Pages

Minggu, Januari 19, 2014

Analisis : Australia, Harga Sebuah Kata Maaf

ANALISIS-(IDB) : Hubungan bilateral Indonesia- Australia yang merenggang selama tiga bulan terakhir ini semakin terasa panas dengan sikap arogansi negeri eropa yang terdampar di benua selatan itu.  Australia telah melanggar batas perairan Indonesia tanggal 6 Januari 2014 ketika mengusir manusia perahu yang hendak “berkunjung tetap” ke negeri kanguru itu.  Kapal angkatan laut mereka telah masuk sampai 7 mil dari batas garis pantai pulau Rote NTT ketika mendepak pencari suaka sekalian menghina TNI yang dikatakan tak sanggup menjaga wilayahnya sendiri.



Perlakuan Australia yang bergaya cowboy termasuk menyiksa manusia perahu yang memang sudah tersiksa dinegeri asalnya, dinilai sangat keterlaluan.  Dunia yang memberi penilaian itu. PBB bahkan sudah memperingatkan Australia akan konsekuensi hukum internasional atas perlakuan tidak manusiawi dan mengabaikan keselamatan pengungsi politik itu yang hendak mencari kehidupan baru di negeri selatan itu. Australia akhirnya dipermalukan sendiri oleh tindakan semena-mena aparat militernya yang justru menampar wajah diplomatiknya di dunia internasional.

Jangan dikira Indonesia tidak siap


Permintaan maaf tanpa syarat Australia ke Indonesia atas pelanggaran teritori perairan Indonesia tanggal 17 Januari 2014 sejatinya disebabkan oleh ketakutan Australia akan tuntutan hukum internasional yang diajukan Indonesia.  Australia jelas melanggar konvensi hukum laut internasional karena oleh sebuah sebab non navigasi seenaknya saja mengacak-acak teritori perairan Indonesia untuk mengembalikan manusia perahu yang datang dari wilayah Indonesia.  Belum lagi menyiksa beberapa pengungsi yang sudah tersiram gelombang laut dan terombang-ambing.  Jelas-jelas melanggar HAM.



TNI AL sudah mengirimkan sejumlah KRI ke wilayah depan Darwin dan melakukan patroli lebih ketat. Satu fregat telah disiagakan di Kupang.  Lantamal Kupang yang sudah diresmikan beberapa tahun yang lalu selayaknya tersedia minimal 3 Korvet dan 1 Fregat.  Hanya kapal-kapal yang berjenis kelamin seperti ini yang pantas mengawal laut dalam di selatan Indonesia.  Indonesia memiliki puluhan kapal perang striking force mulai dari Ahmad Yani Class, Diponegoro Class, Parchim Class, Fatahillah Class.



Seandainya Tony Abbott Nopember 2013 lalu bisa menurunkan tensi arogansinya dalam etika pergaulan dengan negara kultur timur seperti Indonesia dan minta maaf, rangkaian cerita kalangkabutnya dia menghadapi pengungsi perahu tidak sampai mempermalukan dirinya di mata Internasional.  Untuk urusan sadap menyadap dia gengsi untuk minta maaf padahal jelas nyata.  Tetapi ketika dia terjebak dalam permainan manuver yang sok pamer kekuatan militer lalu seenaknya melanggar wilayah negara lain, muncul ketakutan pada bayangan sendiri lalu minta maaf tanpa syarat kepada Indonesia.  

Coba kalau dulu minta maaf.....


Di satu sisi Australia sangat mahal untuk meminta maaf demi gengsi bertetangga tetapi ketika dunia internasional mulai menuding  dan mencela perilaku aparat militernya, buru-buru minta maaf. Ironinya lagi pada tanggal yang sama 17 Januari 2014 Australia juga membatalkan keikutsertaannya dalam latihan angkatan laut gabungan dengan 17 negara lain yang disebut Naval Exercise Komodo dimana Indonesia menjadi tuan rumah.  Latihan 18 negara itu mengambil area di perairan Natuna dan Laut Cina Selatan yang akan berlangsung Maret sd April tahun ini.



Pelajaran dari semua keangkuhan dan gaya ambigu Australia ini adalah dengan memperkuat terus menerus angkatan laut dan udara RI.  Kita bersetuju dengan adanya penambahan kapal selam Kilo dan pengadaan jet tempur Sukhoi SU35.  Untuk laut selatan memang diperlukan kehadiran KRI berkualifikasi korvet dan fregat untuk mengimbangi arogansi militer negeri bule itu.  Diluar pengadaan kapal PKR 10514 yang sedang dibuat di Belanda dan menunggu kehadiran 3 kapal perang “Bung Tomo Class” yang masih didandani di Inggris, kita masih perlu tambahan kapal fregat.  Untuk menjaga laut dalam dan gaya bertetangga negeri selatan atau jiran yang suka mengklaim kita perlu sedikitnya tambahan 6-8 fregat selain yang disebut diatas.



Kita memang harus berhitung cermat dengan Australia.  Kita tetap menjaga hubungan diplomatik yang saling menghargai.  Namun kalau tetangga tetap bergaya arogan, suka mendikte kita pun perlu tunjukkan nilai kita di depan dia.  Nilai itu adalah tetap menjaga sapa dan santun tapi juga acuh.  Ketika keacuhan itu baru berlangsung 3 bulan, ternyata kawan di sebelah selatan itu kalangkabut juga sebab teman pintu asianya tutup pintu dan hanya membuka jendela. 



Lalu yang jadi sasaran amuknya ya si pengungsi tadi, lalu masuk halaman rumah orang lain untuk memancing kemarahan. Tapi yang punya halaman tak terpancing karena ini bagian dari ritme kecerdasan diplomatik.  Akhirnya dunia yang mencibirnya, PBB mengancamnya, mukanya tertampar, sakitnya tak seberapa tapi malunya ini.  Itulah harga sebuah kata maaf yang tak terucap di awal kisah dan membawa negerinya menjadi terisolasi bersama pengungsi.  Dan kita pun tetap cuek bebek saja, bukankah begitu pak Marty ?
Sumber : Analisis

30 komentar:

  1. Dari aspek pangan, kalau kita berani menghentikan import gandum dan sapi serta susu dari Australia satu kwartal saja mereka sudah kelbakan dan rugi jutaan dollars.
    Dari segi politik, kobarkan informasi perihal perlakuan sosbud pada etnis Aborigin mereka juga kelabakan untuk menutup malu.
    Kalau dari aspek militer, lawan mereka dengan gelar Pernika untuk menutup / meredam sistim komunikasi hasilnya akan lebih significant, karena kalau gelar kapal perang dan pespur walah masih butuh waktu lama dan muahal sekali.
    Tapi semuanya saya serahkan ke penulis tthread ini maunya gimana, karena ybs tentu lebih pinter dari aspek apapun, para analis lain kalah dalam analisa ini.

    BalasHapus
  2. Analisanya masih "mentah" buat analisa yg komprehensif walau singkat namun berbobot, mengalir dari prakata, materi analisa, kesimpulan dan penutupnya hingga enak di baca dan kalau di sanggah atau di komentari nyambung.
    Terus kalo begini apa yg mau di bahas????

    BalasHapus
    Balasan
    1. ano 07.11,,, wah wah rupanya anda sendiri yang kemampuan analisanya kurang, sampai tidak bisa mencari bahan dari tulisan tersebut untuk bisa didiskusikan ,,, tulisan tersebut diatas dimuat di web-site milik penulisnya sendiri, dan blog ini cuma mengcopy ,,, jadi jangan mengharap tulisan di web itu semacam karya tulis kamu di sekolah !!! wah ketahuan nih anak kecil main diranah orang dewasa !!!

      akakakakakakakkk

      Hapus
  3. Timor leste negara kecil berani mengajukan aussi ke Mahkamah internasional karena melakukan penyadapan .Kita negara besar tidak berani mengusir dubes Aussi dari sini.India berani mengusir diplomat AS baru baru ini.Tampak sekali kita punya nyali kecil makanya selalu di remehkan dunia internasional.Kalo kita marah seperti yang di tunjukkan timor leste,India ,Aussi pasti akan gemetaran.Tapi karena kita tidak segarang Timor lesti makanya manusia perahu itu di usir ke Kupang tidak ke timor leste.Aussi lebih takut sama timor leste dari pada RI.Itu faktanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Timor leste karena disadap pemimpinnya membawa kemahkamah internasional,Indonesia karena disadap malah ngambek nggak mau bantu bantu aussie.Cuman begitu saja,?kayak anak kecil......

      Hapus
    2. baca berita gan
      bersama jerman dan brazil, Indonesia mengusulkan ke PBB untuk membuat traktat tentang sadap menyadap dan berhasil

      maav bangsa Indonesia bukan bangsa pengadu tp mencoba menyelesaikan masalah secara kekeluargaan walaupun terkesan penakut tp begitulah cara diplomatik indonesia sambil tersenyum ke lawan juga menjatuhkannya

      Hapus
    3. Kayaknya yang anak kecil itu kalian....gak bisa bedakan asal njeplaxxx
      Timor Leste mengajukan ke mahkaman internasional terkait merasa adanya kerugian dalam hal pembagian rejeki minyak di Timor Gap. Disini ada hubungan dagang bisnis minyak. Mereka merasa dirugikan karena saat perundingan dianggap tidak fair karena Australia diam-diam mendapat informasi dari penyadapan, sebaliknya Timor Leste tidak dapat. Disini ada masalah perimbangan informasi yang berakibat kerugian karena status pembagian adalah 50-50 yang berarti kedua pihak sepakat untuk mendapatkan pembagian yang adil yang "didasarkan" oleh ketersediaan informasi yang berimbang...
      Sedangkan kasus penyadapan RI oleh Australia terkait kebijakan internal pemerintah Indonesia (kemungkinan peningkatan pertahanan), sehingga pengaduannya ya bukan ke mahkamah internasional, tapi ke PBB. Lain kasus jika yang disadap menyangkut hubungan bilateral seperti dagang/ekonomi antara kedua negara baru hal ini diadukan ke Mahkamah Internasional.

      Hapus
    4. WELEH JANGAN PERCAYA DENGAN KERENGGANGAN AUSIE DAN TIMLES, MEREKA BISA SAJA SANDIWARA. TIMLES ITU CALON ANAK ASUH AUSIE YG SEWAKTU WAKTU BISA JADI BEMPER AUSIE UNTUK TURUT MENGGANGGU KEDAULATAN INDONESIA

      Hapus
  4. Hanya peminpin bodoh dan pengecut gak punya yali , negara nya di acak acak asing bisanya diam ....malah pbb unhcr yg mengecam australia . Ini kan sangat memalukan di leceh kan petinggi negara malah memaklumi aneh...bukan , seolah olah nkri negeri gak bertuan kita rakyat tidak ada tempat untuk berlindung .

    BalasHapus
    Balasan
    1. untung pemimpin nya bukan ano 08 56,,
      bisa perang trus,,,
      sby mikir nya kalo perang maka jutaan rakyat indonesia akan jadi korban..
      kamu mending udah gede punya semangat , ga tau juga klo di ajak perang,, yang kasian ibu2, anak2, dan orang2 lemah yang jadi korban,, klo itu ibu/ adik2 kmu yg masih kecil yg jadi korban gmn???
      kalo masih bisa diselesaikan dengan diplomasi dan bisa diselsaikan seperti sekarang ngapain perang.?. toh dia dah minta maaf dan bersumpah tidak akan mengulangi lagi, klo pun mengulangi lg KRI kita udah siap disana. dan dunia tau buikan kesalahan indonesia jika mereka di tembak karena mengulangi lagi nerobos wilayah kita..
      DASAR ABG,, hobi nya tawuran ga mikir masyarakat yg lagi nyari duit susah. bisa nya cuma minta duit ma org tuanya,,

      Hapus
    2. Setuju ano 14.45. si ano o8.56 itu kalo bener-bener perang ya malah balik netek ke maknya, meski udah besar orang tipe gini ya cuman bisa tereak-tereak doank....

      Hapus
    3. ano 08.56,,, anakku sayang ,,, banyak2 baca buku yaa sebelum ikutan diforumnya orang dewasa,, kasihan deh kamu,,, pernah dengar istilah manajemen "getting things done through others" nggak? itu artinya "menyelesaikan sesuatu melalui pihak lain ,,, kira-kira kamu ngerti nggak maksudnya pak Muldoko?

      Hapus
  5. Ano 08.56 : sebaiknya anda tanya ke DPR sono..mereka lah yang lemah dan banci. Sibuk dengan korupsi, TNI hanyalah melaksanakan politik negara bung. dangkal juga ilmu anda..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul apa kata ano 09:36...DPR juga yg slalu merecoki TNI dlm hal belanja alutsista, jgn beli itu..beli ini aja...yg seolah-olah DPR itu lbh jago drpada TNI, emangnya kalo terjadi perang...DPR mau terjun duluan digaris depan ?

      Hapus
    2. Persetan dgn DPR yg kerjanya hanya duduk santai dan korupsi, GOLPUT aja deh di thun 2014 ini.

      Hapus
    3. BAGI SAYA MEMILIH WAKIL RAKYAT NDAK ADA MANFAAT NYA, MENDING GOLPUT

      Hapus
  6. Miris dengan pemimpin pemimpin kita .Tidak tegas makanya para jiran baik di utara maupun selatan selalu melecehkan kita.Rakyat terpaksa cuma bisa mengurut dada.Kasus Ambalat contohnya sampai sekarang masih status quo.Walau kita selalu mengusir kapal jiran yang nyelonong kesana.Kerugiannya adalah minyak yang ada disana tidak bisa di exploirasi.Kalau kita tegas bilang bahwa Ambalat milik kita ,jejerin kapal perang disana umumkan bahwa kalau kapal jiran masuk akan di tembak,minyak disana tentunya bisa kita ambil.Sekarang dengan jiiran selatan,karena tidak tegas kembali lagi kita di lecehkan.Sampai kapan????

    BalasHapus
    Balasan
    1. sabar boss alutsista yg dipesan blm terlumpul semua,, mudah2an pemimpin kita kelak punya keberanian,, ga perlu dari kalangan militer,,
      contoh nya pak marty dgn pak moeldoko lebih tegas mana???
      klo alutsista sdh bnyak terkumpul,, pemimpin tegas dan brani.. kita bisa lakukan sepeti yg bung sampaikan,, saat ini utk patroli aja anggaran BBM nya msh nunggak ke pertamina..apalagi buat perang atau ngumpulin kapal disana,..

      Hapus
  7. Ya deh, sekarang pada rame2 membulli TNI dikatain banci lah, gak berani lah, gak punya malu lah...masalah besarnya dimana ya??? Sistim rekrutmen poilitisi apa sudah lebih baik daripada TNI?? Pengambil kebijakan tertinggi sebenarnya siapa??

    BalasHapus
  8. Heran juga ya..? Kenapa isi komen blog ini lbh banyak yg senang mencaci maki pemimpin dan bangsa ini...drpd ngebela bangsa ini.. SAYA KATAKAN DI DUNIA INI TIDAK ADA PEMIMPIN & NEGARA YG SEMPURNA 100%...SEMUA ADA KURANG & LEBIHnya..!!!

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Makanya kalau memilih anggota DPR itu hati - hati, jangan salah pilih

    BalasHapus
  11. wow... strategi indonesia berjalan lancar...

    BalasHapus
  12. saya sependapat dgn komen ano 10.36. Saat ini yg harus dihadapi bukan hanya musuh dari negara lain tapi juga dari oknum2 yg mengaku bangsa Indonesia. Strategi yg dipakai TNI dan pemimpin negeri ini sdh tepat. terbukti kita secara militer saat ini sdh menguasai ambalat dan australia sdh kalah 2-0. Kenapa oknum2 ini malah menusuk TNI knp tdk menghujat australia yg jelas2 menghina oknum2 ini? Jadilah Warganegara yg naik hai oknum2 bangsa ini!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apa buktinya ambalat sudah kita kuasai??Kalau kita berani ngasih izin sama luar atau dalam negri untuk sedot minyak disana,dan mengamankannya dari gangguan jiran baru terbukti punya kita.Sekarang cuma patroli disana trus usir kapal perang jiran.Yang kita dapat hanya kerugian.Berapa biaya perjam kapal perang melaut trus hasilnya cuma kapal jiran menyingkir.Cuma kerugian bung. statusnya tetap ,status quo.Daerah yang masih dalam sengketa (dispute area ) dengan kepemilikan yang belum jelas..Jelas disini jiran menang karena kita tak berani explore minyak disana.Padahal sebelumnya kita pernah sedot minyak disana.

      Hapus
    2. nanti juga di explorasi, ga usah khawatir. ketimbang di rampok asing, mendingan di diemin dulu aja...

      Hapus
    3. ano 16.34. sampai saat ini Armada Malaysia tdk ada lagi yg berani nyelonong ke prrairan ambalat lagi dan mengganggu karang unarang. tentu ada alasannya. uji coba rudal yakhont dan komentar wamenhan mereka yg mengatakan Indinesia mempunyai KS Kilo yg membuat gentar mrk. Ini sudah bukti bahwa mrreka tdk berani ganggu lagi .Hargailah apa yg sdh dilakukan TNI dan pemerintah. Trus kontribusi anda apa ya? hehehe..hanya bisa ngomong ya...hehehe..

      Hapus
  13. Diplomasi yg cerdas skor Ina:2 aushit:0...menang tanpa hrs berperang

    BalasHapus
  14. Diplomasi merupakan langkah baru manusia memperpanjang rasa kesenjangan,toh akhirnya nanti peang juga lihat kembali sejarahmu bung!

    BalasHapus