JAKARTA-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PTDI) terus
melanjutkan kegiatannya merancang pesawat jet tempur IF-X (Indonesian
Fighter Experimental), melalui Kegiatan System Requirement Review (SRR).
Dalam kegiatan SSR tersebut, sejumlah pemangku kepentingan diikutkan, antara lain Kemhan, TNI-AU, KKIP, Bappenas, BPPT, LAPAN, Perguruan Tinggi (ITB, UI, ITS, UGM dan UNDIP) serta beberapa industri lokal terkait seperti PT.LEN, CMI, dan InfoGlobal.
Jet tempur yang dirancang bersama dengan Korea Selatan ini disebut-sebut bakal menyaingi F18, dan harganya pun juga lebih murah.
Dalam siaran pers, Kamis (26/6/2014), PTDI mengatakan, SRR merupakan salah satu tahapan dalam program pengembangan dan rancang bangun pesawat tempur. Pada tahapan ini diharapkan program akan mendapatkan berbagai masukan baik teknis maupun non-teknis dari para pakar pada bidangnya masing-masing, secara independen.
Dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut dibagi dalam lima panel. Satu panel paripurna dan empat panel lainnya meliputi:
- Requirement study, System Engineering and Technology Readiness.
- Configuration Design and Analysis.
- Propulsion and Subsystems.
- Air Combat Systems.
Pesawat tempur KF-X/IF-X dirancang bangun bersama oleh para ahli dari
Indonesia dan Korea Selatan. Sejak tahun 2011 lalu, tim dari kedua
bangsa telah bekerja keras di Korea Selatan untuk menghasilkan
konfigurasi yang bisa memenuhi kebutuhan dan persyaratan operasi
Angkatan Udara kedua negara.
Dengan penyelenggaran acara tersebut di atas, diharapkan tim KFX/IFX mendapatkan masukan untuk dapat dijadikan pegangan dalam melakukan tindakan ataupun berupa rekomendasi untuk perbaikan rancang bangun (desain).
“Bagaimanapun bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan program pesawat tempur yang kita rancang sekarang ini bukan saja akan menjadi salah satu sumber kekuatan alutsista dalam negeri, melainkan juga akan menjadi salah satu posisi tawar NKRI yang diperhitungkan.
Putera-puteri terbaik bangsa yang terlibat dalam rancang bangun pesawat tempur KF-X/IF-X adalah para pionir yang melahirkan generasi pertama pesawat tempur dan ini akan menjadi bagian sejarah penting bangsa Indonesia ke depan,” tutur Direktur Utama PTDI Budi Santoso.
Pesaing pesawat ini adalah F18 buatan Amerika Serikat dan Dessault Rafale buatan Prancis. Produksi tipe IFX di dalam negeri menghemat pengeluaran anggaran karena harga jual lebih murah.
Pesawat untuk varian Indonesia yakni IFX akan diproduksi di markas
PTDI di Bandung, Jawa Barat. Jet tempur KFX mulai diproduksi secara
massal pada tahun 2020. Saat ini tenaga ahli PTDI sedang mempersiapkan
rancangan pesawat tempur generasi 4,5 tersebut.
Sumber : Detik
Sebagai anak negri bangga mendengarnya dan semoga lekas terwujud. Jayalah Indonesia. Jadilah bangsa pemenang dan jadilah bangsa penenang.
BalasHapusAamiin ya Allah
BalasHapusSemoga terwujud
Sekarang mau atau tidak mau pemerintah harus membuat serius program yg sdg dijalnkan seperti halnya ifx ini. Jika hanya berhenti seperti n250 dulu itu hanya buang duit rakyat. Pokoknya jika perlu seandainya korea membatalkn sepihak proyek kfx/ifx ini indonesia segera mengambil master plan blue print yg ada untk dilanjutkn sndiri.
BalasHapusKalau masalah pengasaan teknologi pesawat tempur insinyur2 kita sdh ditanggung menguasai minimal T-50i korea, selanjutnya tinggal melanjutkan IFX dan walaupun dianggap aja gagal melanjutkan IFX insinyur kita sdh ada dibenaknya rancang bangun IFX rasa Indonesia. Sudah percayalah gan, OK, clear...................
BalasHapus