GERALDTON-(IDB) : Setelah
diperbaiki di Kota Geraldton, Australia Barat, KRI Dewaruci tiba di
Pelabuhan Fremantle, Perth, dengan kecepatan 10 knots perjam. "Bisa
kecepatan 10 knots perjam, KRI Dewaruci dan seluruh awaknya baik-baik
saja," kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, di Jakarta,
Minggu.
"Kapal ngebut, telah tambat di
Pelabuhan Fremantle, misi pelayaran berjalan," kata Marsetio, kepada
ANTARA News. Pelabuhan Fremantle terletak di muara Sungai Victoria yang
berada sekitar 45 menit bermobil arah selatan Perth. Tim Dinas Fasilitas
dan Pemeliharaan Kapal Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur, telah
tiba untuk memperlancar proses perbaikan lebih menyeluruh.
Untuk
bisa berlayar secepat 10 knots alias setara 18,5 kilometer perjam di
darat itu, mesin kapal berkekuatan 947 tenaga kuda harus berputar
sekitar 600 putaran permenit. Tidak mungkin kecepatan putaran itu stabil
bertahan dengan mesin yang bermasalah, demikian juga dengan sling-sling
baja kemudi dan daun kemudi dari juru mudi di anjungan kapal.
Enam
hari lalu, KRI Dewaruci dengan 88 awak kapal dan 72 kadet Akademi TNI
AL, berada dalam kancah badai topan dahsyat, 140 mil laut lepas pantai
Shark Bay, di utara Perth. Akibat badai topan yang dikabarkan mencapai
skala Beauford IX itu, ketiga tiangnya patah. Skala Beauford --ada juga yang menamakan dengan istilah Sea State-- fungsinya sepadan dengan skala Richter untuk gempa) itu
KRI
Dewaruci, kapal layar tiang tinggi-kapal latih TNI AL buatan galangan
kapal Stulcken & Sohns, Hamburg, Jerman, pada 1952, merupakan kapal
layar tiang tinggi kelas Barkentin; perpaduan antara kelas Bark dan
Skuner sehingga dia bisa memadukan kecepatan dan kegesitan serta
memanfaatkan sudut arah angin secara dinamis.
Kapal
ini memiliki tiga tiang, yaitu tiang Bima (di haluan, tiang paling
besar setinggi 35,3 meter dengan lima layar peruan dan dastur), tiang
Arjuna (di tengah, 35,9 meter dari geladak dengan lima layar), dan tiang
Yudistira (32.5 meter dengan dua layar). Ketiga tiang ini berstruktur
utama pipa baja besar hingga bagian pertama bordes; bagian lebih atas
terbuat dari kayu oak.
Selain tiang-tiang vertikal ini, KRI Dewaruci juga memiliki tiang horisontal di haluan kapal, yang dijuluki cocor sepanjang 10 meter. Di pangkal antara cocor
dan badan kapal di haluan inilah digantungkan patung Sang Dewaruci;
patung yang kini terpasang adalah patung keenam sejak KRI Dewaruci
datang pada 1954.
Cocor dan patung Sang
Dewaruci ini juga hilang tertelan badai topan dahsyat itu, selain ketiga
tiang dan bentang-bentang layar yang terbuat dari kayu oak itu.
Beberapa
saat setelah badai topan reda, sinyal gawat-darurat direspons Otoritas
Keselamatan Maritim Australia (AMSA) dengan menerbangkan pesawat
maritimnya, tipe Dornier. Dari awak AMSA inilah rekaman fotografis
keadaan KRI Dewaruci didapatkan.
Kemudian KRI
Dewaruci dengan komandan Letnan Kolonel Pelaut Anung Sutanto, dilayarkan
ke kota alternatif, Kota Geraldton, untuk diperbaiki --minimal-- bisa
melayari laut hingga kota tujuan sesuai rencana pelayaran semula, yaitu
Perth.
Di Geraldton, kehadiran KRI Dewaruci
yang tiba-tiba dalam keadaan terkena badai dan tiang-tiang patah itu
justru menimbulkan simpati dan penghargaan atas keberanian, ketabahan,
dan kemampuan pelaut-pelaut TNI AL untuk tetap mempertahankan kapal dan
misi.
Walikota Geraldton, Ian Carpenter,
menyatakan, "Kapal layar tiang tinggi ini adalah Duta Persahabatan
Indonesia, kami menyambut baik kehadiran kapal ini di kota kami.
Sekaligus memberi kesempatan seluas-luasnya kepada warga Geraldton
menjadi Duta Australia bagi komandan dan awak KRI Dewaruci."
Sumber : Antara
Selamat,,,, :)
BalasHapushttp://cahyono-adi.blogspot.com/2013/08/armageddon-tengah-mengintip-syria.html ;(