KUPANG-(IDB) : Komandan Gugus Temput Laut Wilayah Timur (Danguspurlatim) Laksamana Pertama TNI Ari Soedewo membuka kerjasama Patroli Kordinasi Australia-Indonesia (Patkor Ausindo) tahun 2012 dalam sebuah upacara, bertempat di Markas Komando (Mako) Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang, Senin (16/04).
Upacara pembukaan Patkor Ausindo 12 dihadiri Komandan Lantamal VII Laksamana Pertama TNI Karma Suta, SE, Komandan KRI Kakap-811 Mayor Laut (P) Himawan, Komandan KRI Tongkol-813 Mayor Laut Bimo Aji serta para Perwira staf dilingkungan Lantamal VII.
Sedangkan dari pihak Angkatan Bersenjata Australia, Australian Defence Force (ADF) yang hadir dalam upacara tersebut adalah Commander Northern Command (Comnorcom) Air Commodore Acdre Ken Watson didampingi Atase Pertahanan Australia untuk Indonesia Captain Katja Bizilj. Selain itu beberapa Perwira ADF dari Royal Australian Navy (RAN) dan Royal Australian Air Force (RAAF) turut menghadiri acara tersebut, diantaranya Komandan Her Majesty Australia Ship (HMAS) Pirie-P87 Lieutenant Commander Mitchell Livingstone, Pilot pesawat intai maritim P3-C Orion Wing Commander Mick Janson serta para perwira AU dan AL Australia yang terlibat dalam Satuan Tugas (Satgas) Patkor Ausindo 12.
Dalam amanatnya Danguspurlatim menyampaikan beberapa hal mengenai pelaksanaan Patkor Ausindo 12 diantaranya, bahwa Indonesia dan Australia, terutama Angkatan Lautnya telah mempunyai hubungan yang sangat baik sejak lama. Hubungan baik itu salah satunya ditunjukkan melalui latihan terkoordinasi yang diberi nama Ausindo Corpat 2012. Patroli koordinasi yang dilaksanakan itu dilandasi dengan semangat keterbukaan dan rasa saling percaya.
Menurut Danguspurlatim, Ausindo Corpat adalah program yang secara rutin dilaksanakan antara Angkatan Laut Australia dan TNI AL. Banyak manfaat dan keuntungan yang bisa diambil dari kerja sama ini. Tujuan pelaksanaan patroli terkordinasi adalah untuk meningkatkan keamanan perairan, terutama di wilayah perbatasan kedua negara.
“Kesamaan pemahaman untuk melaksanakan kerjasama dalam rangka peningkatan keamanan perairan di wilayah kita merupakan hal yang sangat penting bukan hanya untuk kedua negara, tetapi juga untuk negara lain yang telah menggunakan wilayah perairan kita. Oleh karena itu, kegiatan patroli terkordinasi tersebut harus terus dilaksanakan dan dikembangkan dari waktu ke waktu,”tegas Danguspurlatim.
Menyikapi tentang isu tetang masalah keamanan maritim, Danguspurlatim mengatakan, beberapa masalah keamanan maritim yang terjadi akhir-akhir ini antara lain, tindak kejahatan dan pelanggaran illegal Fishing, illegal logging, illegal minning, illegal entry, maritime terorism dan pelanggaran-pelanggaran hukum laut lainnya. Hal ini dapat menjadi pemicu permasalahan keamanan maritim, terutama jika pelanggaran tersebut terjadi diwilayah perbatasan laut.
Perbedaan pendapat dan persepsi yang tidak sama dalam mengatasi masalah tersebut dapat mempengaruhi hubungan baik antara kedua negara yang telah dijalin sejak lama. “Dengan membangun sebuah pemahaman bersama yang lebih baik dan mengedepankan kepercayaan, kita berharap dapat memecahkan masalah tersebut secara bersama,”kata Danguspurlatim.
Danguspurlatim mengharapkan melalui kegiatan ini, dapat meningkatkan hubungan kerjasama dan berbagai informasi serta peningkatan ketrampilan, profesionalisme, pengetahuan dan kesamaan pemahaman yang lebih baik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, dan meningkatkan keamanan maritim dalam rangka menjamin keamanan navigasi di wilayah kedua negara.
Acara di akhiri dengan tukar menukar cindera mata dari kedua belah pihak, dilanjutkan dengan paparan Work Shop di ruang Serba Guna Lantamal VII. Kegiatan Work Shop diikuti oleh delagsi kedua negara yang terlibat dalam Satuan Tugas (Satgas) Patkor Ausindo 12. Delegasi dari pihak TNI AL dan Australian Defence Force (ADF) membentuk tim diskusi guna membahas rencana pelaksanaan operasi dan maufer lapangan (manlap) agar tercipta kesepahaman tentang materi-materi yang akan dilaksanakan.
Rencananya kegiatan Patkor Ausindo 12 berlangsung selama kurang lebih dua minggu, mulai tanggal 16 sampai dengan 27 April 2012, dengan daerah operasi meliputi wilayah perbatasan laut kedua negara. Patroli Kordinasi tersebut melibatkan jajaran TNI AL, berupa dua unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Fast Patrol Boat (FPB) 57 buatan PT. Pal Indonesia. Kedua kapal perang tersebut adalah KRI Kakap-811 dan KRI Tongkol-813 yang berada di jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim.
Dari pihak Angkatan Bersenjata Autralia, Australian Defence Force melibatkan dua angkatan yaitu angkan laut Royal Australian Navy (RAN) berupa sebuah kapal patroli HMAS Pirie-P87 dan Angkatan Udara Australia, Royal Australian Air Force (RAAF) berupa sebuah pesawat intai maritim P3-C Orion.
Sumber : Koarmatim
0 komentar:
Posting Komentar