Pages

Rabu, Mei 04, 2011

Operasi Militer Menunjukkan Kepada Dunia Indonesia Tidak Tolerir Perompakan

JAKARTA-(IDB) : Ada tiga instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait nasib 20 ABK di Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia. Salah satunya adalah operasi militer agar dunia tahu Indonesia tidak pernah memberikan toleransi terhadap aksi biadab tersebut.

Dua instruksi SBY lainnya adalah menyelamatkan dan membebaskan seluruh WNI yang disandera. Lalu membawa pulang kapal ke Indonesia lengkap dengan muatannya. "Dan yang ketiga lakukan operasi militer untuk menunjukkan pada dunia bahwa kita tidak akan mentolerir penyanderaan atau mentolerir perompakan. Ketiga-tiganya telah dilakukan saya kira," ujar Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha saat ditemui di kantornya, Selasa (3/5).

Julian mengklaim, SBY sudah terlibat dalam upaya pembebasan sandera sejak awal. SBY juga sudah memerintahkan TNI agar melakukan langkah-langkah penyelamatan. "Jadi pada hari pertama itu memang sudah langsung perintah khusus dari Presiden pada jajaran terkait untuk melakukan langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai tanggung jawab negara dalam hal ini. Dan kita tahu bahwa proses berjalan," ucapnya.

Mantan Wakil Dekan FISIP UI ini memastikan, para ABK akan segera kembali ke Tanah Air. Sementara untuk mencegah hal serupa berulang, pengamanan kapal akan lebih ditingkatkan. "Saya kira assesment untuk hal ini bisa ditanyakan langsung pada panglima TNI yang in charge di dalam upaya untuk memastikan bahwa kepentingan Indonesia, utamanya di perairan lepas Somalia terjamin," tambahnya.

Siap Bantu Singapura

Denjaka siap bantu Singapura bebaskan sandera
Pasukan TNI yang menghajar perompak Somalia sesaat setelah Kapal Sinar Kudus dibebaskan masih berada di kawasan perairan Arab.  Jika Singapura ingin menghajar perompak untuk membebaskan kapal MT Gemini yang disandera, RI siap bekerjasama. "Apabila Pemerintah Singapura ingin bekerjasama dengan anak-anak kita yang ada di Somalia, silakan," kata Menko Polhukam Djoko Suyanto di sela-sela acara Badan Koordinasi Keamanan Laut di Jakarta, Selasa (3/5).

Djoko menambahkan, dirinya telah menghubungi Pasukan Keamanan Laut Singapura. Namun hingga semalam, pihak Singapura belum bisa menghubungi kapal Gemini. "Sama dengan Sinar Kudus, biasanya mereka membuka komunikasi jika sudah di markas mereka. Itu kan dibajak di Kenya lalu dibawa ke utara ke markas mereka. Sampai kemarin belum ada pembicaraan apa pun dari pihak pelayaran dengan Maritime Security Force," tuturnya.

Dia menjelaskan, biasanya kalau sudah sampai ke markas perompak, satu hingga dua hari kemudian baru ada komunikasi. "Kita melalui Menhan membuka komunikasi dengan Pemerintah Singapura, karena ini kapal berbendera Singapura dan awaknya pun dari Korea, Singapura," tutur Djoko. Operator kapal Gemini, Glory Ship Management, menuturkan, kapal tanker MT Gemini yang membawa lebih dari 28 ribu palm crude oil dari Indonesia ke Mombasa, Kenya, ditangkap perompak pada Sabtu subuh di perairan Kenya.

Kapal berisi kapten dan 3 kru dari Korsel, 13 WNI, 3 warga negara Myanmar dan 5 warga China. Kemlu Korsel langsung membentuk tim tanggap darurat di Seoul, Singapura dan Kenya, untuk membebaskan GT Gemini dan kru melalui misi penyelamatan yang dipimpin Singapura.  Pembajakan ini akan menjadi pembajakan pertama yang melibatkan warga Korea sejak pembajakan kapal kontainer 75 ribu ton, Hanjin Tianjin, yang diselamatkan dari perompak pada 21 April.

Sumber: Analisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar