Pages

Sabtu, April 06, 2013

Danjen Kopassus: Kasus Cebongan Saya Yang Paling Bertanggung Jawab

JAKARTA-(IDB) : Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo menyatakan siap bertanggung jawab atas terjadinya penyerangan dan pembunuhan empat tahanan di LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Dengan tegas, ia siap berada di baris terdepan mempertanggungjawabkannya.
"Semua (yang terlibat) itu bawahan saya, anak buah saya. Maka di Kopassus, saya orang yang terdepan yang paling bertanggung jawab," kata Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (5/4/2013).
Namun begitu, Agus mengatakan bakal mengikuti prosedur sesuai hukum yang berlaku di militer. Ia menyerahkan semua sesuai hukum meski siap bertanggung jawab atas perbuatan anak buahnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Investigasi TNI AD terkait penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Brigjen TNI Unggul Yudhoyono mengakui bahwa oknum Grup II Kopassus Kartosuro adalah pihak penyerang empat tahanan terkait pembunuhan Serka Santoso. Menurutnya, penyerangan ini berhubungan dengan pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso, yang juga anggota TNI AD, pada 19 Maret 2013 dan pembacokan terhadap mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono pada 20 Maret 2013 oleh kelompok preman di Yogyakarta.
Serka Heru Santoso merupakan pejabat bintara peleton Kopassus yang notabene atasan langsung para pelaku yang juga pernah berjasa menyelamatkan pelaku saat melaksanakan tugas operasi. Sementara Sertu Sriyono adalah mantan Kopassus yang notabene merupakan rekan pelaku saat latihan komando.
"Peristiwa tersebut dilatarbelakangi jiwa korsa yang kuat di mana jiwa korsa merupakan roh setiap kesatuan militer. Namun, diakui kegiatan serangan ke Lapas II Cebongan adalah penerapan jiwa korsa yang tidak tepat," ujar Unggul. 

Jadi Sorotan Internasional

Pelaku penyerangan empat tahanan titipan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, akhirnya berhasil diungkap tim investigasi yang dibentuk Markas Besar Angkatan Darat (Mabes AD) kemarin. Dari hasil penyelidikan, tim memastikan pelaku penembakan adalah anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Selain menjadi pemberitaan media lokal dalam beberapa hari terakhir ini, insiden penyerangan yang mengakibatkan tewasnya empat tahanan Lapas Cebongan ternyata juga menjadi sorotan media asing.
Situs asiaone.com misalnya. Situs asal Singapura ini, Jumat (5/4), menulis Ketua Tim Investigasi Brigjen Unggul K Yudhoyono menyatakan sebelas anggota Kopassus terbukti menjadi pelaku penyerangan empat tahanan Lapas Cebongan pada 23 Maret lalu. Asiaone mengangkat judul 'Pasukan khusus di belakang pembunuhan tahanan penjara, kata tentara Indonesia'.
Sementara situs bbc.co.uk, Kamis (4/5), menyebut di bawah pemerintahan mantan Presiden Suharto, yang berkuasa antara 1967 sampai 1998, Kopassus dituding telah melakukan beberapa pelanggaran hak asasi manusia.
Situs asal Inggris ini juga menulis bahwa insiden itu telah membawa kembali pertanyaan sampai sejauh mana batas-batas kekuatan militer di Indonesia sejak era reformasi yang dimulai pada 1998 lalu dalam menuju demokrasi.
Sedangkan situs abc.net.au hari ini melaporkan, militer Indonesia telah membuat sebuah pengakuan yang menakjubkan dengan menyatakan sebelas anggota pasukan khusus telah menyerang sebuah penjara dan menembak mati empat tahanan. Situs asal Australia ini menulis, pihak militer Indonesia menyatakan penyerangan itu dilakukan untuk menjaga kehormatan unit.
Seperti diketahui, dalam jumpa persnya di Dinas Penerangan TNI AD kemarin, Unggul menjelaskan penyelidikan telah dilakukan sejak 29 Maret lalu. Hasilnya, para pelaku adalah rekan-rekan Serka Heru Santoso yang tewas dalam perkelahian di Hugo's Cafe. Sebelas anggota Kopassus dinyatakan terlibat.
Kesebelas orang itu terdiri dari satu eksekutor, sisanya, delapan orang bertindak sebagai pendukung. Mereka menggunakan mobil Toyota Avanza biru dan Suzuki APV warna hitam. Sementara dua orang lagi berada di mobil Daihatsu Feroza.
Empat tahanan yang tewas tertembak adalah Hendrik Angel Sahetapy alias Deki, Adrianus Candra Galaja, Yohanis Juan Manbait, dan Gameliel Yermiyanto, yang salah satunya desertir polisi.





Sumber : Kompas

7 komentar:

  1. Pernyataan Sikap Masyarakat Jogja.

    Solidaritas utk 11 prajurit Kopassus yg terlibat penyerangan cebongan.

    Kami warga masyarakat Jogjakarta secara khusus menyatakan :

    1. Meng-apresiasi atas tindakan atas kejujuran 11 parjurit kopassus u mengakui sbg tersangka dlm kasus lapas cebongan.

    2. Sbgn besar masyarakat jogjakarta tdk peduli dgn kematian ke 4 preman yg dieksekusi bhkan sgt senang jika ke 4 preman itu lebih baik mati daripada buat resah warga jogja.

    3. Kita sbg wrg jogja juga lebih paham! lebih tahu! Tentang ke 4 preman dan anggota2 lainnya! mereka preman residivis yg sll buat anarkis,mabuk2an,pemalak, dan pembunuh berdarah dingin, pemerkosa serta terlibat kasus narkoba u tempat2 hiburan malam.

    4. Mengecam keras upaya dan usaha yg berlebihan super reaktip dari pihak KOMNAS HAM , Kontras maupun sebagian anggota DPR yg seakan2 lebih membela kepentingan ke 4 preman itu dgn mati-matian. Dgn dalih ini kasus pelanggaran HAM berat. Padahal Yg seharusnya mereka urusi adalah urusan lain yg lebih penting u kepentingan masyarakat, daripada ngurusi kepentingan preman2 itu.

    5. Padahal Pelanggaran HAM kpd masyarakat jogja secara khusus Yg dilakukan oleh ke 4 preman dan anggota2nya lebih besar dibandingkan tindakan yg dilakukan 11 prajurit kopassus. Tapi kita liat mereka org2 Komnas HAM dan antek2nya diam seribu bahasa terhadap pelanggaran yg diperbuat preman2 itu kpd masyarakat Jogjakarta.

    6. Justru dgn kematian ke 4 preman itu jujur membuat masyarakat jogja dan sbgn besar pelajar mahasiswa merasa aman & tdk terintimidasi.

    7. Kpd para anggota DPR pusat ataupun reporter media manapun apapun silahkan u mensurvei pendapat ratusan ribu bhkn jutaan Warga jogjakarta sekitarnya dari tingkat RT RW dukuh lurah camat bupati dan dari berbagai kalangan pegawai negeri maupun swasta, pedagang, dan para pelajar serta mahasiswa, bahwa sbgn besar yg mereka inginkan adalah JOGJA AMAN TANPA PREMANISME. SILAHKAN KELUAR JOGJA JIKA HANYA MENJADI PREMAN DIJOGJA.

    BalasHapus
  2. // ... sya sangat setuju dgn komentar anda ano 19.30
    // ... bahwa tanpa premanisme,kita lebih nyaman ...

    BalasHapus
  3. Ngapain kopassus masuk cafe???? Hehehehehe....... biasanya sih malak, bekingan, cari cewe gratisan.... sumber: pengalaman pribadi dengan mereka .

    BalasHapus
  4. Pak komandan, jangan banyak bacot, mana tanggungjawabmu!!!!!!

    BalasHapus
  5. Lu yang jangan banyak bacot,dasar antek asing goblok.maju terus TNI berantas preman,sekaligus antek asing!!!kami masyarakat Bekasi mendukung KOPASSUS,11 orang anggota GRUP-2 PARAKO,kami sangat mendukung anda.

    BalasHapus
  6. kami dukung TNI,krn selama ini selama ini Polisi tdk dpt menyelesaikan kerusuhan2 yg selalu terulang di dearah Babarsari akibat aksi2 Premanisme

    BalasHapus
  7. SETUJUUUUUUU!!!! KAMI WARGA PALEMBANG...

    BalasHapus