Pages

Selasa, September 30, 2014

Gripen E, Pesawat Tempur Terbaik

Biaya Operasional Per Jam 

JKGR-(IDB) : Indonesia bisa menerbangkan 4 Gripen E dengan biaya per jam yang sama untuk menerbangkan Su-27/30/35. Biaya operasional Gripen per jam hanya $4800 per jam, ini berarti juga hanya 59% dibanding biaya F-16.


MBDA Meteor

Gripen adalah pesawat pertama yang dipersenjatai missile jarak jauh ini. Meteor dengan teknologi Ramjet dianggap lebih baik / lebih modern dibanding AMRAAM C7 tipe terbaru yang bisa di ekspor Amerika (kalau kita bisa dapat izinnya). Meteor juga lebih unggul dibanding R77 tipe konvensional Russia (kecuali tipe R-77PD, tapi ini belum operasional).


Logistik/Fleksibilitas
 

Gripen dirancang untuk bisa operasional di landasan “darurat” di masa perang. Dia bisa mendarat di jalan raya, asalkan ada cukup 800 meter jalan yang lurus. Gripen juga dirancang untuk bisa dipersenjatai/ diisi bahan bakar (dalam keadaan perang) hanya dengan 5 orang yang terlatih dan 1 truk pengangkut.


Di masa perang, Indonesia dengan puluhan ribu pulau, berpotensi bisa “menyembunyikan” Gripen E mereka di jutaan tempat. Sekarang ini, kalau Lanud Sultan Hassanudin, Pekan Baru, dan Iswayudhi berhasil di bom di hari pertama, TNI-AU kita mungkin sudah akan berantakan.


Supercruise
 

Gripen E ada salah satu tipe yg bisa melebihi kecepatan suara tanpa menggunakan afterburner. Su-27/30/35 dan F-16 mungkin bisa melaju lebih cepat, tapi tidak bisa lama-lama karena afterburner memboroskan bensin. Ini artinya, Gripen lebih mudah untuk melakukan “interception” (penyergapan). Mereka juga bisa menembakan Meteor dari jarak yang lebih jauh dibanding negara lain yang punya F-35, F-18E, atau F-15SG.


Radar
 

Gripen E sudah membawa Selex AESA radar, dan juga memiliki IRST (Infra-Red Search&Tracking) – ini memudahkan utk bisa mencari pesawat tipe F-35 (yang akan dibeli Singapore/Australia) di udara. Jika TNI-AU membeli Gripen E, ini untuk pertama kalinya kita bisa memiliki akses ke radar AESA yang akan menjadi standar untuk 50 tahun ke depan.


Networking
 

Gripen E is a Networked fighter. Sampai sekarang, hanya Su-27/30 di Indonesia yang mempunyai airborne Network (TSK-2), ini pun tidak compatible dengan transfer data dari radar-radar TNI-AU di darat. Dengan membeli Gripen-E, kita bisa mengintegrasi pesawat ini dengan semua radar di darat, dan juga kita bisa membuka kemungkinan pembelian pesawat AWACS.


Support
 

Dengan teknologi transfer 100%, kedaulatan Indonesia lebih terjamin dibanding sekarang, yang mengandalkan F-16 buatan Amerika (yang tukang blokade spare part). Mesin F414 memang masih buatan Amerika, tapi dari segi support akan mirip dengan tipe F404 yang sekarang dipakai dengan T-50i TNI-AU. Kita bisa berinvestasi utk mensupport dua mesin ini dengan lebih lancar terlepas dari support Amerika.


Pengganti F-5E
 

Gripen E  (airforce-technology.com)Biaya operasional sama-sama murah, jarang jangkau jauh lebih baik, Gripen juga jauh lebih modern dan lebih cepat. Pembaca juga harus memperhatikan, sebentar lagi Hawk 209 / 109 yang dibeli TNI-AU di tahun 1990-an juga akan memasuki usia uzur. Ini membuka kemungkinan bahwa setelah membeli 16 pesawat (menggantikan F-5E), Indonesia bisa membeli 32 pesawat lagi utk menggantikan Hawk 209 di Skuadron 1 dan 12.


Terakhir, proyek KF-X dengan Korea, saya rasa masa depannya sangat diragukan. Sekarangg ini Korea sudah berkomitmen untuk membeli F-35 (harga selangit & memakan biaya anggaran AU Korea). Banyak orang di Korea juga menyatakan bahwa kemungkinan besar KF-X akan menelan biaya yang sama dibanding membeli F-15SE. Korea juga belum cukup punya kemampuan/pengalaman untuk mengembangkan pesawat dengan target ambisius seperti ini.


Gripen E adalah pilihan terbaik utk TNI-AU saat ini utk menjaga kedaulatan bangsa di saat krisis. Pesawat ini akan memiliki keunggulan secara tehnologi, network, support, kinematis, dan ongkos operasional dibanding potensial lawan2 regional seperti F-15SG dan F-16C/D Block 52 Singapore, F-18E Super Hornet Australia, dan Su-30MKM Malaysia.



Sumber : JKGR

Tawaran Eurofighter Untuk Indonesia

DS-(IDB) : Dalam waktu dekat Kementerian Pertahanan dikabarkan akan kembali mengakuisisi jet tempur baru untuk mengisi hanggar Skadron Udara 14, yang sebentar lagi ditinggalkan jet pencegat F-5E/F Tiger II.


Salah satu kandidatnya adalah Eurofighter Typhoon, yang belakangan gencar ditawarkan pihak Airbus Defence & Space. Bagi Angkasa, kemunculan pesawat ini terbilang menarik, setidaknya oleh karena dua hal. Pertama adalah karena pesawat ini sejatinya dibuat berdasarkan filosofi atau kebutuhan khusus untuk sistem pertahanan udara Eropa. Dan kedua, karena pesawat ini ditawarkan dengan paket transfer teknologi yang bisa digunakan untuk masa depan industri kedirgantaraan Indonesia.


Keunggulan yang ditawarkan Typhoon ada pada dua dapur pacu Eurojet EJ200 berkekuatan masing-masing 13.490 pon dengan thrust-weight ratio 1,15 untuk menjamin kemampuannya mengejar dan menaklukkan lawan secara cepat di udara. Dengan sepasang canard yang terpasang di depan, pesawat sayap delta ini dijamin mampu melakukan gerakan menekuk dengan angle of attack yang jauh lebih impresif dibanding jet tempur pada umumnya. Gerakan menekuk amat diperlukan karena langit negara Eropa terbilang sempit.


Angkasa mencatat, Typhoon telah dirancang sejak 1980-an – ketika banyak negara Eropa tengah dihantui ekses Perang Dingin – namun baru bisa diterbangkan untuk pertama kali pada 1994 atau empat tahun setelah Perang Dingin usai. Manuverabilitas yang tinggi jadi persyaratan utama karena jet tempur ini akan digunakan sebagai tulang tombak penghadangan jet-jet tempur Uni Sovyet yang umumnya dirancang untuk menembus pertahanan udara lawan dan melakukan pemboman masif.


Penggarapan pesawat ini dipecah di empat pabrikan yang terletak di Jerman (DASA), Inggris (BAe), Italia (Aeritalia), dan Spanyol (CASA) yang pengintegrasiannya dikendalikan secara terpusat oleh Eurofighter Jagdflugzeug GmbH. Oleh sebab restrukturisasi yang diberlakukan Uni Eropa, pembuatan dan komersialisasinya kini dilimpahkan kepada BAE System, Alenia Aermacchi dan Airbus Defence & Space.


Nah, karena kewenangan penjualan atas segala produk Airbus DS untuk Indonesia dan sekitarnya kerap dilimpahkan kepada PT Dirgantara Indonesia, upaya penjualan Typhoon di wilayah ini pun dititipkan kepada manajemen pabrik pesawat yang ada di Bandung tersebut.


Sedang Dikaji
 

Pihak Kementerian Pertahanan dan KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan) sendiri memastikan bahwa Typhoon sudah masuk sebagai kandidat. Bersama Sukhoi Su-35 (Rusia), Dassault Rafale (Perancis), Saab Jas-39 Gripen (Swedia), Boeing F/A-18E/F Super Hornet (AS) dan Lockheed Martin F-16 Block 62, pesawat ini akan segera diseleksi menurut kebutuhan operasional (ops-req) yang diajukan TNI AU.


eurofighter-typhoon (photo: baesystems)“Pesawat-pesawat itu kini sedang dikaji. Keputusan baru akan diambil setelah pemerintahan baru berkuasa. Kita tunggu saja” ujar sebuah sumber. Pernyataan ini serta-merta mementahkan berita online yang menyatakan bahwa Pemerintah telah menyatakan positif membeli dan tengah menunggu pengirimannya.


Lalu seperti apa persisnya transfer teknologi yang ditawarkan? Belum ada rincian pasti. Namun, seperti diungkap Vice President Bisnis dan Pemerintahan PT Dirgantara Indonesia, Irzal Rinaldi Zailani, transfer teknologi yang ditawarkan bisa mengarah ke teknologi atau elemen yang diperlukan dalam perancangan jet tempur KFX/IFX. Oleh karena proses perakitannya bisa dilakukan di Bandung, enjinir PT DI juga bisa ikut menyerap ilmu dalam pembuatan jet tempur.


KFX/IFX adalah prototipe jet tempur masa depan yang tengah dirancang Korea Selatan bersama Indonesia. Merujuk Angkasa (Februari 2014), meski telah menuntaskan tahapan Pengembangan Teknologi pada akhir 2012, pemenuhan standar generasi 4,5 yang diharapkan masih menemui sejumlah kendala. Pesawat ini diantaranya belum menemukan mitra yang benar-benar mau “berbagi” teknologi radar penjejak sasaran multi-fungsi (AESA) dan mesin pendorong berkekuatan besar.


Dari tiga gambaran mesin yang dinilai cocok, yakni Eurojet EJ200, General Electric F-414 dan General Electric F-414 baru pihak Eurojet-lah yang menawarkan diri. Di lain pihak General Electric (AS) menyatakan berat untuk berbagi mesin yang kini menjadi andalan F/A-18E/F Super Hornet itu, namun tidak dengan GE F-100 yang selama ini dipakai F-16 versi awal.


“Kami tak mau pakai F-100, karena daya dorongnya terlalu kecil. Kami tetap pada prinsip bahwa jet tempur yang dihasilkan harus yang unggul. Kalau seadanya, itu sama saja cari mati,” ujar Dr Rais Zain, M.Eng, KFX/IFX Configuration Design Leader kepada Angkasa.
 

Selain itu, kedua pihak juga masih mencari sistem persenjataan yang bisa disimpan dalam internal weapon bay, sistem data-link yang bisa mengacak komunikasi darat-udara dan perangkat anti-jamming.



Sumber : DS

Berita Foto-Video : Gladi Jelang HUT TNI Ke 69

SURABAYA-(IDB) : Puluhan Jet tempur, pesawat angkut hingga helikopter silih berganti menghiasi angkasa. Sementara tank, panser, kendaraan taktis menderu di jalanan. Di laut, kapal perang berbagai jenis mengarungi lautan. Demikianlah sedikit gambaran latihan untuk peringatan HUT TNI yang ke-69 yang berlangsung di Mako Armada Timur TNI-AL sepanjang hari senin (29/09).

Memang perayaan HUT TNI kali ini bisa dibilang terbesar yang pernah dilakukan TNI. Parade ini sekaligus juga pembuktian pembangunan pertahanan yang telah dilakukan selama 5 tahun terakhir. Sekedar catatan, pada masa 5 tahun ini TNI memang benar-benar melakukan pembenahan alutsista. Meski belum cukup, efeknya sudah cukup terasa. Semoga pembangunan pertahanan terus berlanjut hingga di kepemimpinan yang akan datang. 


Liputan foto :

Liputan video :






Sumber : ARC

TNI AU Gelar Latihan Antiteror Di Atria Residences Gading Serpong

SERPONG-(IDB) : Detasemen 902/Aksus Sat Bravo’90 Paskhas dengan sandi Aglis Atyanta Wijaya menggelar kegiatan latihan antiteror di Atria Residences Gading Serpong, Serpong, Tangerang. Kegiatan tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan Atria Residences Gading Serpong dan Paramount Enterprise.

Assisten Manager Hotel dan Residence Atria, dalam keterangannya, Selasa (30/9/2014), mengatakan kegiatan latihan antiteror di Atria Residences Gading Serpong itu diskenariokan telah dikuasai para teroris. Selanjutnya, satuan antiteror TNI AU melakukan penyelamatan dan evakuasi.

"Kami gembira, Atria Residences Gading Serpong menjadi tempat yang dipilih satuan TNI AU sebagai tempat latihan menghadapi beragam aksi teror. Ini tentu menjadi pengalaman dan pembelajaran berharga buat kami juga," kata Evriansyah.

Melibatkan 40 pasukan, satuan antiteror TNI AU tersebut dikerahkan ke Atria Residences Gading Serpong yang berlokasi di Jl Boulevard Gading Serpong. Aksi pasukan antiteror tersebut diawali dengan persiapan satuan yang bergerak menuju DP SAS (daerah persiapan sasaran) di Ruko Paramount Dotcom, komplek Paramount Enterprise.

Setelah itu, dari DPD SAS, kelompok pengaman langsung melakukan penyusupan hingga mencapai kedudukannya di rooftop Atria Residences Gading Serpong. Kelompok penyerbu lalu melakukan aksi rappelling turun dari atap menuju sasaran untuk melaksanakan penyerbuan dan pencarian barang bukti. Selanjutnya, kelompok pengaman dan kelompok penyerbu melakukan evakuasi dan penahanan terhadap para teroris serta pengamanan sandera keluar dari wilayah sasaran, yaitu Atria Residences Gading Serpong.

Adapun Atria Residences Gading Serpong adalah services apartment bintang empat di kawasan Central Business District Gading Serpong yang mulai beroperasi sejak 12 Desember 2012 lalu. Apartementersebut memiliki 124 kamar dengan tipe variatif mulai satu hingga tiga kamar tidur.



Sumber : Kompas

DPR Persoalkan Pembelian Kapal Selam PT PAL

JAKARTA-(IDB) : DPR menyoroti pembahasan draf Rancangan Undang-undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 bersama pemerintah soal pembelian kapal selam dari Korea Selatan oleh PT PAL Indonesia. Aksi korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini dipersoalkan Banggar DPR.

Ketua Banggar Ahmadi Noor Supit mengatakan, ada persoalan teknis yang membutuhkan waktu lama dalam pembahasan RAPBN 2015, termasuk pembelian kapal selam dari PT PAL.

"Ada hal yang bersifat teknis perlu pembahasan cukup panjang, misalnya soal pembelian kapal selam PT PAL dari Kementerian Pertahanan," ujar Ahmadi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (29/9/2014).

Demi menghindari gugatan dari pihak lain terhadap pemerintah Indonesia, dia menyarankan agar pemerintah dapat melakukan skema pembelian kapal selam melalui pendekatan government to government (G to G) ataupun business to business (B to B).

"Pemerintah Indonesia digugat oleh swasta dan akhirnya pemerintah Indonesia kalah, lalu mempermalukan negara. Jadi kita ingin pemerintah membeli lewat skema G to G dengan Korea atau B to B," paparnya.

Jika pemerintah Korea, sambungnya, menunjuk perusahaan dalam jual beli kapal selam dengan Indonesia, maka negara ini pun wajib melakukan hal yang sama dengan Negeri Gingseng itu.

"Kalau pihak Korea menunjuk perusahaan, kita juga harus menunjuk perusahaan. Agar kalau terjadi apa-apa bukan pemerintah yang digugat. Supaya bisa jaga governance-nya, dan kemudian persetujuan itu mengakibatkan DPR juga digugat," pungkas Ahmadi. 



Sumber : SCTV

Berita Foto : Pasukan Raider Iskandar Muda

ACEH-(IDB) : Prajurit TNI-AD Batalyon Raider 112 Kodam Iskandar Muda (IM) mengikuti latihan mempertahankan Bendera Merah Putih dari ancaman musuh di kawasan Mata Ie, Aceh Besar, Senin (29/9). 

Kodam Iskandar Muda Provinsi Aceh memiliki dua Batalyon infanteri Raider dengan kemampuan sebagai pasukan anti teroris, pertempuran jarak dekat, lawan gerilya dengan mobilitas tinggi dan kemampuannya juga tiga kali lipat dari batalyon infanteri biasa. \



Sumber :  Antara

Berita Foto : Yonif 900/Raider Kodam IX Udayana Latihan Anti terror

DENPASAR-(IDB) : Sejumlah prajurit TNI Yonif 900/Raider Kodam IX Udayana melakukan pengejaran teroris dengan kendaraan tempur dalam latihan penanggulangan teroris di Denpasar, Bali, Selasa (30/9). Simulasi yang melibatkan sedikitnya 50 prajurit anti teror tersebut untuk meningkatkan kesigapan prajurit dalam mengantisipasi ancaman teroris khususnya di Bali yang selalu menjadi tolok ukur keamanan bagi masyarakat internasional.

Tiga prajurit TNI Yonif 900/Raider Kodam IX Udayana menyelamatkan sandera dari atas bus dalam latihan penanggulangan teroris di Denpasar, Bali, Selasa (30/9). Simulasi yang melibatkan sedikitnya 50 prajurit anti teror tersebut untuk meningkatkan kesigapan prajurit dalam mengantisipasi ancaman teroris khususnya di Bali yang selalu menjadi tolok ukur keamanan bagi masyarakat internasional.




Sumber : Antara 

TNI Akan Unjuk Kekuatan Alutsista Di Surabaya

SURABAYA-(IDB) :  " Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan unjuk kekuatan alat utama sistem senjata dalam perayaan HUT TNI ke-69 di Dermaga Ujung Armatim, Surabaya, Jawa Timur pada 6-7 Oktober 2014.

"Kita akan show of force pada HUT TNI nanti. Ini Sebagai wujud pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat," kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko setelah membuka kejuaraan lomba unjuk gelar dan konser harmoni piala Panglima TNI 2014 di GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Selasa.

Moeldoko mengatakan, unjuk kekuatan alutsista pada saat HUT TNI untuk menunjukkan kepada dunia internasional kekuatan pertahanan yang dimiliki Indonesia.

"Kepada semuanya baik di kawasan, internasional maupun dunia. Bahwa TNI memiliki kekuatan yang cukup. Jadi jangan macam-macam dengan TNI," katanya.

Moeldoko mengatakan, dengan kemampuan alutsista yang sudah dimiliki dan digelar secara bersamaan, juga sekaligus membuktikan pertanggungjawaban kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Pertanggungjawaban selama kepemimpinan beliau (SBY) kepada masyarakat. Panglima TNI memamerkan sebagai wujud kekuatan biar prajurit bangga. Masyarakat bangga memiliki TNI dan memberikan pesan bahwa TNI memiliki tingkat kekuatan cukup baik," ucapnya.

Terkait perayaan HUT, TNI AL dipastikan akan memperlihatkan tiga kapal perang baru jenis frigate yang masing-masing diberi nama KRI Bung Tomo, KRI Usman Harun dan KRI John Lie.

Dua kapal terakhir yang disebutkan diketahui telah tiba di Surabaya, menyusul KRI Bung Tomo yang telah bersandar di lokasi lebih awal.

KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359 merupakan Kapal Perang produksi BAE System Maritime Naval Ship Inggris yang dibeli oleh pemerintah Indonesia.

Ketiga kapal ini memiliki spesifikasi berat 1.940 ton dengan panjang keseluruhan 95 meter, lebar 12,8 meter menggunakan tenaga penggerak mesin 4 X Man B&W ruston diesel engine yang dapat memacu kecepatan mencapai 30 knot dengan daya jelajah 9.000 km.

Adapun persenjataan dimiliki ketiga kapal ini antara lain meriam Oto Melara 76 mm, dua meriam MSI Defence DS 30 B REMSIG 30 mm, peluncur triple BAE System kaliber 324 mm yang berfungsi untuk perang atas air, enam belas tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara VLS MBDA VLS Mica (BAE System), dua tabung peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exoxet.

Selain itu, dilengkapi pula perangkat "sensor elektro optic weapon director" bernama Radamec 2500 yang dapat memantau lima sasaran sekaligus dari jarak 18.000 meter.

Sementara itu, TNI Angkatan Udara memamerkan seluruh kekuatan udaranya yang terdiri dari pesawat helikopter, pesawat angkut, pesawat latih maupun pesawat tempur serta unsur Kohanudnas dan Paskhas.

Pesawat helikopter terdiri dari pesawat Bell G-47 Solloy, EC 120 Colibri, SA-330 Puma dan NAS-332 Super Puma. Pesawat angkut terdiri dari Cassa-212, CN-235, CN-235 Maritime Patrol, CN-295, C-130 Hercules, Boeing 737-200 Maritime Patrol, Boeing 737-200 VIP, dan Being 737-400 VIP.

Sedangkan pesawat latih terdiri dari C-34 Charly, Grob G-120 TP-A, dan KT-1B Wong Bee. Sedangkan unsur pesawat tempur terdiri dari EMB-314 Super Tucano, F-5 Tiger II, Hawk 109/209, F-16 A/B, F-16 C/D, T-50 Golden Eagle dan SU-27/30 Sukhoi.

Sementara Kohanudnas menampilkan Radar C-MOG, radar cuaca mobil, dan ATC mobil, serta Korpaskhas menampilkan Satuan antiteror Den Bravo90, Rudal Hunter, Rudal QW serta senjata teranyar Skyshield Misille Gun 35 mm MK-2.


TNI Kuat, Jangan Macam-Macam

TNI akan merayakan HUT ke-69 pada 7 Oktober 2014 di Surabaya dengan memamerkan berbagai jenis alat utama sistem senjata (alutsista) dari semua angkatan. Pamer kekuatan TNI dimaksudkan untuk memberi peringatan ke negara lain soal kekuatan militer Indonesia.
“Harus Pamer kekuatan dong. Pamer kekuatan kepada semuanya. Bahwa TNI saat ini memiliki kekuatan yang cukup, jangan macam-macm,” kata Moeldoko kepada wartawan di GOR Ahmad Yani Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (30/9/2014).


Dijelaskan Moeldoko, pamer alutsista di HUT TNI ke-69 di Surabaya sebagai wujud pertanggungjawaban TNI di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada masyarakat. Selain itu, untuk unjuk kemampuan agar para prajurit TNI dan masyarakat ikut bangga dengan TNI.


“Sekaligus sebagai show off. Terus terang saya katakan. Kita harus pamer kekuatan dong,” imbuh sang jenderal bintang 4 tersebut.


Perayaan HUT TNI yang menelan biaya hingga Rp 20 miliar itu akan digelar di Ujung Dermaga Surabaya pada 7 Oktober mendatang. Akan ada 18 ribu personel TNI yang mengikuti kegiatan itu.

Presiden SBY dan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan hadir. TNI akan menampilkan berbagai atraksi kekuatan besar-besaran dalam kegiatan itu.



Sumber : Antara

Berita Foto : Manuver KRI Bung Tomo Klass

KARIMUN-(IDB) : KRI Bung Tomo (TOM-357) melaksanakan uji tembakan meriam 76 milimeter di Pulau Gundul, Jateng, Minggu (28/9). Bersama KRI John Lie (JOL-358), dan KRI Usman Harun (USH-357) KRI jenis perusak ringan (Multi Role Light Fregate/MRLF) buatan BAE System Maritime Naval Ships Inggris yang baru dibeli TNI AL itu akan bertugas di Satuan Kapal Eskorta (Satkor-Armada RI Wilayah Timur). 

Sejumlah kapal Republik Indonesia (KRI) kelas Van Speijk dan Multi Role Light Fregate (MRLF) melakukan manuvera taktis di perairan Karimunjawa, Jawa Tengah, Minggu (28/9). Latihan tersebut bagian dari penyambutan KRI John Lie (JOL)-358 dan KRI Usman Harun (USH)-359 buatan BAE System Maritime Naval Ship Inggris yang selanjutnya akan bergabung dengan KRI Bung Tomo (TOM)-357 di jajaran Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Komando Armada RI wilayah Timur (Koarmatim) TNI AL
Kapal Republik Indonesia (KRI) kelas Multi Role Light Fregate (MRLF) KRI Usman Harun (USH)-359 melintas diperairan Karimunjawa, Jawa Tengah, Minggu (28/9).

Sejumlah kapal Republik Indonesia (KRI) Multi Role Light Fregate (MRLF) melakukan manuvera taktis di perairan Karimunjawa, Jawa Tengah, Minggu (28/9). 



KRI John Lie (JOL-358) dan KRI Usman Harun (USH-359) yang baru tiba melaksanakan latihan formasi di Perairan Karimunjawa, Jateng, Minggu (28/9). [Antara/Joko Sulistyo]

Kapal Republik Indonesia (KRI) kelas Multi Role Light Fregate (MRLF) KRI Usman Harun (USH)-359 melintas diperairan Karimunjawa, Jawa Tengah, Minggu (28/9).
Manuver taktis




 Sumber : Suara

Kasal Tinjau Kapal Perang Baru TNI AL

SURABAYA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio didampingi Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksdya TNI Didit Herdiawan M.P.A., M.B.A. meninjau 5 kapal baru berjenis Kapal Cepat Rudal dan 1 kapal berjenis Patroli Cepat yang baru saja diterima TNI Angkatan Laut, Senin (29/9/2014) di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).

Kapal tersebut adalah KRI Surik-645, KRI Siwar-646, KRI Parang 648, KRI Terapang-648 dan KRI Sidat-851. Kapal-kapal tersebut rencananya akan ditampilkan dalam perayaan HUT TNI Ke-69 yang diselenggarakan pada 7 Oktober mendatang di dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim).

Kelima kapal ini sebelumnya diresmikan pada Sabtu (27/9). oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Purnomo Yusgiantoro di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau. Kelima kapal perang produksi PT Palindo Marine dan PT. Citra Shipyard itu terdiri dari empat unit Kapal Cepat Rudal 40 (KCR 40) dan satu unit Patroli Cepat 43 (PC 43).

PT Palindo Marine membangun 3 unit KCR 40, yakni KRI Surik-645, KRI Siwar-646 dan KRI Parang-647. Tiga kapal perang ini mulai dibangun pada bulan Mei 2014. Ukuran utama kapal yakni panjang 45.6 m, lebar 7.4 meter.

Kapal ini menggunakan 3 unit mesin diesel berkekuatan masing masing 1800HP yang  membuat kapal mampu mencapai kecepatan maksimum 27 knots. Kapal ini nantinya akan dilengkapi meriam anti serangan udara dan sepasang rudal surface to surface yang memiliki jangkauan tembak sampai 100 km.

Sementara itu PT. Citra Shipyard memproduksi Kapal Cepat Rudal (KCR) yang kemudian diberi nama KRI Terapang-648. Kapal yang dibangun hanya dalam waktu tiga bulan ini memiliki  struktur aluminium alloy 5083, panjang 44,9 m, lebar 7,8 m, dan mampu melaju hingga 30 knot. Selain KRI Terapang-648, PT. Citra Shipyard  juga membangun KRI Sidat-851, yaitu KRI dari jenis kapal Patroli Cepat dengan  panjang  43 m, dan lebar  7,8 m.


Sumber : TNI AL

Latker I Jem F-16/Fighting Falcon Dibuka Di Iswahjudi

MADIUN-(IDB) : Kepala Dinas Logistik Lanud Iswahjudi Kolonel Tek Iwan Agung Djumaeri, S.IP, membuka Pelatihan Kerja (Latker) I Jet Engine Maintenance (JEM) F-16/Fighting Falcon Bintara Siswa yang akan berlangsung selama empat bulan di Skadron Teknik (Skatek) 042 Lanud Iswahjudi, Senin (29/9/2014). 


Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Donny Ermawan T., M.D.S. dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Dinas Logistik mengatakan bahwa pelatihan kerja ini merupakan salah satu upaya dari dinas untuk mempraktekkan teori-teori yang telah didapat selama berada di lembaga pendidikan, sekaligus salah satu upaya untuk menjadika para Bintara Siswa sebagai prajurit yang tanggap dan mempunyai kemampuan dalam pemeliharaan engine pesawat F-16/Fighting Falcon. 


Oleh Karena itu, Danlanud Iwj berharap kepada para Bintara Siswa agar mengikuti pelatihan kerja ini dengan baik dan sungguh-sungguh,dilandasi semangat dan disiplin yang tinggi dan ikuti prosedur yang telah ditetapkan. Apabila materi yang disampaikan kurang jelas maupun kurang dipahami, jangan ragu untuk bertanya. 


“Jadikanlah pelatihan kerja ini, sebagai media untuk saling bertukar pengetahuan, pemikiran dan ide-ide yang positif, sehingga diharapkan para Bintara Siswa Mampu menjawab setiap tantangan dimasa mendatang”, harap Danlanud Iwj.



Sumber : TNI AU

Krisis LCS Berikutnya, Indonesia vs China ?

Upaya Indonesia untuk menegaskan yurisdiksinya di ZEE yang diklaim, mulai membentuk pola kegagalan yang terus-menerus, pola yang jika dibiarkan tidak berubah, akhirnya membahayakan efek deteren dari postur militer Indonesia di sejumlah wilayah serta dasar hukum bagi klaim wilayah ZEE tersebut.

JKGR-(IDB) : Presiden Indonesia terpilih Joko Widodo, atau Jokowi, mempersiapkan diri untuk memulai masa jabatan resminya pada akhir bulan depan. Masih ada ketidakpastian mengenai kebijakan masa depan pemerintahannya baik di dalam maupun di luar negeri. Namun satu hal tampaknya semakin jelas adalah: momentum membangun potensi lama Indonesia untuk muncul sebagai kekuatan maritim.


Visi Indonesia sebagai “nexus maritim global” (poros maritim Dunia) menjadi terkenal selama kampanye presiden dan tampaknya diatur untuk menjadi fokus utama pemerintahan Jokowi mendatang. Ketika Indonesia mencoba muncul sebagai kekuatan maritim, akan menghadapi banyak tantangan di depan, sekaligus menyaksikan fajar era baru dalam sejarah Indonesia.


Rincian yang jelas dari visi maritim Indonesia sedang dipersiapkan, namun beberapa pengamatan awal dapat dilakukan. Konsep dasar dari “global maritime nexus” / “perhubungan maritim global” ekonomi adalah: berusaha untuk meningkatkan konektivitas maritim dan kesetaraan ekonomi antara berbagai provinsi di Indonesia. Argumen ini secara meyakinkan telah dikemukakan oleh Faisal Basri, ekonom terkemuka dan anggota dari tim ahli Jokowi bidang perekonomian. Bahkan menurut Basri, visi Indonesia sebagai kekuatan maritim tidak terbatas pada dimensi ekonomi saja, dan juga bisa mengandung keamanan atau fungsi pertahanan, termasuk perlindungan kedaulatan negara.


Jokowi memang belum berbicara banyak tentang visinya atas konsep tersebut. Namun visi dan misi kampanye yang memprioritaskan perlindungan kepentingan maritim Indonesia, telah dia sampaikan selama masa kampanye pemilihan Presiden. Pernyataan publik telah berulang kali disampaikan Jokowi yang akan menjadi memprioritaskan penanggulangan illegal fishing.


Dalam komentar yang dibuat awal bulan ini dan diterbitkan dalam pers lokal Indonesia, Jokowi menyatakan perlu bertindak tegas terhadap kapal nelayan asing untuk mencegah pencurian sumber daya Indonesia yang terus menerus. “Jika kita tidak bertindak tegas, ikan kita akan dicuri oleh kapal asing,” ujar Jokowi. Komentar semacam itu menunjukkan bahwa dia mungkin tidak sependapat dengan sejumlah kebijakan luar negeri yang ada; bahkan ia mungkin akan lebih tegas pada prioritas tertentu.


Masalah illegal fishing oleh kapal asing akan semacam pembuktian dan tantangan penting bagi pemerintahan Jokowi mendatang dan hampir pasti akan menciptakan ketegangan dengan kekuatan maritim lain yang muncul: China. China hampir satu-satunya negara yang nelayannya beroperasi secara ilegal di perairan Indonesia. Aksi satu-satunya nelayan yang secara langsung didukung atau didorong oleh kekuatan koersif layanan keamanan negara China di laut.


Kehadiran China yang memperluas daerahnya di wilayah yang disengketakan di Laut Cina Selatan semakin membawa nelayannya dan organisasi keamanan maritim China, ke dalam kontak langsung dan sering konfrontasi dengan orang-orang dari Indonesia. Sementara Kementerian Luar Negeri Indonesia terus mempertahankan pernyataan tidak ada sengketa antara China dan Indonesia, padahal tindakan China sebaliknya.


Sejumlah insiden terjadi di perairan Indonesia sejak 2010, yang akhirnya terbukti pasukan keamanan Indonesia gagal menghalau nelayan Cina yang beroperasi secara ilegal di dalam ZEE yang diklaim Indonesia. Upaya Indonesia untuk menegaskan yurisdiksi Indonesia di ZEE yang diklaim mulai membentuk pola kegagalan yang terus-menerus, pola yang jika dibiarkan tidak berubah, akhirnya dapat membahayakan efek deteren dari postur militer Indonesia di sejumlah wilayah serta dasar hukum bagi klaim wilayah.


Yang terbaru dari insiden tersebut terjadi pada bulan Maret 2013. Sejak saya pertama kali menulis tentang insiden itu akhir tahun lalu, rincian baru tentang kejadian itu akhirnya datang, termasuk penggunaan kemampuan perang-elektronik oleh Kapal Maritime Law Enforcement (MLE) Yuzheng 310 China. Berdasarkan laporan kapten Indonesia sendiri, serta penyelidikan berikutnya dan analisa, sangat mungkin dalam insiden itu kapal Yuzheng 310 menghentikan /men-jamming komunikasi dari kapal Hiu Macan 001 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia (KKP).


Berdasarkan deskripsi dari kapten kapal Hiu Macan 001 tentang peristiwa itu, Kapal Yuzheng 310 telah menonaktifkan kemampuan kapal KKP untuk menerima komunikasi dari markasnya di darat, dalam upaya untuk memutuskan kemampuan kapal dari fungsi command and control (C2). Mungkin Yuzheng 310 akan dan telah menghitung -kombinasi dengan langkah-langkah lain- tindakan itu akan memaksa kapten kapal Indonesia untuk membebaskan para tahanan China. Cara dan tindakan China itu mencapai efek yang mereka inginkan, tetapi mungkin saja dengan mudah membawa ke situasi yang berbahaya jika kapten KKP Indonesia malah memutuskan untuk tidak menyetujuinya.

Patroli yang terus menerus di daerah yang dilakukan China Coast Guard sekarang, mungkin akan berhadapan dengan Jokowi sebagai tes awal kepemimpinannya. Skenario krisis yang mungkin tidak berbeda dengan yang terjadi di bulan Maret 2013. Masih harus dilihat, apakah pemerintahan baru menyadari potensi pelanggaran itu dan siap merespon secara efektif. Kita lihat saja. 



Sumber : JKGR

Berita Foto : Demonstrasi Ranpur AD Korea

SEOUL-(IDB) : Dari Gyeonggi Yangpyung, September 26 lalu tempat pelatihan militer, "Pameran Republik Korea Industri Pertahanan" memeragakan kepada personil militer asing, menampilkan peralatan angkatan darat Korea khusus dirancang untuk menunjukkan superioritas.
Pada hari peragaan alutsista ditampilkan berbagai kendaraan militer seperti MBT K-2, K1A1, K-9 gun self-propelled, K-21 kendaraan tempur infanteri dan Kendaraan K200.



Sumber : Chosun