BANDUNG-(IDB) : Presiden RI ke-3 yang juga mantan Menteri Riset dan Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie merencanakan pesawat Regio Prop 80 (R80) rancanangannya menjalani penerbangan pertama (first flight) di Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Pesawat berkapasitas 80 penumpang tersebut ditargetkan rampung pada 2017 atau 2018. Jadwal ini bersamaan dengan operasional awal bandara yang kini tahap pembangunan.
"Kita 2017 atau 2018 akan first flight dan akan mendapatkan sertifikasi udara. Saya mendengar pemberitaan Jabar sedang mempersiapkan lapangan terbang di Majalengka (Kertajati). InsyaAllah akan mendarat di Majalengka" ujar Habibie usai menemui Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandar Dinata, Kota Bandung, Rabu, 10 September 2014.
Atas rencana Presiden periode 1998-1999 itu, Gubernur Jabar menyambut baik. Menurutnya, jika rencana Habibie direalisasikan, maka hal ini menjadi sejarah baru bagi Jabar.
Pesawat berkapasitas 80 penumpang tersebut ditargetkan rampung pada 2017 atau 2018. Jadwal ini bersamaan dengan operasional awal bandara yang kini tahap pembangunan.
"Kita 2017 atau 2018 akan first flight dan akan mendapatkan sertifikasi udara. Saya mendengar pemberitaan Jabar sedang mempersiapkan lapangan terbang di Majalengka (Kertajati). InsyaAllah akan mendarat di Majalengka" ujar Habibie usai menemui Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandar Dinata, Kota Bandung, Rabu, 10 September 2014.
Atas rencana Presiden periode 1998-1999 itu, Gubernur Jabar menyambut baik. Menurutnya, jika rencana Habibie direalisasikan, maka hal ini menjadi sejarah baru bagi Jabar.
Gubernur yang akrab disapa Aher itu menambahkan dunia dirgantara salah satu cermin kemajuan bangsa. Karenanya, kata Aher, pengembangan R80 harus sukses. "Kita mendukung program R80, dan ini klop dengan Bandara Kertajati yang mulai beroperasi 2017. Ada bandara baru dan penerbangan (R80) diuji coba di Kertajati," papar Aher.
Pengembangan N250
R80 adalah pengembangan pesawat N250 buatan IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) --kini PT Dirgantara Indonesia. Sama berpenumpang 80 orang, namun R80 mengusung mesin turbo dengan baling-baling (turbo propeller).
Mesin jenis tersebut lebih efisien sehingga biaya operasionalnya lebih murah dibandingkan jet. Namun kecepatan yang dihasilkan sedikit lebih lambat dibandingkan mesin jet.
Penerbangan pesawat bermesin jet dari Jakarta-Surabaya, misalnya, membutuhkan 1,5 jam. Pesawat turbo baling-baling sekitar dua jam, namun operasionalnya setengah lebih hemat. R80 akan lebih efisien saat harga bahan bakar terus meroket.
R80 sudah dipesan maskapai NAM Air, anak perusahaan Sriwijaya Air. NAM Air memesan 100 unit R80.
Pengembangan N250
R80 adalah pengembangan pesawat N250 buatan IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) --kini PT Dirgantara Indonesia. Sama berpenumpang 80 orang, namun R80 mengusung mesin turbo dengan baling-baling (turbo propeller).
Mesin jenis tersebut lebih efisien sehingga biaya operasionalnya lebih murah dibandingkan jet. Namun kecepatan yang dihasilkan sedikit lebih lambat dibandingkan mesin jet.
Penerbangan pesawat bermesin jet dari Jakarta-Surabaya, misalnya, membutuhkan 1,5 jam. Pesawat turbo baling-baling sekitar dua jam, namun operasionalnya setengah lebih hemat. R80 akan lebih efisien saat harga bahan bakar terus meroket.
R80 sudah dipesan maskapai NAM Air, anak perusahaan Sriwijaya Air. NAM Air memesan 100 unit R80.
Sumber : Binesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar