Illustration |
WASHINGTON-(IDB):Serangan pimpinan Barat di Libya berlanjut Sabtu (26/3) dengan 160 serangan, dibandingkan sehari sebelumnya dengan sebanyak 153 misi, demikian pernyataan departemen pertahanan Amerika Serikat (AS, Pentagon).
Dua-pertiga serangan, yakni sebanyak 96 kali, melibatkan serangan udara dan sisanya buat penerapan zona larangan terbang, demikian data yang diperoleh dalam 24 jam sampai Sabtu, pukul 19:30 GMT (Ahad, pukul 02:30 WIB), dan disiarkan oleh Departemen Pertahanan AS.
Penerapan zona larangan terbang dalam beberapa hari mendatang akan diserahkan kepada NATO, sementara perlindungan warga sipil, yang meliputi serangan darat terhadap pasukan Libya, akan dilakukan oleh pasukan koalisi internasional.
Sejak 19 Maret, ketika operasi militer dimulai, koalisi telah melakukan 1.257 penerbangan, yang 540 di antaranya meliputi serangan.
Amerika Serikat menyediakan sebagian besar kekuatan militer dengan 787 penerbangan sedangkan negara lain melakukan 470 penerbangan: Prancis, Inggris, Kanada, Italia, Spanyol, Belgia, Denmark dan Qatar.
Serangan udara Prancis, AS dan Inggris terhadap pemerintah Muamar Gaddafi dimulai satu pekan lalu berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mensahkan "semua cara yang diperlukan" untuk melindungi warga sipil dan menegakkan zona larangan terbang di negeri tersebut.
Sementara itu, pasukan Gaddafi menyerang kota kecil yang dikuasai pemrotes, Misrata, 214 kilometer di sebelah timur ibu kota Tripoli, pada Jumat (25/3) dan Sabtu, sehingga menewaskan dan melukai beberapa orang, kata beberapa saksi mata dan pemrotes.
Sementara itu, pesawat perang Prancis telah menghancurkan lima pesawat dan dua helikopter militer Libya di pangkalan udara Misrata dalam 24 jam terakhir, pasukan bersenjata Prancis mengumumkan.
Juru bicara pasukan bersenjata Thierry Burkhard mengatakan ke-tujuh pesawat militer Libya tersebut dihancurkan ketika berada di darat di pangkalan itu, di dekat kota Misrata --yang dikuasai pemrotes. Pesawat militer Libya itu sedang bersiap untuk melakukan serangan di daerah itu, ketika dihancurkan.
Dua-pertiga serangan, yakni sebanyak 96 kali, melibatkan serangan udara dan sisanya buat penerapan zona larangan terbang, demikian data yang diperoleh dalam 24 jam sampai Sabtu, pukul 19:30 GMT (Ahad, pukul 02:30 WIB), dan disiarkan oleh Departemen Pertahanan AS.
Penerapan zona larangan terbang dalam beberapa hari mendatang akan diserahkan kepada NATO, sementara perlindungan warga sipil, yang meliputi serangan darat terhadap pasukan Libya, akan dilakukan oleh pasukan koalisi internasional.
Sejak 19 Maret, ketika operasi militer dimulai, koalisi telah melakukan 1.257 penerbangan, yang 540 di antaranya meliputi serangan.
Amerika Serikat menyediakan sebagian besar kekuatan militer dengan 787 penerbangan sedangkan negara lain melakukan 470 penerbangan: Prancis, Inggris, Kanada, Italia, Spanyol, Belgia, Denmark dan Qatar.
Serangan udara Prancis, AS dan Inggris terhadap pemerintah Muamar Gaddafi dimulai satu pekan lalu berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mensahkan "semua cara yang diperlukan" untuk melindungi warga sipil dan menegakkan zona larangan terbang di negeri tersebut.
Sementara itu, pasukan Gaddafi menyerang kota kecil yang dikuasai pemrotes, Misrata, 214 kilometer di sebelah timur ibu kota Tripoli, pada Jumat (25/3) dan Sabtu, sehingga menewaskan dan melukai beberapa orang, kata beberapa saksi mata dan pemrotes.
Sementara itu, pesawat perang Prancis telah menghancurkan lima pesawat dan dua helikopter militer Libya di pangkalan udara Misrata dalam 24 jam terakhir, pasukan bersenjata Prancis mengumumkan.
Juru bicara pasukan bersenjata Thierry Burkhard mengatakan ke-tujuh pesawat militer Libya tersebut dihancurkan ketika berada di darat di pangkalan itu, di dekat kota Misrata --yang dikuasai pemrotes. Pesawat militer Libya itu sedang bersiap untuk melakukan serangan di daerah itu, ketika dihancurkan.
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar