru bicara Taher al Nunu mengatakan "Kami akan berusaha memulihkan kondisi lapangan yang normal dalam beberapa minggu belakangan ini."

Ia mengacu pada gencatan senjata defakto yang dilanggar 16 Maret, ketika serangan udara Israel menewaskan dua pejuang Hamas di Gaza.

Persis sebelum pertemuan di Gaza dimulai, militer Israel mengatakan, satu roket yang ditembakkan dari Gaza ke kota Sderot, Israel tidak menimbulkan korban dan kerusakan properti.

Dan para pejuang Gaza menembakkan dua roket ke Israel Jumat malam, dengan satu merusak sebuah rumah yang menurut media Israel delapan orang sedang tidur di tempat itu tidak mengalami cedera.

Ketika mengunjungi lokasi itu, komandan militer wilayah selatan Israel Mayjen Tal Pisso mengatakan tampaknya Hamas tidak dapat memberlakukan ketenangan di Gaza.

Menteri Pertahanan Ehud Barak mengunjungi perbatasan Gaza, Jumat dengan panglima militer Letjen Benny Gantz mengatakan situasi kembali tenang di daerah itu.

Dan mengisyaratkan jika serangan-serangan dihentikan, Israel juga akan menghentikan serangan ke Gaza.

Di Israel, pekan lalu Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates mengatakan Washington mendukung penuh hak Israel untuk menanggapi serangan roket dan serangan bom di sebuah bus di Jerusalem Rabu yang ia sebut sebagai "aksi-aksi yang menjijikkan."

Para pemimpin Israel tampaknya enggan terseret dalam perang berdarah lainnya dengan Hamas, terutama karena mereka tidak mendapat dukungan internasional bagi setiap serangan baru terhadap Gaza.

Sumber: Antara

Rencana Bersama Italia-Jerman Atas Libya

Illustration
ROMA-(IDB):Italia akan mengajukan kepada Jerman rencana bersama atas Libya mengenai gencatan senjata, batasan kemanusiaan dan pengasingan bagi pemimpin Libya Muamar Gaddafi, kata Menteri Luar Negeri Franco Frattini.

Frattini dalam wawancara dimuat harian "La Repubblica" pada Minggu mengatakan bahwa Roma akan mencoba membuat Berlin menyetujui rencana tersebut dan menyampaikannya dalam pertemuan London untuk menetapkan kelompok pengatur tingkat tinggi untuk Libya.

"Kami punya rencana dan kami akan mencari tahu apakah rencana itu dapat diwujudkan menjadi usul Italia-Jerman, mungkin dalam dokumen bersama, yang akan kami sampaikan pada Selasa," katanya.

Ia mengatakan dokumen bersama itu termasuk gencatan senjata, yang diawasi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan "batasan tetap kemanusiaan" untuk membolehkan bantuan masuk, yang disebutkan Frattini bahwa Turki sudah melakukan tindakan untuk mencapai hal itu.

Italia akan meminta tekad kuat Liga Arab dan Uni Afrika untuk melakukan dialog dengan oposisi Libya, katanya. Negara Arab akan menghadiri pertemuan pada Selasa tersebut.

Frattini mengatakan Italia "tidak memikirkan" solusi membiarkan Gaddafi berkuasa dan menambahkan bahwa Uni Afrika berupaya membujuk pemimpin Libya itu berhenti dan bahkan angota pemerintahan Gaddafi juga mengusahakan hal sama.

Inggris dan Prancis mendesak tindakan militer di Libya, Jerman menolak hal tersebut dan Italia tampaknya berada di ujung keputusan, meski pangkalan militernya sudah digunakan.

"Dalam hari-hari sulit seperti ini, Eropa mungkin sudah kehilangan beberapa bagian. Kami tidak ingin kehilangan Jerman dan evolusi menuju gencatan senjata akan membuatnya lebih mudah untuk melihatnya kembali masuk," kata Frattini.

"Kami akan bekerja untuk membicarakan hal itu bersama. Kami akan tetap mencoba membuat Eropa bersatu," katanya.

Duta besar dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan bertemu pada Minggu untuk membicarakan rencana perluasan mandat persekutuan itu untuk melangsungkan perintah operasi militer penuh, termasuk menyerang sasaran di darat.

Pejabat NATO mengatakan, bila semua 28 negara anggota NATO setuju memperluas peran persekutuan itu, NATO akan memberikan "kendali politik atas keputusan operasional". Namun, mereka mengatakan NATO "memperhitungkan" panduan, yang dikeluarkan badan tersebut di London.

Sumber: Antara

Serangan Sekutu Atas Libya Terus Berlanjut

Illustration
WASHINGTON-(IDB):Serangan pimpinan Barat di Libya berlanjut Sabtu (26/3) dengan 160 serangan, dibandingkan sehari sebelumnya dengan sebanyak 153 misi, demikian pernyataan departemen pertahanan Amerika Serikat (AS, Pentagon).

Dua-pertiga serangan, yakni sebanyak 96 kali, melibatkan serangan udara dan sisanya buat penerapan zona larangan terbang, demikian data yang diperoleh dalam 24 jam sampai Sabtu, pukul 19:30 GMT (Ahad, pukul 02:30 WIB), dan disiarkan oleh Departemen Pertahanan AS.

Penerapan zona larangan terbang dalam beberapa hari mendatang akan diserahkan kepada NATO, sementara perlindungan warga sipil, yang meliputi serangan darat terhadap pasukan Libya, akan dilakukan oleh pasukan koalisi internasional.

Sejak 19 Maret, ketika operasi militer dimulai, koalisi telah melakukan 1.257 penerbangan, yang 540 di antaranya meliputi serangan.

Amerika Serikat menyediakan sebagian besar kekuatan militer dengan 787 penerbangan sedangkan negara lain melakukan 470 penerbangan: Prancis, Inggris, Kanada, Italia, Spanyol, Belgia, Denmark dan Qatar.

Serangan udara Prancis, AS dan Inggris terhadap pemerintah Muamar Gaddafi dimulai satu pekan lalu berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mensahkan "semua cara yang diperlukan" untuk melindungi warga sipil dan menegakkan zona larangan terbang di negeri tersebut.

Sementara itu, pasukan Gaddafi menyerang kota kecil yang dikuasai pemrotes, Misrata, 214 kilometer di sebelah timur ibu kota Tripoli, pada Jumat (25/3) dan Sabtu, sehingga menewaskan dan melukai beberapa orang, kata beberapa saksi mata dan pemrotes.

Sementara itu, pesawat perang Prancis telah menghancurkan lima pesawat dan dua helikopter militer Libya di pangkalan udara Misrata dalam 24 jam terakhir, pasukan bersenjata Prancis mengumumkan.

Juru bicara pasukan bersenjata Thierry Burkhard mengatakan ke-tujuh pesawat militer Libya tersebut dihancurkan ketika berada di darat di pangkalan itu, di dekat kota Misrata --yang dikuasai pemrotes. Pesawat militer Libya itu sedang bersiap untuk melakukan serangan di daerah itu, ketika dihancurkan.

Sumber: Antara

Resimen LH4 China Melaksanakan Latihan Militer

Terlihat kekuatan Resiman LH4 China sedang melakukan latihan militer di pulau-pulau Chima timur


Perang Libya Sebagai Ajang Pameran dan Jual Senjata

Pesawat Eurofighter Typhoon milik Royal Air Force (RAF) Inggris lepas landas dari pangkalan udara Coningsby di Lincolnshire, Inggris, Minggu (20/3), siap berpartisipasi dalam Operasi Odyssey Dawn di Libya. Alat utama sistem persenjataan buatan Eropa sangat menonjol dalam operasi militer koalisi kali ini.
Ada yang ”segar” pada tayangan liputan Operasi Odyssey Dawn, yang digelar untuk mengawal zona larangan terbang di Libya sejak pekan lalu. Tayangan berita di layar televisi tak lagi didominasi gambar-gambar persenjataan canggih buatan Amerika Serikat. 

Dalam dua perang besar terakhir yang melibatkan pasukan koalisi, yakni Operasi Enduring Freedom ke Afganistan, 2001, dan Operasi Iraqi Freedom ke Irak, 2003, hampir seluruh media menampilkan kegagahan militer AS.

Gambar pesawat-pesawat F/A-18 Hornet lepas landas dari geladak kapal induk super, rudal-rudal Tomahawk meluncur dari kapal perusak, dan tank-tank M1 Abrams berseliweran di gurun-gurun Irak, disiarkan berulang-ulang baik di layar kaca maupun halaman koran.

Namun, sejak Perancis memimpin serangan ke Libya, Sabtu (19/3) malam, senjata-senjata andalan AS itu seolah ”menghilang” dari layar kaca. Kecuali tayangan klasik rudal-rudal Tomahawk yang meluncur dari kapal, tak banyak alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan AS yang terlihat.

Alih-alih, kini CNN lebih sering menampilkan pesawat Rafale dari Perancis lepas landas dari pangkalan udara di darat maupun dari kapal induk Charles de Gaulle. Di bagian lain, terlihat pesawat tempur tercanggih buatan Eropa saat ini, Eurofighter Typhoon, milik Royal Air Force (RAF) Inggris sedang bersiap-siap lepas landas di sebuah pangkalan udara di Italia.

Nama Tomahawk pun mendapat saingan baru, yakni rudal StormShadow. Rudal udara ke darat buatan Inggris, Italia, dan Perancis ini dibawa oleh pesawat-pesawat Tornado GR4 milik RAF.
Dengan berbagai alasan pembenaran, Eropa kali ini tampil di depan, memimpin operasi militer pasukan sekutu terbesar sejak invasi ke Irak 2003. Perancis, secara khusus, terlihat sangat agresif dengan tampil sebagai pembuka serangan dan mengirimkan persenjataan dalam kapasitas dan kuantitas yang signifikan.

Portal berita pertahanan GlobalSecurity.org menyebut, dalam operasi ini Perancis menggelar satu kapal induk, empat kapal fregat, dan armada pesawat Mirage 2000D serta Rafale F3.
Beberapa pengamat mengatakan, Perancis ingin memperbaiki citra di dunia Arab setelah negara itu dianggap tak cukup aktif saat terjadi krisis di Tunisia, yang memicu gelombang revolusi ke seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk di Libya saat ini.

Promosi efektif
Jet tempur Rafale bersiap lepas landas dengan katapel di atas kapal induk Perancis Charles de Gaulle pada 26 Maret. Charles de Gaulle telah melakukan 47 sorti mengempur sasaran di Libya sebagai bagian dari zona larangan terbang NATO
Namun, di luar semua alasan itu, sudah bukan rahasia lagi bahwa setiap operasi militer besar menjadi semacam ”etalase” yang sangat efektif untuk memasarkan kemampuan berbagai jenis senjata canggih itu ke seluruh dunia.

Persenjataan AS, mulai dari pesawat F/A-18, tank Abrams, helikopter angkut Blackhawk, helikopter tempur Apache, hingga pesawat angkut kelas berat C-17 Globemaster III, laris manis sejak tampang mereka sering tampil di televisi, baik saat beraksi di Irak maupun Afganistan.

Bahkan, jip militer Humvee menjadi semacam ikon gaya hidup baru bagi para pencinta kemachoan, setelah kendaraan serba guna itu tampil di Operasi Badai Gurun di Irak 1991.

Mark Edward Schwan, seorang perwira Korps Marinir AS, pernah menulis dalam tesis S-2-nya tahun 1995, bahwa Perang Teluk 1991 menjadi ajang promosi luar biasa bagi berbagai persenjataan AS. ”Peningkatan permintaan akan senjata-senjata AS terutama berkat keunggulan terhadap senjata-senjata (buatan) Soviet yang digunakan Irak,” tulis Schwan dalam tesis yang dipublikasikan di GlobalSecurity.org.

Schwan memperkirakan, nilai penjualan senjata berkat ”etalase” Perang Teluk waktu itu mencapai 40 miliar dollar AS. ”Keefektifan sistem persenjataan yang telah teruji dalam perang (combat proven) adalah salah satu aspek permintaan global persenjataan dari AS,” tulis dia.

Tak heran jika muncul dugaan Operasi Odyssey Dawn menjadi kesempatan Eropa memajang produk-produk militer mereka. Di saat negara-negara Eropa masih terpuruk dalam resesi tak berkesudahan, pembelian senjata-senjata berharga mahal ini tentu akan sangat membantu pemulihan ekonomi.

Dr Paul Holtom, Direktur Program Perdagangan Senjata di lembaga riset Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menyebutkan, negara-negara Eropa saling berkompetisi untuk memperebutkan pasar senjata di Asia, Timur Tengah, Afrika Utara, dan Amerika Latin.

Tahun lalu, misalnya, lima pemimpin negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yakni Inggris, AS, Perancis, China, dan Rusia, silih berganti berkunjung ke India, membujuk negara itu untuk membeli senjata buatan mereka (Kompas, 24/12/2010).

SIPRI menyebut, Perancis, Jerman, Italia, dan Inggris, bersaing memperebutkan order peralatan angkatan laut dari Aljazair. Sementara Inggris, Perancis, Italia, dan Swedia, berebut kontrak pembelian pesawat tempur dari Brasil.

Pasar potensial

Secara khusus, kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara dipandang sebagai pasar potensial bagi produk-produk alutsista ini. Rezeki nomplok dari tingginya harga minyak dunia dalam beberapa tahun terakhir, dan hubungan antarnegara di kawasan serta ketegangan internal di dalam negeri, menjadi pendorong utama panasnya pasar alutsista di kawasan ini.

Salah satu contoh betapa besar potensi pasar di kawasan ini adalah penandatanganan kontrak pembelian persenjataan antara Arab Saudi dengan AS senilai 60 miliar dollar AS, Oktober 2010. Kontrak tersebut meliputi antara lain, pembelian 86 pesawat F-15 Eagle dan 70 helikopter tempur AH-64 Apache, yang diperlukan Arab Saudi untuk menghadapi Iran yang kian agresif.

Namun, segencar apa pun promosi yang dilakukan produsen senjata Eropa, mereka hampir selalu kalah dengan produk-produk AS. Pesawat Rafale yang dibuat pabrikan Dassault dari Perancis, misalnya, sudah dipromosikan sejak tahun 2000, tetapi belum pernah sekalipun memenangkan kontrak pembelian.

Di Maroko, Rafale kalah dengan F-16 Block 52 buatan Lockheed Martin, AS. Sementara AU Korsel dan Singapura lebih memilih F-15 Eagle produksi Boeing daripada Rafale.

Demikian juga dengan Typhoon, pesawat tempur yang dikembangkan bersama oleh Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol dalam konsorsium Eurofighter, itu baru mendapat dua pelanggan di luar negara-negara pembuatnya, yakni Austria dan Arab Saudi.

Salah satu faktornya adalah, persenjataan Eropa itu ”kalah promosi” dibanding AS dalam hal pembuktian di medan perang. Typhoon sama sekali belum pernah dipakai dalam perang sesungguhnya.

Rafale sebenarnya sudah terlibat dalam misi di Afganistan sejak 2002, tetapi nyaris tak dikenal orang karena jarang tampil di layar TV seperti saingan-saingannya dari AS.

Itu sebabnya, kesempatan menampilkan kemampuan tempur yang sesungguhnya di Libya kali ini menjadi kesempatan emas bagi mereka. Portal berita bisnis Bloomberg menyebut, operasi di Libya ini bisa mendorong penjualan pesawat Typhoon, yang berharga 106 juta dollar AS per unit itu.

Pihak Eurofighter sendiri terang-terangan menyebut operasi di Libya ini menjadi ujian penting bagi Typhoon. ”Interoperabilitas sangat penting bagi pesawat tempur, karena pesawat-pesawat itu saling bertukar data di udara, terutama dalam operasi seperti ini,” kata Marco Valerio Bonelli, juru bicara Eurofighter.

Di tengah gelombang perubahan yang melanda Afrika Utara dan Timur Tengah saat ini, AS mungkin saja tak akan lagi jadi kekuatan dominan di kawasan ini. Saatnya bagi Eropa untuk unjuk gigi.


Sumber: Kompas

NATO Terseret Dalam Perang Afrika Utara

AP ANTI PERANG - Gadis Rusia berhaluan komunis bergabung dengan kawan-kawannya dalam demonstrasi anti perang Libya di depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di St Petersburg, Rusia, 25 Maret 2011
MOSKOW-(IDB):Pemerintah Rusia mengingatkan bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dapat terseret ke dalam perang skala penuh di Libya, seperti perang Irak dan Afganistan.
"Seperti yang kami ramalkan, NATO akan terseret makin dalam dan makin dalam ke dalam perang di Afrika Utara," kata utusan Rusia untuk NATO, Dmitry Rogozin, pada kantor berita Rusia Interfax, Sabtu (26/3/2011). 

NATO kini mengontrol embargo senjata terhadap Libya dan sepakat pekan ini untuk menerima komando zona larangan terbang di atas wilayah negara itu. Namun, Washington dibiarkan memegang kendali dalam melakukan serangan udara terhadap pasukan darat pemimpin Libya, Moammar Khadafy.

AS mengharapkan untuk menyerahkan kendali serangan udara secepat mungkin dan pada Jumat lalu mengharapkan NATO akan mengambil komando (serangan) itu, meskipun hal tersebut masih dibicarakan.

"Pernyataan-pernyataan yang kami dengar hari ini dari para anggota NATO dan aliansi itu secara keseluruhan dapat menarik blok tersebut ke dalam operasi skala penuh di wilayah Libya, yang berarti pada dasarnya AS dan sekutunya dapat terseret ke dalam perang ketiga, di samping perang di Irak dan Afganistan," kata Dmitry Rogozin.

Rusia mendukung sanksi PBB terhadap Khadafy, tetapi pemerintahnya pada awal bulan ini abstain dalam pemilihan di Dewan Keamanan PBB soal zona larangan terbang, yang memungkinkan intervensi bersenjata oleh koalisi Barat. Empat negara lainnya, India, Jerman, Brasil, dan China, juga abstain dalam pemilihan itu.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah menyampaikan kekhawatiran mengenai kemungkinan korban tewas warga sipil dan mengatakan kepada Presiden AS Barack Obama pada awal pekan ini bahwa korban seperti itu harus dicegah.

Perdana Menteri Vladimir Putin, pemimpin terpenting Rusia, telah mengambil sikap lebih keras, membandingkan resolusi PBB itu dengan "seruan pada abad pertengahan untuk melakukan perang salib".

Sumber: Kompas

Amerika Klaim Serangan Ke Libya Sukses

WASHINGTON-(IDB):Operasi Pengembaraan Subuh yang digelar pasukan Sekutu pimpinan Amerika Serikat (AS) belum berhasil membuat pemimpin Libya Muammar Khadafi angkat tangan.

Namun, Presiden Barack Obama kemarin mengklaim misi serangan udara terhadap Libya itu sukses. Menurut Obama, serangan udara yang dilakukan hampir sepekan itu telah melumpuhkan kekuatan Khadafi.Pasukan Khadafi kini tidak lagi membuat langkah maju ke timur dan di beberapa tempat seperti Benghazi yang dikuasai pemberontak. Dia juga menekankan misi untuk menggempur pasukan yang masih loyal kepada Khadafi jelas arahnya, berfokus, dan telah menyelamatkan banyak orang tak berdosa dari pertumpahan darah. ”Jadi, jangan salah, karena kami bertindak cepat,bencana kemanusiaan telah terhindarkan dan nyawa warga sipil— warga dan anak-anak yang tak bersalah—telah terselamatkan.

Inilah tanggung jawab kita. Inilah salah satunya.Tiap warga Amerika bisa bangga atas nyawa yang kami selamatkan di Libya,” ujar Obama dalam pidato radio mingguannya. Hingga kemarin,AS dan sekutunya terus menyerang pasukan Khadafi dengan rudal dan bom. Mereka juga memberlakukan zona larangan terbang dan embargo senjata di laut di Libya. Obama kembali menegaskan, kepentingan Amerika berada di balik keputusannya memerintahkan pasukan AS mendukung pertempuran yang dimandatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu. Pidato Obama kemarin tampaknya merespons kritik dari dalam maupun luar negeri.

Dari negerisendiri,sejumlahanggota Kongres—baik dari kiri maupun kanan—mengkritik Obama karena tidak mengomunikasikan tujuan operasi militer itu. Beberapa menyerangnya karena tidak meminta persetujuan Kongres atas aksi itu,sementara lainnya keberatan atas aksi itu karena digelar ketika AS sedang menghadapi perang Irak dan Afghanistan. Rusia memberi pandangan miring terhadap serangan terhadap Libya. Moskow menganggap serangan udara tidak memberi hasil apa-apa. Bahkan Negeri Beruang Merah itu memprediksi Sekutu akan menggelar invasi darat untuk menggulingkan Khadafi.

”Kalau tujuan mereka adalah menggulingkan rezim Khadafi, maka kemungkinan mereka tidak akan berhasil tanpa melakukan tahap darat. Saya tidak akan mengesampingkannya,” ujar Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Nikolai Makarov kepada Interfax. Awal pekan ini, penasihat kebijakan luar negeri Kremlin Sergei Prikhodko memaparkan, Rusia yakin operasi darat akan dilakukan kalau serangan udara gagal. Dalam voting Dewan Keamanan PBB pekan lalu yang akhirnya menyetujui zona larangan terbang di Libya,Rusia memilih abstain. Presiden Dmitry Medvedev telah mengungkapkan kekhawatirannya atas penggunaan kekuatan ”tanpa pandang bulu”.

Dalam teleponnya dengan Obama,Medvedev mendesak agar pasukan Sekutu menghindari korban sipil dan membatasi operasi internasional itu berdasarkan resolusi PBB. Dalam pidatonya, Obama menegaskan bahwa peran pasukan AS terbatas dalam apa yang dia sebut sebagai ”usaha internasional yang luas”. Obama juga menegaskan, pasukan darat AS tidak akan diterjunkan di Lobta dan tanggung jawab operasi itu akan diserahkan kepada sekutu AS dan mitra NATO. ”AS tidak seharusnya dan tidak bisa melakukan intervensi tiap kali ada krisis di dunia,”tandas dia.

Sementara kemarin pemberontak di Libya merayakan kemenangannya setelah berhasil memukul mundur pasukan Khadafi dari Kota Ajdabiyah dan menguasai kembali kota itu. Mereka berterima kasih kepada Prancis atas peranannya dalam operasi militer terhadap Khadafi, tapi menegaskan pasukan ”luar” saat ini harus angkat kaki dari Libya. ”Di tengah malam,pesawatpesawat Anda menghancurkan tank-tank yang dimaksudkan untuk menyerang Benghazi. Rakyat Libya memandang Anda sebagai pembebas. Pengakuan ini akan abadi,” ujar pemimpin pemberontak Mahmud Jibril dalam surat kepada Presiden Prancis Nicolas Sarkozy yang dimuat koran Le Figarokemarin.

Namun, Jibril menambahkan bahwa sudah saatnya pasukan asing pergi dari Libya. ”Kami tidak mau ada pasukan dari luar. Kami tidak menginginkan mereka. Kami akan memenangi perang pertama berkat kalian. Kami akan memenangi perang berikutnya dengan usaha kami,”papar dia. Hingga saat ini, alasan penyerangan terhadap pasukan Khadafi adalah untuk melindungi warga sipil. Namun, sebuah artikel yang dirilis di situs Rusia berbahasa Inggris, Pravda, menyebut bahwa minyak adalah alasan utama yang menyebabkan AS dan sekutunya menggempur Libya. Diungkapkan, pada 25 Januari 2009 silam, Khadafi sempat mengusulkan nasionalisasi perusahaan minyak AS, Inggris, Jerman, Spanyol, Norwegia, Kanada, dan Italia.

Alasan nasionalisasi itu karena harga minyak turun. ”Negara-negara eksportir minyak seharusnya memilih nasionalisasi karena turunnya harga minyak.Kita harus membahas masalah ini secara serius,” tandas Khadafi kala itu sebagaimana dikutip Pravda. ”Minyak seharusnya dimiliki negara saat ini, jadi kita bisa mengontrol harga dengan lebih baik dengan menaikkan atau menurunkan produksi.” Pernyataan itu tentu saja mengkhawatirkan perusahaan minyak asing besar yang beroperasi di Libya seperti Shell (Belanda), British Petroleum (Inggris), ExxonMobil, Hess Corp, Marathon Oil,Occidental Petroleum dan Conoco Phillips— semuanya dari AS––, kemudian Repsol (Spanyol),Wintershall (Jerman),OMV(Austria),Statoil (Norwegia), Eni (Italia), dan Petro Canada (Kanada).

Pada 16 Februari 2009,Khadafi mengambil langkah lebih jauh dan menyeru agar warga Libya mendukung proposalnya untuk membubarkan pemerintah dan menyalurkan kekayaan dari minyak secara langsung kepada 5 juta rakyatnya. Namun, rencananya untuk menyalurkan pendapatan dari minyak kepada rakyat secara langsung itu langsung ditentang pejabat senior yang takut kehilangan pekerjaan karena rencana Khadafi untuk memberantas korupsi di negara itu.

Sayangnya, imej kediktatoran Khadafi yang merampok harta rakyatnya telah membuat sisi baik pemimpin Libya itu tidak terlihat.Sejauh ini, semua orang hanya mendapatkan gambaran demonstrasi pro-Khadafi disebut sebagai penentang dia.

Sumber: Sindo

Latihan Udara Trilateral Singapura, Thailand dan USA Berakhir

Latihan direksi (dari kiri) COL Neo Hong Keat dari RSAF, Grup Kapten Thawonwat Chantanakom dari RTAF dan COL Robert A. Huston dari USAF officiating pada upacara penutupan Latihan Cope Tiger 2011 di Pangkalan Udara Korat.

THAILAND-(IDB):Latihan Cope Tiger, latihan udara tahunan trilateral dilakukan oleh Singapura, Thailand dan Amerika Serikat, tiba di dekat di Pangkalan Udara Korat, Thailand, kemarin. Upacara penutupan ini diresmikan oleh Kolonel Neo Hong Keat dari Republik Singapura Air Force (RSAF), Group Kapten Thawonwat Chantanakom dari Royal Thai Air Force dan Kolonel Robert A. Huston dari Angkatan Udara Amerika Serikat.

Latihan ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, latihan pos komando, diadakan di Pangkalan Udara Paya Lebar di Singapura dari 14-16 Desember 2010, sedangkan tahap kedua adalah latihan terbang dilakukan di Pangkalan Udara Korat dari 14 sampai 25 Mar 2011.


Latihan tahun ini, tanggal 17 dalam rangka melihat pengerahan sekitar 100 pesawat, 34 sistem pertahanan darat udara dan lebih dari 2.300 personel dari kekuatan ketiga negara.
RSAF juga menggunakan perusahaan G550 Airborne pesawat Peringatan Dini untuk pertama kalinya dalam Latihan Cope Tiger 2011. 





Beberapa peserta latihan juga mengambil bagian dalam program satu hari sosio-sipil bersama dimana kesehatan dasar dan layanan kesehatan gigi disediakan kepada masyarakat lokal di Korat.

Didirikan pada tahun 1994, Latihan Cope Tiger berupaya untuk meningkatkan profesionalisme dan interoperabilitas dari kekuatan-kekuatan yang berpartisipasi, dan mempromosikan hubungan dan saling pengertian di antara personil mereka.


Sumber: Mindef

AU Malaysia Berencana Beli AWACS

EMB 145 AEW&C, kandidat terkuat calon AWACS Malaysia

ALOR SETAR-(IDB):Royal Malaysia Air Force (RMAF) ingin memiliki Pesawat Pengintai dan Control System (AWACS) di untuk memaximumkan dalam pengawasan wilayah udaranya.
Kepala Angkatan Udara Jenderal Rodzali Daud mengatakan, meskipun pengadaan  AWACS membutuhkan dana yang  besar. Angkatan udara memerlukannya untuk mengontrol penuh pengawasan udara dan defensif misi taktis.

Ia mengatakan RMAF saat ini sedang dilengkapi dengan radar tanah dan perintah tanah di's udara sistem surveilans negara.

Selain itu, pengadaan alutsista seperti Eurocopter (EC725) tahun 2013, dan pesawat angkut strategis, Airbus A400M pada tahun 2015 akan meningkatkan integritas dari angkatan udara.

Namun, pengadaan tersebut tidak akan sepenuhnya menggantikan pesawat tua. Sebaliknya mereka akan melengkapi pesawat seperti Nuri, "katanya.

Untuk menggantikan Nuri, yang RMAF membutuhkan 27 E-725 pesawat. Namun, hanya 12 pesawat akan dikirimkan pada tahun 2014, "tambahnya.

Sumber: Bernama