BELAWAN-(IDB) : Satu
dari tiga kapal perang (KRI) terbaru Indonesia yang diproduksi di
Inggris bernama KRI Bung Tomo dengan nomor lambung 357 direncanakan akan
bersandar di Pelabuhan Belawan, Senin (8/9). Sementara dua lagi yakni
KRI John Lie 358 dan KRI Usman Harun segera menyusul.
Dalam pelayaran menuju tanah air, kata Staf Dispen
Lantamal I Belawan Kapten Umar, Kamis (4/9), KRI Bung Tomo-357 dengan
Komandan Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan ST telah menempuh perjalanan
mengarungi samudera dan transit di beberapa negara membawa 87 ABK
perwira, bintara dan tamtama serta 5 warga negara asing sebagai teknisi
kapal.
Kedatangannya akan disambut Komandan Pangkalan Utama TNI
AL (Danlantamal) I Laksamana Pertama TNI Pulung Prambudi beserta staf
dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Sumut di Dermaga Terminal
Penumpang Pelabuhan Belawan.
KRI Bung Tomo-357 merupakan kapal
perang terbaru buatan Inggris type fregat ringan atau Multi Role Light
Fregate (MRLF) yang mempunyai berat 2.300 ton dengan panjang 95 meter
lebar 12,7 meter, serta didukung dengan empat motor pendorong pokok
CODAD (Combined Diesel And Diesel) yang mampu berlayar dengan kecepatan
maksimum 31 knots.
Disamping itu KRI Bung Tomo-357 juga
dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan kendali persenjataan
mutakhir yang terintegrasi dengan baik yaitu Meriam Utama Oto Melara
kaliber 76 mm, Meriam penangkis serangan udara DS 30 B Remsig Kaliber 30
mm, Torpedo anti kapal selam Thales Sensor Cutlass 242, Rudal permukaan
ke udara SAM Vertical Bunch Sea Walf dan Rudal Exocet MM 40 Block II,
sehingga jenis kapal ini mampu bertempur menghadapi serangan atas air,
bawah air maupun serangan udara.
Dengan kedatangan KRI Bung
Tomo-357 yang akan disusul dua KRI lainnya yakni KRI Usman Harun dan KRI
John Lie ke Indonesia maka sistem pertahanan laut Indonesia dalam
rangka menjaga keutuhan dan kedaulatan negara kesatuan Republik
Indonesia akan bertambah kuat.
Selama berada di Belawan KRI Bung
Tomo-357 akan mengadakan kegiatan cocktail party di atas geladak kapal
dengan mengundang FKPD Sumut dan instansi maritim serta melakukan
persiapan untuk melanjutkan pelayaran.
Selasa (9/9), KRI Bung
Tomo-357 akan melanjutkan pelayaran ke Jakarta kemudian ke Surabaya
serta direncanakan ikut berpartisipasi memeriahkan HUT TNI yang ke-69
pada 7 Oktober 2014 yang akan berlangsung di Komando Armada RI Kawasan
Timur (Koarmatim) Ujung Surabaya.
Si Adik Telah Sampai Di Jeddah
Dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) bersandar di Pelabuhan
Islam Jeddah pada Pukul 11.00 waktu arab saudi (WAS), Senin (1/9).
Yaitu, KRI John Lie dan KRI Usman Harun.
Kedua armada tempur laut Indonesia itu singgah di Jeddah setelah
sebelumnya berlayar secara beriringan dari Inggris, tempat kedua kapal
tersebut dibuat dan dibeli.
Keduanya mengarungi lautan lepas Mediterania menuju Tanah Air dan
singgah di pelabuhan sejumlah negara, termasuk Jeddah. Selain bersandar,
87 kru KRI yang beragama Islam mendapat kesempatan melaksanakan ibadah
Umrah di sela-sela waktu keberadaan mereka di Jeddah.
Di samping kedua KRI tersebut, KRI Bung Tomo 357 dengan Komandan
Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan ST juga telah berlabuh di Pelabuhan
Jeddah pada Agustus 2014. KRI Bung Tomo, KRI John Lee dan KRI Usman
Harun bertolak dari Pelabuhan Portland (Inggris) pada 16 Agustus 2014
dan singgah di beberapa pelabuhan sejak 1 September 2014.
Antara lain Malaga (Spanyol), Civitavecchia (Italia) pada 28 Agustus 2104, Port Said (Mesir), Jeddah Islamic Port (Arab Saudi).
Rencananya, Kamis (4/9), KRI John Lie dan KRI Usman Harun melanjutkan
pelayarannya menuju Pelabuhan Salalah (Oman) namun tanpa bersandar.
Kemudian ke Cochin (India).
Selanjutnya, direncanakan memasuki perairan Indonesia pada 7
September 2014 di Perairan Sabang. Di sini, akan disambut oleh KRI dan
pesawat udara TNI AL yang sedang bertugas melaksanakan operasi di
perairan Indonesia pada sektor perairan Selat Malaka dan sekitarnya.
Kemudian berlayar ke Jakarta dan berakhir di Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya. Komandan KRI John Lie, Kolonel Laut (P) Antonius Widyoutomo
mengatakan keberadaan ketiga KRI tersebut untuk meningkatkan
profesionlisme para prajurit yang mengawaki KRI Perusak Kawal Rudal
Multi Role Light Fregate (MRLF).
"Kapal perang baru ini dilengkapi dengan sistem persenjataan modern
dilengkapi dengan sistem persenjataan untuk peperangan modern," katanya,
di atas Geladak KRI John Lie, di Pelabuhan Islam Jeddah (Jeddah Islamic
Port), Jeddah, Arab Saudi, Rabu (3/9) malam.
Kedua Kapal perang yang diproduksi BAE Systems Inggris tersebut
memiliki spesifikasi teknis yang handal. Dengan panjang 95 meter dan
lebar 12,7 meter serta dilengkapi mesin pendorong empat motor pokok Combined Diesel and Diesel (CODAD) yang mampu melaju di atas air dengan kecepatan maksimum hingga 30 knots.
Dua KRI itu dilengkapi persenjataan berupa Anti Submarine Warfare (ASW), Anti Surface Warfare (ASuW), Anti Air Warfare (AAW), Elektronic Warfare (EW) dan Bantuan Tembakan Kapal (BTK). Dilengkapi pula dengan fasilitas day and night helicopter control dan landing pada malam dan siang hari.
Teknologi canggih lain di KRI ini adalah keberadaan tabung peluncur
peluru kendali permukaan ke udara. Serta tabung peluncur peluru kendali
MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet.
Dilengkapi pula dengan kemampuan radar navigasi dan sonar yang
terintegrasi dalam sistem persenjataan teknologi modern. Teknologi ini
bisa untuk peperangan udara atau permukaan laut untuk menghancurkan
sasaran.
Sistem persenjataan perang modern lain yang ada di KRI John Lie dan KRI Usman Harun berupa peluru kendali antikapal permukaan exocet MM 40 Blok II. Kemudian peluru kendali antiserangan udara Sea Wolf, meriam utama 76 mm, meriam 30 mm serta torpedo anti kapal selam.