SURABAYA-(IDB) : Untuk kali terakhir, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan
amanat upacara dalam peringan HUT TNI. Ya, sejak sepuluh tahun lalu,
SBY selalu berpidato di peringatan HUT TNI. Dia pun memberingan beberapa
wejangan kepada para prajurit di masa-masa terakhirnya menjadi panglima
tertinggi TNI.
"Sejak sepuluh tahun lalu, pemerintah konsisten melakukan pembangunan kekuatan personel TNI dan memodernisasi alutsista," kata SBY saat memberikan amanah upacara dalam peringatan HUT TNI ke 69 di Dermaga Ujung Mako Armatin, Surabaya, Selasa (7/10).
Dia lantas menjabarkan, bahwa di lima tahun pertama pemerintah fokus untuk menutup celah dengan pengadaan alutsista yang lebih baik. Sedangkan lima tahun berikutnya, dirinya berupaya memadukan doktrin kekuatan personel TNI dengan modernisasi alutsista. Kini di masa menjelang kepemimpinannya, pemerintah terus fokus untuk mempercanggih alutsistanya.
"Dalam bulan Oktober ini, masih banyak lagi alutsista canggih yang akan didatangkan. Ini adalah bentuk pertanggung jawaban pemerintah pada rakyat," imbuh SBY.
Belum Maksimal Majukan TNI, SBY Minta Maaf
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertindak selaku inspektur upacara dalam peringatan hari ulang tahun TNI ke-69 di Dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Selasa, 7 Oktober 2014.
Peringatan HUT TNI kali ini merupakan yang terakhir bagi SBY selaku
Presiden RI. Karena pada 20 Oktober mendatang, SBY akan meletakkan
jabatannya, dan menyerahkan kepada Presiden Terpilih Joko Widodo.
Dalam pidatonya, SBY meminta maaf kepada para prajurit TNI sebab selama 10 tahun memerintah, belum semuanya kebijakan yang dia keluarkan dapat memajukan TNI, khususnya dalam mewujudkan kesejahteraan prajurit.
"Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf bila ada kebijakan yang belum terpenuhi. Tetapi percayalah, saya telah berusaha keras untuk mewujudkan cita-cita dan kesejahteraan TNI," kata SBY di lapangan dermaga ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Selasa 7 Oktober 2014.
Namun, SBY menegaskan, di tahun-tahun terakhir ini, pemerintah telah meningkatkan kesejahteraan TNI."Di tahun-tahun terakhir ini, kita telah meningkatkan gaji, remunerasi, lauk pauk dan gaji ke-13 bagi prajurit TNI," ujarnya.
Selain itu, sejak 2006 lalu pemerintah juga telah meningkatkan industri pertahanan nasional untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Serta untuk memenuhi permintaan alutsista negara-negara sahabat yang memesan dari Indonesia.
"Kekuatan TNI harus mampu dan siap, tidak hanya senantiasa menjaga keutuhan NKRI. Tetapi juga mengantisipasi ancaman dari luar, yakni bajak laut, terorisme, serta membantu bencana alam di Tanah Air," ungkapnya.
Dalam pidatonya, SBY meminta maaf kepada para prajurit TNI sebab selama 10 tahun memerintah, belum semuanya kebijakan yang dia keluarkan dapat memajukan TNI, khususnya dalam mewujudkan kesejahteraan prajurit.
"Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf bila ada kebijakan yang belum terpenuhi. Tetapi percayalah, saya telah berusaha keras untuk mewujudkan cita-cita dan kesejahteraan TNI," kata SBY di lapangan dermaga ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Selasa 7 Oktober 2014.
Namun, SBY menegaskan, di tahun-tahun terakhir ini, pemerintah telah meningkatkan kesejahteraan TNI."Di tahun-tahun terakhir ini, kita telah meningkatkan gaji, remunerasi, lauk pauk dan gaji ke-13 bagi prajurit TNI," ujarnya.
Selain itu, sejak 2006 lalu pemerintah juga telah meningkatkan industri pertahanan nasional untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Serta untuk memenuhi permintaan alutsista negara-negara sahabat yang memesan dari Indonesia.
"Kekuatan TNI harus mampu dan siap, tidak hanya senantiasa menjaga keutuhan NKRI. Tetapi juga mengantisipasi ancaman dari luar, yakni bajak laut, terorisme, serta membantu bencana alam di Tanah Air," ungkapnya.
Jokowi Berkomitmen Lanjutkan Modernisasi Alutsista TNI
Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) berkomitmen melanjutkan
modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) Tentara Nasional
Indonesia (TNI).
"Profesionalisme TNI terus kita tingkatkan dengan juga modernisasi peralatan-peralatan, saya kira kita harus konsisten terus," katanya saat menghadiri upacara perayaan ulang tahun ke-69 TNI di Dermaga Ujung, Pangkalan Komando Armada Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Jokowi berjanji akan melanjutkan dan meningkatkan apa yang sudah dibuat oleh pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dalam 10 tahun terakhir.
"Sudah saya sampaikan berkali-kali kalau ekonomi baik, di atas tujuh persen, itu anggaran TNI bisa diperjuangkan dua sampai tiga kali lipat. Itu juga kesejahteraan prajurit jangan dilupakan, ditingkatkan," kata Jokowi, yang mengenakan jas hitam dengan kemeja putih dan dasi merah.
Ia mengatakan bahwa TNI adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia.
"Ingin kami sampaikan bahwa TNI itu pilar pemersatu bangsa. Kalau kita lihat tadi defile, semua alutsista dikeluarkan itu menjadi kebanggaan kita semua sebagai bangsa juga rakyat pasti bangsa," katanya.
Pada upacara Hari Ulang Tahun TNI ke-69, Jokowi tampak duduk di belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Inspektur Upacara. Di sebelah Jokowi ada Jusuf Kalla dan Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva.
Presiden Yudhoyono berharap modernisasi dan penambahan alat utama sistem persenjataan dapat dilanjutkan pemerintahan mendatang.
"Pada lima tahun pertama untuk pengisian celah kebutuhan penggantian alutsista yang sudah tidak berfungsi," kata Presiden.
Dalam lima tahun terakhir, pemerintah antara lain fokus menambah jumlah serta memodernisasi alutsista.
Menurut dia, pemerintah sudah menambah tank tempur utama kendaraan tempur, meriam, rudal pertahanan udara, rudal antitank, heli angkut, heli serbu dan heli serang beserta amunisi.
Selain itu, lanjutnya, ada pengadaan kapal perang corvet, kapal cepat rudal, kapal perusak, kapal multi frigat, roket multilaras taktis, pesawat angkut sedang, pesawat latih, pesawat angkut hercules, pesawat tempur.
"Ini sebagai laporan dan pertanggungjawaban pemerintah kepada bangsa dan negara," katanya.
"Profesionalisme TNI terus kita tingkatkan dengan juga modernisasi peralatan-peralatan, saya kira kita harus konsisten terus," katanya saat menghadiri upacara perayaan ulang tahun ke-69 TNI di Dermaga Ujung, Pangkalan Komando Armada Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Jokowi berjanji akan melanjutkan dan meningkatkan apa yang sudah dibuat oleh pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dalam 10 tahun terakhir.
"Sudah saya sampaikan berkali-kali kalau ekonomi baik, di atas tujuh persen, itu anggaran TNI bisa diperjuangkan dua sampai tiga kali lipat. Itu juga kesejahteraan prajurit jangan dilupakan, ditingkatkan," kata Jokowi, yang mengenakan jas hitam dengan kemeja putih dan dasi merah.
Ia mengatakan bahwa TNI adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia.
"Ingin kami sampaikan bahwa TNI itu pilar pemersatu bangsa. Kalau kita lihat tadi defile, semua alutsista dikeluarkan itu menjadi kebanggaan kita semua sebagai bangsa juga rakyat pasti bangsa," katanya.
Pada upacara Hari Ulang Tahun TNI ke-69, Jokowi tampak duduk di belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Inspektur Upacara. Di sebelah Jokowi ada Jusuf Kalla dan Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva.
Presiden Yudhoyono berharap modernisasi dan penambahan alat utama sistem persenjataan dapat dilanjutkan pemerintahan mendatang.
"Pada lima tahun pertama untuk pengisian celah kebutuhan penggantian alutsista yang sudah tidak berfungsi," kata Presiden.
Dalam lima tahun terakhir, pemerintah antara lain fokus menambah jumlah serta memodernisasi alutsista.
Menurut dia, pemerintah sudah menambah tank tempur utama kendaraan tempur, meriam, rudal pertahanan udara, rudal antitank, heli angkut, heli serbu dan heli serang beserta amunisi.
Selain itu, lanjutnya, ada pengadaan kapal perang corvet, kapal cepat rudal, kapal perusak, kapal multi frigat, roket multilaras taktis, pesawat angkut sedang, pesawat latih, pesawat angkut hercules, pesawat tempur.
"Ini sebagai laporan dan pertanggungjawaban pemerintah kepada bangsa dan negara," katanya.
Sumber : JPNN
0 komentar:
Posting Komentar