Pages

Jumat, Desember 27, 2013

Analisis : Alutsista Antara Ruang Dan Waktu


ANALISIS-(IDB) : Negara kepulauan RI adalah kepulauan/archipelago terbesar di dunia bercokol di khatulistiwa (lihat Gambar 1), dengan 17000 pulau besar kecil. Wilayah Indonesia terbentang dari Barat ke Timur sepanjang 6400 km di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, dan dari Utara ke Selatan sepanjang 2600 km di antara Laut China Selatan dan Samudra Hindia.

image001
Kedaulatan Negara
  Deklarasi Juanda
 
Pemerintah Indonesia telah mendeklarasikan Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957 yang isinya “…berdasarkan pertimbangan, maka pemerintah Indonesia menyatakan segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau termasuk negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Kesatuan Republik Indonesia ..‘’.

Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
 
Pada tanggal 21 Maret 1980 Indonesia mengumumkan ZEE. Batas Zona Ekonomi Eksklusif adalah wilayah laut Indonesia selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)

 
Pemerintah Indonesia pada tahun 1982 ikut aktif dalam konvensi Hukum Laut Internasional, UNCLOS (United Nations Covention on the Law of the Sea) dan dipertegas lagi dengan meratifikasinya melalui UU No 17, tahun 1985. Dengan telah di berlakukannya UNCLOS, Indonesia diakui sebagai negara kepulauan yang dipandang sebagai sesuatu kesatuan wilayah negara yang utuh. 

Sebagai konsekuensinya, maka Indonesia diwajibkan memberikan akses hak lintas damai menyediakan jalur ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia). Implementasinya ditetapkanlah Peraturan pemerintah no 37 tahun 2002, yang isinya memberikan kepastian hukum penetapan ALKI menjadi 3 jalur (lihat gambar 2), yaitu ;

ALKI I : Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Natuna dan Laut Cina Selatan. ALKI II : Selat Lombok, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi. ALKI III-A & B : Laut Sawu, Selat Ombai, Laut Banda (Barat Pulau Buru)-Laut Seram (Timur Pulau Mongole) – Laut Maluku, Samudera Pasifik. ALKI III-C : Laut Arafuru, Laut Banda terus ke utara ke utara ke ALKI III-A.
Gambar 2 adalah Peta ALKI berikut wilayah kedaulatan Indonesia mencakup Deklarasi Juanda, Zona Ekonomi Eksklusif, Landas Kontinen termasuk laut, udara dan daratan di dalamnya.
image002

Sistem Pertahanan Nasional
 
Sistem pertahanan nasional Indonesia adalah Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Total Defense), dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki Alur Laut Kepulauan Indonesia (Andi Widjajanto, GELAR PERTAHANAN INDONESIA). Strategi pertahanan Indonesia adalah Strategi Pertahanan Berlapis (Layered Defense) :
  1. Zona Pertahanan I : zona Penyangga. Berada di luar batas Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia hingga wilayah musuh.
  2. Zona Pertahanan II: zona Pertahanan Utama. Zona ini meliputi wilayah antara garis pantai kepulauan Indonesia dan batas ZEE, termasuk ALKI. 
  3. Zona Pertahanan III: zona Perlawanan mencakup seluruh wilayah darat Indonesia namun diprioritaskan kepada pulau-pulau besar di Indonesia.
Zona Pertahanan I meliputi operasi militer bersifat seluruhnya ofensif preventive dan preemptive. Zona Pertahanan II meliputi operasi militer ofensif defensif, sedangkan Zona Pertahanan III adalah langkah terakhir pertahanan daratan.

Perbatasan Kritis/Critical Border
 
Bila ditinjau dari perjalanan sejarah dunia, maka ternyata penyebab perang terbanyak adalah perang yang dimulai dari sengketa perbatasan (border dispute).

Hakikat dari sistem pertahanan negara terkadang dapat diartikan sebagai membangun pagar disepanjang perbatasan. Realita menjelaskan bahwa tidaklah mungkin satu negara mampu memagari seluruh kawasan perbatasannya dengan pagar, disamping memang tidak akan efisien. Itu sebabnya, maka dipilih hanya daerah perbatasan yang kritits saja diusahakan untuk dipagari.

Demikianlah, maka dikenal beberapa pagar dikawasan perbatasan kritis seperti “the great wall” tembok China, dan pada zaman sekarang first island dan second island chain serta ADIZ, yaitu berupa “pagar imajiner” di daerah perbatasan kritis yang membentengi negara. Semua itu adalah contoh dari bagaimana konsep pagar disepanjang daerah perbatasan yang kritis telah menjadi prioritas atau bagian utama dari satu sistem pertahanan.

Bagaimana dengan Indonesia ? Secara garis besar, dapat dilihat dengan jelas bahwa Indonesia memiliki tiga kawasan perbatasan kritis yaitu di Selat Malaka, Laut China Selatan dan di daerah perbatasan selatan timur yang menghadap ke Benua Australia. Selat Malaka merupakan kawasan perairan yang berbatasan dengan banyak negara tetangga disamping merupakan jalur lintas laut yang paling sibuk di dunia. 

Sedangkan Laut China Selatan adalah merupakan kepanjangan dari lalu lintas laut Selat Malaka, disamping diprediksi mempunyai kandungan migas yang besar, sehingga sekarang menjadi zona sengketa perbatasan China dengan negara-negara Asean yang berbatasan dengan Laut China Selatan. Batas Zona Ekonomi Eksklusif juga dapat dianggap sebagai “pagar imajiner” perbatasan kritis. 

Indonesia juga mempunyai perbatasan darat dengan Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini, namun sepertinya sekarang ini tidak lagi dipandang sebagai perbatasan kritis. Dengan demikian jelas bahwa disamping Indonesia sendiri adalah merupakan negara yang berbentuk kepulauan terbesar di permukaan bumi ini, ternyata dan sangat jelas memiliki perbatasan kritis yang didominasi kawasan yang berujud perairan dan udara di atasnya.

Ruang Dan Waktu
 
Salah satu ucapan para pakar strategi perang yang sering disitir adalah bertindaklah dengan kekuatan dan kecepatan penuh. Kekuatan dan kecepatan disini berhubungan dengan ruang dan waktu. Ruang adalah jarak. Waktu adalah waktu tempuh, atau waktu berada pada posisi yang tepat (pra posisi). Alutsista utama harus memenuhi kenyataan ruang dan waktu ini, dengan bentangan luas NKRI yang sangat besar sehingga membutuhkan tiga zona waktu. Sedapat mungkin kenyataan ruang dan waktu harus dipenuhi untuk memperkecil waktu reaksi pergelaran pertahanan baik ofensif maupun defensif.

Peran AL
 
Gambar 3 menunjukan AL dapat menjembatani ruang dan waktu dengan cara mem-praposisikan rudal anti kapal semacam Yakhont versi darat di choke points ALKI di Selat Sunda, Selat Karimata, Selat Lombok dan Selat Makasar. Patut diapresiasi inisiatif AL membangun pangkalan kapal selam di Palu, membolehkan pra posisi kapal selam semacam kelas Kilo di wilayah Timur Indonesia dengan perairan dalamnya. 

Gabungan sistem alutsista Yakhont versi darat di wilayah perairan Barat dan kapal selam Kilo di wilayah Timur akan berada di jalur yang benar. Formasi PKR, fregat, KCR dan lainnya adalah formasi pendukung. Selain itu, pembentukan armada Coast Guard AL yang terpisah untuk Zona Ekonomi Eksklusif perlu segera dipercepat sehingga tidak membebani kesiapan armada tempur AL.

image003

Peran AU
 
Gambar 4 menunjukan bagaimana dengan Flanker, AU dapat memproteksi seluruh wilayah udara dan laut Indonesia. Heavy fighter ini memenuhi kenyataan ruang dan waktu dengan bagus sekali, mempunyai aksi radius besar tanpa atau dengan AAR (air to air refuelling), kecepatan jelajah tinggi, dan dua mesin untuk faktor keselamatan. 

Apresiasi bagi AU yang dengan pandangan jauh ke depan sejak tahun 1997 telah memutuskan untuk mempunyainya yang diwujudkan pada Agustus 2003 dan diteruskan sampai sekarang.

image004

Gambar 5 menunjukan contoh pergelaran SAM sekelas S300/400 di p. Jawa. Apabila Flanker dipasangkan dengan SAM ini, maka dengan mem-praposisikan SAM di lokasi-lokasi yang strategis, gabungan Flanker, SAM sekelas S300/400, dan Satuan Radar Kohanudnas yang telah ada, pasti akan memperkuat sistem pertahanan kita.

image005

Peran AD
 
Gambar 6 menunjukan bahwa AD masih belum menghayati kenyataan ruang dan waktu ini. Apache dan MBT Leo + Marder baru mempunyai dampak strategis besar apabila dipraposisikan di luar p. Jawa di lokasi strategis atau di perbatasan kritis daratan. 

Tetapi ini memerlukan infrastruktur yang memadai seperti di p. Jawa untuk lokasi-lokasi tersebut. Infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan, dan fasilitas pos dan pemeliharaan) yang sekarang ada belum memadai. Perlu pula diingat bahwa pergelaran pra posisi ini memerlukan pengangkutan dan perlindungan oleh AL dan AU sampai tujuan.

image006
Selain itu, TOE kesatuan mekanis sebaiknya pada tingkat batalyon mekanis independen bukan pada tingkat brigade/resimen apalagi divisi, untuk memudahkan pra posisi. Demikian juga bagi batalyon armed, arhanud dan zipur yang independen.

Namun patut diapresiasi kebijakan AD yang sudah dimulai yaitu meningkatkan batalyon-batalyon infanteri di daerah komando militer luar P. Jawa menjadi setingkat raider.

Potensi Ancaman
 
Kemungkinan konflik perbatasan darat dengan tetangga sebelah rasanya makin kecil. Justru kemungkinan makin besar bahwa wilayah Indonesia, secara ruang dan waktu, mau tidak mau, suka tidak suka, akan terlibat dalam konflik antara Amerika plus sekutunya (Australia), dan China, seperti ditunjukan dalam Gambar 7, 8 dan 9. 

Sebagai buffer zone , Indonesia akan menjadi perlintasan armada laut dan udara mereka yang bertikai. Kemungkinan salah satu pihak yang bertikai akan mengklaim wilayah udara, laut ataupun pulau kita (contohnya Natuna dan Morotai) dalam usaha memenangkan perang. Kedengaran absurd tetapi setiap kemungkinan tidak bisa diabaikan. Kenetralan Indonesia mengharuskan kita mempunyai AU dan AL yang kuat untuk menghalau mereka yang bertikai keluar wilayah kita.

Situasi, kondisi politik pemilu 2014 dan ekonomi, bahkan pembelian alutsista MEF jilid II menjadi barometer arah kenetralan dan politik luar negeri kita yang bebas aktif.

image007
image008
image009
Penutup
 
Dengan demikian, bila berbicara tentang sistem pertahanan yang berkait dengan membangun satu postur Angkatan Perang, maka yang sangat masuk akal adalah membangun Angkatan Perang yang berorientasi kepada kekuatan laut atau kekuatan maritim yang handal, yang dapat memberikan jaminan keamanan dan kekuatan menjaga kedaulatan negara pada tingkat siap tempur (combat ready) pada ruang dan waktu yang memadai. Tetapi kekuatan laut, tidak akan banyak manfaatnya, bila tidak didukung oleh satu kekuatan yang mampu memberikan perlindungan dari udara, “air-superiority” dan atau “air supremacy”.

Uraian di atas telah mengantar kita pada pemikiran yang logis dan masuk akal bahwa dalam konteks penyelenggaraan pertahanan keamanan NKRI, dan dalam konteks ruang dan waktu, seyogyanya kita harus memiliki satu Angkatan Perang dengan kekuatan AU, AL dan AD yang prima, satu Angkatan Perang dari satu Negara yang berujud perairan, Angkatan Perang Negara Kepulauan. Angkatan Perang yang berinduk, tidak hanya kepada bentuk dan letak strategis negara tetapi juga kepada pertimbangan kemajuan teknologi dan berorientasi senantiasa kepada “total defense” atau semesta.




Sumber : JKGR

32 komentar:

  1. Indonesia sdh terkenal di blantika the "best conceptual" tapi sayang "jelek bangget" di bidang implementasi.
    Jaman Bung Karno, supremasi udara dan laut sdh di wujudkan dg banyaknya Alutsista Udara dan Laut.
    Sayang supremasi tersebut dengan serta merta di "rontok"-kan dan di "tenggelam"-kan oleh situasi dan kondisi yang ada, bahkan dalam kondisi tambal sulam agar eksistensi nama TNI - AU dan AL tetap ada dan di kenal pada masa Orde Baru malah di timpa dengan "EMBARGO" dari AS dan konco - konconya.
    Dan upaya untuk pengenalan technologi modern melalui program retrofitt dan refurbishment atau up - grade juga menjadi olok2 publik.
    Begitu pula pada waktu pengenalan pesawat tempur Russia dan helikopter serangnya tidak luput dari olok2.
    Sampai pada kahirnya program pembangunan militer Indonesia di arahkan menjadi militer yang minim kekuatan atau Minimum Essential Forces (MEF) karena alasan ;
    1. Zero Enemy dan,
    2. Anggaran yg terbatas.
    Terkait dengan ulasan diatas, boleh dikata bagai kata kiasan "Bak Pungguk merindukan Bulan apa daya tangan tak sampai"
    Disisi lain, tidak kelihatan kebijakan Nasional untuk melengkapi industri dasar / hulu yg dapat di gunakan sebagai bahan dasar untuk pengembangan industri material alutsista, begitu pula kebijakan di bidang R&D.
    R&D kita sekarang "sekedar" sebagai baju dengan warna beraneka ragam yg intinya hanya bagaimana agar warna tersebut dapat tetap eksis.
    Alhasil lembaga R & D kita hanya mampu menghasilkan "proto type" yang sulit untuk di kembangkan, bahkan lembaga R&D itu, walau sudah berumur puluhan tahun yang tetap begitu2 saja.
    Di lain pihak apabila ada pihak swasta yg "berani" melakuakn kegiatan dan R&D serta berusaha mengembangkan hasil nampaknya juga tidak / kurang di hargai oleh pihak pemerintah.
    Nah, kapan kita dapat menjawab tantangan seperti yang di ulas di atas?
    Darimana kita harus memulai?
    Dan siapa yang harus menjadi Komandan dalam menjawab tantangan?
    Jangan semuanya di timpakan pada masalah keuangan, memang uang perlu namun tidak semuanya harus di selesaikan dengan uang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jawaban nya adalah kemauan dari pemerintah, kita harus punya pemimpin sama seperti bung karno, yg punya konsep ke depan.
      saya heran kenapa president kita udah 2 kali dari kalangan meliter, tp pertahanan kita msh gini2 aja, saya sangat yakin kalau kita berusaha dan punya kemauan pasti bisa, apa lagi indonesia ini negeri yg kaya raya, apa2 kita pnya.
      celaka nya banyak orng malas kita punya juga.

      Hapus
    2. dari segi anggaran kita tak memadai bung..jatah buat beli alutsista habis kena mark up dan tetek mbengeknya,,
      dan di satu sisi lain pemerintah kurang memprioritaskanya kurangnya dukungan penuh dan hanya sebatas klausal di atas kertas aja,,bilangnya "akan" smpai kapanpun juga indonesia akan..kalau tdk ada tindakan yg khusus...

      Hapus
    3. yang saya mau tau sebenernya apa seh penyebab pemerintah sering tidak menghargai usaha pihak2 yang melakukan kemajuan2 di berbagai bidang??? apa ada pihak yang sudah memikirkan penyebab2nya??? apakah jawabannya sudah ada??? apa sudah ada yang bertindak atau melakukan usaha untuk memperbaikinya??? atau memang tidak ada yang berani melakukan usaha tersebut??? atau juga sudah ada tapi gagal??? karena yang saya lihat apapun penjelasan pemerintah di mata orang2 yg sudah kecewa terkesan hanya menjadi alasan. apa kita benar2 mengalami krisis sosok yang bisa memimpin??? atau kita hanya mengalami krisis kepercayaan dan saling percaya??? atau mungkin populasi bangsa kita sudah terlalu banyak dipenuhi orang lebih bersifat "kritikus" daripada yang bersifat "berani" bertindak dan bersedia berusaha yang terbaik??? :-?

      Hapus
    4. banyak contoh bung ano 10.30
      1.lihat sosok Gandiwa,,bumblebee,hovercraft,, mana ada produksi,,hanya sebatas tulisan diatas kertas saja bung.. Beda dg irAn,,langsung di produksi masal..padahal untuk heli indonesia udah jd empunya,dan untuk hovercraft,udah bs d cantolin rudal,spt peneliti undip yg sdh menelitinya..

      2.Untuk puna /UAv sendiri pun sudah di prooduksi tapi skali lagi anggaran yg kurang memadai jadi nya uaV ya cuma abaL" masih bnyak kekurangan spt suara kebisingan,dan msh mgunakan viber,,tp saya jg bangga krn udh slgkah maju meski blm ada dana yg ckup..

      3.Korupsi.. Kalau korupsi sdh mjd topik utama di NKRI,,
      tapi ya gitu" aja. Anas.andi mash keliaran,,karena krg ketatnya hukum di indonesia..

      4.birokrasi yg lelet mencerminkan negara yg tidak mau maju,,stiap X ada kunker ke eropa DPR berduyung" ikut andil semua,,ketika ada banjir,,DPR kemana saja..pasti cuma bisa mengkritik pemda setempat..


      hAncurnya NKRI itu berasal dari mmanusianya sendiri krn krgnya patriotisme,nasionalismme,dan idealise yg tinggi..
      Wess gitu aja..
      Monggo di lanjut

      Hapus
    5. revisi mas AU dan AL rontok dan tenggelam karena ulah soeharto yg mmg antek CIA, ternyata sang penghancur itu ada dalem negri sendiri karena gila harta, dan sekarang lihatlah hasilnya korupsi merajalela, sampa2i dana abadi umat dan alquran aja masi diembat, muke gile berani amat itu urusan langsung amat yg diatas di korupsi jg

      Hapus
  2. Balasan
    1. Si bole 11 lg colie kale bos..hahahah..by : wowok

      Hapus
  3. teknologi satelit juga vital, apalagi satelit mata2 atau pengintai, baik yang berfungsi sbg penentu koordinat target maupun mata & telingga dari sistem pertahanan NKRI.
    Luasnya wilayah NKRI akan lebih efektif bila ruang udara & angkasa kita ada satelit dengan teknologi canggih sebagai COVER dari sistem pertahanan area yang sangat luas.
    SAATNYA SATELIT MILITER BERGENTANYANGAN DI LANGIT NKRI DAN PENJURU DUNIA.

    BalasHapus
  4. bicara pertahanan negara kita telisik kita pahami ....pahami . itu pesan orang besar . jangan heran hanya dengan gertak perang bersekali ketcil sekutu sudah tunduk , papua pun jadi milik nkri .
    " jangan pernah berharap anda sauadara ano ano ....nkri maju kalau antek asuu masih bercokol di pusat . dana puluhan milyar dolar hibah darai rakyat hanya dapat barang bekas dan class dua .
    dari dulu soal pengadaan ks kilo mondar mandir gak tentu arah hasilnya bisa diliat dengan alasan jitu tot tot markotot pembelian kilo class menghilqng datang lah ks changbogo class komisi dan upeti sudah di depan mata , bellom jet tempur golden eagle t50 .
    lupankan embargo yg penting badan selamat anak bangsa mati untuk masa akan datang bukan urusanku .

    BalasHapus
  5. Bravo koment Ano 07.42.Kita memang jago bikin konsep tapi impoten dalam pelaksanaan.Contoh betapa bagus karya jamam Soeharto GBHN,Posyandu,klpompecapir dsb tapi lemah dalam pelaksanaan.Kita terlalu banyak yang mau di capai dalam waktu bersamaan sementara dana terbatas.Kelemahan kita APBN sekedar membagi kue tanpa jelas ukuran mau di capai.Harus ada terobosan baru.Contohnya seperti lembaga riset harus mengajukan dana multiyears untuk sebuah proyek seperti bikin rudaldengan capaian pertahun harus jelas sehingga kesinambungan riset tercapai.Paparan diatas dan komen komen berikutnya sangat sadar kita negara maritim.Tapi pemerintah dan stake holder yang lain sebagai pelaksana negara ini seperti tidak menyadari.Sistem pertahanan kita masih bertumpu pada AD bisa kita lihat dari senjata yang sudah dan akan kita beli.MBT,heli serang bermacam macam sudah dan akan datang.Padahal heli serang, MBT akan jadi mangsa yang mudah oleh rudal panggul di hutan tropis negara kita ditambah lagi sarana dan prasarana di tempai dimana dia akan digunakan belum siap.Sementara untuk AL kita ,kapal kapalnya tidak dilengkapi dengan senjata pertahanan diri yang memadai.Contoh sigma klas tidak dilengkapi dengan ciws yang modern apalagi untuk kcr lebih miris lagi.Pesawat patroli maritim kita tidak dilengkapi dengan terpedo sementara kita export cn 235 canggih ke Korea sementara untuk kita sendiri kita pake yang KW 2.Mana logikanya....

    BalasHapus
  6. sebenarnya sudah cukup bagus usaha peningkatan militer kita dengan diadakannya program MEF.meskipun kecil artinya jika harus berhadapan dengan cina ataupun amerika.kecuali si aussie,rasanya mreka bukan musuh yg patut di takuti lg,karena skg militer kita sudah kuat,asal gak maen kroyokan aja sperti yg sudah2.yg patut di khawatirkan adl apakah presiden selanjutnya juga memiliki visi yg sama dengan SBY dlm melihat konteks kedaulatan adl yg utama.pertahanan suatu bangsa adl suatu keharusan yg mutlak tanpa harus di embel embeli dengan masalah kemiskinan.kita akn selalu di intervensi bangsa asing jika kita lemah dalam kekuatan militer.harapan ke depan semoga pemilu kita tidak diganggu dengan intelijen asing yg mempunyai kepentingan thdp kita.

    BalasHapus
  7. hilangkan budaya bonus atau istilahnya fee dlm setiap bertransaksi.negara kita kaya,tp jika setiap transaksi dengan luar negeri atau pembangunan suatu proyek mah di haruskan dengan pembayaran fee kepada yg punya kuasa atau yg memberi tanda tangan,ya sampai kapanpun negara kita tidak akan bisa mengejar ketertinggalan kita dari negara2 tetangga.potensi negara kita besar,perlu ada hukuman yg menakutkan bagi para koruptor.hukum mati saja para koruptor,ga ush pake alasan hak asasi segala.mereka yg sudah korupsi itulah para pelanggar HAM,yg makan uang rakyat.hukum negara kita lucu,ada maling ayam ketangkep langusng di pukuli dan ada yg di bakar hidup2.ada yg korupsi malah enak2 di penjara,fasilitas oke.masih bisa bayar pengacara yg terkenal.ga adil rasanya klo keadaannya seperti itu.ayam itu harganya pling mahal 50 ribu bro,.tp yg korup bisa miliaran rupiah.gimana mo kaya negara kita coba?

    BalasHapus
  8. kalo dilihat dr peta pertahanan udara kita diatas untuk sukhoi kita sangat kurang pas jika hanya memiliki 1 skuadron.idealnya 2-3 skuadron untuk pengamanan barat tengah dan timur. saya juga belum yakin 100% wilayah udara yang begitu luas bisa tercover hanya 1 skuadron sukhoi saja. sudah saatnya kita memiliki awacs untuk membantu operasional sukhoi dan f-16 agar wilayah kita bisa tercover secara maximal.waspada thd lock jamming yang dilakukan aushit thd sukhoi2 kita krna mereka pnya radar canggih,satelit dan awacs.satelit asu juga mondar mandir diatas cakrawala kita.

    BalasHapus
  9. Suatu analisis yg memberikan roadmap pertahanan indonesia, sangat bagus, ilmiah, dan aplicable. Tinggal masukkan ide ini dalam agenda pemerintah bentuknya uu, kepmenhan, buku putih pertahanan dll agar konsep tetep implementatif dlm jk waktu dan alokasi resource yg tepat. Buat timeline siapa melakukan apa kapan mulai/akhir durasi dimana serta cost yg dibutuhkan. Konsep yg bagus sebaiknya didukung parlemen kalau menolak dipertanyakan nasionalismenya.
    Dalam menyusun timeline libatkan seluruh resource bangsa yg ada, dunia RnD, industri strategis, keuangan,militer sndr dll. Kelemahan menegement ina terbesar adalah tidak focus pd tujuan spt mudahnya memindah2 remote tv. Dg aturan jelas, blueprint jelas, timeline jelas, manager utama presiden dan srkjend menhan dibantu panglima menteri terkait, bkn tdk mungkin 5 - 10 tahun kedepan atau lebih ses umur timeline yg sdh disepakati bersama, maka wajah pertahanan ri akan berubah drastis. Viva Indonesia!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, anda sangat benar. Timeline dan roadmap yg jelas dlm pertahanan dan focus dlm menjalankannya. Ketegasan pemerintah jg sgt diperlukan. Pemberantasan korupsi jg hrs tegas dan penerapan UU jg hrs tegas spt UU Minerba kalau tdk, akan ditertawakan oleh rakyat sejagat skg maupun masa dpn.

      Hapus
    2. Betul bro...setiap angkatan atau pemerintahan beromba-lombalah tinggalkan legacy/warisan yg dikenang baik dlm jangka panjang seperti wangsa sailendra dg borobudur, sukarno dg pancasila, orba? Reformasi??.
      Tapi sy masih optimis bangsa ini akan maju krn sy cinta indonesia.
      VivaIndonesia! By adw

      Hapus
  10. To Ano 11.05 memang itulah kelemahan bangsa kita dari jaman kerajaan sampai sekarang .Dahulu di sebut upeti sekarang jaman modern namanya beda seperti fee,give,bonus dst .Jaman kerejaan dulu orang kita sudah terbiasa begitu dan di manfaatkan pedagang asing untuk mendekati penguasa kerajaan dengan memberi hadiah sutra,gerabah dll,ujung ujungnya minta hak ini itu lama lama punya niat menguasai.Biasa mental orang kita yang bila didatangi dengan senyum dan segepok hadiah langsung sungkan dengan pemberi hadiah.Sampai sekarang hal itu masih dimanfaatkan negara lain untuk menundukkan Indonesia dengan hibah,bantuan dsb.Soeharto walau terllambat tapi sadar sehingga menolah pinjaman yang di prakasai belanda waktu itu.Bagaimana dengan sekarang??? Kebaikan tetangga kita dengan hibah dan semacamnya membuat pemimpin kita shok ternyata semua ada udang di balik bakwan.Moga DPR kita dimasa datang membuat klausul Haram menerima hibah dari negara lain selagi kita mampu.Adalah dosa meminta minta bagi orang yang mampu.Kita negara kaya dengan ekonomi kls menengah masak pemakai penerima hibah barang bekas?????????

    BalasHapus
  11. Eksekutif-yudikatif-legislatif Indonesia masih type prototype gak heran kena senggol korupsi rontok

    BalasHapus
  12. Bangsa yg masih serobotan dijalan, masih berak cuci piring dikali, masih marah jika berbeda pendapat,,, nggak usah punya alutsista canggihlah,,,,, mengerikan !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. lo bantu donk kasih contoh yg baik.

      Hapus
    2. ano , 12.56 india ,cina rakyat nya mazih mandi cuci di kali merdeka pun bareng indonesia . tapi mereka punya kapal induk untuk menjaga ke utuhan negara india dan cina dari luar pagar , sebaliknya indonesia akibat kekangan barat dan peminpin nya sendiri soal pertahanan wacana tampa eskusi dan palsu belaka ....jadi tontonan setiap hari krupsi sendiri seminggu ke mudian bicara hukum dan krupsi harus di berantas maling triak maling itu sebap nya nkri jalan di tempat apa apa kebijakan hanya wacana tampa eskusi keputusan jitu !!!

      Hapus
    3. ano 14.28, indonesia bukan dikekang oleh barat, tetapi membiarkan diri dikekang oleh barat! itu bedanya!
      jangan salahkan barat, barat akan masuk disetiap kesempatan begitu juga kubu-kubu dunia lainnya baik sosialis komunis maupun soasialis agama! jika bangsa kita tidak waspada.
      Indonesia tidak boleh terombang-ambing diantara kutub-kutub itu! bangsa yang ribuan atau ratusan tahun yang lalu bisa bangun candi bisa berlayar ke Madagaskar bisa mengalahkan angkatan laut Cina kok sekarang malah melempem banyak mem fotokopi kubu-kubu lain ?
      Tiap hari berdebat alutsista ini lebih canggih dari itu Indonesia harus punya ini itu dari Rusia harus punya ini itu dari Cina harus punya ini itu dari Barat ??????
      Kok gak ada ano yang militan dan berani bilang Indonesia harus bangun senjata Nuklir ? Indonesia harus bangun kapal Destroyer bertenaga nuklir? Indonesia harus bangun roket dan rudal antar benua? kenapa??? karena nggak mungkin???
      laa iyaa laaah orang berak aja belum disiplin makanya secara bawah sadar itu tercermin di diskusi seperti ini semua terperangkap didalam diskusi yang bertele-tele tentang teknis alutsista yang tahunya juga dari sumber negara lain!
      Ayo berak pada tempatnya, berkendara yang benar, bertetangga yang benar, kerja yang benar, niscaya kita akan pasti mempunyai mental hankam dan sistem alutsista yang benar pula !

      Hapus
    4. ngakak gw lihat koment ano 20.04 =))

      Hapus
    5. senjata nuklir buat apa??? ano 20.04???

      Hapus
    6. Ano 08.07 emang senjata nuklir buat berburu rusa??? Ya buat pertahananlah!! Percuma punya sukhoi s35, 1000 biji, ks kilo 100 biji, leopard 4352 biji,... 1 bom nuklir jatuh di Jakarta selesai lagu dangdutnyaaaaaa,,,,, makanya kita harus punya senjata nuklir baru deh tetangga dan barat pada menjilat semua,,,,, contohlah Korut,,,,, bangsa yg masih berak dikali cebok pakai salju,,,, tapi punya nuklir boooooo,,,,,, pada ngeper semua tuh !!!!

      Hapus
  13. komennya panjang2 jadi bikin males bacanya...paling isinya negatif komen... :-s

    BalasHapus
  14. ulasan diatas tinggal realisasinya saja yang berat, habis semua menyangkut masalah anggaran dan politik.semoga para pejabat negara yang membidangi sadar dan berkenan untuk merealisasi kekuatan militer & pertahanan NKRI yang solid se solid solidnya. emen.

    BalasHapus
  15. Memang tidak semua di asumsikan dengan dana, NKRI negara Kaya, dengan sumber daya melimpah, Alam,Manusianya, dengan pertumbuhan ekonomi diatas 5% ,PDP,( 878 billion USD (2012) ) 16Besar Dunia yg setara dengan negara Industri Malesia yang dikatakan negara kaya hanya 303 billiun jauh banget dengan kita , Memang tidak mudah membangun Indonesia dengan kondisi Geografis terpentang terpisah , 17500 pulau, Suku,Multi Etnis, agama. Kritisisasi kebijakan, secara terus menerus akan menjadikan kontrol terhadap berbagai keputusan , Perbaikan penegakan HUKUM, DEMOKRASI, telah memberikan arah pasti kesadaran Sosial dan Etika meski tampak lambat, Pertumbuhan Ekomoni yg tinggi memang belum berdampak pada semua sektor, perbaikan kondisi Sosial ekonomi aparatur, Kesehatan Masyarakat,Pendidikan , masih jadi isu utama para politikus, jangan kuatir Sobat Dengan Kontrol sosial media yg kuat pada sistim akan jadi filterisai pertimbangan para pengambil keputusan, Dengan kekuatan ekonomi (SDA yg lengkap ) banyak yg takut dengan Indonesia apalagi dengan mulai pembangun pertahanan lewat MEF I.II. mereka mulai kwatir, dengan agretifitas TNI, Rencana Pengadaan KS Kilo, Kemajuan Lapan, LEN.Pindat, IPTN menjadikan warning bagi negara tetangga, Getolnya Negara US, Rusia,Cina,Jepang jalin kerjasama, Mereka Tidak ingin indonesia berubah haluan Politik Luar Negri. ........ Bravo Indonesia

    BalasHapus
  16. Emang sih untuk bisa belanja gede kita butuh APBN kita juga gede. Coba aja lihat jepang yang kemarin marah dg China , akhirnya alokasikan dana sebesar 2000 trilyun rupiah lebih buat belanja senjata. dahsyat...! kita saja cuma bisa berkisar 90 trilyun rupiah tiap tahun untuk belanja senjata(mhn koreksi kalo salah). Tapi yang kita sayangkan kenapa klo belanja senjata kok tanggung persenjataannya. padahal itu duit rakyat. nggak sekalian beli yang tercanggih pada abad ini . hehehe

    BalasHapus
  17. o iya sekedar info kalau ada yang pengen UANG TAMBAHAN
    coba klik link ini...

    klik disini

    bukan penipuan dan sudah terbukti..
    coba lihat dulu dan baca.. tidak ada salahnya kok.. cocok lakukan tidak cocok tinggalkan

    BalasHapus