JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengajak pengusaha nasional untuk turut berperan aktif bersama – sama pemerintah dalam meningkatkan pembangunan industri pertahanan dalam negeri. Peluang pengusaha secara umum dapat berperan dan berkontribusi sebagai industry pembuat komponen/suku cadang/spareparts yang sekaligus dapat sebagai pengusaha industri pertahanan non Alutsista.
Hal tersebut disampaikan Menhan saat memberikan ceramah pembekalan kepada peserta Pendidikan dan Latihan Nasional (Diklatnas) Angkatan II Kader Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Rabu Sore (21/9) di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta. Dalam ceramahnya kepada 112 peserta yang berasal dari BPD seluruh Indonesia dan BPP HIPMI tersebut, Menhan mengangkat tema ”Meningkatkan Peran Pengusaha Nasional Dalam Industri Alutsista”.
Diklatnas Angkatan II Kader HIPMI diselenggarakan selama lima hari mulai tanggal 19 sampai dengan 23 September 2011. Diklat kedua kalinya di Lemhannas tersebut dengan tujuan untuk memantapkan nilai – nilai kebangsaan bagi kader- kader HIPMI sehingga menjadi pengusaha yang tangguh, profesional dan negarawan.
Lebih lanjut Menhan mengatakan, untuk mencapai kemandirian di bidang industri pertahanan itu tidak dapat hanya dilakukan secara sendiri oleh pemerintah, tetapi memerlukan kerjasama dengan pihak swasta yaitu para pengusaha. Pemerintah juga telah memberikan peluang kepada industri pertahanan dalam negeri baik Alutsista maupun Alutsista melalui kebijakan setiap pengadaan diusahakan mengutamakan menggunakan produk – produk dalam negeri.
“Kita menggunakan prinsip Indonesia in Coorporated, kalian saudara - saudara bagian dari kita, kalau kalian mau aktif di bidang industri pertahanan, kita lakukan bersama-sama, dan itu ternyata hasilnya lebih baik dari pada kita sendiri - sendiri”, jelas Menhan.
Lebih lanjut Menhan menjelaskan, sebetulnya bisnis di bidang industri pertahanan memiliki peluang yang cukup baik, karena saat ini khususnya untuk negara – negara ASEAN masih net importer. Pangsa pasarnya besar, seluruh ASEAN itu 25 Milyar US Dolar pertahun. “Bayangkan yang dibelanjakan oleh 10 negara ASEAN, jadi Industri pertahanan ASEAN kalau dilihat marketnya besar”, tambah Menhan.
Menhan menambahkan, besarnya peluang untuk bisnis industri pertahanan kedepan juga didukung dengan telah disusunnya komitmen membangun industri pertahanan ASEAN secara bersama sama dalam kesepakatan kolaborasi industri pertahanan ASEAN yang telah disepakati dalam ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM).
Untuk Indonesia sendiri termasuk satu satu negara dari empat negara yang diandalkan dikawasan ASEAN selain Thailand, Malaysia dan Singapura. Industri pertahanan Indonesia termasuk yang di depan yang juga diharapkan dapat mensuplay Alutsista di kawasan ASEAN.
Sumber: DMC
0 komentar:
Posting Komentar