Pages

Selasa, Juni 18, 2013

TNI AU Persiapkan Sarana Dan Prasarana Untuk F-16 Hibah AS

JAKARTA-(IDB) : Komando Operasi TNI Angkatan Udara I saat ini tengah sibuk mempersiapkan kedatangan 24 unit pesawat tempur F-16 hibah dari eks Angkatan Udara Amerika Serikat. Persiapan itu antara lain pembangunan infrastruktur Skuadron Udara baru bernomor 16 di Pekanbaru, Riau, yang akan menjadi kandang F-16.

"Sekarang infrastruktur sudah dibangun, mulai dari hanggar, taxi-way, hingga persiapan lain," kata Panglima Komando Operasi TNI AU I, Marsekal Muda M. Syaugi, saat ditemui dalam upacara peringatan HUT Komando Operasi TNI AU ke-62 di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin, 17 Juni 2013.

Sesuai rencana, kata dia, ke 24 pesawat F-16 akan tiba di Tanah Air pada pertengahan 2014. Amerika Serikat akan mengirim 24 pesawat F-16 secara bertahap.

Menurut dia, Komando Operasi AU I bukan hanya menyiapkan infrastruktur untuk menyambut kedatangan F-16 dan alutsista lain, tapi juga menyiapkan sumber daya manusia. Salah satunya meminta masukan dari sekolah penerbangan mengenai kemampuan alutsista baru. "Sehingga saat alutsista baru datang, awak pesawat tak terkendala lagi," kata mantan pilot tempur F-16, F-5, dan Hawk 100/200 ini.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sebelumnya mengatakan, hibah 24 pesawat F-16 eks Amerika Serikat tersebut akan menambah jumlah kekuatan F-16 Indonesia yang sudah memiliki 10 unit F-16. Jadi, total, Indonesia bakal bisa dibagi menjadi dua skuadron. 






 Sumber : Tempo

11 komentar:

  1. Pesawat bekas koq bangga? Itupun gak gratis, mesti bayar 750 juta U.S dollar untuk Upgrade dan pengiriman.

    Dengan biaya segitu, indo juga bisa beli 1 skuadron Sukhoi (Su30 MK ataupun Su32 SK) jadi jumlahnya juga sama yaitu 2 skuadron.

    Australia mengakui keunggulan sukhoi dibanding F18 E/F super hornet (yg sering jatuh). Kenapa pemerintah RI (lewat menhan) masih memilih pesawat bekas pabrikan U.S yg notabene rawan embargo, rawan intervensi, dan mahal...???

    Klo saya boleh menyarankan, indo beli Su32 super flanker/platypus. Memiliki daya jelajah yg luas (mengingat indo wilayahnya juga luas) dan juga dapat dapat digunakan untuk misi pengeboman, karena tonnase Su32 lebih besar dan banyak. Harga relatif murah dibanding F16 bekas. Jadi rakyat pun bangga dengan kehadiran Sukhoi jenis ini.

    Ini malah pilih F16 bekas, yg ada malah dicemooh oleh rakyat, karena buang2 uang untuk beli barang bekas.

    Pemerintah RI gak kapok2 disakiti dan ditipu oleh U.S. Mereka (U.S) mengintervensi RI, memberikan embargo alutsista, hingga men-judge indonesia negara yg berbahaya untuk dikunjungi (travel warning).

    Sadar donk... Wahai bangsa indonesia...!!!!

    BalasHapus
  2. yg harus sadar itu adalah para. pemimpn yg mrngambil kebijakan sdr andi. ...tp pimpinan kita skrg nampaknya msh ngeri2 sedap dgn barat. bgm bs maju Kalo pola pikir msh seperti itu

    BalasHapus
  3. Iya bung ano, maksudnya pemimpin bangsa indonesia. Hehehehehe...

    Itu uang rakyat dibuat belikan pesawat bekas yg sudah mau dipensiunkan. Haduh, sedangkan biaya listrik dinaikan, subsidi di hapus, sekolah pada mahal. Gimana rakyat ga mau menjerit?
    Maka itu, pemimpin bangsa ini mesti gunakan uang rakyat sebijak mungkin.
    Beli alutsista yg canggih dan baru! Jangan bekas melulu... :(
    Sudah banyak korban dari TNI AU yg tewas karena pesawat jatuh. Mohon jangan ada korban lagi, mengingat pilot2 TNI-AU sangat disegani didunia.
    Beli lah pesawat tempur baru, klo U.S mahal harganya, berpalinglah ke Rusia. Sukhoi banyak varian nya yg canggih2.

    BalasHapus
  4. malangnya lagi broo $ 700 juta dolar fersi pemerintah ? " di bilang hibah !! masa alllah ahirnya kita musti gemis 2 supaya penguasa yg kita pilih sadar
    "sadar kebijakan akusisi F16 BEKAS SUKA TIDAK SUKA ,SALAH BESAR !!

    BalasHapus
  5. Itu pemerintahnya..tapi pas saya baca majalah ANGKASA(penelusurannya)katanya mulai dari komandan,penerbang hingga instrukturnya sendiri lebih suka ama f-16 block 25 yang ini dengan paket upgradenya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi bung ano, klo pilot2 TNI AU disuruh memilih F16 bekas dan hercules bekas, dengan sukhoi 30mk2 baru. Mereka justru memilih yg Su30 MK2 baru. :)

      *penilaian fakta dilapangan

      Hapus
  6. Mengenaskan memang, lihat pemerintah RI yg menerima dan membayar buat alutsista Hibah dan bekas yg mau “dipensiunkan”. Itu uang U.S $750 juta baru buat F16 bekas. Belum lagi yg buat Hibah Hercules C-130 bekas Australia. Biaya upgrade dan pengirimannya sekitar U.S $400 juta.

    Ditotal indo harus mengeluarkan U.S $1,15 milyar. Buat dapat pesawat rongsok yg katanya di upgrade untuk memperpanjang masa hidupnya (terbangnya).

    Innalillahi wa inna ilaihi Roji'un...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ralat, update berita terbaru, untuk hercules C-130 bekas australia, indo mesti keluar biaya 460 juta U.S dollar

      Modar tenan nih negara, uang rakyat segitu banyak buat akuisisi pesawat rongsok. Sedangkan subsidi BBM dinaikan, tarif listrik dinaikan, sekolah semakin mahal, rakyat menjerit2 ke pemerintah yg “dungu” ini

      Hapus
    2. *subsidi bbm di hapus, bbm dinaikan harganya

      Ralat lagi ya...! Maaf... Hehehehehe :)

      Hapus
  7. yg d beli sampah, yg membeli jga sampah........
    sampah sampah tempat saya tempat penampuagan sampah......

    BalasHapus
  8. Saya kira TNI AU lebih paham kenapa ambil hibah jet F16,dengan biaya up grade dan pengiriman ditanggung sendiri. F16 bekas diambil buat nutup kekurangan jumlah jet tempur tni au,semisal ada konflik,efek kekuatan udara RI cukup kuat menghadapi,dg anggaran terbatas kalo beli 6 baru tentu waktu pembuatan lebih lama. Sdg kelak F16 bakal diganti pesawat baru (besar kemungkinan IFX) sdgkan US Air FORCE memensiunkan F16 2030. Jadi perkiraanku F16 buat nyiapin juga pilot2 baru kedepannya (2024). Sdgkan herkules bekas diambil dan dimodernisasi biaya sendiri,yg siapa tau kelak 10 tahun akan datang ada pesawat baru ketimbang C130J/A400M bisa dibeli dan anggaran lebih baik lagi dari sekarang. Syukur2 PTDI mampu bikin pesawat sekelas,kan lebih bagus lagi. Mengingat di MEF 1 anggarannya terbatas dan dibagi rata utk 3 angkatan,maka yg dikejar TNI hanya kuantitas bukan kualitas. Bukan hanya RI saja yg beli alutsista bekas,banyak negara lain yg anggarannya cekak juga beli alutsista bekas,apakah mereka juga negara rongsokan? Bisa juga kalo yg bekas kelak juga bisa dioprek dan dicopy paste cara bikinnya,lumayankan drpada yg baru. Soal kemampuan tempur kalo diatas kertas lebih bagus punya singapur,tp men behind the gun yg paling menentukan.

    BalasHapus