Pages

Selasa, Juni 18, 2013

India Kembangkan Anti Rudal Balistik Berdaya Jelajah 5.000 Km

NEW DELHI-(IDB) : Sistem pertahanan rudal India didorong untuk mengembangkan rudal yang dapat mencegat rudal baslitik  musuh pada jarak 5.000 km, pada dasarnya ini untuk menanggulangi kemungkinan ancaman dari rudal-rudal dari negara-negara seperti China.

Rudal jarak jauh ini tengah dikembangkan oleh Badan Pengembangan dan Penelitian Pertahanan (Defence Research and Development Organisation/DRDO) sebagai bagian dari program perisai Pertahanan Rudal Balistik (BMD). Tahap I pengembangan perisai BMD sudah selesai, dikatakan oleh kepala DRDO Avinash Chander mengatakan kepada pers India dalam sebuah wawancara (Hindustantimes).

Rudal tahap I yang dihasilkan dari program BMD ini akan mampu mencegat rudal musuh yang ditembakkan dari rentang 2.000 km. Selanjutnya, DRDO akan meningkatkan kemampuan BMD melalui tahap II untuk menangani ancaman rudal musuh dengan rudal yang lebih jauh jangkauannya yaitu 5.000 km.


"Kita berencana untuk segera melaksanakan uji coba pertama dari tahap II dari program BMD di mana kita akan menguji kemampuan rudal tersebut untuk menghancurkan rudal balistik musuh yang menembaki kita dari jarak 5.000 km," kata Chander, yang mengambil alih posisi kepala DRDO pada awal bulan ini.


"Kemampuan (rudal) seperti ini memenuhi persepsi ancaman langsung kita," katanya ketika ditanya apakah rudal itu akan menutupi ancaman rudal-rudal yang ditembakkan dari negara-negara seperti China.


Dalam tahap II program ini, semua komponen seperti perisai rudal, radar rudal dan pencegat akan dibuat baru dan akan memiliki rentang yang lebih jauh (dari rudal tahap I), kata Chander. "Rudal tahap II akan benar-benar berbeda dari rudal tahap I. Rudal akan mencegat lebih jauh," kata Chander.


Sementara memberikan rincian program BMD tahap II, katanya perisai rudal tahap I sudah siap untuk disebarkan. Ketika ditanya kota mana yang pertama kali akan dilindungi oleh perisai rudal tahap I itu, Chander mengatakan "Pilihan pertama untuk menyebarkan perisai rudal itu adalah ibukota, New Delhi, karena merupakan jantung negeri." Untuk menyebarkan rudal tahap I ini, pemerintah harus memberikan instruksi yang diperlukan setelah komponen rudal diletakkan di lokasi.


Chander mengatakan DRDO berencana untuk menguji tembak rudal baru jangka panjang di laut Andaman. Bagaimanapun ini akan membutuhkan izin, termasuk dari Kementerian Lingkungan Hidup.


"Kami akan mengembangkan rudal dengan jangkauan 5.000 km, kami akan uji coba di tempat-tempat seperti di Andaman, katanya."






Sumber : Artileri

18 komentar:

  1. India Hebat, mau mengembangkan rudal 5000 km. Indo saja baru kembangkan rudal jarak 500 km. Beda jauh Bray...

    Ini seandainya aja ya! Klo indo beli rudal tsb, bisa dapat ToT nya ga ya? Atau klo bisa produksi bersama, mengingat hubungan india dengan indo sangat erat selama bertahun2. Mudah2an indo bisa belajar di india, hilangkan gengsi dan sok2-an, demi kemajuan bangsa. Belajar buat rudal balistik, Biar negara2 tetangga indo pada panik dan gak berani macam2 lagi.

    BalasHapus
  2. Yee adi adi!!! Siapa yg tak mau di beri ilmu!!! Tapig ak semudah memintanya tot itu!!! Walaupun negara itu adik kandung indonesia!!! Atau kalo adi bisa melobi monggo!!!

    BalasHapus
  3. roket lapan kemana nih ya kok udah gak ada kabarnya lagi..

    BalasHapus
  4. Koq china kasih kita ilmu rudal C-705 ya?
    Indo belajar aja lagi deh di China, siapa tau dikasih ilmu pembuatan mesin jet pesawat tempur dan teknologi senjata CIWS (close in weapon system).
    Tinggal di kembangkan menjadi alutsista canggih made in indo. Mesin jet pesawat tempur, tinggal rancang bangun menjadi jet tempur Stealth (indo punya ilmu teknologi siluman, contoh suksesnya di KRI klewang). CIWS di upgrade ke KCR, supaya kapal tersebut makin garang dilautan.
    Semoga saja pejabat pemerintah indo sadar, supaya jangan lagi tergantung dengan U.S yg notabene musuh dalam selimut, bermuka dua, menjanjikan Air tapi memberikan Api.

    BalasHapus
  5. Itu baru proses adi!!! Belum ada tot dg china!!!!

    BalasHapus
  6. Ady Pratama = Boler......
    Makanya sok tau, komen cuman nulis ulang blog lain ngaku2 nanya anggota macam senapan Pindad......sotoy-nya kebangetan jd yg lain pd emosi. Komen cuman nulis ulang blog lain aja sotoy minta ampun...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho ini benar lho... Saya nanya ke anggota TNI langsung (tapi yg pangkatnya perwira sih, hehehehe...) Mengenai assault rifle yg terbaik, mereka (para perwira tsb - kakak2 saya) bilang assault rifle terbaik didunia tuh steyr aug. Saya dengar sendiri mereka berkata demikian. Ditambah Saya baca blog militer lain juga, jadi ga asal comment bung ano2 sekalian. Dan lagi pula, ini yg paling penting : “saya hanya utarakan pendapat dan kritikan berdasarkan fakta dan berita yg mudah2an dapat membangun”

      Salam saudara orang indonesia... :)

      Hapus
  7. Ady...nak jangan sok tau kalo dikasih tau org jangan sotoy. Lu kuliah apa sih bro??? Sok komen stealth kapal=pesewat teknologynya.....kuliah dulu deh mesin atau penerbangan atau perkapalan baru komen masalah teknology, atau masalah tot....emang tot semudah refit, retrofit kaya kata boler? Refit retrofit itumah sebanding kalo motor itu kita bisa mbengkel doang n modif aja utk tune up apa utk balap ato apa kek....tp tetep bikin aja susah mulai A-Z sehingga 100% produk indo nak....ngerti!!! Emang tot mudah n murah biayanya kaya bikin panci

    BalasHapus
  8. Saya lulusan fakultas psikologi bung ano sekalian, yah sebagai perkenalan.

    Memang hal yg aneh, teknologi stealth kapal permukaan di kembangkan ke pesawat tempur.
    Tapi jangan salah, U.S mengembangkan kapal permukaan silumannya berdasarkan pesawat siluman mereka. Akhirnya terbukti dan jadi, contohnya sea shadow yg digunakan navy seal.

    China dan indo sudah sepakat dan tanda tangan MoU mengenai C-705. Itu salah satu prestasi pemerintah RI yg sekarang. Saya tahu dari blog militer indonesia yg lain.

    Saya berharap mudah2an pemerintah RI bisa membujuk dan diplomasi lagi dengan china, terutama teknologi mesin jet pesawat tempur. Indo sangat butuh teknologi ini, dan di kembangkan menjadi pesawat tempur buatan indo sendiri, klo bisa berkemampuan Stealth mengingat indo sudah berhasil dan menguasai “teknologi siluman”.

    Kata pak waMenhan, “indonesia itu ibarat gadis cantik, manis nan elok diperebutkan 2 pria (china dan U.S)”

    Jadi jangan pesimis bung ano2 sekalian...
    Memang ToT mahal, tapi klo kita pandai diplomasi dan bujuk rayu, kita bisa koq meraih ToT tsb. Contohnya: panser anoa dari perancis :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo dr pesawat ke kapal bisa bro, nak....kemungkinan besar bisa diterapkan!!! Kalo dr kapal ke pesawat tunggu dulu.....teknologynya apa? Krn tantangan lingkungan dan beban beda jauh nak......lebih susah pesawat lingkungan kerjanya utk bahan stealth...contoh kecepatan kapal 28 knot lah pesawat 2,5 mach !!!! Beda jauhhhhhh...bumi langit nak psikology....makanya jangan sotoy

      Hapus
  9. Dah deh ady...bukan ngelarang kamu berkomentar tp hrs pandai mengukur diri apalagi psikology.....ini bukan domain kamu, jd klo komendisesuaikan atau ditata yah nak....biar ga sok tau!! Malu loh sbg lulusan psykology ga bs menempatkan diri.....lahilmunya gmn?? Apa ga pernah kuliah??!!!

    BalasHapus
  10. Bukan bung ano, mengingat saya lahir dari keluarga angkatan (TNI). Anak kolong lah klo temen2 saya bilang.

    Teknologi siluman (stealth) didapat dari bentuk yg menyerupai diamond (berlian) dan komponen bahan material body pada suatu kendaraan tempur (baik laut, udara, maupun darat) supaya pancaran elektromagnetik suatu radar dapat diserap atau dipantulkan ke samping hingga tidak akan kembali ke radar dan bukan dipantulkan kembali ke radar. Material body stealth harus berkonfigurasi elektron dengan pancaran elektromagnetic suatu radar sehingga disebut material penyerap radar. Dengan didukung pula bentuk diamond-nya sehingga kemampuan silumannya (stealth) mumpuni, lihat aja pesawat2 siluman pasti berbentuk diamond (berlian) dan gak lancip. Jadi bukan karena berat tonnasenya. Sumber: discovery channel

    Indonesia, telah menemukan bentuk stealth (diamond) lewat KRI klewang, dan seorang insinyur surabaya (ilmuan dari ITS) menemukan material penyerap radar disebuah kawasan tambang pasir dan biji besi di jawa timur (di blog indonesia teknologi saya dapat berita ini).

    Kuliah saya memang psikologi, sekarang bekerja di HR sebuah perusahaan milik jepang. Tapi saya tetap ingin berpartisipasi di blog militer demi kemajuan TNI, karena saya bangga pada ayah saya yg juga seorang anggota TNI.

    Majulah TNI dan indonesia ku

    BalasHapus
  11. Sy org ITS ady..... Tuh bahan kapal trimaran indo pt lundin dr apa? Coba cari dulu....kalo dah ketemu coba dicari apakah material tsbt mungkin diterapkan sbg material pesawat terbang??
    Krn bahan kapal trimaran siluman usa beda dg kapal trimaran kita....klo usa maih pake bahan dasarnya golongan logam.....logam apa itu??? Cari dl

    Jauh ady ilmu teknik yg dalam ga bs dipelajari hanya pake baca blog aja....krn dasarmu kurang jd malah bisa salah pemahaman!!! Dah yah cape ngajarin..

    BalasHapus
  12. Terus urusan bentuk...bentuk diamond yg bagaimana yg teknology terakhir??? Teknology terakhir bentuk hrs bs mengurangi RCS bukan hanya mengurangi pantulan gelombang radar balik lg keradar atau berusaha menyebarkannya ke arah lain....apa itu RCS dan apa pengaruhnya baca ndiri yach nak.

    Terus yg material penyerap gelombang radar itu baru tahap penemuan "fungsional" istilah sy belum menginjak ke tahap aplikasi maksudnya penemuan tersebut belom ditemukan gmn cara biar bisa diaplikasikan ke kapal, pesawat tempur dll...apalagi pesawat tempur generasi 5 material tersebut hrs tahan selama mungkin ribuan jam dipakai tidak lepas dg kondisi kecepatan pesawat 2,5 kali kecepatan suara....coba dicari ndiri 2,5 kecepatan suara itu= berapa ribu km/jam

    BalasHapus
  13. Setahu saya, pesawat gen 5 yg bermode stealth itu kecepatannya dibawah mach 2,5. Bahkan F22 yg diklaim mampu menembus kecepatan mach 2,25 harus mengakhiri karier terbangnya. Dan akhirnya pentagon dan USAF sepakat dalam menerbangkan F22 kecepatan dibawah mach 1,8. Jadi terbukti, teknologi stealth rawan rusak pada kecepatan yg melebihi dari 1,8 mach. Bahkan F35 sendiri kecepatannya kurang dari mach 1,6. Jadi kesimpulannya, teknologi stealth dapat digunakan pada kecepatan yg tidak boleh melebihi 1,8 mach. jadi jangan berharap teknologi ini diterapkan pada pesawat yg lebih cepat dari mach 2+. :)

    Untuk kasus SR71 yg memiliki kecepatan diatas mach 3, pesawat tersebut merupakan sejarah awalnya teknologi stealth. Tapi berhubung dimasa perang dingin periode 60-70an. Teknologi radar gak secanggih sekarang. Hingga akhirnya U.S mengetahui bahwa SR71 telah berhasil ditangkap radar mig 25 foxbat, dan disergap berkali2 oleh pihak Soviet. Hingga mengembangkan generasi stealth terbaru F117A nighthawk. Tapi sayang, kecepatannya hanya sampai 0,86 mach (Selama sejarah pemakaiannya). Dan gak berhasil mencapai kecepatan supersonik.
    Kesimpulannya: SR71 merupakan pesawat semi-anti radar.
    *Pihak sejarahwan dirgantara amerika pun sepakat akan hal ini.

    BalasHapus
  14. 2 mach atau 1,8 mach.....itu sudah brp ribu km/jam dek?? Nah kapal 28 knot brp km / jam dek ga sampai ratusan?? Jd beda teknology stealth kapal dg pespur dek baik bentuk danmaterial penyerap radar yah dek..... Kalo kapal stealth dah banyak yg bisa sampe swedia pun bisa diluar usa, prancis, inggris, russia dll krn relatif mudah dibanding teknology stealth utk pespur, krn sampai sekarang yg dah diakui 'mutlak' pespur stealth cuman teknologi usa, russia dg pak fa-nya belom diakui krn juga blom operasi masih prototype dek. Gitu yah jangan ngeyel lg capek dek....nerangin, kalo masih susah yawdah deh sakarepmu...he he he

    BalasHapus
  15. Bukan ngeyel bung ano... Saya kan bagi2 pengetahuan sedikit aja nih. Sambil belajar juga...

    Memang saya banyak dapat info dari buku, internet dan sekelumit info dari discovery channel yg hanya sekilas menerangkannya. Namun, Bukan seperti buku2 anak2 fakultas teknik yg materi2 pengetahuannya lebih dalam lho ya!

    Hehehehe... Salam sahabat satu indonesia

    BalasHapus