Pages

Jumat, September 05, 2014

Insiden Peluncuran Teluk Bintuni 520

LAMPUNG-(IDB) : Bunyi sirine meraung keras. Sejurus kemudian, ratusan pekerja berhamburan. Sementara KRI Teluk Bintuni meluncur deras tak tertahankan. Demikianlah situasi saat menjelang peluncuruan KRI Teluk Bintuni di galangan PT. Daya Radar Utama, Lampung. Dari video yang diperoleh ARC, terlihat kepanikan dari ratusan pekerja. Meski tak ada korban tewas, 2 orang pekerja tampak shock dan kemungkinan terluka.

KRI Teluk Bintuni pun akhirnya terhenti dan kandas di perairan dangkal. Sejumlah pekerja tampak mencari rekan mereka yang diduga terjepit di bawah kapal. Untungnya, tidak ada pekerja yang terjepit.

Dari dugaan sementara, insiden ini terjadi lantaran tali baja penahan kapal terputus. Pihak DRU sendiri menyatakan peluncuran kapal perang ini sudah sesuai prosedur. Putusnya tali baja itu sendiri hingga kini belum diketahui penyebabnya.

KRI Teluk Bintuni merupakan kapal pertama dari jenis Landing Ship Tank yang dibuat di dalam negeri. Kemenhan total memesan 3 unit LST sekelas ini yang dikerjakan oleh PT. Dok Kodja Bahari dan PT. Daya radar utama. LST ini dikhususkan untuk mengangkut tank tempur Leopard 2 pesanan TNI-AD.

Sling Penahan Putus

Tali sling baja yang menahan kapal KRI Teluk Bintuni putus pada 15.10 WIB. Kejadian tersebut mengakibatkan kapal perang khusus angkut tank tersebut meluncur ke laut sebelum diresmikan, Kamis 5 September 2014.

Putusnya sling tersebut baru diketahui setelah kapal secara tiba-tiba meluncur ke laut. Para awak berbagai media serta para petugas dari PT DRU Lampung langsung berhamburan keluar dari tenda utama tempat mereka menunggu acara peluncuran secara resmi dibuka. Dengan gerak sigap para awak media langsung mengabadikan kejadian tersebut.


"Slingnya tidak kuat menahan beban. Masih ditambah angin yang kencang begini jadi putus," kata salah satu anggota Satgas AL Mayor Yan Saragih.


Keributan sempat terjadi karena para pekerja saling berteriak mencari teman-temannya yang pada saat kejadian posisi mereka sedang berada di dalam laut yang menjadi jalur peluncuran kapal tersebut.


Dua korban pekerja  bergegas dibawa. Satu korban masih bisa berjalan sendiri sambil dipapah temannya. Satu orang lagi digotong oleh enam orang pekerja lainnya. 


Saat mobil ambulans yang membawa pekerja yang terluka itu meninggalkan lokasi peluncuran kapal, bus yang membawa rombongan tamu datang yang akan meresmikan peluncuran tersebut baru tiba.


Hingga berita ini dikirimkan, para tamu hanya berbincang di bawah tenda tribun kehormatan. Sementara tim dari PT DRU terus berusaha mengkondisikan kapal KRI Teluk Bintuni.

Berikut liputan videonya :

 




Sumber : ARC

Selamat Datang Skyshield TNI AU

ARC-(IDB) : Rabu (03/05) tengah malam, sistem pertahanan udara terbaru milik TNI-AU akhirnya tiba di tanah air. Sebanyak 8 set sistem hanud Oerlikon Skyshield ini nantinya akan menggantikan meriam lawas Triple Gun yang sudah lama mengabdi. 

Foto-foto kedatangan meriam canggih ini terungkap dari media sosial, yaitu di laman PT. Alam Indomesin Utama. Perusahaan ini bertanggung jawab atas pengiriman dan pengintegrasian sistem hanud tersebut. Selain itu, PT. Alam Indomesin Utama juga bertanggung jawab atas pelatihan operasional Oerlikon Skyshield.Meriam perisai udara itu dipesan Kementerian Pertahanan dengan harga US$ 202 juta. Awalnya direncanakan Skyshield tiba di tanah air pada 2015. Namun ternyata bisa dipercepat yaitu pada September 2014.

Oerlikon Skyshield menggunakan meriam berkaliber 35 milimeter yang efektif untuk anti-serangan udara jarak pendek. Kemampuan meriam memuntahkan 1.000 peluru dalam satu menit dianggap efektif menghancurkan ancaman pesawat tempur dan rudal musuh. Kemampuan Oerlikon Skyshield semakin mumpuni jika menggunakan amunisi khusus buatan Rheinmetall bernama Advanced Hit Efficiency and Destruction (AHEAD). Jika ditembakkan, peluru ini mampu menyebar membentuk perisai, sehingga presisi tepat sasaran mencapai lebih dari 90 persen.

Berikut liputannya :




Sumber : ARC

Penyerahan Brevet Hiu Kencana Untuk KASAD Dan Kapolri

MERAK-(IDB) : Penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio kepada Kapolri Jenderal Polisi Sutarman dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dilakukan di dalam lambung kapal selam TNI AL KRI Nanggala-402 yang sandar di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Rabu (3/9).

Kedua pimpinan angkatan tersebut mendapatkan kesempatan berlayar dan menyelam dengan KRI Nanggala-402 pada kedalaman 25 meter di bawah permukaan laut.


“Penyelaman dilakukan selama sekitar dua jam pada titik posisi yang ditentukan," ucap Ketua Panitia kegiatan dari Lanal Banten, Letkol Laut (P) Agus Izudin.


Kapal selam memiliki tekanan tertentu dalam penyelaman di bawah permukaan laut, sehingga Kapolri dan Kasad akan menjalani pengecekan kesehatan terlebih dahulu sebelum melakukan penyelaman.


"Pengecekan kesehatan seperti tekanan darah, itu perlu dilakukan sebelum menyelam, karena kita mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan sebagai dampak tekanan di bawah air," papar Agus.


Selain Kapolri dan Kasad, Penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana juga disematkan kepada Panglima Armada Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darajatim dan Panglima Armada Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Aryatmaja yang sebelumnya telah disematkan oleh Asisten Operasi (Asops), Kasal Laksamana Muda TNI Arief Rudianto.




Sumber : JurnalMaritim

Kostrad Gelar Latma Garuda Shield-8

ASEMBAGUS-(IDB) : Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Mayjen TNI Bambang Haryanto, S,Sos M.M dan didampingi Letjend Stephen R. Lanza Selaku Inspektur Upacara dalam upacara pembukaan latma Garuda Shield-8 tahun 2014 yang dilaksanakan di Dodiklatpur Rindam V/BRW Asembagus, Situbondo dengan kekuatan personel kurang lebih 1.055 Personel yang terdiri dari 619 Prajurit Kostrad dibawah pimpinan Kolonel Inf. Agung Pambudi (Danbrigif 6/2/K) selaku Danlat dan 436 Prajurit dari tentara USA (USERPAC) dibawah pimpinan Brigjen Lewinz.

Alutsista yang digunakan dari pihak USA berupa Ranpur Styker, Heli Black hawk dan Heli Apache. Sedangkan Alutsista dari pihak Indonesia berupa Ranpur Anoa, Ranpur Panhard, Heli Bell 412 dan Heli MI-17.

Latihan gabungan ini akan dilaksanakan selama 1 bulan mulai 1 September sampai dengan 30 September 2014 bertempat di Depo Pendidikan Latihan Tempur (Dodiklatpur) Rindam V/Brawijaya dan Pusat Latihan Tempur Marinir (Puslatmar), Situbondo. Latma Garuda Shield-8/2014 dibagi menjadi Kolat gabungan (CTOX), Geladi posko(CPX), Geladi lapang (FTX), Penerbang (Aviation) dan Kesehatan (Medical) serta kegiatan Bhakti sosial.

Dalam pelaksanaan Latma Garuda Shield Tahun 2014 kali ini, difokuskan kepada berbagai materi Latihan. Pertama, materi operasi perdamaian (PBB) dengan metoda Gladi Posko (Command Post Exercise). Selanjutnya, peserta yang berbeda akan melaksanakan Latihan Geladi Lapang (Field Training Exercise) dengan materi Operasi Lawan Insurjensi. Yang ketiga, materi perawatan dan evakuasi kesehatan bagi personel kesehatan. Dan yang terakhir adalah latihan bersama personel Penerbad atau Aviation dalam operasi taktis denganbantuan seranganudara.

Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD),Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam amanatnya yang dibacakan oleh Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, menyampaikan ucapan terimakasih kepada Panglima Korps 1 Angkatan Darat Amerika Serikat, Letnan Jenderal Stephen R. Lanza atas kesempatan yang diberikan kepada prajurit TNI Angkatan Darat untuk melaksanakan latihan bersama.

Tujuan dari Latihan bersama ini selain dapat meningkatkan profesionalisme keprajuritan dan interoperability di antara peserta latihan, juga diharapkan dapat meningkatkan kerjasama, saling percaya dan persahabatan (confidence building measure) dengan tetap memegang teguh prinsip persamaan derajat dan hubungan timbal balik antar Angkatan Darat kedua negara.




Sumber : Poskota

DPR Dan Anggaran Kapal Selam PT PAL

SURABAYA-(IDB) : Dalam kunjungannya ke PT PAL (Persero), Surabaya, Jawa Timur, Kamis 4 September 2014, sejumlah anggota DPR yang duduk di Komisi VI dan tergabung dalam tim Panja Aset BUMN mengakui bahwa peranan industri stategis harus dikembangkan. Apalagi sudah ada Undang-undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri strategis.

Ketua Komisi VI dari F-PG yang juga ketua Tim Kunker  Panja Aset - aset BUMN Airlangga Hartarto mengatakan, dalam RAPBN Perubahan 2014 pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengalokasikan anggaran senilai Rp1,5 triliun untuk PT PAL (Persero). Anggaran tersebut bukan untuk modal kerja, namun untuk menjalankan misi pembanguan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) berupa pembuatan kapal selam yang di produksi oleh Indonesia.

Sementara itu, Anggota Komisi VI Azam Azman Natawijana menjelaskan PT PAL (Persero) meminta penyertaan modal negara untuk tahun 2015 sebesar Rp1,5 triliun dan 2016 sebesar Rp1 triliun digunakan sebagai fasilitas pembuatan kapal selam untuk Kementerian Pertahanan.  Kementerian ini membeli tiga kapal selam dari perusahan swasta Korea, yang dua dibuat di Korea  dan yang satu di buat di Indonesia serta  diminta untuk membuat fasilitas tersebut.

Oleh karena itu PT PAL (Persero) meminta fasilitas itu dengan nilai Rp2,5 triliun dibagi dalam dua tahun dan perusahaan ini masih punya kewajiban seperti hutang jangka panjang yang jumlahnya menurut audit cukup besar. Dia mempertanyakan apakah layak penyertaan modal negara (PMN) ini.

Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto menegaskan, DPR ingin mendalami lebih detil terkait pemberian PMN untuk membangun fasilitas kapal selam. Pembahasan PMN untuk kapal selam bakal digelar lagi dalam wujud rapat pendalaman dengan manajemen PT PAL dan Kementerian BUMN. "Pembahasan PT PAL agar dilengkapi datanya. Termasuk dana PMN masa lalu untuk apa," ujarnya.



Sumber : Vivanews

Bangsa Petarung Di LCS (Vietnam)

HANOI-(IDB) : Tanpa banyak bisa basi, Vietnam terus membangun infrastruktur di wilayah-wilayah yang mereka klaim di Laut China Selatan. Jika Tiongkok bisa melakukannya, tentu Vietnam pun bisa melakukan hal serupa. Pergi dan kerjakan, itulah prinsip Vietnam.

Vietnam tidak bisa ditakut takuti dengan kapal perang Tiongkok ataupun diancam lewat kekuatan militer. Negara dengan militer terkuat sudah mereka hadapi. Kata-kata perang bukan sesuatu yang menakutkan.

Tentu, tindakan Vietnam bukan tanpa perhitungan. Garis pantai mereka telah dilengkapi rudal anti kapal 300 km, S-300 Bastion. Mereka juga memiliki tiga kapal selam Kilo Class, dan tiga lainnya dalam perakitan. Vietnam juga membeli frigate Gepard class dari Rusia dan Korvet Sigma Class dari Belanda.

Melihat tindakan Vietnam yang membangun infrastruktur di kawasan Laut China Selatan, Tiongkok hanya bisa menyampaikan kekhawatirannya. Vietnam menganggap sepi kekhawatiran Tiongkok itu dan tetap membangun, seperti halnya yang dilakukan Tiongkok di sisi lain Laut China Selatan. Pergi dan Lakukan.




Sumber : JKGR

Rusia Tawari Batam PLTN

BATAM-(IDB) : Sejumlah delegasi dari Rusia, termasuk perusahaan energi Rosatom, mengunjungi BP Batam dan menawarkan PLTN untuk mencukupkan keperluan listrik industri di sana.

"Batam sebagai kawasan industri terus berkembang memang memerlukan energi terbarukan meski ini membutuhkan pembicaraan panjang," kata Staf Ahli Kepala BP Batam, Asroni Harahab, saat memberikan keterangan, usai pertemuan di Batam, Kamis.

Ia mengatakan, Rosatom sudah memiliki pengalaman dibidang pembangkit litrik tenaga nuklir dan telah membangun fasilitas serupa pada sejumlah negara seperti di Vietnam, Bangladesh, Turki.

"Melihat pengalaman yang dimiliki, kami akan membawa ini untuk pembicaraan lebih lanjut. Mudah-mudahan November nanti ada pertemuan lanjutan," kata dia.

Ia mengatakan, pertemuan yang dilakukan di Marketing Centre BP Batam tersebut juga melibatkan Kementerian Luar Negeri, Batan, dan PT PLN.

PLTN di Jepang
"Kebijakan publiknya harus didudukkan dulu. Kalau implementasikan disetujui tentu akan sangat positif," kata Harahap.

Rosatom, kata dia, tidak hanya akan berinvestasi dan membangun fasilitas itu. Namun juga akan memberikan pelatihan terhadap teknologi yang digunakan.

"Masyarakat juga harus diberi pemahaman. Karena selama ini jika mendengar kata nuklir pasti timbul ketakutan dan kehawatiran," kata dia.

Direktur Pengembangan Bisnis Rosatom, Anna Kudryavtseva, mengatakan, mereka menawarkan pembangunan dua pembangkit dengan masing-masing berkapasitas 1.200 MW.

Untuk membangun fasilitas tersebut, kata dia, investasi yang akan ditanamkan sebesar 9 miliar dolar Amerika Serikat.

Ia juga mengatakan, Batam merupakan wilayah yang aman dari bencana alam terutama gempa bumi sehingga cocok dibangun pembangkit tenaga nuklir.

"Kami sudah sangat berpengalaman pada banyak negara," kata dia.




Sumber : Antara

Latihan Militer Malaysia Di Laut China Selatan

SU 30 MKM Malaysia (photo: malaysiandefence.com)

KUALA LUMPUR-(IDB) : The Royal Malaysia Air Force (RMAF) akan melakukan uji penembakan pertama rudal Anti-kapal Kh-31A dan rudal anti-radiasi Kh-31p (AS-17 ‘Krypton’) dari jet tempur Sukhoi Su-30MKM dalam latihan Royal Angkatan Laut Malaysia (RMN) di Laut China Selatan bulan ini.


Penembakan Kh-31 terhadap target laut akan berlangsung di bagian dari Laut China Selatan secara rutin digunakan oleh RMN untuk praktik menembak.

Rudal Kh31P RMAF

Lokasi yang tepat dari daerah penembakan tidak diketahui, tetapi sumber-sumber militer mengkonfirmasi bahwa daerah itu jauh dari Kepulauan Spratly yang disengketakan, untuk menghindari provokasi dari negara pengklaim lainnya.


RMN juga akan melakukan penembakan langsung dari rudal anti-kapal MBDA Exocet MM40, serta dan rudal permukaan ke udara Seawolf, dari kapal dan rudal Sea Skua MBDA dari Helikopter Super Lynx RMN.



Sumber : JKGR

KRI Bung Tomo 357 Direncanakan Segera Tiba Di Belawan

BELAWAN-(IDB) : Satu dari tiga kapal perang (KRI) terbaru Indonesia yang diproduksi di Inggris bernama KRI Bung Tomo dengan nomor lambung 357 direncanakan akan bersandar di Pelabuhan Belawan, Senin (8/9). Sementara dua lagi yakni KRI John Lie 358 dan KRI Usman Harun segera menyusul. Dalam pelayaran menuju tanah air, kata Staf Dispen Lantamal I Belawan Kapten Umar, Kamis (4/9), KRI Bung Tomo-357 dengan Komandan Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan ST telah menempuh perjalanan mengarungi samudera dan transit di beberapa negara membawa 87 ABK perwira, bintara dan tamtama serta 5 warga negara asing sebagai teknisi kapal.

Kedatangannya akan disambut Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) I Laksamana Pertama TNI Pulung Prambudi beserta staf dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Sumut di Dermaga Terminal Penumpang Pelabuhan Belawan.

KRI Bung Tomo-357 merupakan kapal perang terbaru buatan Inggris type fregat ringan atau Multi Role Light Fregate (MRLF) yang mempunyai berat 2.300 ton dengan panjang 95 meter lebar 12,7 meter, serta didukung dengan empat motor pendorong pokok CODAD (Combined Diesel And Diesel) yang mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 31 knots.

Disamping itu KRI Bung Tomo-357 juga dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan kendali persenjataan mutakhir yang terintegrasi dengan baik yaitu Meriam Utama Oto Melara kaliber 76 mm, Meriam penangkis serangan udara DS 30 B Remsig Kaliber 30 mm, Torpedo anti kapal selam Thales Sensor Cutlass 242, Rudal permukaan ke udara SAM Vertical Bunch Sea Walf dan Rudal Exocet MM 40 Block II, sehingga jenis kapal ini mampu bertempur menghadapi serangan atas air, bawah air maupun serangan udara.

Dengan kedatangan KRI Bung Tomo-357 yang akan disusul dua KRI lainnya yakni KRI Usman Harun dan KRI John Lie ke Indonesia maka sistem pertahanan laut Indonesia dalam rangka menjaga keutuhan dan kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia akan bertambah kuat.

Selama berada di Belawan KRI Bung Tomo-357 akan mengadakan kegiatan cocktail party di atas geladak kapal dengan mengundang FKPD Sumut dan instansi maritim serta melakukan persiapan untuk melanjutkan pelayaran.

Selasa (9/9), KRI Bung Tomo-357 akan melanjutkan pelayaran ke Jakarta kemudian ke Surabaya serta direncanakan ikut berpartisipasi memeriahkan HUT TNI yang ke-69 pada 7 Oktober 2014 yang akan berlangsung di Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Ujung Surabaya. 

Si Adik Telah Sampai Di Jeddah

Dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) bersandar di Pelabuhan Islam Jeddah pada Pukul 11.00 waktu arab saudi (WAS), Senin (1/9). Yaitu, KRI John Lie dan KRI Usman Harun. 

Kedua armada tempur laut Indonesia itu singgah di Jeddah setelah sebelumnya berlayar secara beriringan dari Inggris, tempat kedua kapal tersebut dibuat dan dibeli.


Keduanya mengarungi lautan lepas Mediterania menuju Tanah Air dan singgah di pelabuhan sejumlah negara, termasuk Jeddah. Selain bersandar, 87 kru KRI yang beragama Islam mendapat kesempatan melaksanakan ibadah Umrah di sela-sela waktu keberadaan mereka di Jeddah. 


Di samping kedua KRI tersebut, KRI Bung Tomo 357 dengan Komandan Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan ST juga telah berlabuh di Pelabuhan Jeddah pada Agustus 2014. KRI Bung Tomo, KRI John Lee dan KRI Usman Harun bertolak dari Pelabuhan Portland (Inggris) pada 16 Agustus 2014 dan singgah di beberapa pelabuhan sejak 1 September 2014.


Antara lain Malaga (Spanyol), Civitavecchia (Italia) pada 28 Agustus 2104, Port Said (Mesir), Jeddah Islamic Port (Arab Saudi). 


Rencananya, Kamis (4/9), KRI John Lie dan KRI Usman Harun melanjutkan pelayarannya menuju Pelabuhan Salalah (Oman) namun tanpa bersandar. Kemudian ke Cochin (India). 


Selanjutnya, direncanakan memasuki perairan Indonesia pada 7 September 2014 di Perairan Sabang. Di sini, akan disambut oleh KRI dan pesawat udara TNI AL yang sedang bertugas melaksanakan operasi di perairan Indonesia pada sektor perairan Selat Malaka dan sekitarnya.


Kemudian berlayar ke Jakarta dan berakhir di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Komandan KRI John Lie, Kolonel Laut (P) Antonius Widyoutomo mengatakan keberadaan ketiga KRI tersebut untuk meningkatkan profesionlisme para prajurit yang mengawaki KRI Perusak Kawal Rudal Multi Role Light Fregate (MRLF). 


"Kapal perang baru ini dilengkapi dengan sistem persenjataan modern dilengkapi dengan sistem persenjataan untuk peperangan modern," katanya, di atas Geladak KRI John Lie, di Pelabuhan Islam Jeddah (Jeddah Islamic Port), Jeddah, Arab Saudi, Rabu (3/9) malam. 


Kedua Kapal perang yang diproduksi BAE Systems Inggris tersebut memiliki spesifikasi teknis yang handal. Dengan panjang 95 meter dan lebar 12,7 meter serta dilengkapi mesin pendorong empat motor pokok Combined Diesel and Diesel (CODAD) yang mampu melaju di atas air dengan kecepatan maksimum hingga 30 knots. 


Dua KRI itu dilengkapi persenjataan berupa Anti Submarine Warfare (ASW), Anti Surface Warfare (ASuW), Anti Air Warfare (AAW), Elektronic Warfare (EW) dan Bantuan Tembakan Kapal (BTK). Dilengkapi pula dengan fasilitas day and night helicopter control dan landing pada malam dan siang hari. 


Teknologi canggih lain di KRI ini adalah keberadaan tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara. Serta tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. 


Dilengkapi pula dengan kemampuan radar navigasi dan sonar yang terintegrasi dalam sistem persenjataan teknologi modern. Teknologi ini bisa untuk peperangan udara atau permukaan laut untuk menghancurkan sasaran.


Sistem persenjataan perang modern lain yang ada di KRI John Lie dan KRI Usman Harun berupa peluru kendali antikapal permukaan exocet MM 40 Blok II. Kemudian peluru kendali antiserangan udara Sea Wolf, meriam utama 76 mm, meriam 30 mm serta torpedo anti kapal selam. 



Sumber : MedanBisnis

Korsel Tingkatkan Kerjasama Teknologi Industri Pertahanan Dengan Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Kerjasama antara Republik Indonesia dan Republik Korea Selatan di bidang industri pertahanan dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat baik. Pemerintah Korsel menginginkan agar kerjasama tersebut terus ditingkatkan khususnya yang terkait dengan kerjasama di bidang teknologi industri pertahanan.

Keinginan Korsel tersebut disampaikan Minister of Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korsel, Lee Young-geol selaku Ketua Delegasi Korea Selatan dalam pertemuan ketiga Defence Industry Cooperation Committee (DICC) antara Indonesia – Korea Selatan, Kamis (4/9) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.


Pertemuan ketiga DICC Indonesia – Korsel merupakan pertemuan rutin tahunan yang dilaksanakan dalam rangka membahas kerjasama di bidang industri pertahanan kedua negara. DICC Indonesia – Korsel dibentuk setelah adanya penandatangan MoU antara kedua negara pada bulan September 2011 di Jakarta, dalam rangka meningkatkan kerjasama di bidang industri pertahanan.


“Untuk membangun industri pertahanan yang paling penting adalah teknologi dan Sumber Daya Manusia-nya, kedua negara bisa bersama membicarakan tentang bagaimana caranya meningkatkan kerjasama teknologi di bidang industri pertahanan kedua negara”, kata Minister of DAPA Korsel.


Minister of DAPA Korsel mengatakan, bahwa Korsel sudah memulai membangun industri pertahanan-nya sejak tahun 70-an.  Pada saat itu masyarakat Korsel menyadari akan perlunya kemandirian industri dan teknologi di bidang pertahanan. Dalam perjalanannya, Korsel mendapatkan banyak pengalaman dalam membangun industri pertahanan, yaitu yang paling penting adalah teknologi untuk industri pertahanan dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat mengolah teknologi tersebut.


Oleh karena itu, pihaknya berharap melalui pertemuan DICC ketiga ini kedua negara dapat secara bersama-sama membicarakan tentang bagaimana meningkatkan kerjasama kedua negara di bidang teknologi industri pertahanan untuk kemajuan bersama.


Sementara itu Sekjen Kemhan RI Letjen TNI Ediwan Prabowo selaku Ketua Delegasi Indonesia mengatakan,  kerjasama kedua negara di bidang industri pertahanan telah meningkat dan mengalami kemajuan sangat baik yang diantaranya dilakukan melalui pengembangan dan produksi bersama.


Sekjen Kemhan yakin, bahwa kedua negara memiliki semangat dalam membangun industri pertahanan yang lebih maju dan berkembang di Indonesia dan juga Korsel. “Saya percaya, Korsel juga memahami sepenuhnya tujuan Indonesia dalam memajukan industri pertahanan dalam negeri sehingga kedepan dapat mandiri”, tambahnya.


Pertemuan DICC Indonesia – Korsel yang berlangsung tiga hari sejak tanggal 2 September 2014 diakhiri dengan penandatangan Minutes of Meeting (MoM) of The 3RD DICC antara Indonesia-Korea Selatan oleh Sekjen Kemhan Letjen TNI Ediwan Prabowo dan Minister of DAPA Lee Young-geol.


Pertemuan tersebut telah membahas berbagai hal terkait perkembangan dan peluang – peluang kerjasama di bidang industri pertahanan kedua negara antara lain; program proyek kerjasama pembangunan kapal selam, pesawat temput KF-X/IF-X dan kerjasama teknologi industri pertahanan. Pertemuan ini juga memberikan kesempatan kepada komunitas industri pertahanan dari kedua negara untuk menjajaki peluang – peluang kerjasama yang dapat dilakukan Indonesia-Korsel.


Terkait kerjasama teknologi industri pertahanan, kedua negara sepakat untuk meningkatkannya melalui program kerjasama pertukaran ilmuwan/engineer, pertukaran data teknik dan kerjasama dalam bidang penelitian dan pengembangan. Kesepakatan ini akan segera ditindaklajuti melalui pembicaraan antara Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemhan RI dengan the Acquisition Planning Bureau of DAPA.




Sumber : DMC

Dua Unit F-16 Hibah Amerika Serikat Bermasalah...???

JAKARTA-(IDB) : Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Mayor Jenderal (Purn) Tubagus Hasanuddin mengaku mendapat kabar tentang proses hibah pesawat tempur F-16 blok 25 bekas Amerika Serikat. Kabarnya, dua unit F-16 yang hendak diberikan kepada Indonesia dalam kondisi tidak bisa terbang.

"Ada kerusakan di air frame-nya (rangka pesawat), jadi tak bisa diterbangkan," ujar Tubagus kepada Tempo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis, 4 September 2014.

Hasanuddin belum mau menyebutkan detail sumber informasi yang diperoleh. Dia hanya mengaku mendapat informasi tersebut dari banyak pihak.

Untuk mengecek kebenaran kabar tersebut, dia berencana memanggil TNI Angkatan Udara untuk diajak rapat dengan Komisi I. "Bisa jadi ini risiko hibah barang bekas," tuturnya.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto mengaku belum mendapat informasi tentang kerusakan dua unit pesawat F-16. Meski begitu, Hadi mengatakan TNI AU hanya menerima pesawat F-16 hibah dalam kondisi terbaik.

"Sebab, F-16 itu harus dikirim secara diterbangkan langsung dari Amerika ke Indonesia, jadi harus kondisi terbaik," ujar Hadi saat dihubungi Tempo hari ini.

Hadi menjelaskan, dalam kontrak hibah dan peremajaan pesawat F-16, TNI Angkatan Udara mendapat pesawat setara dengan blok 52. Saat ini TNI AU sudah menerima tiga unit F-16 hibah Amerika Serikat. Sesuai dengan rencana, sampai akhir tahun ini, TNI AU akan menerima tiga unit lagi. "Diharapkan sebelum HUT TNI (5 Oktober) sudah tiba, jadi nanti ada enam F-16 dari Amerika yang dipamerkan," katanya.




Sumber : Tempo

Megawati : Indonesian Air Force One, Not For Sale

JAKARTA-(IDB) : Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan pesawat Kepresidenan tak akan dijual oleh pemerintahan berikutnya di bawah Joko Widodo. “Tidak (akan dijual),” cuit Megawati dalam akun Twitternya, @MegawatiSSP, pada Kamis malam, 4 September 2014.

Perwakilan penghubung atau liaison officer (LO) Partai Banteng, Sudyatmiko, membenarkan bahwa akun tersebut adalah milik Megawati.


Sudyatmiko mengatakan dalam perjalanan dinasnya nanti, Jokowi bakal memperhitungkan tingkat efisiensi dengan memakai pesawat komersial atau Kepresidenan. “Presiden akan memilih yang efisien,” kata dia. Menurut dia, pesawat Kepresidenan juga bisa mengatasi masalah, misalnya bila tujuan yang hendak dikunjungi Presiden tak ada jalur penerbangannya.


Penasihat Pusat Kajian Trisakti, yang juga Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR dari PDI Perjuangan T.B.Hasanuddin, mengatakan ide menjual pesawat Kepresidenan adalah pemikiran ngawur. “Dikarenakan logika politis dan keamanan tidak menjadi pertimbangan,” kata Hasanuddin.


Hasanuddin mengungkapkan empat alasan bahwa solusi efisiensi dengan menjual pesawat Kepresidenan tak logis.

  1. Menjual pesawat bekas berbeda harganya dengan pesawat baru dan tidak sebanding dengan harga pembeliannya.
  2. Pesawat Kepresidenan ini dilengkapi segala perangkat teknologi yang berbeda dengan lainnya, yang khusus diterapkan bagi perlindungan dan keamanan presiden sebagai simbol negara.
  3. Secara politis, pembelian pesawat Kepresidenan sudah disetujui oleh parlemen dan panitia anggaran, termasuk PDIP, dan tidak ada yang walk out waktu membahas pembelian tersebut.
  4. Alasan awal membeli pesawat ialah untuk penghematan sebab selama ini biaya carter pesawat cukup besar karena sudah termasuk komponen keuntungan perusahaan penyewaan carter.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengatakan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla harus melakukan efisiensi besar-besaran untuk menyelamatkan ekonomi. Salah satunya adalah menjual pesawat Kepresidenan yang belum lama dibeli oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Enggak bisa pemimpin menyuruh orang sederhana, tapi tidak memberikan contoh,” katanya. 



Sumber : Tempo

Persiapan Launching KRI Bintuni 520

Sistem Khusus Dalam Pengerjaan KRI Teluk Bintuni

LAMPUNG-(IDB) : Waktu 20 bulan untuk pembuatan kapal perang pengangkut tank KRI Teluk Bintuni yang dilakukan oleh PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung dengan sistem kerja khusus. Hal ini disampaikan oleh General Manager PT DRU Lampung A Harryadi P kepada Saibumi.com.

“PT DRU inikan murni swasta. Jadi iklim kerja dari basic-nya sudah agak berbeda dengan yang lain. Pimpinannya termasuk saya sendiri sudah terbiasa dengan sistem high speed. Untungnya para pekerja bisa beradaptasi dengan cara kerja high speed yang ada disini,” ungkapnya.

Harry, begitu dia biasa disapa menyebut sistem pendelegasian pekerjaan menjadi inti dari percepatan pengerjaan kapal perang jenis Landing Shift Tank tersebut. “Pendelegasian tentunya kepada orang yang memang sudah ahli dibidangnya. Jadi, saat dilapangan sudah bisa langsung action tanpa harus tanya sana-sini dulu,” ujar pria yang mendapat tugas memimpin 1500 orang pekerja digalangan kapal seluas enam hektar itu.

Masih kata dia, untuk para pekerja yang mengerjakan kapal tersebut masih didominasi oleh pekerja dari luar Lampung. “Masih campuran dan banyak dari Jawa seperti Surabaya (pindahan dari PT PAL Surabaya) dan Lampung. Jujur,untuk tenaga ahli Lampung masih sangat sedikit sehingga masih ambil dari Jawa,” jelas Harry.

Menurutnya, pembuatan kapal dipengaruhi oleh cuaca, pasokan listrik yang sering padam, hari libur nasional dan ditambah padatnya agenda politik yang terjadi khususnya di Provinsi Lampung. “Contohnya waktu libur Lebaran kemarin kan ada waktu libur seminggu. Sementara disisi lain kami dikejar waktu. Akhirnya saya buat surat edaran ke semua pekerja siapa yang mau sukarela tidak libur Lebaran untuk mengerjakan kapal itu. Dan jumlah pekerja yang rela nggak libur itu diluar dugaan. Tentunya ada reward spesial buat mereka,” paparnya.

Sementara, General Manager Production PT DRU Lampung Edy Wiyono memberikan penjelasan dalam pengerjaan kapal dengan 850 orang. “Pemakaian pekerja tergantung urgenitasnya dan full dikerjakan setiap hari. Sistem kerja yang diterapkan ke pekerja adalah sistem shift dengan tetap memikirkan kenyamanan pekerja. Kan kalau yang kerja nyaman hasilnya lebih bagus. Contoh bagian pengelasan kerjanya malam hari, soalnya lebih enak, lebih dingin cuacanya,” jelas pria asal Malang.

Edy menyampaikan cara kerja juga dirubah. “Misalnya pola kerja simultan yang mempersingkat waktu. Beberapa bagian kapal yang kecil-kecil sudah dicicil dari jauh hari sehingga tinggal pasang. Belum lagi saya didukung oleh pekerja yang berpengalaman dibidangnya seperti interior, listrik, pipa, mesin, dan konstruksi. Tidak sulit mengarahkan karena sudah berpengalaman,” kata pria yang sudah tiga tahun menjadi GM Production di PT DRU Lampung.

Menurut Edy, untuk proyek pembuatan kapal tersebut, Edy hanya punya satu asisten sebagai Kepala Proyek. “Dibawah saya itu ada para manajer. Ada tiga yakni Manajer mesin, Manajer PPC (Planning Product Control) dan Manajer Produksi. Jadi tugas dan tanggung-jawab tiap bagian itu jelas,” katanya.

Edi memaparkan keberadaan Satuan Tugas Angkatan Laut yang ditempatkan di PT DRU sebagai owner representatif dengan tugas mengawasi pembangunan kapal tersebut diakui Edy juga sangat membantu. “Ada Satgas inikan juga sangat menolong untuk mengambil keputusan seketika. Ada pemotongan jalur birokrasi,” terang pria berkacamata dan berkulit gelap ini.

Edy diberi kebebasan untuk menciptakan sistem mempercepat pembangunan kapal oleh Direktur PT DRU pusat. “Pola memimpin pekerja dilapangan ya sangat dibantu oleh pengalaman saya dengan 23 tahun kerja di PT PAL Surabaya. Saya juga ikut turun langsung dilapangan jadi kalau ada masalah langsung clear. Memang, karena pekerja semuanya pria, maka pasti ada karakter keras pada mayoritas pekerja. Tapi walau keras masih bisa manut pada saya,” jelasnya.

Edy juga secara gamblang menyebut tipikal kepribadiannya yang bukan termasuk jenis orang gengsi untuk mengakui kesalahan sangat membantu menjembatani hubungannya dengan para pekerja. “Ya, terus terang saja kalau saya salah. Jadi anak buah suka,” ceritanya.

Ia mengungkapkan jam lembur, penambahan jumlah pekerja, dan ekstra fooding adalah beberapa cara yang mereka pakai untuk kejar target. “Sesuai dengan kerja keras mereka. Jadi ada rasa saling menghargai antara yang kerja dan yang memimpin,” tandasnya.


Pekerja Ahli, Rahasia PT DRU Selesaikan KRI Teluk Bintuni 

PT Daya Radar Utama (DRU) ternyata punya rahasia khusus dalam menyelesaikan pengerjaan KRI Teluk Bintuni. Pekerja berserifikat khusus sesuai bidang, menjadi kunci sukses PT DRU mampu mengerjakan kapal perang khusus pengangkut tank jenis Leopard itu hanya 20 bulan.

"Kami memang pakai pekerja yang secara kualitas tidak diragukan lagi. Jadi hasil kerjanya terjamin," kata General Manager Production PT DRU Lampung Edy Wiyono (50).

"Ada yang namanya Welder Certificate. Itu adalah sertifikat yang khusus dimiliki pekerja pada bagian pengelasan. Kenapa? Karena untuk memastikan kualitas pengelasan ini sesuai standar internasional. Untuk kapal perang ini kami pekerjakan sekitar 120 pekerja yang punya sertifikat ini. Kebanyakan dari luar Lampung," jelasnya.

Lebih lanjut pria yang sudah berpuluh tahun berpengalaman di lapangan ini menyebut sertifikat kedua yang harus dimiliki pekerja sesuai dengan tugas dan tanggung-jawab masing-masing. "Yang kedua adalah Painting Certificate. Ini adalah sertifikat bagi orang bagian pengecatan. Kenapa untuk pengecatan saja perlu orang khusus? Karena ini kapal, kapal perang pula, terbuat dari baja jadi tidak sembarang cat. Produk catnya saja sudah khusus. Orang yang mengerjakan juga harus khusus. Ada tiga orang yang kami pekerjakan khusus bagian pengecatan," papar Edy lebih jelas.

Edy perlakukan pekerja yang kebanyakan perantau tersebut dengan cara memberi contoh langsung alias ikut terlihat kerja keras seperti anggota. "Jadi mereka itu sekalian diajari langsung. Yang bagus itu bagaimana. Jadi, pengalaman dan ilmunya mereka itu nambah. Kalau ada kerjaan seperti ini lagi, kan sudah bisa sendiri," katanya.

Secara umum, ada tiga jenis pekerja yang digunakan PT DRU Lampung. "Ada yang disebut pekerja tetap. Ini yang penggajiannya bulanan. Ada yang disebut pekerja harian lepas. Dibayar mingguan karena masih dalam tahapan magang. Yang terakhir adalah pekerja harian tetap yang dibayar secara mingguan," kata Edy lebih lanjut.

Selain gaji, untuk memberikan kenyamanan dalam meningkatkan kinerja, dalam mengerjakan pembuatan kapal ini para pekerja juga mendapatkan jaminan asuransi BPJS dan Jamsostek (pensiun) bagi pekerja tetap.


KRI Teluk Bintuni Diambil Dari Nama Teluk Di Papua 

KRI Teluk Bintuni adalah nama yang diberikan Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Kemenhankam) RI untuk kapal perang khusus pengangkut tank yang dibuat oleh PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung. Untuk penamaan kapal perang perdana buatan swasta tersebut, dua anggota Satuan Tugas Angkatan Laut (Satgas AL) yang mengawal dan mengawasi keseluruhan proses pembuatan kapal tersebut Letkol Haris Punomo (40) dan Mayor Yan Saragih (35) bersedia berbagi informasi.

"Nama lengkapnya KRI Teluk Bintuni 520. Yang memberi nama adalah Kemenhankam RI selaku pemilik kapal ini. Nama Teluk Bingkuni merupakan nama dari salah satu teluk yang ada dibagian kepala burung dari Papua," Jelas Letkol Haris Punomo (40). Untuk alasan spesifik kenapa kapal jenis Landing Shift Tank (LST) tersebut diberi nama Teluk Bintuni, Haris terus terang menyebut tidak mengetahui secara jelas alasan dibalik pemberian nama tersebut. "Nanti saat launching ada petinggi dari Mabes AL. Mabes yang punya hak tentukan nama, mereka lebih berwenang untuk menjelaskan alasan pemberian nama tersebut," katanya memberi saran.

Pada awalnya kapal ini diberi nama Angkut Tank 3 (AT-3). Disebut AT-3, karena pada saat awal, ada tiga kapal Angkut Tank milik Kemenhankam RI yang dikerjakan oleh pihak yang berbeda. "Untuk AT-1 dan AT-2 pengerjaannya diberikan kepada BUMN. Sedangkan AT-3 dipercayakan kepada PT DRU Lampung untuk membuatnya. Ketiga kapal AT tersebut, yang paling siap adalah AT-3 ini. Akhirnya, AT-3 ini yang diputuskan Kemenhankam RI selaku owner untuk tampil saat HUT TNI nanti di Surabaya. Diberi nama KRI Teluk Bintuni sekitar dua bulan lalu. Tidak ada acara ceremonial khusus untuk pemberian nama tersebut," jelas General Manager PT DRU Lampung A Harryadi P (40) saat ditanya saibumi.com tentang nama kapal perang perdana yang mereka buat itu.

Untuk angka 520 yang tertulis dilambung kapal perang khusus pengangkut tank jenis Leopard milik Angkatan Darat tersebut, Mayor Yan Saragih (35) kali ini yang angkat bicara. "520 itu kode khusus yang diberikan oleh Markas Besar Angkatan Laut. Angka 5 itu berarti jenis kapalnya adalah kapal angkut tank. Untuk angka 20 itu beda lagi maknanya," jelasnya setengah merahasiakan apa arti angka 20 tersebut.

KRI Teluk Bintuni selanjutnya akan menempati pos di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil). "Ditempatkan disitu untuk siaga kapan saja diperlukan untuk menjelajah keseluruh Nusantara," tambah Yan Saragih.

KRI Teluk Bintuni sudah dijadwalkan tampil perdana langsung dihadapan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono saat HUT TNI 7 Oktober 2014 mendatang (dimundurkan dari 5 Oktober karena pada tanggal tersebut bersamaan dengan Perayaan Idul Adha). Kapal perang perdana yang dibuat di Provinsi Lampung ini akan menjadi maskot dari jajaran kapal perang produksi dalam negeri.


Satgas AL Kawal Langsung Pengerjaan KRI Teluk Bintuni 

Seluruh proses pembuatan kapal perang khusus pengangkut tank KRI Teluk Bintuni oleh PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung mendapat "pengawalan" dari Angkatan Laut. Pengawalan khusus tersebut berupa pengiriman satuan tugas Angkatan Laut (Satgas AL). Dari dua anggota Satgas Letkol Haris Punomo (40) dan Mayor Yan Saragih (35), saibumi.com mendapat penjelasan tentang keberadaan Satgas tersebut.

"Satgas untuk KRI Teluk Bintuni ada enam orang. Pemimpin Satgas bernama Kol Laut (P) Stadiono Rianto. Tugas Satgas adalah mengawasi dan mengawal kontrak pembuatan kapal dari awal sampai delivery alias serah terima," jelas Letkol Haris Punomo (40).

"Keberadaan Satgas disini sebagai owner representatif. Sudah ada di Lampung ini sejak April 2013. Satgas membentuk sistem pengawasan setiap hari. Membuat laporan dwi mingguan ke Menhan dan Mabes AL. Setiap hari selalu adakan konsolidasi dengan kru dari PT DRU," jelas Mayor Yan Saragih (35).

Keberadaan Satgas juga untuk mengatasi permasalahan di lapangan. "Kalau untuk tingkat sederhana bisa langsung eksekusi di lapangan. Kalau untuk tingkat lebih besar harus konsultasi dulu ke Mabes AL. Masalah sederhana itu contohnya warna interior kursi, dinding, dan sebagainya. Intinya masalah yang tidak mengganggu kepada wujud inti dari kapal. Karena kapal ini nantinya dipakai AL jadi segala macam disesuaikan dengan aturan dan kebiasaan AL yang mungkin buat PT DRU kurang paham secara detail," jelas Haris yang berasal dari Surabaya ini.

Saat disinggung soal kru kapal (Anak Buah Kapal / ABK) yang akan mengoperasikan kapal perang jenis Landing Shift Tank (LST) tersebut, Mayor Yan Saragih tak pelit berbagi informasi. "ABK-nya sedang latihan di Kolatarmabar (Komando Latihan Armada Bagian Barat ). Total ada 111 orang. Sudah termasuk Komandan dan perwira 13 orang. Dijadwalkan hari ini, 4 September 2014 sudah sampai disini untuk mulai proses adaptasi pengoperasian kapal itu," jelas pria asal Jakarta ini.

ABK tersebut juga akan langsung diikutkan pada Sea Trial kapal khusus pengangkut tank jenis Leopard tersebut tanggal 21 September 2014 mendatang. "Lihat langsunglah bagaimana pengoperasian kapal selama tahapan uji coba pada Sea Trial yang direncanakan selama 3 hari itu," tambah Haris.


SBY akan Inspeksi Langsung KRI Teluk Bintuni 

Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono ternyata menaruh perhatian besar terhadap keberadaan kapal khusus angkut tank KRI Teluk Bintuni buatan PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung. Hal tersebut Saibumi.com simpulkan dari penjelasan dua anggota Satgas Letkol Haris Punomo (40) dan Mayor Yan Saragih (35).

"Bapak Presiden memang sudah memprogramkan untuk sistem pertahanan dan keamanan negara kita menggunakan produk asli buatan dalam negeri. Juga dengan memakai bahan-bahan yang dihasilkan oleh negara kita sendiri. Jadi, dengan selesainya KRI Teluk Bintuni ini sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Bapak Presiden," kata Letkol Haris Punomo.

Lebih lanjut Mayor Yan Saragih mengatakan KRI Teluk Bintuni sudah dijadwalkan meninggalkan galangan kapal PT DRU Lampung yang berada di KM 12 Srengsem Panjang pada 25 September 2014. "Rencana berangkat malam dari galangan kapal PT DRU Lampung. Menuju Jakarta dahulu. Soalnya Bapak Presiden SBY mau melihat langsung dulu kapal ini. Mau diinspeksi dulu. Kemudian tanggal 28 September 2014 dijadwalkan untuk dimuat 10 tank Leopard. Baru berangkat ke Surabaya. Jadi kapal dalam kondisi full loaded menuju Surabaya," jelas Yan Saragih rinci.

Disebut full loaded karena keberadaan sepuluh tank jenis Leopard milik Angkatan Darat yang didatangkan dari Jerman tersebut menambah sistem persenjataan yang sudah dipasang saat KRI Teluk Bintuni meninggalkan Lampung.

Saat HUT TNI 7 Oktober 2014 (seharusnya pada 5 Oktober 2014, hanya karena tahun ini bertepatan dengan Perayaan Idul Adha, acara HUT TNI dimundurkan), KRI Teluk Bintuni menjadi maskot dalam parade kapal perang yang akan melintas didepan Presiden SBY dan tamu-tamu besar lainnya. "Setiap kapal perang itu ada hirarkinya. Kapal perang ini akan jadi maskot untuk kapal pertahanan khusus yang diproduksi oleh dalam negeri. Nah, sebelum ikut dalam parade, KRI Teluk Bintuni dan para ABK dijadwalkan ikut latihan membentuk formasi yang akan ditampilkan saat parade didepan Presiden SBY," jelas Haris lagi.




Sumber : Saibumi