Imigran Gelap asal Lebanon |
JAKARTA-(IDB) : Kepala Badan SAR Nasional Mayor Jenderal (Marinir) Alfan Baharudin
mengatakan, pihaknya menolong imigran gelap atau pencari suaka yang
terombang-ambing di perairan internasional selatan Jawa, karena daerah
itu masih wilayah Basarnas.
Menurut Alfan, teritorial atau tanggung jawab pencarian dan penyelamatan (responsibility of search and rescue) Basarnas, meliputi perairan Christmas Island di selatan Jawa.
"Itu merupakan area Basarnas untuk melakukan pencarian dan pertolongan. Ini terkait masalah yang menimpa asylum seekers (pencari suaka) di wilayah perairan selatan, otomatis kami harus hadir ke sana," ujar Alfan saat memberikan keterangan pers di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2013).
Bekas Komandan Korps Marinir TNI AL menambahkan, Basarnas harus tetap melakukan upaya pencarian dan penyelematan, walau sebagian pencari suaka sudah diselamatkan Angkatan Laut atau kapal Australia.
"Itu urusan Australia," kata dia.
Saat mengirim dua kapal penyelamatan, lanjut Alfan, ternyata ada dua warga Indonesia (Aswi dan Imam), yang berada dalam kapal tersebut.
"Kemudian, saya kirim dua kapal rescue boat ke sana, dan kami dalam perjalanan menuju tempat kejadian, ada dua warga kita di kapal Australia. Saya perintahkan kepada komandan atau nakhoda rescue Basarnas, jemput warga negara kita atas nama Aswi dan Imam," ungkap Alfan.
Pelimpahan para pencari suaka tersebut ke kapal Basarnas, karena Basarnas terikat dalam ketentuan Jakarta Declaration on Addressing Irregular Movement of Personsm mengenai pencarian dan penyelamatan di laut, disembarkasi, resepsi, pemerosesan, dan hasilnya.
"Itu kepentingan saya, mengapa saya suruh jemput mereka. Ada tanggung jawab Basarnas dalam Jakarta Charter," jelasnya.
Sebelumnya, 22 imigan tewas akibat tenggelam di sekitar perairan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Mereka tewas setelah kapal yang mereka tumpangi, pecah terempas ombak pantai selatan.(*)
Basarnas Bantah Dibayar Australia karena Selamatkan Imigran Gelap
Menurut Alfan, teritorial atau tanggung jawab pencarian dan penyelamatan (responsibility of search and rescue) Basarnas, meliputi perairan Christmas Island di selatan Jawa.
"Itu merupakan area Basarnas untuk melakukan pencarian dan pertolongan. Ini terkait masalah yang menimpa asylum seekers (pencari suaka) di wilayah perairan selatan, otomatis kami harus hadir ke sana," ujar Alfan saat memberikan keterangan pers di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2013).
Bekas Komandan Korps Marinir TNI AL menambahkan, Basarnas harus tetap melakukan upaya pencarian dan penyelematan, walau sebagian pencari suaka sudah diselamatkan Angkatan Laut atau kapal Australia.
"Itu urusan Australia," kata dia.
Saat mengirim dua kapal penyelamatan, lanjut Alfan, ternyata ada dua warga Indonesia (Aswi dan Imam), yang berada dalam kapal tersebut.
"Kemudian, saya kirim dua kapal rescue boat ke sana, dan kami dalam perjalanan menuju tempat kejadian, ada dua warga kita di kapal Australia. Saya perintahkan kepada komandan atau nakhoda rescue Basarnas, jemput warga negara kita atas nama Aswi dan Imam," ungkap Alfan.
Pelimpahan para pencari suaka tersebut ke kapal Basarnas, karena Basarnas terikat dalam ketentuan Jakarta Declaration on Addressing Irregular Movement of Personsm mengenai pencarian dan penyelamatan di laut, disembarkasi, resepsi, pemerosesan, dan hasilnya.
"Itu kepentingan saya, mengapa saya suruh jemput mereka. Ada tanggung jawab Basarnas dalam Jakarta Charter," jelasnya.
Sebelumnya, 22 imigan tewas akibat tenggelam di sekitar perairan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Mereka tewas setelah kapal yang mereka tumpangi, pecah terempas ombak pantai selatan.(*)
Basarnas Bantah Dibayar Australia karena Selamatkan Imigran Gelap
Imigran Gelap asal Lebanon |
Kepala Badan SAR Nasional Mayor Jenderal Marinir Alfan Baharudin, membantah tudingan pihaknya menerima dana dari Australia.
Tudingan itu muncul setelah Basarnas berusaha menyelamatkan pencari suaka atau imigran gelap yang tenggelam di perairan internasional selatan Jawa, Jumat pekan lalu.
Dengan tegas, Alfan pun mengecam pernyataan Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwono, yang membuat pernyataan di media nasional, dan menduga Basarnas menerima uang.
"Pernyataan Hikmahanto sangat tidak berdasar, menuduh Basarnas menerima uang dari Australia. Akan saya pertaruhkan jabatan saya, silakan Anda buktikan. Saya bukan tentara bayaran. Saya seorang perwira Marinir," kata Alfan dengan nada keras, saat jumpa pers di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2013).
Alfan menilai Hikmahanto tidak mengerti dari mana asal imigran gelap berlayar, sehingga asal memberikan komentar.
Menurut Alfan, dalam ketentuan Jakarta Declaration on Addressing Irregular Movement of Persons, ada ketentuan mengenai pencarian dan penyelamatan di laut, disembarkasi, resepsi, pemerosesan, dan hasilnya.
"Dia tidak melihat ada dua warga negara kita di situ. Saya yang perintahkan. Kami tetap perintahkan penyelamatan kemanusiaan di darat, laut, udara. Tidak ada diskriminasi di situ," tegasnya.
Bekas komandan Korps Marinir TNI AL menjelaskan, embarkasi imigran gelap tersebut bukan dari negara asalnya. Itu ditunjukkan dengan adanya dua WNI di kapal tersebut.
Alfan menyatakan, pihaknya masih menyelidiki embarkasi alias keberangkatan kapal yang tenggelam di lepas pantai Cianjur, Jawa Barat, Jumat (27/9/2013) pekan lalu.
"Ternyata embarkasi dia bukan dari negaranya. ABK (anak buah kapal) menunjukkan dari mana mereka embarkasi. Si Aswi dan Imam yang sekarang diproses di Polairud, Banten. Itu kepentingan saya mengapa saya suruh jemput mereka," beber Alfan.
Sebelumnya diberitakan, 22 imigran tewas tenggelam di sekitar perairan Agrabinta, Kabupaten Cianjur. Mereka tewas setelah kapal yang mereka tumpangi, pecah terempas ombak pantai selatan.(*)
Kepala Basarnas Berniat Polisikan Guru Besar UI
Tudingan itu muncul setelah Basarnas berusaha menyelamatkan pencari suaka atau imigran gelap yang tenggelam di perairan internasional selatan Jawa, Jumat pekan lalu.
Dengan tegas, Alfan pun mengecam pernyataan Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwono, yang membuat pernyataan di media nasional, dan menduga Basarnas menerima uang.
"Pernyataan Hikmahanto sangat tidak berdasar, menuduh Basarnas menerima uang dari Australia. Akan saya pertaruhkan jabatan saya, silakan Anda buktikan. Saya bukan tentara bayaran. Saya seorang perwira Marinir," kata Alfan dengan nada keras, saat jumpa pers di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2013).
Alfan menilai Hikmahanto tidak mengerti dari mana asal imigran gelap berlayar, sehingga asal memberikan komentar.
Menurut Alfan, dalam ketentuan Jakarta Declaration on Addressing Irregular Movement of Persons, ada ketentuan mengenai pencarian dan penyelamatan di laut, disembarkasi, resepsi, pemerosesan, dan hasilnya.
"Dia tidak melihat ada dua warga negara kita di situ. Saya yang perintahkan. Kami tetap perintahkan penyelamatan kemanusiaan di darat, laut, udara. Tidak ada diskriminasi di situ," tegasnya.
Bekas komandan Korps Marinir TNI AL menjelaskan, embarkasi imigran gelap tersebut bukan dari negara asalnya. Itu ditunjukkan dengan adanya dua WNI di kapal tersebut.
Alfan menyatakan, pihaknya masih menyelidiki embarkasi alias keberangkatan kapal yang tenggelam di lepas pantai Cianjur, Jawa Barat, Jumat (27/9/2013) pekan lalu.
"Ternyata embarkasi dia bukan dari negaranya. ABK (anak buah kapal) menunjukkan dari mana mereka embarkasi. Si Aswi dan Imam yang sekarang diproses di Polairud, Banten. Itu kepentingan saya mengapa saya suruh jemput mereka," beber Alfan.
Sebelumnya diberitakan, 22 imigran tewas tenggelam di sekitar perairan Agrabinta, Kabupaten Cianjur. Mereka tewas setelah kapal yang mereka tumpangi, pecah terempas ombak pantai selatan.(*)
Kepala Basarnas Berniat Polisikan Guru Besar UI
Guru UI Hikmahanto |
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Mayor Jenderal (Marinir) Alfan
Baharudin, akan menuntut Guru Besar Hukum Internasional Universitas
Indonesia Hikmahanto Juwana, terkait pernyataannya di media yang
menyudutkan Basarnas.
Alfan mengutip pernyataan Hikmahanto yang diterbitkan Republika Online, yang menduga Basarnas menerima uang tidak halal dari Pemerintah Australia, dan bekerja untuk kepentingan Australia.
"Dia mengatakan patut diduga, dia bilang Basarnas tentara bayaran. Saya tidak terima itu. Surat akan saya kirim kepada Kapolri sebagai yang menangani masalah hukum," ujar Alfan saat memberikan keterangan pers di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2013).
Menurut Alfan, pernyataan Hikmahanto tersebut sangat tidak berdasar. Kegiatan Basarnas, lanjut Alfan, selalu berpokok pada penyelamatan di laut, udara, dan darat.
Bekas komandan Korps Marinir TNI AL pun berani memertaruhkan jabatannya atas tuduhan Hikmahanto. Ia menegaskan, Basarnas tidak menerima sepeserpun dana dari Autralia.
"Akan saya pertaruhkan jabatan saya, silakan Anda buktikan, saya bukan tentara bayaran, saya seorang perwita Maninir. Saya sudah perintahkan biro hukum, kami selesaikan pernyataan Hikmahanto agar dia tahu persoalan tersebut sangat serius. Kalau tidak ada bukti, jangan ada pernyataan," kata Alfan berapi-api.
Sebelumnya, Hikmahanto dalam pernyataan yang diterbitkan Republika Online, Minggu (29/9/2013), menduga Basarnas menerima uang tidak halal dari Pemerintah Australia, dan bekerja untuk kepentingan Australia, sehingga Basarnas bersedia menerima pencari suaka dan pengungsi asal Timur Tengah untuk dibawa ke Indonesia.
Hikmahanto bahkan mengatakan, bila perlu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan menyelidiki kemungkinan Basarnas menerima uang dari Australia.
Sebelumnya diberitakan, 22 imigan tewas tenggelam di sekitar perairan Agrabinta, Kabupaten Cianjur. Mereka tewas setelah kapal yang mereka tumpangi pecah akibat terempas ombak pantai selatan.
Ke-22 imigran gelap berasal dari Yordania, Irak, Lebanon, dan Afrika, yang ingin mencari suaka ke Australia.
Alfan mengutip pernyataan Hikmahanto yang diterbitkan Republika Online, yang menduga Basarnas menerima uang tidak halal dari Pemerintah Australia, dan bekerja untuk kepentingan Australia.
"Dia mengatakan patut diduga, dia bilang Basarnas tentara bayaran. Saya tidak terima itu. Surat akan saya kirim kepada Kapolri sebagai yang menangani masalah hukum," ujar Alfan saat memberikan keterangan pers di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2013).
Menurut Alfan, pernyataan Hikmahanto tersebut sangat tidak berdasar. Kegiatan Basarnas, lanjut Alfan, selalu berpokok pada penyelamatan di laut, udara, dan darat.
Bekas komandan Korps Marinir TNI AL pun berani memertaruhkan jabatannya atas tuduhan Hikmahanto. Ia menegaskan, Basarnas tidak menerima sepeserpun dana dari Autralia.
"Akan saya pertaruhkan jabatan saya, silakan Anda buktikan, saya bukan tentara bayaran, saya seorang perwita Maninir. Saya sudah perintahkan biro hukum, kami selesaikan pernyataan Hikmahanto agar dia tahu persoalan tersebut sangat serius. Kalau tidak ada bukti, jangan ada pernyataan," kata Alfan berapi-api.
Sebelumnya, Hikmahanto dalam pernyataan yang diterbitkan Republika Online, Minggu (29/9/2013), menduga Basarnas menerima uang tidak halal dari Pemerintah Australia, dan bekerja untuk kepentingan Australia, sehingga Basarnas bersedia menerima pencari suaka dan pengungsi asal Timur Tengah untuk dibawa ke Indonesia.
Hikmahanto bahkan mengatakan, bila perlu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan menyelidiki kemungkinan Basarnas menerima uang dari Australia.
Sebelumnya diberitakan, 22 imigan tewas tenggelam di sekitar perairan Agrabinta, Kabupaten Cianjur. Mereka tewas setelah kapal yang mereka tumpangi pecah akibat terempas ombak pantai selatan.
Ke-22 imigran gelap berasal dari Yordania, Irak, Lebanon, dan Afrika, yang ingin mencari suaka ke Australia.
Sumber : Tribunnews
Semangat pak, kalau memang benar tidak usah takut...tp setelah ditolong para manusia perahu yg diselamatkan tadi kembalikan lagi ke australia :d
BalasHapusAne prnh dngr dr petinggi kejaksaan agung klo oknum2 aparat kt itu sering terima upeti dr Aussie..tujuannya agar imigran ga nyampe k aussie,klaupun udh dkt ke aussie tugas dr oknum2 tsb utk mmbwa kmbali ke Indonesia...yah mngkn ada bnrnya apa yg dblng Prof Hik...by : Wowok.
BalasHapustumben cerdaz otak mu,
Hapushabis makn granat zo
Ternyata menurut ...... "Prof. Hikmahanto Juwana, SH., LL.M., Ph.D - hemmm .... Cape' deh ....
BalasHapusBuktikan dong pak 'JUWONO' jangan cuma berani bicara didepan media. Semua orang juga bisa ngomong gitu depan media tanpa perlu embel2 (sebagai pengamat hukum internasional) buktinya Jakarta Declaration on Addressing Irregular Movement of Persons aja gak ngerti .... toh basarnas tidak melanggar SOP
aslinya gk guna ada basarnas,siliit nas,bakorkala,dinas klautan:.
BalasHapusApa gunanya tNI aLkalao tidak mengemban keammanan laut...
Dinas klautan di jamming udah pada kencing...
Itu pengungsi dari IRAN, PAKISTAN, SURIAH ... katanya benci Barat? kok malah ke Australia minta tolongnya sama Nelayan Indonesia lagiii ... agak aneh yaaa? makanya orang Australia curiga ke Indonesia sengaja membanjiri Australia dengan pengungsi negara-negara pembenci Barat ... ha ha ha ha ... emang dunia sudah gila kaleeeee ...
BalasHapusAustralia kan dulunya tempat pembuangan tahanan dan penjahat kelas berat dari british jaman PD 1 nah sekarang setelah menjadi sebuah negara yang besar, menjadi tempat yang aman bagi pengkhianat seperti OPM, ..... Karena australia ..... !ikut bersekutu menyerang Afganistan dan negara Timur tengah ..... Ya wajar dong kalau pencari suaka lari kesana .... Jangan cuma OPM aja yng diterima !
HapusSetuju sekali sama ano 21.32..anda tau sejarah dan penjelasannya pun rasional,beda sama ano 21.17 karena mungkin dia pro OPM&RMS
HapusMasing2 ada fungsi dan tugas yang membedakan tiap dinas dan instansi Masbro .... Basarnas (badan SAR Nasional) anda pasti tahu bidang tugasnya apa ! Bakorkamla dan dinas kelautan kalau TNI AL lebih kepada ancaman yang bersifat Militan atau Combatan ..... Lagian yang di Jamming itu kapal dari dinas kelautan yang menggunakan ALKOM radio uhf, bukan standar militer .... Lagipula sumber beritanya dari blogcepot kebenarannya diragukan !
BalasHapusJadi saran saya kalau koment jangan pake kacamata kuda ..... Soalnya banyak sipil yang sok tahu tentang militer ..... !
sobek sobek aja mulutnya. guru besar cap tai cari sensasi, kuapok di penjara di sodomi ma tu preman preman
BalasHapusKURANG AJAR!!!..
BalasHapusAno2 goblok!!!...
Reaksi dan jwban spt itu menunjukkan dia dapat uang Blok!!!
Klo dia ga' dikasih Ausi, reaksinya ga' kacau gitu!...
Penjelasan nglor ngidul, emosi mo dilaporin ke Supili sgala!... Marinir apa tuh lapor Supili!
termasuk juga kamu triple nya GUOBLOOOGGGG
Hapusano 00.38kebanyakan makan babi makane guoblok cap puekokkkk sd gak lulus la otak nya di lutut
HapusNamanya juga orang tidak salah ya gitu ,,,,, mesti marah karena itu fitnah ! ..... Lho yang kamu marah² kenapa ..... Belum dapat jatah ? Haha ,,,,, jadilah cahaya dalam gelap jangan melemahkan diri sendiri ,,,,
BalasHapusBasarnas , kita bicara aparat indonesia memang punya reputasi buruk di mata warga indonesia , apalagi selama sby kroni berkuasa aparat termasuk tni al tambah kaya 2 di perwira menegah atas , kongkalikong kawal kayu gelondongan tidak satu dua kali , kita jadi curiga mereka terima dana dari australia !?... " harus di gantung aparat menghianati nkri hanya untuk memperkaya diri .
BalasHapusayo besok klo ada pengungsi di tenggelamkan saja di laut aushit...........datang tuh segepok harapan...heheeeee
BalasHapusano 9.01 kamu lum dapet catah ya, jatah sodomi maksudnya. la antek asing ya, uda dpet dolar brapa su asu(anjing)
BalasHapusano 09.01 ma 00.38 tak doain, besok klau naik kapal lo tenggelam di laut.. biar mooodaarrrrrrrrrrrrrrrrr. makan tu asal ngawur bicara, antek asing ya?klau tu saudara lo atao kamu yang tenggelem gimana? trus gak ada yang nolong,,, orang punya hati kok piciiikkkkkkkkk banget tak sumpain kalian pade modar di laut
BalasHapusKami hanya bicara fakta , jangan di kira kami buta akan aparat anak didik orde baru , berani nya ama rakyat bisanya tipu negara soall kawal mengawal ke kayaan alam menuju singapore bukan isapan jempol brooo...hehe..kamu bukan antek barat !!! Kami bellom punya repotasi abral kekayaan alam ambil uang kontan seperri skk migas ke tangkap tangan # paham !?.... gak paham yemplong di waduk pluit sono...
BalasHapus