Pages

Kamis, Februari 27, 2014

Kolaborasi PT. DI Dan Lapan

Lapan Dan PT. DI Tandatangani MoU Bangun Pesawat Penumpang

JAKARTA-(IDB) : Lapan dan PT Dirgantara Indonesia (DI) menandatangani kontrak pengembangan pesawat N219. Penandatanganan berlangsung di kantor pusat Lapan, Rawamangun Jakarta Timur, Selasa (25/2). Pengembangan pesawat ini akan menjadi titik kebangkitan industri pesawat berpenumpang Indonesia.

Direktur Utama PT DI mengatakan bahwa, kerja sama dalam pembangunan pesawat ini merupakan tonggak sejarah bangsa dan instansi pemerintah. “Kerja sama ini juga menjadi pintu pembuka bagi bangsa ini sehingga negara Indonesia dapat menghasilkan model pesawat terbang yang bisa bersaing di dunia. Selain itu, pembuatan N219 juga menjadi wadah untuk mewariskan kemampuan pembangunan pesawat terbang kepada generasi muda.” ujarnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Soewarto Hardhienata, mengatakan bahwa program pengembangan N219 merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia baik di Lapan dan PT DI di bidang pengelolaan pesawat terbang.

N219 merupakan pesawat yang sepenuhnya dirancang oleh putera-puteri Indonesia. Pesawat ini merupakan pesawat regional komuter yang dirancang bersama Lapan dan PT DI dan akan diproduksi PTDI. Saat ini, pengembangan N219 telah mencapai tahap preliminary design dan siap memasuki detail design dan pembuatan komponen. Integrasi akan dilaksanakan pada 2015 dan direncanakan terbang pada 2016.

Pesawat berpenumpang 19 orang ini akan memenuhi kebutuhan transportasi di Indonesia. Wilayah Indonesia memerlukan alat transportasi udara untuk konektivitas antar pulau agar lebih efisien. Pesawat-pesawat kecil yang hanya membutuhkan landasan kecil dianggap paling cocok untuk dapat menjadi penghubung bagi daerah terpencil di nusantara.

N219 diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah terpencil dan perbatasan melalui ketersediaan sarana transportasi udara perintis. Pengembangan pesawat ini juga akan menumbuhkan industri penerbangan nasional, industri pendukung, dan operator pesawat terbang. Pada akhirnya, pengembangan pesawat ini juga akan meningkatkan kemandirian nasional dalam produksi sarana transportasi udara.

PT Dirgantara Kucurkan Rp100 M Kembangkan N219

Direktur Utama (Dirut) PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso menyebutkan bahwa pihaknya mengucurkan modal sebesar Rp100 miliar untuk pengembangan Pesawat N219.

"Biaya pengembangan ini sebagian besar ditanggung pemerintah. Melalui anggaran yang kita kucurkan ke LAPAN yaitu Rp400 Miliar,kalau dari PT DI Rp100 miliar lebih, sampai 2015," ujar Dirut PTDI Budi Santoso di Lantai 3 Kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Selasa (25/2/2014).

Ia juga menjelaskan skema Pesawat N219 untuk terbang udara harus mendapat sertifikasi dari Kementerian Perhubungan yang rencananya akan keluar di 2016 dan siap mengudara pada 2017.

"Kita arahkan 2016 sertifikasi, setelah dapat sertifikasinya kelaikan dari perhubungan, mudah-mudahan 2017 baru kita operasikan, kita jual operator," jelasnya.

Selain itu, Kepala Program N-219 dari LAPAN Agus Aribowo mengatakan pesawat asli rancangan dari perusahaan plat merah ini dijual dengan harga antara US$3,8 juta hingga US$4,5 juta atau sekitar Rp38 miliar hingga Rp45 miliar.

Sebagai infomasi, PTDI juga mendapatkan pesanan pesawat dari Lion Air yang memesan paling banyak yaitu 50 pesawat N219, lalu ada Nuansa Buana Air (NBA) 30 dan PT Merpati Nusantara Airlines 20 unit.

Juga Pemerintah Daerah (Pemda) Papua dan Papua Barat memesan 15 pesawat N219. Selain itu, Pemda Aceh masih dalam negosiasi 6 pesawat, sedangkan Pemda di Sulawesi 6 pesawat dan Riau 4 pesawat.

Setelah N219, PT DI Dan Lapan Bakal Buat N245 Dan N270

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) makin berambisi mengembangkan dan membuat pesawat produksi dalam negeri. Walau sertifikasi untuk pesawat N219 belum tuntas, PT DI sudah menyampaikan ambisinya mengembangkan pesawat N245 dan N270.

Deputi Bidang Teknologi Lapan, Soewarto Hardhienata mengatakan, dalam pengembangan pesawat ini, Lapan akan membantu pembiayaan dengan timbal balik SDM bidang mesin yang dimiliki Lapan akan bekerja di PT DI.

"Program ini anugerah besar sekaligus merupakan tantangan, taruhan. Kalau ini jalan mulus maka pemerintah dan masyarakat akan percaya kepada kita, menjalani penerbangan selanjutnya," ucap Soewarto di kantor pusat Lapan, Jakarta, Selasa (25/2).

Pesawat N245 merupakan pesawat dengan dua engine (mesin) dengan kapasitas angkut 45 penumpang. Sedangkan N270 merupakan pesawat dua mesin dan punya daya angkut lebih besar yakni 70 penumpang. Pengembangan dua pesawat ini rencananya dilakukan pada 2017.

"Sekarang belum ada anggaran, mungkin pertengahan 2016 kita ajukan. Pengembangan setelah selesai sertifikasi N219 (2016)," tegasnya.

Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lapan Gunawam Setyo Prabowo menambahkan, kerja sama pengembangan pesawat N245 dan N270 dengan PT DI akan sama dengan pengembangan N219.

"Mirip seperti ini dan setelah N 219 selesai. Kita ikut pengembangan sampai sertfikasi dengan memasukkan enginer kita. Kita ikut dalam model perencanaan," tutupnya.
 


Sumber :  Lapan

22 komentar:

  1. Kalau Indonesia mau cepat maju dalam menguasai teknology apa saja,Pemerintah harus menyiapkan anggaran yang cukup untuk keperluan R & D,ini kalau pemerintah mau.....
    daripada ahli ahli Indonesia lari keluar negeri,karena kalau mereka bertahan terus di Indonesia,mereka gak akan berkembang alias mandeg.....karena dana risetnya cekak.

    BalasHapus
  2. Rencana masa depan jangan di ekspos keluar dulu dong bos. Itu rahasia perusahaan. Emang mau "terjegal" lg seperti N250.

    Btw PT. DI kapan go publik ???
    Sebagai dukungan terhadap industri strategis, saya minat beli sahamnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. masalah nya dari pendanaan boss, klo dgn N219 PT.DI sukses otomatis bisa meraih nama dan bangsa pasar sdh mengtahui kualitas pesawat PT.DI,,
      dgn memunculkan nya type lain mudah2an ada yg berminat lagi dan memberi DP utk pengembangan selanjutnya,, yaitu N245
      itu prediksi saya,,

      klo kasus N250 kyk nya saat itu memang kondisi nya berbeda, negara kita dalam posisi krisis dan dalam tekanan IMF, saat itu IMF dianggap satu2nya yg bisa memberi dana segar buat pemerintah, tp IMF malah menekan balik supaya IPTN ditutup dgn alasan tidak memberikan keuntungan pada negara, malah hanya menambah utang negara,, jadi nya negara memutuskan PAILIT pd IPTN dulu,, yg sekarang PT.DI,

      klo masalah GO publik rasanya sakarang sudah dimulai, terbukti dari banyak nya pemesanan pesawat N219 hingga mencapai 200unit..

      belum lagi pemesanan CN 235 korsel. malaysia. brunai,
      NC 212 dipesan Filpina, thailand juga berminat CN 295, vietnam jg.

      Hapus
    2. Saya juga tertarik investasi di pt. DI. US$ 10 juta cukup sepertinya, demi mempercepat proyek IFX.

      Hapus
  3. keberhasilan PT DI tergantung Good Will dari pemerintah . . . coba pemerintah mengeluarkan regulasi bahwa semua maskapai penerbangan harus menggunakan produk dalam negri 50% dari seluruh armada yang ada, udah berapa produk PT DI yang laku . . . trus sudah brp Dollar devisa indonesia terkuras habis karena pembelian pesawat ke luar negri . . .? Jagan pernah mengaku negarawan kalau masih belom punya Nasionalisme yang tinggi terhadap karya bangsa indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. klo begitu pemerintah mengintervensi perusahaan donk,,
      apa baik suatu perusahaan di interpensi pemerintah????
      baik nya itu kesadaran dari perusahaan maskapai itu sendiri,, tp semuanya bergantung pd kwalitas pesawat yg disodorkan , klo pesawatnya bagus, murah,dan hemat energi, secara sendirinya maskapai dtg utk memesan,, tp klo kwalitas nya buruk, gmn dgn keselamatan penumpangnya??

      klo semuanya di atur pemerintah,, mau hidup kamu jg di atur2 pemerintah??
      trus kita ga bebas berfikir lagi,, sama aja dgn orde baru,, percuma ada reformasi.

      Hapus
    2. ano 15.10 menurut anda kwalitas pesawat yang dihasil PT. DI Bagus dan hemat energi gak ? Sadar gak sadar pemerintah sudah mengatur hidup anda dengan produk undang2nya dan untuk Industri penerbangan dalam negeri terutama yang plat merah mau gak mau pemerintah harus mendukung baik pendanaan maupun marketnya. Semua negara kok melakukannya liat tuh Boeing (USA).
      Kalau tidak dikasih modal , riset tidak ada lalu apa yang mau dihasilkan. Segenius-genius nya Insnyur kita tidak bakalan berkembang dan menghasilkan sesuatu tanpa riset.

      Hapus
    3. kwalitas nya sampai saat ini bagus dan hemat energi, cuma klo memaksakan harus menggunakan produk dlm negri kyk nya kurang sreg dengan demokrasi itu sendiri yg sampai saat ini di pertahankan,,baik nya hanya menghimbau, bukan mangharuskan,,,, sebenarnya masalah pendanaan pasti semua riset yg berMANFAAT diberi pendanaannya,, hanya saja kembali pada kemampuan keuangan negara,

      Boing mendapat pendanaan dari negaranya karena pandapatan negara nya besar,, china banyak melakukan riset dan pengembangan teknologi karena pendapatan negara nya besar.. coba kita tengok korea utara yg memaksakan pendanaan pada riset nuklir nya,, sedangkan pendapatan negara nya kecil,, apa rakyat nya hidup makmur.?

      memang negara kita terkenal dgn koruptor nya,, tp semua itu berbalik pada kesadaran individu masing2, klo pihak maskapai punya kesadaran patriotis, tanpa di haruskan pemerintah juga mereka langsung memesan pesawat ini,, begitu juga dgn para koruptor,, klo mereka punya kesadaran patriotis pada NKRI mereka pasti tidak akan melakukan korupsi,, inti dari cerita panjang lebar saya cuma KURANG NYA KESADARAN INDIVIDU,

      Hapus
  4. Jayalah negeriku ,,jayalah NKRI,,Indonesia uberr alless

    BalasHapus
  5. Roda n 219 bagus keluar masuk secara otomatis . Bukan di gantung mirip orang kurang percaya diri . Roda Masuk kedalam tidak bergantungan mirip pepaya kurang kerren .

    BalasHapus
    Balasan
    1. kyk nya lu baru tau ttg pesawat yah??
      yg lu liat model patung bukan asli.. klo roda permanen sasis nya pasti diperkuat lg ,, lu ga liat model pesawat lain bentuk sasis roda nya sama dgn N219, dan secara otomatis bisa keluar masuk, emang nya helikopter apa roda nya permanen diluar,,

      Hapus
    2. Bellom 2... sudah ratusan milliar buat riset alias jutaan dolar ?... apa iyaa ...bakal laku di jual di pasar tradisional produk kepanjangan orde baru ini ?....hh....

      Hapus
    3. ano 13.32, gw ngakak baca koment lo, seperti orang baru keluar dari goa.

      Hapus
  6. Emm...emm...q hanya bicara fakta ajaa...dan heran , kenapa pt DI dari duluu....bikin pesawat beemesin mutar mutar di luar ?.wkwk..... kerja sama pun dengan air bus selalu pesawat gak laku di jual cn 295 .
    Madsud ku gak selaku a bus 380 super jumbo cn 295 .
    Kabar resmi Tawaran rusia pun di tampik produksi bersama sukhoi jet 100 di tolak . Padahal market pesawat jet di indonesia luar biasa besar . Kan sudah bisa di terka siapa penguasa sekarang sesungguh nya ?....

    BalasHapus
    Balasan
    1. fakta nya apa coba???

      lu tau cn 295 itu kapan dibuat sama PT,DI??
      1 pun blm ada yg dibuat.. yg di terima sekarang itu masih dari airbus,,
      pembuatan CN 295 itu klo pesawat ke 7 sdh diterima, dan pesawat ke 8 dan 9 (yg dipesan indonesia,) baru di buat di bandung,,
      gmn bisa laku klo 1 pun pesawat blm dibuat,,
      tp wlupun blm buat, ada 5 negara berminat dgn cn295
      Filipina, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia.
      ini fakta nya: http://www.tempo.co/read/news/2013/06/11/078487535/Lima-Negara-Tetangga-Berminat-Boyong-CN-295

      jadi fakta nya karena lu blm tau informasi nya,,
      lagian ga ada mesin mutar mutar diluar,, yg mutar2 diluar itu baling2 . mesin nya turboprop
      dan PT,DI masih impor mesin turboprop ini,, blm bisa buat
      liat pangetahuan lu yg minim, fakta yg lu beberkan hanya hoak doank,

      Hapus
    2. Ohh...oh...begituuu tah ...yg jellas menurit sumber di pt DI masih jadi sapi perahan di tarikk...ditarikk ..cusu...buat para kaum gak waras yg bisanya merefisi uu minerba dan kuhp / kuhap KPK sekarang . Kenapa anda selalu jadi juru bicara pejabat hanya pintar menikung dana masarakat ?... wkwkw...hh...

      Hapus
    3. klo boleh tau mana link nya atau situs nya yg bersumber dari PT,DI..yg menyatakan jadi sapi perahan??

      disini kita bicara fakta, jangan asal jeplak jelek2in org, semuanya harus berdasarkan fakta seperti yg lu bilang diatas,, , siapa juga yg jadi juru bicara pejabat? tuduhan lu termasuk fitnah,,
      dan hanya Allah SWT, yg kelak akan membalas nya,

      Hapus
    4. Airbus sendiri masih bikin pesawat dengan mesin berputar2x diluar. Coba liat pesawat terbaru mereka A400M. Rusia bikin pesawat terbaru dengan mesin berputar2x diluar : Antonov-70. Amerika bikin pesawat terbaru dengan mesin berputar2x diluar yaitu V-22 Osprey.

      Siapa bilang pesawat baling2x itu low-tech?

      Hapus
    5. pesawat dgn baling2 (turboprop) itu utk lebih irit dibanding menggunakan mesin jet
      tp kecepatan nya masih dibawah mesin jet, maintenance nya lebih hemat turboprop dibandingkan jet,, semua tergantung maskapai, mau pakai jet, lebih cepat tapi boros bahan bakar atau turboprop lebih lambat tapi hemat bahan bakar.

      Hapus
  7. Harusnya N219 dan N245 jalan bareng..., karena sebelumnya sudah pernah mengembangkan N250,

    BalasHapus
    Balasan
    1. anda bisa bilang HARUS nya, memang anda bisa jamin N245 bakal laku dipasaran??
      trus biaya riset nya emang bisa anda tanggung??

      N250 itu produk lama, sekarang avionik nya sudah lebih canggih lagi, navigatornya juga..

      Hapus
  8. INDON CERITA KOSONG,,,,ANAK KECIL JUGA BISA CERITA

    BalasHapus