Pages

Kamis, September 11, 2014

KKIP Promosikan Produk Industri Pertahanan Ke Myanmar

MYANMAR-(IDB) : Rombongan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) kembali melakukan muhibah ke Myanmar dalam rangka mempromosikan produk-produk industri pertahanan, mulai 11 sampai 13 September 2014. Rombongan yang dipimpin Wamenhan Sjafrie Sjamsuddin merangkap sebagai Sekretaris KKIP itu, diikuti oleh 10 pimpinan perusahaan produsen peralatan pertahanan dan keamanan (Alpalhankam) dan beberapa pejabat Kementerian Pertahanan serta Mabes Polri.

Muhibah  dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil analisa pasar yang dilakukan Kedutaan Besar RI di Yangon. Duta Besar Ito Sumardi mengatakan bahwa saat ini Myanmar tengah menyiapkan pemilihan umum yang akan di gelar tahun 2015 mendatang. “Pemerintah Myanmar memerlukan peralatan pengamanan untuk satuan-satuan kepolisian yang akan bertugas mengamankan jalannya pesta demokrasi tersebut”, lanjut Ito Sumardi.


Dalam kesempatan itu, KKIP mempromosikan produk-produk unggulan industri pertahanan BUMN PT DI, PT PAL, PT Pindad. Selain itu, juga dipromosikan produk-produk BUMS berupa perkapalan (PT Palindo Marine dan PT DRU), seragam (PT Sritex, PT Famatex), perlengkapan perorangan untuk militer/polisi (PT Saba Wijaya, PT IPCD dan PT Tri Mega Cipta).


Dalam sambutannya saat bertemu Senior Jenderal Min Aung Hlaing (Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar), Wamenhan Sjafrie Sjamsuddin menyatakan, bahwa demokrasi di Myanmar tengah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Militer Myanmar yang semakin profesional telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perubahan tersebut.


Dan saat ini Indonesia ingin mengembangkan kerjasama dibidang pertahanan dengan memperkenalkan produk-produk industri pertahanan nasional yang telah berhasil memenuhi kebutuhan operasional satuan TNI dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.
 

Menurut Wamenhan, pengembangan industri pertahanan tidak hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan Alutsista TNI dan peralatan pengamanan Polri, tetapi juga dikembangkan agar mampu berkompetisi di pasar regional maupun global. Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan industri pertahanan sebagai salah satu sektor yang dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional pada masa mendatang.
 

Sedangkan Senior Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan, bahwa Militer Myanmar tengah melakukan transformasi untuk mengawal proses demokratisasi negaranya. Banyak tantangan dan hambatan yang harus dilalui, namun Senior Jenderal Min yakin bahwa semua itu bisa diatasi dengan meningkatkan profesionalitas angkatan bersenjata yang dipimpinnya.


Sementara itu, dalam kunjungan kehormatan kepada Menteri Dalam Negeri Myanmar, Jenderal Ko Ko menyampaikan bahwa persahabatan antara kedua negara telah terjalin sejak lama. Saat ini hubungan tersebut telah mencakup bidang-bidang yang luas berdasarkan semangat saling menghormati.


Wamenhan Sjafrie Sjamsuddin yang didampingi Dubes RI untuk Myanmar dan Kabaharkam Mabes Polri Komjen Pol. Putut Bayuseno menyampaikan perkembangan demokrasi di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir. Lebih jauh, Kabaharkam Mabes Polri menyampaikan pengalaman Polri dalam mengamankan proses pemilihan umum di Indonesia yang mengedepankan pendekatan preemptive dan preventive.


Dalam kaitannya dengan penetrasi produk industri pertahanan di pasar internasional, ada empat tahapan yang harus dilakukan oleh para pemangku kepentingan industri pertahanan, yaitu Promosi, Observasi, Negosiasi dan Produksi. Pada tahap promosi, pemerintah berperan penting dalam membangun "trust" calon pembeli terhadap kemampuan industri pertahanan Indonesia. Selanjutnya para produsen industri pertahanan harus mengeksploitasi peluang pasar dengan melakukan observasi, negosiasi dan melakukan proses produksi sesuai pesanan pembeli.
 

Peran pemerintah diperlukan dalam memberikan kemudahan fasilitas fiskal dan perijinan yang berkaitan dengan penjualan produk-produk industri pertahanan, seperti export lisence, sesuai yang diamanatkan Undang-undang nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.


Pada kesempatan lain, Duta Besar Ito Sumardi menyatakan optimismenya, apabila industri pertahanan Indonesia mampu merebut peluang pasar Myanmar, maka target export sebesar 1 milyar USD ke Myanmar dapat diwujudkan pada tahun-tahun mendatang, dimana saat ini perdagangan dengan Myanmar baru mencapai 498 juta USD.
 

Selain di kantor Kementerian Pertahanan, kegiatan promosi dan presentasi pengenalan produk juga dilaksanakan di Markas Kepolisian Negara yang berada dibawah Kementerian Dalam Negeri Myanmar. Tim Promosi KKIP juga diperkuat oleh pejabat Bank Exim yang siap mendukung sisi finansial apabila pemerintah Myanmar memerlukan fasilitas kredit ekspor dari perbankan Indonesia.

Wakil Menhan Optimistis Myanmar Beli Alutsista Indonesia

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin optimistis Myanmar membeli alat utama sistem senjata (alutsista) produksi perusahaan industri pertahanan dari Indonesia.

“Kita dapat menjawab kebutuhan Myanmar,” kata Sjafrie dalam perbincangan selama penerbangan dari Jakarta menuju Naypyitaw, Myanmar, Kamis untuk kunjungan kerja 11–13 September 2014.


Sjafrie memimpin delegasi industri strategis pertahanan Indonesia yang menggelar pameran dan presentasi kepada Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, Menteri Dalam Negeri Letnan Jenderal Ko Ko, dan pejabat Kementerian Keuangan negeri itu.


Pimpinan sepuluh perusahaan industri pertahanan turut dalam rombongan seperti dari BUMN PT Dirgantara, PT PAL, PT Pindad, dan selebihnya perusahaan swasta.


Selain itu, Kabaharkam Polri Komjen Putut Bayuseno, Irjen Kemhan Marsdya TNI Ismono Wijayanto, dan sejumlah pejabat Kemhan serta dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan.


Sjafrie menyebutkan Myanmar membutuhkan pesawat transpor C212i, kapal patroli, kendaraan militer antihuruhara, senjata, dan kelengkapan personal militer.


Mantan Pangdam Jaya, Kapuspen TNI, dan Sekjen Kemhan itu menambahkan bahwa Myanmar pada tahun depan menyelenggarakan pemilu, sehingga membutuhkan peralatan pengamanan dan militer.


Kedatangan delegasi industri pertahanan ke Myanmar itu untuk memastikan bahwa Indonesia bisa memenuhi kebutuhan Myanmar.


Ia menyebutkan ada empat tahap dalam pembelian alutsista itu yakni promosi, observasi, negosiasi, dan produksi.


Myanmar, katanya, telah melihat berbagai keberhasilan Indonesia dalam produksi dan pemanfaatan alutsista.


Ia memastikan bahwa alutsista Indonesia sangat kompetitif dalam harga, kualitas, “delivery” dan “service”.


Untuk itu, katanya, untuk lingkup ASEAN, produksi alutsista Indonesia sangat diminati Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Filipina, Timor Leste, dan Myanmar.


Kedatangan Sjafrie beserta rombongsn disambut Dubes RI untuk Myanmar Ito Sumardi, dan Deputi Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar Mayor Jenderal Maung Aye.


dan Maung Aye sempat beramah tamah dan melakukan pembicaraan di ruang tamu VVIP Bandara Naypyitaw.




Sumber : DMC

Rencana Penerbangan Perdana R80

BANDUNG-(IDB) : Presiden RI ke-3 yang juga mantan Menteri Riset dan Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie merencanakan pesawat Regio Prop 80 (R80) rancanangannya menjalani penerbangan pertama (first flight) di Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Pesawat berkapasitas 80 penumpang tersebut ditargetkan rampung pada 2017 atau 2018. Jadwal ini bersamaan dengan operasional awal bandara yang kini tahap pembangunan.

"Kita 2017 atau 2018 akan first flight dan akan mendapatkan sertifikasi udara. Saya mendengar pemberitaan Jabar sedang mempersiapkan lapangan terbang di Majalengka (Kertajati). InsyaAllah akan mendarat di Majalengka" ujar Habibie usai menemui Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandar Dinata, Kota Bandung, Rabu, 10 September 2014.

Atas rencana Presiden periode 1998-1999 itu, Gubernur Jabar menyambut baik. Menurutnya, jika rencana Habibie direalisasikan, maka hal ini menjadi sejarah baru bagi Jabar.

Gubernur yang akrab disapa Aher itu menambahkan dunia dirgantara salah satu cermin kemajuan bangsa. Karenanya, kata Aher, pengembangan R80 harus sukses. "Kita mendukung program R80, dan ini klop dengan Bandara Kertajati yang mulai beroperasi 2017. Ada bandara baru dan penerbangan (R80) diuji coba di Kertajati," papar Aher.

Pengembangan N250
R80 adalah pengembangan pesawat N250 buatan IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) --kini PT Dirgantara Indonesia. Sama berpenumpang 80 orang, namun R80 mengusung mesin turbo dengan baling-baling (turbo propeller).

Mesin jenis tersebut lebih efisien sehingga biaya operasionalnya lebih murah dibandingkan jet. Namun kecepatan yang dihasilkan sedikit lebih lambat dibandingkan mesin jet.

Penerbangan pesawat bermesin jet dari Jakarta-Surabaya, misalnya, membutuhkan 1,5 jam. Pesawat turbo baling-baling sekitar dua jam, namun operasionalnya setengah lebih hemat. R80 akan lebih efisien saat harga bahan bakar terus meroket.

R80 sudah dipesan maskapai NAM Air, anak perusahaan Sriwijaya Air. NAM Air memesan 100 unit R80.



Sumber : Binesia

Pasukan PBB Dari Fiji Dibebaskan Pemberontak Suriah

Empat puluh lima anggota pasukan perdamaian PBB, yang ditangkap kelompok pemberontak yang punya hubungan dengan al-Qaida di Dataran Tinggi Golan Suriah, telah dibebaskan, kata PBB.

SURIAH-(IDB) : Sebuah pernyataan menyebutkan mereka diserahkan kepada anggota Pasukan Pengamat Pembebasan PBB (UNDOF) pada jam 11.30 GMT.

Semua anggota pasukan tersebut dalam keadaan sehat, tambah PBB.

Anggota Front al-Nusra menangkap warga Fiji tersebut bulan lalu saat terjadi bentrok antara pemberontak dan pasukan pemerintah Suriah di daerah demiliterisasi.

Menurut pejabat Fiji, al-Nusra menuntut kelompoknya dicabut dari daftar organisasi teroris PBB.

Mereka juga menginginkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke sejumlah daerah Suriah, disamping meminta ganti rugi tewasnya tiga milisi dalam tembak-menembak dengan pasukan UNDOF di Dataran Tinggi Golan.

Dalam sebuah video yang diunggah di internet hari Kamis (11 September) dua pemberontak terlihat disamping pasukan perdamaian.

Mereka mengatakan diberikan jaminan tidak akan dilukai.

Pemberontak menginginkan pertukaran tawanan dan pengiriman bantuan, tetapi menyangkal mereka meminta PBB untuk mengubah daftar teroris.



Sumber : BBC

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Timur Siaga Tempur

MOSCOW-(IDB) : Presiden Rusia, Vladimir Putin, memerintahkan agar pasukan Distrik Militer Timur (EMD) Rusia siaga tempur. Kesiapan itu, akan diuji Putin dengan menjalankan latihan perang.

Perintah Putin itu menjadi kejutan bagi pasukan Rusia wilayah timur. Menurut Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu, perintah itu resmi disampaikan Putin sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Rusia.

”Sesuai dengan instruksi nya, pasukan dari EMD, serta kekuatan dan unit militer yang ditempatkan di wilayahnya, harus disiapkan untuk beroperasi,” kata Shoigu, Kamis (11/9/2014).

Menurut Shoigu, pasukan EMD Rusia akan menjalani latihan kontrol dan latihan taktis.  Tujuannya agar setiap saat siaga dalam menjalankan tugas militer.

Pasukan EMD itu, seperti dikutip Itar-Tass, selama ini siaga di wilayah Rusia timur yang berbatasan dengan China dan Jepang. Perintah Putin dikeluarkan hari ini pukul 10.00 waktu Moskow.

Tidak ada laporan segera berapa banyak tentara yang akan terlibat dalam latihan perang itu. Putin sebelumnya juga memerintahkan pasukan Rusia di wilayah Volga dan Ural pada Juni 2014 lalu, ketika krisis di Ukraina timur memanas.



Sumber : Sindo

Koordinasi Pemangku Kebijakan, Pengguna Dan Produsen Alpalhan Perlu Ditingkatkan

JAKARTA-(IDB) : Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen TNI R Ediwan Prabowo S.IP, Selasa (9/9), memimpin Rapat Koordinasi Pemangku Kebijakan, Pengguna dan Produsen Alat Peralatan Pertahanan di Gedung Ditjen Pothan, Kantor Kemhan, Jakarta. Rakor ini dilaksanakan sebagai ajang komunikasi antara pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah, pihak pengguna yaitu Mabes TNI dan Mabes Angkatan serta Polri, dan para pelaku industri pertahanan yang memproduksi alat peralatan pertahanan dan keamanan, serta lembaga penelitian dan pengembangan. Pertemuan ini berlandaskan pentingnya penyamaan persepsi antara semua pihak.

Rakor kali ini mengagendakan pembicaraan mengenai; regulasi mengenai Defence Offset, pedoman pengembangan produk regulasi yang dianggap sangat penting untuk segera dapat diwujudkan dalam rangka memperlancar kegiatan transfer teknologi dan pengembangan industri pertahanan. Hal lain yang menurut Sekjen Kemhan penting untuk diputuskand alam rakor ini adalah kegiatan-kegiatan yang sudah ditetapkan sebagai program nasional oleh KKIP, yaitu pengembangan program jet KFX/IFX, program pembangunan kapal selam, program pembangunan industri propelan, pengembangan roket nasional, pengembangan peluru kendali nasional, pengembangan radar nasional, pengembangan medium tank.


Dalam rakor ini diputuskan bahwa dengan adanya UU No 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan yang kemudian anti akan dijabarkan dalam turunan-turunannya seperti Peraturan Pemerintah dan lain sebagainya, membutuhkan kesiapan dari seluruh pihak. Sehingga segala upaya pemenuhan alutsista dapat sesuai dengan UU.  Di rakor ini juga disepakati bahwa Sumber Daya Manusia menjadi faktor yang penting sehingga perlu adanya road map dalam penyiapan SDM yang handal di semua lini dari produsen, lembaga litbang, pengguna, maupun Perguruan-Perguruan Tingi yang terlibat.


Disepakati pula dalam rakor ini akan pentingnya sarana dan prasarana untuk menunjang pembangunan alutsista dan kemandirian industri pertahanan. Perlu ditingkatkan pula sarana dan prasarana lembaga-lembaga litbang untuk mewadahi kemampuan transfer teknologi serta dalam rangka kemandirian industri pertahanan. Selain itu, penting pula pemeliharaan dan perawatan yang dalam hal ini perlunya peningkatan komunikasi dan koordinasi antara pengguna dalam hal ini TNI dengan produsen dalam negeri.

Peningkatan komunikasi di antara pemangku kebijakan, pihak pengguna dan produsen dimaksudkan agar program-program nasional yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan lancar. Direktorat Teknologi dan Industri Ditjen Pothan Kemhan ditugaskan sebagai focal point dalam membina komunikasi ini dan dapat disalurkan kepada unsur-unsur terkait lainnya.
Rakor ini menghadirkan Pejabat Eselon I dan II yang berhubungan dengan pengadaan alat peralatan pertahanan dari Mabes TNI dan Mabes Angkatan, BUMN Industri Strategis, Swasta, Perguruan Tinggi dan lembaga penetlitian dan pengembangan.

 

Sumber : DMC

Dirgahayu TNI-AL

tni-al

JKGR-(IDB) : Sejarah TNI-AL dimulai tanggal 10 September 1945, setelah masa awal diproklamasikannya kemerdekaan negara Indonesia, administrasi pemerintah awal Indonesia mendirikan Badan Keamanan Rakyat Laut (BKR Laut). BKR Laut dipelopori oleh pelaut-pelaut veteran Indonesia yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine (Angkatan Laut Kerajaan Belanda) di masa penjajahan Belanda dan Kaigun di masa pendudukan Jepang.


Terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR Laut yang selanjutnya lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), dengan segala kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya.


Sejumlah Pangkalan Angkatan Laut terbentuk, kapal-kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang diperdayakan, dan personel pengawaknya pun direkrut untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut Republik yang baru terbentuk itu. Kekuatan yang sederhana tidak menyurutkan ALRI untuk menggelar Operasi Lintas Laut dalam rangka menyebarluaskan berita proklamasi dan menyusun kekuatan bersenjata di berbagai tempat di Indonesia. Disamping itu mereka juga melakukan pelayaran penerobosan blokade laut Belanda dalam rangka mendapatkan bantuan dari luar negeri.


Selama 1949-1959 ALRI berhasil menyempurnakan kekuatan dan meningkatkan kemampuannya. Di bidang Organisasi ALRI membentuk Armada, Korps Marinir yang saat itu disebut sebagai Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL), Penerbangan Angkatan Laut dan sejumlah Komando Daerah Maritim sebagai komando pertahanan kewilayahan aspek laut.


Pada 1990-an TNI AL mendapatkan tambahan kekuatan berupa kapal-kapal perang jenis korvet kelas Parchim, kapal pendarat tank (LST) kelas ‘Frosch’, dan Penyapu Ranjau kelas Kondor. Penambahan kekuatan ini dinilai masih jauh dari kebutuhan dan tuntutan tugas, lebih-lebih pada masa krisis multidimensional ini yang menuntut peningkatan operasi namun perolehan dukungannya sangat terbatas.


Reformasi internal di tubuh TNI membawa pengaruh besar pada tuntutan penajaman tugas TNI AL dalam bidang pertahanan dan keamanan di laut seperti reorganisasi dan validasi Armada yang tersusun dalam flotila-flotila kapal perang, sesuai dengan kesamaan fungsinya dan pemekaran organisasi Korps Marinir dengan pembentukan satuan setingkat divisi Pasukan Marinir-I di Surabaya dan setingkat Brigade berdiri sendiri di Jakarta.

Komando Utama


image001Komando Armada Barat 
 
Komando Armada RI Kawasan Barat atau disingkat Koarmabar adalah salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Komando ini bermarkas besar di Jl Gunung Sahari Jakarta Pusat, sedangkan Pangkalannya berada di Tanjung Priok, Jakarta.


Komando Armada Timur
 

Komando Armada RI Kawasan Timur atau disingkat Koarmatim adalah salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Komando ini bermarkas besar di Surabaya, Jawa Timur
 

Komando Lintas Laut Militer
 

Komando Lintas Laut Militer atau disingkat Kolinlamil adalah salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Komando ini bermarkas besar di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kolinlamil dibentuk sejak tanggal 1 Juli 1961 dengan nama Djawatan Angkutan Laut Militer (DALMIL).


Rencana TNI AL ke Depan
 

Berdasarkan rencana pengembangan kekuatan periode 2005-2024, struktur operasional TNI-AL akan diubah di mana dua komando armada yang ada sekarang (Komando Armada Kawasan Barat dan Komando Armada Kawasan Timur) akan dilebur menjadi satu armada yang dipimpin laksamana berbintang tiga yang bermarkas di Surabaya.



KRI Bung Tomo 357
KRI Bung Tomo 357
Armada ini akan membawahi tiga komando wilayah laut (Kowilla) yaitu Kowilla Barat dengan markas direncanakan di Tanjungpinang, Riau, Kowilla Tengah dengan markas di Makassar dan Kowilla Timur dengan markas di Sorong. Pembagian komando operasional ini didasarkan pada karakteristik perairan yang membutuhkan pola operasi dan perangkat yang berbeda serta untuk memudahkan pergeseran pasukan atau logistik.


Marinir juga akan dimekarkan dengan Dankormar yang dipimpin Pati berbintang tiga dengan penambahan satu Pasmar yaitu Pasmar III yang akan bermarkas di Sorong.

Proyek-proyek ke depan dan sedang berjalan, antara lain pembangunan 3 kapal selam jenis Changbogo Class (Lisensi Tipe 209 Jerman) yang selesai pada 2015, pembangunan 1 Fregat Sigma 10514 yang dijadwalkan selesai pada 2017, pembelian 3 MRLF (Multi Role Light Frigate) Nakhoda Ragam Class buatan BAE Inggris yang diterima tahun 2014 (tahap I), pengembangan armada KCR-40 kelas Clurit hingga 2014 sebanyak 8 buah, pembelian 3 KCR Stealth kelas klewang, pembelian 3 FPB-60 dari PT PAL (kontrak sudah ditandatangani), pembelian 11 helikopter anti permukaan dan anti kapal selam (AKS) dan pembelian 5 CN-235 MPA (sedang tahap pembangunan di PT DI).




Sumber : JKGR

Kemhan Ajak Komunitas Litbang Dorong Percepatan Pembangunan Industri Propelan

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemhan menyelenggarakan kegiatan Forum Komunikasi Penelitian dan Pengembangan (Forkom Litbang) Pertahanan Ke-25 Tahun Anggaran 2014. Forum Litbang Pertahanan kali ini mengambil tema “Kemandirian Industri Pertahanan” dan judul “Mendorong Percepatan pembangunan Industri Propelan untuk Pemenuhan Kebutuhan Industri Pertahanan”.

Kegiatan Forkom dibuka oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (11/9) di Gedung Auditorium Kampus PT. Dahana, Cibogo, Subang, Jawa Barat. Forkom Litbang Pertahanan ini dihadiri pejabat dan komunitas Litbang dari Kemhan, TNI, Polri, Kementerian dan Lembaga Non Kementerian terkait, kalangan Perguruan Tinggi dan Industri Strategis dalam negeri.


Menteri Pertahanan berharap kegiatan Forkom Litbang Pertahanan kali ini dapat menghasilkan suatu kajian bagaimana dan seperti apa industri propelan, strukturnya, prospeknya kedepan, ketersediaan bahan bakunya dan juga faktor inputnya Sumber Daya Manusia (SDM), kapitalnya dan teknologinya.


Selain itu, dengan materi mendorong percepatan pembangunan industri propelan untuk pemenuhan kebutuhan Alutista maka diharapkan dapat didiskusikan bersama untuk mencari terobosan- terobosan baru, pemikiran dan kerjasama serta solusi yang tepat dalam mengejar teknologi penguasaan bahan peledak dan propelan.


“Saya berharap semoga Forkom Litbang Pertahanan ke-25 ini dapat memberikan manfaat bagi proses percepatan pembangunan pabrik propelan untuk memenuhi kebutuhan Alutsista menuju kemandirian pertahanan”, harap Menhan.


Forkom Litbang Pertahanan diselenggarakan dengan tujuan untuk menyamakan visi dan presepsi dalam penyelenggaraan Litbang sehingga dapat dicapai suatu kesamaan tindak dalam mengimplementasikan Litbang untuk pertahanan negara. Disamping kegiatan ini juga diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kerjasama tiga pilar pelaku Iptek (Industri, Lembaga Litbang, Perguruan Tinggi).


Sejalan dengan tema yang diambil dalam rangka mendorong percepatan pembengunan industri propelan, Forkom Litbang Pertahanan kali ini menghadirkan empat pembicara yaitu, pembicara pertama dari Bappenas memaparkan tentang “kebijakan pendanaan dalam pembangunan industri propelan”, pembicara kedua dari Aslog Panglima TNI memaparkan tentang “Proyeksi Kebutuhan Muhandak TNI 5 Tahun Kedepan”, pembicara ketiga dari PT. Pindad memaparkan tentang “Proyeksi Kebutuhan Propelan untuk Mendukung Produksi Amunisi”, dan pembicara keempat dari PT. Dahana memaparkan tentang “Kesiapan PT. Dahana (Persero) dalam pembangunan industri propelan.


Kemhan – PT. Dahana Tandatangani MoU Pengembangan SDM, Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Bahan Peledan dan Propelan


Bersamaan dengan kegiatan Forkom Litbang Pertahanan ini juga dilakukan penandatangan (Memorandum of Understanding (MoU) antara Kemhan dengan PT. Dahana tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Dalam Bidang Bahan Peledak dan Propelan. MoU tersebut ditandatangani oleh Kabalitbang Kemhan Prof. Dr. Ir. Eddy S. Siradj, M.Sc bersama Dirut PT. Dahana (Persero) F. Harry Sampurno dan disaksikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.




Sumber : DMC

Latihan TLDM Dan TUDM Di Laut China Selatan

Pesawat SU-30MKM melaksanakan Lintas Hormat selesai penembakan
Pesawat SU-30MKM melintas selesai penembakan


KINABALU-(IDB) : Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) dan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) berhasil melancarkan penembakan misil secara terpadu di Perairan Laut China Selatan sekitar jam 9 hingga 11 pagi. Penembakan yang dilancarkan dari aset TLDM dan TUDM ini, berhasil mengenai sasaran udara dan sasaran permukaan yang disasar pada jarak dan kelajuan yang telah dirancang.

Tembakan rudal KH-31A dari SU 30MKM (photo: TUDM)
Tembakan rudal KH-31A dari SU 30MKM
Dalam penembakan itu, TLDM melepas misil SEAWOLF dari Kapal Diraja (KD) LEKIU ke sasaran udara TGX-2. Manakala misil EXOCET MM40 dari KD KASTURI dan misil SEASKUA dari helikopter TLDM Super Lynx dan misil KH-31A dari pesawat TUDM SU-30MKM melancarkan serangan ke sasaran permukaan. Kesemua misil ditembakkan pada jarak yang dirancang dan tepat mengenai dan memusnahkan struktur sasaran yang dibuat untuk tujuan penembakan.

KD KASTURI menembakkan Misil Exocet MM40 (photo : TLDM)
KD KASTURI menembakkan Misil Exocet MM40 (photo : TLDM)
Penembakan terpadu ini merupakan puncak Latijhan ANGSA 9/2014 yang digelar sejak 1 September dan dijadwalkan berakhir 15 September 14.  Latihan  ini dilaksanakan setiap tahun secara giliran di antara TLDM dan TUDM dengan elemen bantuan dari Tentera Darat Malaysia (TDM), dalam usaha meningkatkan latihan secara bersama (joint) antara semua cabang  ATM khususnya dalam senario peperangan maritim.

KD KASTURI menembakkan Misil Exocet MM40 (photo : TLDM)
KD KASTURI menembakkan Misil Exocet MM40
Penembakan kali ini membuat sejarah, karena pesawat TUDM, SU-30MKM melaksanakan penembakan misil sejak memasuki inventori ATM pada tahun 2007. TLDM dan TUDM turut melaksanakan kerjasama dalam pengoperasian penembakan dengan menggunakan struktur target permukaan yang sama untuk penembakan misil SEASKUA, KH-31A dan EXOCET MM40. Selain itu, siri latihan penembakan tahunan TLDM yaitu  Operasi TAMING SARI 18/2014 juga turut digabung dan dilaksana sewaktu Eksesais ANGSA 9/2014.
Target Tembakan Exocet MM40 (photo : TLDM)
Target Tembakan Exocet MM40
Latihan  tahun ini melibatkan aset bantuan dari kedua-dua cabang perkhidmatan sebagai aset untuk keselamatan kawasan, tim sasaran, rakaman dan analisis. Aset TLDM yang terlibat:  KD JEBAT, KD MAHAWANGSA, KD SELANGOR, KD KELANTAN, KD PAHANG, KD MAHAMIRU, KD LEDANG, Bot Tempur CB 90, Tim Penyelam, Weapon Trial and Assesment Team (WTAT), Institut Penyelidikan Sains dan Teknologi Pertahanan (STRIDE), Tim Teknikal Misil dari Depot Peluru dan Letupan TLDM serta helikopter Fennec dan Super Lynx. Sementara aset TUDM yang turut terlibat ialah pesawat SU-30MKM, EC752 dan B200T
.

KD LEKIU melancarkan Misil SEAWOLF (photo : TLDM)
KD LEKIU melancarkan Misil SEAWOLF
Kejayaan penembakan misil bersepadu ini telah sekali lagi membuktikan bahawa kesiagaan ATM khususnya TLDM dan TUDM sentiasa di tahap yang tinggi dalam mempertahankan kedaulatan negara. Ia juga sekaligus meletakkan ATM antara pasukan Angkatan Tentera yang disegani di kawasan.

VVIP yang turut hadir bagi menyaksikan penembakan bersepadu (photo : TLDM)
VVIP yang turut hadir bagi menyaksikan penembakan bersepadu

Tentera Laut, Laksamana Tan Sri Abdul Aziz bin Haji Jaafar, Panglima Tentera Darat, Jeneral Tan Sri Raja Mohamed Affandi bin Raja Mohamed Noor dan Panglima Operasi Udara TUDM Leftenan Jeneral Dato Seri Ackbal bin Haji Abdul Samad TUDM hadir menyaksikan penembakan ini dari platform kapal KD MAHAWANGSA di Perairan Laut China Selatan. Latihan ANGSA 9/2014 dan penembakan misil ini dikelolakan oleh Panglima Armada, Laksamana Madya Dato Mohamad Roslan bin Mohamad Ramli selaku Pengarah Eksesais. Kejayaan Latihan ANGSA 9/2014 membuktikan keupayaan saling khidmat (interperobality) antara elemen dalam ATM.



Sumber : JKGR

Analisis : Karya Monumental Itu

ANALISIS-(IDB) : Presiden SBY telah menghasilkan karya besar dan monumental untuk memodernisasi TNI selama lima tahun terakhir ini, hasilnya adalah sbb :



Penambahan Alutsista TNI AU

  1. 16 jet tempur Sukhoi SU27/SU30 lengkap dengan persenjataannya
  2. 24 jet tempur F16 Blok 52 ID lengkap dengan persenjataannya
  3. 16 jet tempur T50 Golden Eagle
  4. 16 pesawat Coin Super Tucano
  5. 24 pesawat latih Grob
  6. 12 pesawat latih KT1 Wongbee
  7.   9 Pesawat angkut berat Hercules
  8. 16 Pesawat angkut sedang CN295
  9.   6 Radar militer
  10.   6 Helikopter tempur Cougar EC725
  11.   3 Helikopter AS332 Super Puma
  12.   8 Batteray anti serangan udara Oerlikon Skyshield
  13.   6 UAV Heron
  14.   2 pesawat CN235 MPA


Penambahan Alutsista TNI AL


  1. 54 Tank Amfibi BMP3F
  2. 12 Artileri MLRS RM Grad
  3.  5 Panser Amfibi BTR-4
  4.  3 Kapal Light Fregat Bung Tomo Class
  5.  2 Kapal Perusak Kawal Rudal PKR 10514 Damen Schelde
  6.  8 Kapal Cepat Rudal 40 m
  7.  3 Kapal Cepat Rudal 60 m
  8.  3 Kapal Selam Changbogo
  9.  6 Kapal Patroli Cepat
  10.  3 Kapal Pendarat Tank
  11.  2 Kapal Logistik Tempur (BCM)
  12.  2 Kapal Oceanografi
  13.  1 Kapal Latih Layar
  14. 11 Helikopter anti kapal selam
  15.  4 Pesawat latih Bonanza
  16.  2 Pesawat CN235 Patmar
  17.  Penambahan kekuatan 1 batalyon Marinir di Batam
  18.  Penambahan kekuatan 1 divisi Marinir di Papua


Penambahan Alutsista TNI AD

  1. 110 Main Battle Tank Leopard
  2.   60 Tank Marder
  3.   38 Artileri MLRS Astross II Mk6
  4.   37 Artileri Caesar Nexter
  5.   55 Meriam Artileri 105 mm KH178
  6.   18 Meriam Artileri 155 mm KH179
  7. 300 Panser Anoa berbagai versi
  8.   22 Panser Tarantulla
  9.   24 Helikopter tempur Bell 412 Ep
  10.     8 Helikopter serbu Mi35
  11.   12 Helikopter angkut Mi17
  12.   12 Helikopter tempur AS550 Fennec
  13.     8 Helikopter serang Apache AH 64E
  14. 600 Peluru kendali anti tank ATGM Nlaw
  15. 180 Peluru kendali anti tank ATGM Javelin
  16. 136 Peluru kendali Mistral
  17. 112 Peluru kendali Starstreak
  18.   60 Arhanud dan Rudal TD2000B
  19.   60 Arhanud dan Rudal Grom


Perkuatan Pangkalan Militer


  1. Pangkalan TNI AU Tarakan
  2. Pangkalan TNI AU Natuna
  3. Pangkalan TNI AU Pekanbaru
  4. Pangkalan TNI AU Pontianak
  5. Pangkalan TNI AU Biak
  6. 3 Lanud perintis di perbatasan Kalimantan utk Hercules

  1. Pangkalan TNI AL Palu
  2. Pangkalan TNI AL Tarakan
  3. Pangkalan TNI AL Sorong
  4. Pangkalan TNI AL Merauke
  5. Pangkalan TNI AL Kupang
  6. Pangkalan TNI AL Natuna
  1. Pembentukan Skuadron Helikopter Waytuba Lampung
  2. Pembentukan Skuadron Helikopter Tanjungredeb
  3. Pembentukan Skuadron Helikopter Natuna
  4. Pembentukan Skuadron F16 Pekanbaru
  5. Pembentukan Skuadron Hercules Makassar
  6. Pembentukan 6 batalyon infanteri mekani
  7. Pembentukan 12 batalyon raiders
  8. Penambahan 5 batalyon TNI AD di Kalimantan
  9. Penambahan 3 batalyon TNI AD di Papua
  10. Penambahan 1 batalyon TNI AD di Natuna


Sumber : Analisis 

Mabes TNI Rotasi Jajaran Strategis TNI

JAKARTA-(IDB) : Gerbong pejabat di jajaran stategis TNI kembali bergerak. Kali ini, Panglima TNI Jendral Moeldoko melakukan bongkar pasang untuk jabatan Panglima Komandao Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Jaya dan Danjen Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus) 


"Pergantian jabatan tersebut sudah saya tandatangani," kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, usai bertemu dengan sejumlah ormas Islam, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (10/9).


Moeldoko lantas menerangkan siapa jendral yang menginggalkan posnya dan yang mengisi pos-pos tersebut. Mayjen TNI Mulyono yang saat ini menjabat Pangdam Jaya akan segera dilantik sebagai Pangkostrad. Ya, posisi Pangkostrad memang mengalami kekosongan sekitar satu bulan karena ditinggalkan oleh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang dipromosikan sebagai Kepala Staf TNI AD.


Sementara itu, Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo ditunjuk sebagai Pangdam Jaya yang baru. Posisi Danjen Kopassus yang ditinggalkan Agus bakal segera diisi oleh Mayjen TNI Doni Monardo yang kini menjabat sebagai Komandan Paspampres.

Nah, posisi Komandan Paspampres memang dibiarkan kosong lantaran  menunggu kebijakan presiden terpilh. "Surat keputusannya sudah keluar, tapi pengangkatannya belum," kata Kepala Puspen TNI Mayjen Fuad Basya



Sumber : JPNN

Si Musang Telah Terbang

BANDUNG-(IDB) : Sebuah helikopter mungil berkelir loreng hijau tampak lincah terbang di area PT. Dirgantara Indonesia. Inilah dia helikopter terbaru milik TNI Angkatan Darat, yaitu Eurocopter Fennec. Menurut catatan ARC, total Kementrian Pertahanan memesan 12 unit heli ini untuk melengkapi Korps Penerbangan TNI-AD. Konon nantinya heli ini juga akan menggantikan NBO-105 yang telah lama mengabdi.

Namun menilik dari registrasinya, yaitu HX-3501, bisa diduga heli ini merupakan varian sipil dari Fennec yaitu Ecureuil. Dan memang dalam catatan ARC juga telah disebutkan bahwa Indonesia memesan 3 varian Fennec. Yaitu  6 unit AS-555, 5 unit AS-550 serta 1 unit AS-350.

Selain sebagai pengganti NBO-105, Fennec dan variannya memiliki sejumlah fungsi. Diantaranya sebagai heli serba guna, heli serang hingga heli intai. Dan bisa diduga, kedatangan Fennec juga berguna sebagai mata dan telinga helikopter serang TNI-AD.


Helikopter Fennec sendiri merupakan salah satu helikopter terlaris di dunia. Versi militer dari heli ini mampu dilengkapi dengan Rudal anti tank, Roket hingga Senapan mesin berat. Konon gosipnya, TNI juga memesan pod senapan mesin berat untuk mempersenjatai heli ini buatan FN Herstal Belgia.



Sumber : ARC

The Frogman Kopaska

kopaska-8
JKGR-(IDB) : Salah satu alternatif penyelesaian upaya pengembalian Irian Barat ke wilayah RI adalah dengan kekerasan. Apabila hal itu terjadi tidak mustahil bahwa TNI- AL ( ALRI) dituntut untuk menyiapkan manusia-manusia katak (Frog Man), maka pada tahun 1954 dilaksanakan “Kursus Frog Man” di Dinas Ranjau KDMS, yang diprakarsai oleh Kapt. Dch. Iskak (waktu itu menjabat kepala dinas OPH) dan menghasilkan 4 (empat) orang manusia katak dengan kemampuan teknik peperangan laut khusus yaitu selam tempur, UDT (Underwater Demolition Team), infiltrasi lewat laut dan pengamatan pantai, berkualifikasi 4 media yaitu darat, laut dan udara serta bawah air.

Kemampuan bawah air inilah “kesaktian utama” para manusia katak tempur di seluruh dunia. Sesuai namanya Kopaska adalah “biang” nya segala metode pertempuran yang berbau “air”. Semua pasukan khusus AD, AU dan AL yang mendalami ilmu tempur bawah air pasti akan berurusan dengan satuan elit AL berbaret biru tua ini.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kepala Staf Angkatan Laut no Skep. M/KSAL 5401.13 tanggal 31 Maret 1962 dibentuk dan diresmikan Komando Pasukan Katak disingkat “KOPASKA” dengan komandan yang pertama Letkol Laut OP Koesno. Saat itu didemostrasikan kemampuan UDT dan pembersihan ranjau di depan presiden di dermaga ujung Surabaya. Bung Karno nampak puas dengan kemampuan Kopaska itu. Padahal sesungguhnya, komposisi prajurit pasukan katak sebagai satuan tempur belum sempurna. Masih kurang beberapa puluh personel lagi mencapai jumlah personel yang cukup untuk melaksanakan perintah operasi yang dibebankan pada Kopaska.

Maka dari itu Kopaska saat itu mendidik pasukan hingga 3 angkatan yaitu : angkatan I adalah calon korps pelatih pasukan katak. Angkatan II sebagai anggota unit tempur yang diambil dari anggota ALRI yang minimal 2 tahun pernah bertugas di kapal perang. Dan Angkatan III adalah 3 peleton anggota RPKAD yang dilatih menjadi “frog man”.

Komando Pasukan Katak adalah pasukan khusus berkualifikasi komando dan ke –paska – an yang menempati hirarki tertinggi dalam lingkungan kombatan di TNI – AL bersama dengan “saudara” nya yaitu Yon Taifib di Korps Marinir. Hal ini dikarenakan untuk menjadi anggota pasukan katak harus mempunyai kemampuan diatas rata – rata Dan bisa bergerak secara individual. TNI – AL tidak main – main dalam merekrut para prajurit baru di satuan elit berbaret biru tua ini. Standart yang tinggi, pengalaman bertugas di KRI dan IQ diatas rata – rata adalah syarat mutlak seorang prajurit KOPASKA. Kopaska juga bergerak atas perintah langsung Panglima TNI.

Satuan Kopaska saat ini bernaung di bawah Komando Armada (Barat dan Timur). Masing – masing dipimpin oleh seorang Kolonel/Letkol senior dari berbagai korps dalam TNI AL yang duluya juga pernah menempuh pendidikan Kopaska. Wakil Danpaska adalah Letkol dan detasemen dibawahnya dipimpin oleh seorang Mayor atau Kapten. Diharapkan untuk masa yang akan datang Kopaska mempunyai satu orang komandan pusat SATPASKA berpangkat Laksamana Pertama. Dengan adanya sistem terpusat seperti itu maka terciptalah satu komando pusat sehingga terciptalah keselarasan dan kebijakan mengenai latihan, persenjataan, peralatan yang ter integrasi antara satpaska yang bertempat di Armatim dan Armabar. Kopaska juga akan resmi menyandang gelar pasukan komando.

Hanya prajurit matra laut yang mempunyai standar di atas rata – rata dan kemampuan fisik prima yang dapat menjadi anggota Kopaska. Dan di lingkungan matra laut terdapat fakta hanya segelintir prajurit yang mampu bertahan dan lulus dari pendidikan pasukan katak di Sepaskal KODIKAL Surabaya ini. Sedikitnya calon yang lulus dalam pendidikan ini menandakan bahwa TNI – AL tidak sembarangan merekrut prajurit Kopaska. Karena tugas yang diemban Kopaska bisa dikatakan sangat berat dan mencakup wahana empat media (darat, laut, udara dan bawah air) sesuai kodratnya sebagai pasukan amfibi.

kopaska-tni


Persyaratan Calon Prajurit Kopaska :

Anggota TNI AL (Non anggota Korps Marinir).
Berdinas minimum 2 thn di KRI / Kapal Perang RI.
Lulus Kesamaptaan (standart pasukan khusus TNI).
Lulus Tes Berenang (militer, gaya katak dan gaya bebas).
Lulus Tes Ketahanan Air.
Lulus Psikotest khusus.
Lulus Wawancara dan Secara sadar mengikuti tes dan pendidikan tanpa paksaan siapapun.
Mempunyai wawasan luas baik militer atau umum dan kemampuan mengoperasikan peralatan tempur dan senjata dengan baik.
Setelah lulus penyaringan dan mendapat perintah untuk menempuh dikbrevet paska, maka calon diberangkatkan ke Sepaskal Kodikal TNI AL Surabaya. Di sana tes terakhir mencakup keseluruhan materi tes bagi para calon. Yang tidak lulus akan dikembalikan ke satuan asalnya.


Pendidikan Kopaska memakan waktu hampir 10 bulan terbagi atas beberapa tahap yang meliputi teori dan praktek lapangan baik di darat dan laut.

Materi pendidikan Kopaska terdiri atas :
 

Akademik Paska
Kepaskaan
Dik Komando (telah melaksanakan sendiri, sebelumnya bergabung dengan Marinir)
Terjun (Static dan AFF). Setelah melaksanakan terjun dasar mendarat di darat selanjutnya adalah spesialisasi kemampuan terjun ( statik & free fall) untuk mendarat di rig-rig lepas pantai dan laut.
Inteligen Tempur
Sabotase dan kontra sabotase
Demolisi bawah air
Latihan pemantapan (berganda)


Pendidikan Komando Kopaska sebenarnya berkiblat pada metode pendidikan Komando Kopassus dan telah dilaksanakan sendiri oleh Kopaska selain materi pendidikan komando ala Marinir. Sampai saat ini biasanya ada pelatih dari Batujajar yang datang bertandang atau diundang untuk melatih di Kopaska. Hal terkait dengan sejarah dimana anggota awal Kopaska (angkatan III) adalah 3 peleton anggota RPKAD pada tahun 60-an ketika Operasi Trikora didengungkan. Para Kopaska “dadakan” inilah yang akan menjebol lambung kapal induk Belanda Karel Doorman dengan menggunakan Torpedo Berjiwa. Mereka kembali ke RPKAD pada tahun 1964.

Pendidikan Kopaska diawali dengan indoktrinasi dan gemblengan fisik yang membuat lelah luar biasa terutama otot kaki. Maklum kesaktian utama pasukan katak adalah menyelam dan bertempur dibawah air. Masa latihan pertama selama 1,5 bulan itu diakhiri dengan “Hell Week” yang sangat menguras tenaga karena para siswa baik Pa, Ba dan Ta digojlok sama standard pasukan khusus. Mereka selalu dikejutkan dengan kegiatan tiba – tiba dan tak terduga. 

Seperti renang laut di tengah malam, senam perahu karet, dayung, tidur sebentar lantas 10 menit kemudian para siswa disuruh melakukan halang rintang, push up dan pull up atau digebuki oleh para pelatih untuk melatih mental serta ujian lisan tentang teori yang telah diberikan. Itu hanya untuk membuktikan bahwa seseorang bisa berpikir 10 kali lipat dalam keadaan terdesak dan tantangannya adalah bagaimana caranya bisa berpikir seperti itu secara sadar dan tidak gegabah. Karena itulah hakikat sebuah pasukan khusus yang bisa menyelesaikan misinya dengan cepat, tuntas dan rapi.

Fase selanjutnya adalah pembinaan kelas selama 2,5 bulan plus sebulan praktek. Teori yang didapat antara lain adalah : pengintaian pantai, demolisi dan sabotase. Daerah latihan Kopaska pada ini adalah seputar pantai wilayah gresik atau pantai di daerah Puslatpur Marinir Karang Tekok Situbondo. Tapi jangan kira walaupun pembinaan kelas, para siswa tetap diwajibkan lari dan berenang baik dalam kolam maupun laut.

Tahap berikutnya adalah materi pendidikan komando. Pada tahap inilah para calon pasukan katak dihadapkan pada materi perang darat dan unconventional warfare pada beberapa sub materi yaitu : Perang Hutan, Perang Jarak Dekat, Navigasi, Sea and Jungle Survival, Baca peta, pengenalan berbagai senjata api, daki serbu, mounteenering, Combat SAR dan intelijen tempur serta beladiri tangan kosong. Pasukan Katak menggunakan regu berjumlah 7 personel dalam setiap aksinya namun jangan salah, mereka dilatih juga secara individual untuk sabotase dan penyusupan yang memang tidak bisa dilaksanakan keroyokan. 

Biasanya ada pelatih dari Kopassus yang ikut melatih di tahap ini untuk menjaga kualitas lulusan. Materi Komando Kopaska dijalani selama 4 bulan dengan pemadatan dan penyesuaian materi sesuai keperluan Kopaska. Disini juga terdapat materi pelolosan dan Kamp tawanan yang membikin bulu kuduk merinding karena sangat brutal dan tak kenal ampun. Sebab apabila ndak punya mental baja, siksaan fisik bertubi – tubi dari pelatih yang berperan sebagai musuh apabila si siswa tertangkap… alamat calon Kopaska tidak lulus dari pendidikan.

Lulus dari tahap komando, selanjutnya siswa Kopaska dikirim ke sekolah para untuk mempelajari dasar terjun payung militer. Pendidikan ini bisa ditempuh di Sekolah Para Korps Marinir Gunung Sari Surabaya. Bisa juga di tempuh di Sekolah Para Pusdik Kopassus Batu Jajar Bandung atau Sekolah Para TNI AU di WING III Diklat Paskhas AU Lanud Sulaiman Bandung. Namun biasanya pendidikan sering dilakukan di Sekolah Para Korps Marinir. Dalam latihan ini para calon di latih selama 3 minggu yang meliputi : Ground Training (mengenal parasut, melipat dan memperbaiki, cara pendaratan yang benar dan latihan loncat dari menara 34 kaki), Latihan loncat dari menara 250 kaki, dan 1 minggu praktek (3 kali terjun tanpa perlengkapan, 1 kali terjun siang full gear dan 1 kali terjun malam full gear). Setelah lulus mereka berhak mendapat brevet para dasar (non marinir) yang biasanya disematkan di kantong sebelah kiri PDH / PDL. Mereka terjun dengan pesawat angkut milik PENERBAL (Penerbangan Angkatan Laut) di Lanudal Juanda Surabaya.

Tahap berikutnya adalah sabotase, kontra sabotase dan intelijen tempur. Materi yang menekankan pada konsep “blue jins soldier” ini dilakukan selama 2 bulan sebagai lanjutan materi serupa yang telah mereka terima pada tahap Komando. Mereka harus bisa mendata, mencari tau berapa komposisi jumlah musuh, kapan saat lengah, demografi, menggalang simpatisan, dan waktu yang tepat untuk operasi raid. Yang pasti tanpa tidak diketahui musuh. Walaupun kelihatannya sederhana namun sesungguhnya apabila si calon tidak menguasai benar ilmu yang telah didapat sebelumnya, maka dipastikan dalam tahap ini akan menemui kesulitan dan gugur karena setiap personel melakukan tugasnya sendiri – sendiri.

Tahap terakhir dari pendidikan Kopaska adalah pendidikan Underwater Demolition Team (UDT). Inilah kesaktian pamungkas sekaligus ciri khas pasukan katak di seluruh dunia. Tehnik menjinakkan ranjau, patroli pantai, renang rintis, penyelaman laut dalam, selam dengan Scuba Close Circuit, sabotase kapal musuh dengan torpedo berjiwa, dan raid dalam laut dipelajari disini. Karena pendidikan ini adalah bagian akhir dari dikma brevet paska, pelatih mengadakan latihan berganda yang mencakup keseluruhan materi yang pernah diberikan pada juga tahap ini. 

Latihan ini sering mengambil tempat di Puslatpur Marinir Grati Pasuruan sebab pada waktu yang sama, Puslatpur Marinir di Karang Tekok biasanya sedang mengadakan pendidikan bagi calon Marinir baru untuk mendapatkan brevet Komando Hutan selama 2 bulan. Akhir dari pendidikan Kopaska yang hampir 1 tahun itu ditandai dengan digelarnya operasi amfibi khusus, demo UDT, Infiltrasi, raid amfibi dan keahlian lain yang dimiliki pasukan katak TNI – AL ini didepan para petinggi TNI AL.

kopaska-7
Pasukan Katak “muda” ini berhak atas baret biru Kopaska, Brevet Manusia Katak, Brevet Para Dasar (bentuk brevet disesuaikan dengan dimana mereka menempuh sekolah para dasar), brevet menembak TNI – AL, Brevet Selam TNI AL, Brevet renang selat dan brevet lainnya yang berhak mereka kenakan di dalam dinas. Juga PDL loreng baru Kopaska. 

Sebagai awal, mereka akan ditempatkan di detasemen latih yang ada di Armabar dan Armatim selama setahun. Untuk selanjutnya bisa menempuh pendidikan spesialisasi (master/tingkat madya) di bidang masing – masing minimal setelah 2 – 3 tahun bertugas di Kopaska. Biasanya walaupun bukan merupakan sebuah korps, para frogmens ini menyisipkan kata “Katak” sebagai gelar kecabangan / keahlian pada pangkatnya.

Karir seorang frogman di jajaran pasukan katak atau setelah lepas dari satuannya bisa berkembang sebagai pelatih selam baik militer maupun sipil, tenaga selam pada satuan SAR dan memegang jabatan vital lainnya yang sesuai dengan latar belakang kelimuan sebagai pasukan katak dan kepangkatannya. Pada saat di satuan semua anggota Kopaska berhak melanjutkan dan mengembangkan keahlian yang telah dimiliki dengan mengikuti pendidikan, sekolah atau kursus yang disesuaikan dengan kebutuhan orgaisasi sampai dengan tingkat master (madya) : Menembak tepat tingkat jitu, supervisor selam, Jumpmaster, pelatih jasmani, pelatih komando, beach master, pendidikan intelijen tempur, penanggulangan teror, sabotase dan keadministrasian militer serta lain lain. 

Pendidikan, sekolah atau kursus dapat ditempuh di Pusdik milik TNI AL sendiri atau milik TNI AD dan TNI AU bahkan diluar negeri. Bahkan ada Bintara Kopaska ada yang pernah mengikuti pendidikan pilot TNI AL dan kemudian menjadi pilot PENERBAL. Seorang prajurit Kopaska bisa juga berkarir di luar kedinasan sebagai pelatih selam dan renang untuk umum. Perwira Kopaska (utamanya dari AAL) bisa berkarir sampai dengan pangkat Laksamana (Jenderal AL) sama seperti perwira Marinir atau korps lainnya di jajaran TNI AL.

Kopaska menerapkan standart yang hampir sama dengan Kopassus di bidang kesemaptaan dan kemiliteran apabila ada anggota yang ingin menempuh sekolah Caba atau Capa. Saking dekatnya, lipatan baju loreng (PDL) satuan Kopaska diseragamkan dengan lipatan PDL TNI AD dan TNI AU (lipatan keluar). Kopaska sering berlatih dengan para “saudara” nya di Kopassus, Korpaskhasau dan Taifib Korps Marinir. 

Bahkan sekarang mereka kerap berlatih bersama Terutama di materi jungle warfare, penanggulangan teror, UDT, penjinakan bahan peledak, pembersihan ranjau juga penerjunan perahu pada operasi salvage atau Combat Free Fall. Kopaska juga mempelajari tehnik gelar pasukan lintas heli, operasi dalpur, hanlan dan OP3UD yang didapat dari paskhas di TNI AU. Sebab TNI AL juga punya pangkalan udara yang membutuhkan pengamanan ekstra ketat. Anggota Kopaska pilihan dapat bergabung dengan paspampres untuk melakukan pengamanan VIP/VVIP atau bergabung dalam detasemen anti teror Kopaska. Bisa juga bergabung dengan Marinir di Detasemen Jala Mengkara.

Rentang penugasan Kopaska cukup panjang. Dimulai dari tahun 1962 sejak berdiri, Agenda penugasan Kopaska terbilang padat. Mulai operasi infiltrasi, sabotase, pengamanan KRI, operasi tempur bawah air dan mempersiapkan daerah pendaratan, hingga menjebol kapal induk Belanda Karel Doorman dengan torpedo berjiwa. Bahkan segelintir pasukan katak “jemput bola” di terusan Suez dan terusan Panama untuk menghancurkan Karel Doorman. Dimasa Dwikora, Kopaska ditugasi menyusup ke Singapura untuk menghancurkan beberapa target penting. Bahkan operasi pembersihan ranjau yang harus dilakoni Kopaska adalah dari Sabang sampai Sulawesi.

kopaska-5
Dimasa orde baru Kopaska didaulat merintis sebuah pasukan sejenis untuk negara yang dulu adalah “TO” nya TNI. Yaitu Malaysia. Pasukan ini dinamai Pasukan Khas Laut (PASKAL TLDM). Kopaska juga bertugas sebagai bagian dari kontingen Garuda. Dalam operasi Seroja, Anggota Kopaska dan Intelijen Kopassus yang tergabung dalam 1 detasemen menyelinap di garis belakang lawan mulai tahun 1973 mencari data, informasi dan menggalang massa serta membangun jaringan intelijen. Mungkin nama Kopaska jarang dikenal karena memang jarang sekali terlibat kontak senjata terbuka dengan musuh. Kerahasiaan mereka dipegang teguh dalam setiap aksinya. 

Kopaska aktif dalam setiap latihan gabungan ABRI / TNI dan menjalankan fungsi asasinya secara konsisten Kopaska sering diserahi tugas mendidik pasukan khusus lain dalam TNI mengenai ilmu tempur khusus kelautan. Pasukan khusus berskala peleton yang dilatih Kopaska adalah Ton Tai Pur KOSTRAD dan unit khusus penanggulangan teror Paspampres. Untuk Paspampres biasanya yang diajarkan adalah materi pengamanan bawah air. Ketika berlatih bersama U.S. Navy Seal, Kopaska dan tim dari pasukan khusus TNI lainnya mengeruk ilmu sebanyak – banyaknya. Tentang ilmu Naval Special Warfare ataupun lainnya. Medan yang digunakan bisa di daerah latihan Satpaska Armabar atau Armatim. Inovasi dan kemampuan Kopaska semakin terasah dengan baik.

Dalam operasi pemulihan keamanan di NAD, Kopaska termasuk pasukan yang menyusup pertama kali untuk mengamati daerah pantai, menyiapkan rambu pantai, menyiapkan daerah pendaratan dan mengumpulkan data intelijen. Karena mereka selalu bergerak dalam unit kecil, maka jarang sekali nama Kopaska terdengar pada berita yang ada di media cetak maupun televisi. Penyerbuan basis GAM di P. Nasi tanpa korban di pihak TNI sesungguhnya adalah buah kesuksesan Kopaska dari pengamatan ber bulan bulan. P. Nasi yang tempatnya berada disebelah utara NAD adalah penyimpanan senjata selundupan GAM. Kopaska, Taifib Marinir dan Kopassus langsung menyerbu pulau itu dikala GAM tengah lengah. Hasilnya memang ada gudang penyimpanan senjata selundupan yang digunakan AGAM untuk merongrong NKRI dan masyarakat. Senjata ini biasanya langsung dikirim dari Swedia sebagai basis GAM diluar negeri.

Kopaska baik di Satpaska Armatim maupun Armabar masing – masing mempunyai 1 detasemen berkualifikasi anti teror / penanggulangan teror yang khusus ditugasi untuk memberangus para teroris terutama di lautan, bajak laut yang membajak kapal niaga, ring lepas pantai dan pulau – pulau di tengah laut yang memiliki objek vital dan operasi khusus sesuai perintah Panglima TNI. Untuk menjadi anggota Detasemen Khusus ini seorang anggota Kopaska harus sudah berdinas minimal 3 tahun, minimal sekali bertugas tempur dan mempunyai minimal 3 keahlian spesialisasi tingkat II (muda) di bidang menembak, selam, terjun payung dan kelautan. Pendidikan anti teror Kopaska armatim dan Armabar dijadikan satu. Khusus mendalami materi perang darat, CQB, persenjataan dan lintas udara mereka bisa pula dikirim ke Sepursus Pusdik Passus. 

Sedang mendalami kemampuan tempur yang berbau “air asin” yang memang “khas” nya Kopaska, personel pilihan ini dididik di SEPASKAL dengan materi pendalaman selam tempur, renang dengan tangan dan kaki terikat sejauh 3 km, intelijen, sabotase dan CQB di kapal, kilang minyak lepas pantai, Water Jump, operasi raid di rawa, laut, sungai dan pantai plus metode dan tehnik pengamanan VIP / VVIP. Pendidikan selama 5 bulan itu ditutup dengan ujian final terhadap semua materi yang telah diberikan dan penyematan brevet anti teror TNI AL oleh KSAL atau yang mewakili. Dalam perkembangannya, Korps Marinir mengembangkan unit serupa yang dinamai Detasemen Jala Mengkara yang memasukkan personel Kopaska sebagai salah satu unsurnya disamping personel Intai Amfibi Marinir. Pendidikan calon anggota Den Jaka dikenal dengan PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut) yang dijalani selama 6 bulan. Biasanya personel Kopaska yang tergabung dalam unit anti teror memakai brevet Naval Special Warfare yang sama persis bentuknya dengan brevet US Navy Seals.

Kopaska juga telah mengembangkan modifikasi tehnologi torpedo berjiwa (yang disebut KTBA : Kendaraan Tempur Bawah Air) yang digunakan untuk menjebol lambung kapal perang musuh yang diluncurkan dari kapal selam. Dengan kombinasi Sea Raider dan manusia katak tempur berkualifikasi lengkap, maka tidak ada lagi rintangan yang tidak bisa dilewati.




Sumber : JKGR