Pages

Kamis, Agustus 21, 2014

Menteri BUMN Minta DPR Izinkan Rp 2,5 Triliun Untuk Bikin Kapal Selam

JAKARTA-(IDB) : Indonesia lewat BUMN, yaitu PT PAL Indonesia, berencana untuk membuat kapal selam sendiri di Surabaya. Namun PT PAL membutuhkan suntikan modal pemerintah Rp 2,5 triliun.
 
Untuk itu, Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta izin kepada Komisi VI DPR, agar suntikan modal lewat penyertaan modal negara (PMN) Rp 2,5 triliun pada tahun depan. 
 
"Ini keniscayaan. Kita harus bangun kapal selam tahap 2 di Indonesia. Nggak mungkin di tempat lain selain PT PAL," kata Dahlan di depan rapat kerja dengan Komisi VI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2014).
 
Program pembangunan kapal selam ini sebetulnya untuk mendukung program Kementerian Pertahanan Indonesian. Kemenhan sedang mengembangkan kapal selam dengan menggandeng Korea Selatan. Di dalam program tersebut, ada produksi kapal selam yang nantinya akan dilakukan di tanah air maka PT PAL diminta membangun infrastruktur tersebut.
"Ini nggak kepentingan komersial. Ini kepentingan negara," katanya.
 
Sementara itu, Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto menerangkan, DPR ingin mendalami lebih detil terkait pemberian PMN untuk membangun fasilitas kapal selam. Pembahasan PMN untuk kapal selam bakal digelar lagi dalam wujud rapat pendalaman dengan manajemen PT PAL dan Kementerian BUMN.
 
"Pembahasan PT PAL agar dilengkapi datanya. Termasuk dana PMN masa lalu untuk apa," sebutnya.




Sumber : Detik

TNI AL Dan US Navy Gelar Latihan Operasi Pengamatan Laut

BATAM-(IDB) : TNI Angkatan Laut (AL) bersama dengan Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) menggelar latihan bersama (Latma) Sea Surveillance Exercise 14 (Latihan Operasi Pengamatan Laut) di Batam dan peraian perbatasan hingga ke Natuna, yang digelar mulai Selasa (19/8) hingga Kamis (21/8). Kegiatan yang dikenal dengan Sea Survex itu diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kerjasama antar unsur patroli udara maritim kedua negara dalam melaksanakan patroli pengamatan laut.

“Sea Survex menjadi latihan rutin bersama antara TNI AL dengan US Navy untuk meningkatkan tugas pengamatan di laut, sehingga personil harus selalu siap dan siagga,” ujar Wakil Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Waasops Kasal) Laksma Didik Wahyudi, kala membacakan amanat dari Asop Kasal Laksda Arief Rudianto di acara Pembukaan Latma Sea Surveillance Exercise 14 di Swiss-Belhotel Harbour Bay Batuampar, Selasa (19/8).

Latma Sea Surveillance Exercise 14 juga diklaim sebagai kerjasama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat. Latihan ini pertama kali diadakan tahun 2012 lalu oleh TNI AL dan TNI Angkatan Udara (AU) dengan US Navy. Namun, pada tahun 2014 ini latihan hanya melibatkan TNI AL dan US Navy dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan menitikberatkan pada kerjasama taktis dalam satu komando pengendalian.

Selepas upacara pembukaan kemarin, acara disambung dengan Aviation Symposium. Sedangkan pada hari ini (20/8), acara dilanjutkan dengan surveillance operation flight dan Maritime Security Exercise berupa penerbangan bersama TNI AL dengan US Navy ke beberapa titik parairan Kepri hingga ke Natuna yang berbatasan dengan negara tetangga Singapura. Kegiatan ini diharapkan berguna untuk mengamati keadaan laut (termasuk memantau jika ada illegal fishing), intai udara taktis, pengamatan anti kapal selam, dan sebagainya.

Latma ini juga akan menjadi tolok ukur kemampuan sekaligus sebagai sarana untuk memperluas pengetahuan awak pesawat udara. Sehingga, antar dua negara sahabat terjadi pertukaran pengetahuan dan informasi sesuai dengan prosedur yang berlaku, termasuk umpan balik yang dibutuhkan. Imbas lain yang juga dirasakan, mengantisipasi munculnya ancaman keamanan di wilayah perairan Indonesia.




Sumber : BatamPos

Kopassus Dan Pasukan Elite Thailan Gelar Latihan Bersama

BANDUNG-(IDB) : Wakil Komandan Jenderal Kopassus Brigjen TNI M Herindra menjadi inspektur upacara (Irup) pembukaan Latihan Bersama (Latma) Kopassus TNI AD dan Royal Thai Army Special Forces (Angkatan Darat Thailand) di Pusdikpassus Batujajar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/8/2014).

Latma dengan sandi Tiger XVIII berlangsung selama dua minggu diikuti 60 personel. Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo, dalam amanat tertulis yang dibacakan Irup, mengatakan tujuan latma untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit dalam bidang taktik dan tehnik pertempuran secara perorangan maupun kelompok.

"Selain itu untuk meningkatkan hubungan baik antara Kopassus TNI AD dengan RTASF serta kerjasama antara kedua negara Indonesia dan Thailand," kata Agus dalam keterangannya yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu (20/8/2014).

Ia berharap dengan waktu Latma yang singkat dapat digunakan sebagai wahana untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman agar dapat meningkatkan dedikasi, disiplin dan profesionalisme prajurit.

Menurutnya, para peserta latihan bersama dapat memanfaatkan untuk mewujudkan interaksi positif, sehingga dapat lebih meningkatkan jalinan kebersamaan yang dilandasi oleh sikap saling mengerti, saling menghormati dan saling percaya sebagai modal awal dalam melaksanakan operasi gabungan.

"Apabila situasi menghendaki untuk mengatasi ancaman yang bersifat transnasional untuk menjaga stabilitas kawasan," jelasnya.



Sumber : Tribunnews

TNI Bangun Pangkalan Di Kepulauan Riau

JAKARTA-(IDB) : Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) akan menerima tambahan empat KCR-40 kapal serang rudal pada akhir 2014 untuk memperkuat kemampuan maritim regional.


Berbicara kepada IHS Jane pada 14 Agustus di Jakarta, Kepala Staf Koarmabar Laksaman Pertama Amarulla Octavian menggambarkan kapal tambahan tersebut memiliki kecepatan tertinggi 30 kt, berperan dalam memperkuat pengawasan, patroli, dan kemampuan intersepsi di wilayah operasinya. Daerah operasi meliputi Selat Malaka yang rawan pembajakan, serta daerah maritim yang disengketakan Tanjung Datu dan Kepulauan Natuna.


Secara keseluruhan, TNI-AL saat ini mengoperasikan empat kapal KCR-40 dari Clurit Class diharapkan bertambah hingga 24. Dua kapal, KRI Clurit dan KRI Kujang, yang ditugaskan untuk Koarmabar telah menyelesaikan percobaan sea trial untuk sistem rudal C705 pada bulan Juli.


“Tambahan kapal akan memberi kita menjadi total enam kapal pada akhir 2014″, kata Octavian, yang juga menegaskan bahwa Koarmabar bermaksud untuk mempekerjakan kapal 44 m untuk membantu mengatasi pembajakan maritim di Selat Malaka, serta mengamankan perbatasan maritim Indonesia dan kepentingan yang lebih luas di laut.


Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery against Ships in Asia (ReCAAP) menyarankan memperkuat kondisi keamanan maritim Asia Tenggara. Dalam laporan kuartal pertama 2014, badan kontra-pembajakan tercatat delapan insiden di Malaka dan selat Singapura, dibandingkan dengan total lima insiden untuk seluruh tahun 2012 dan 2013.


Baru-baru ini insiden serangan terhadap kapal kargo Naniwa Maru No 1 di April 2014 di dekat Port Klang, Malaysia, yang mengakibatkan 2.500 ton Marine Diesel Oil yang tersedot dicuri, dan tanker GPT 21 di November 2013, dilakukan 10 bajak laut bersenjata naik kapal dari Pulau Kukup di Selat Malaka.


Namun, meski perdebatan tentang apakah negara pantai harus meningkatkan patroli di daerah yang terkena dampak, Oktavianus menyatakan bahwa pembajakan maritim regional tidak dapat diselesaikan dengan peningkatan jumlah kapal saja. “Untuk mengatasi masalah itu, kita harus mulai mencari di darat daripada di laut”, katanya.


“Perlu ada koordinasi yang lebih besar antara badan anti-pembajakan dan angkatan laut dengan melakukan penyelidikan dan berbagi informasi. Saat ini kita mendapat laporan dan peringatan insiden. Apa yang kita butuhkan adalah tindak lanjut seperti upaya investigasi bersama antara angkatan laut di daerah dan badan-badan anti-pembajakan”, kata Laksamana, menambahkan bahwa Indonesia siap untuk memberikan informasi tentang penyelidikan pembajakan bila diminta pihak lain.

Dalam hal apakah Indonesia akan berpartisipasi dalam kegiatan ReCAAP, Laksamana Octavian menjawab bahwa TNI-AL menghormati pekerjaan ReCAAP dan akan bekerja sama sepenuhnya dengan organisasi berkaitan dengan berbagi informasi. Dia mengomentari bahwa Indonesia bisa bergabung dengan badan multinasional di masa depan. 




Sumber : JKGR

Pertahanan Negara Bersifat Intangible Profit Dan Miliki Manfaat Tak Ternilai

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa Pertahanan Negara itu bersifat intangible profit dan tidak dapat dihitung dengan angka - angka rupiah, karena menyangkut tiga hal yakni kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa.

“Tiga hal ini tidak bisa dihitung dalam nominal anggaran belanja negara, tetapi manfaat ini tidak ternilai karena untuk kepentingan nasional yaitu pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara”, jelas Wamenhan saat menjadi nara sumber dalam Pembekalan dan Pemantapan Pimpinan Tingkat Nasional Anggota DPR RI Terpilih Periode Tahun 2014-2019, Rabu (20/8) di kantor Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Jakarta.


Dalam kesempatan tersebut Wamenhan memamparkan tentang Visualisasi Sistem Pertahanan Negara yang meliputi bagaimana negara merumuskan, mengelola serta menjalankan kebijakan sistem pertahanan negara guna menghadapi ancaman militer dan non militer.


Wamenhan mengatakan, pertahanan negara merupakan saah satu elemen dasar dalam menopang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang  kuat. Dijelaskannya ada empat elemen dasar yang saling terkait sebagai parameter NKRI yang kuat yaitu adanya politik nasional yang bermartabat, ekonomi nasional yang menjangkau kebutuhan rakyat, pertahanan negara yang tangguh dan soliditas bangsa yang kokoh.

Kekuatan ekonomi dan kekuatan politik yang bermartabat, tidak akan mempunyai arti apabila Indo




Sumber : DMC

Antisipasi TNI Hadapi Dampak Keputusan MK

TNI Kerahkan Pasukan Elite

JAKARTA-(IDB) : Menjelang sidang putusan sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 di Mahkamah Konstitusi (MK), TNI melaksanakan apel gelar pasukan.

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko didampingi Kepala Staf Angkatan dan Pangdam Jaya/Jayakarta Mayor Jenderal Mulyono memimpin apel gelar pasukan yang dilaksanakan di Lapangan Parkir Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat.

Moeldoko mengatakan, dalam gelar pasukan jelang sidang putusan sengketa pilpres oleh MK ini, pihaknya menurunkan 5.000 personel. Dia merinci, sebanyak 2.100 personel dari pasukan Kodam Jaya, 900 personel Kostrad, 500 personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus), 900 personel Marinir dan 400 personel Pasukan Khas (Paskhas).

“Pasca ditetapkannya status siaga satu, TNI memang sedang fokus terhadap pengamanan jelang putusan MK. Guna mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan. Kami juga siagakan pasukan pendukung lainnya,” kata Moeldoko, di Lapangan Parkir JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (21/8/2014).

Pada kesempatan itu, Moeldoko juga mengatakan kegiatan apel gelar pasukan ini dilaksanakan guna mengecek kesiapan pasukan TNI secara keseluruhan. Mulai dari personel, materiil dan kelengkapan pendukung lainnya.

“Hal ini semata-mata untuk memastikan bahwa setiap prajurit TNI siap untuk digerakkan kapan pun dan dalam situasi apa pun guna menjaga situasi agar tetap kondusif,” jelasn

Panglima TNI Larang Gunakan Peluru Tajam
 
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko memerintahkan prajuritnya tidak membawa peluru tajam saat melakukan pengamanan terkait gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden yang akan diputuskan oleh Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi, Kamis.

Pemeriksaan adanya peluru tajam yang dibawa oleh prajurit TNI dilakukan langsung oleh panglima TNI setelah apel gabungan pasukan TNI digelar di Kemayoran Jakarta Pusat, Kamis pagi sebelum seluruh personel disebar ke sejumlah titik untuk melakukan pengamanan.

Menurut dia, sanksi tegas berupa pencopotan jabatan kepada komandan yang bertanggung jawab dipastikan akan dijatuhkan bila ada prajurit TNI yang nekat membawa peluru tajam, terlebih menggunakannya saat bertugas melakukan pengamanan.

"Tidak ada satupun prajurit yang membawa apalagi menggunakan amunisi tajam. Bila ada yang nekat, komandannya akan saya gantung," ancam panglima saat memimpin apel.

Masing-masing satuan setingkat kompi (SSK) diminta melucuti terlebih dahulu senjata yang dibawanya untuk melihat peluru yang digunakan.

Panglima TNI mengatakan, pihaknya tidak ragu apabila terjadi tindakan yang anarkis terkait putusan gugatan PHPU yang dilayangkan pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Saya akan mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan prajurit TNI dalam hal bertindak tegas terhadap anarkisme," tegasnya.

Namun demikian, tugas yang dilakukan oleh aparat TNI dalam pengamanan putusan MK hanya bersifat "penebalan" kepada aparat kepolisian. Oleh karena itu, dirinya mengimbau agar prajuritnya bertindak sesuai prosedur.

"Semuanya dijalankan secara terukur, yang kita pedomani bersifat penebalan tidak diberi sektor. Itu dalam situasi normal kalau tidak normal dan tidak ada aparat polisi maka ambil alih, tindak, setelah itu serahkan ke kepolisian. Kalau didiamkan TNI bisa dituduh melakukan pembiaran," kata Moeldoko.

Menurut dia, tugas pengamanan bertujuan memberikan rasa keamanan kepada masyarakat dalam melaksanakan aktivitas rutin karenanya dirinya berpesan setiap prajurit TNI harus tampil smart, profesional dan menunjukkan simpati kepada masyarakat.

"Tidak ada lagi prajurit ugal-ugalan. Tugas pengamanan dilaksanakan untuk mencegah terjadinya konflik antar dua kubu pendukung kontestan pemilihan presiden. Kalian harus memegang teguh netralitas seandainya kedua kelompok itu saling berhadapan. Tidak ada bermain-main ke kanan dan ke kiri. Tegas dan profesional jangan keluar koridor itu," kata Panglima TNI seraya menambahkan bangsa ini tidak boleh terpecah ataupun porak poranda karena ulah kelompok tertentu.

Panglima TNI Himbau Pendemo Jangan Anarki

Mahkamah Konstitusi (MK) akan membacakan amar putusan atas sengketa hasil Pilpres 2014 yang diajukan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, pada Kamis 21 Agustus 2014.

Berkaitan dengan hal itu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengimbau kepada semua pihak untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum.

“Jangan coba-coba melakukan tindakan yang merusak. Gitu ya. Kita akan bertindak keras,” ujar Moeldoko di halaman Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/8/2014).

Dia juga mengimbau agar pihak yang sejauh ini melakukan unjuk rasa dengan tertib di depan Gedung MK, tetap mempertahankan sikap tersebut.

“Intinya saya mengimbau, seperti Pak Kapolri tadi, supaya demo yang sekarang berjalan cukup bagus itu, pertahankan,” pungkasnya.



Sumber : Sindo

Josaphat Tetuko Ilmuwan Indonesia Berkelas Internasional

Pakar Radar Dan UAV Dunia

TOKYO-(IDB) : Dua matanya selalu berbinar, seakan memancarkan energi positif. Dialah Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, perekayasa radar dan pesawat nirawak asal Indonesia yang kini berkarya di Jepang.

Ditemui Kompas.com di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (15/8/2014) lalu, Josaphat berkisah tentang masa kecil, perjuangannya meniti karier, karya, serta mimpi yang masih dimiliki pada usianya yang menginjak 44 tahun. Selain berbincang tentang perjalanan hidupnya, ia juga memberikan pandangannya tentang gagasan drone yang diungkapkan Presiden terpilih Joko Widodo.

“Saya senang menatap mata orang ketika berbicara,” katanya. Mungkin seperti kata pepatah, mata adalah jendela hati. Dengan menatap mata, kepribadian dan isi hati seseorang bisa diketahui.

“Hal yang begitu menyedihkan ketika masih mendapati mata pemuda yang terlihat lesu, tatapannya kosong, seakan banyak masalah yang mesti dipikirkannya. Sempatkah mereka berpikir untuk dunia,” ujarnya.

Josh, demikian nama panggilannya, terlahir dari seorang ayah yang bekerja di TNI Angkatan Udara. Latar belakang keluarga ini menjadi salah satu faktor yang memupuk minatnya pada radar dan pesawat nirawak.

Pada umur empat tahun, Josh sudah diajak ke kantor ayahnya yang saat itu menjadi anggota Pasukan Gerak Tjepat TNI AU. Ia berkeliling markas militer, melihat ragam teknologi. Ia lalu menemukan dan jatuh cinta pada radar.

“Radar itu buatannya siapa? Buatan orang Indonesia, ya?” demikian ia sering bertanya. Sayangnya, jawabannya bukan. Dia pun kecewa. “Padahal, saya bangga kalau itu buatan orang Indonesia,” imbuhnya.

Kegemarannya berkeliling, mengamati, dan menghitung radar kerap menjadi bahan obrolan para tentara yang bertugas piket. Tak jarang, dia “diomeli” karena aktivitasnya yang mungkin mengganggu itu.

Beranjak dewasa, ternyata kecintaannya pada radar tak hilang. Lulus SMA, cita-citanya adalah mempelajari dan menciptakan radar. Ia melirik universitas yang menawarkan program aeronautika di Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa.

Beasiswa ke Jepang memang kemudian dikantongi. Sayangnya, bukan pada jurusan aeronautika, melainkan elektronika. Josh remaja sempat kecewa. Tetapi, ia pun mengambil kesempatan belajar elektronika itu.

Masuk ke Kanazawa University, impian Josh akan radar tak padam. Pada tingkat empat, ia mencari-cari pelajaran tentang radar. Ia pun menemukan mata kuliah yang berkaitan dengan radar, yaitu satelit dan keantariksaan.

Lulus tahun 1995, Josh menjadi orang Indonesia pertama yang berhasil membuat radar bawah tanah. Pria yang kerap dijuluki “The Smiling Professor” ini pun melanjutkan studi tingkat master untuk memperdalam bidang radar.

Menempuh pendidikan tingkat doktoral, Josh mengambil bidang Synthetic Apperture Radar (SAR) di Center Environmental Remote Sensing. Di institusi itu, dia berkenalan dengan SAR. Di sana juga ia kini berkarya.

Gurita Pendidikan

Seorang guru besar dari University of Illinois, Prof Em Wolfgang-Martin Boerner memberikan julukan “Academy of Octopus” atau gurita pendidikan kepada Josh. Julukan itu terkait dengan sepak terjangnya dalam radar.

Pada masa susah hidupnya di Jepang, Josh harus banyak meneliti agar bisa mendapatkan beasiswa. Ia akhirnya mendapatkan beasiswa tambahan dari Sato Yo Internasional Foundation. Sekarang, dia menjadi assessor di lembaga tersebut.

Saat mengenyam pendidikan doktoral, Josh rajin menulis paper. Hingga usia 25 tahun, Josh telah menghasilkan 16 paper. Jumlah itu tiga kali lebih banyak dari yang disyaratkan untuk menjadi seorang dosen. Alhasil, Josh pun mendapat banyak tawaran mengajar.

“Saya tidak menyangka rekrutmen staf pengajar di Jepang dinilai dari jumlah paper yang dibuat. Saya langsung diangkat menjadi dosen, tanpa melalui tingkat asisten dulu,” tuturnya.

Beberapa universitas yang memberikan tawaran mengajar ataupun menjadi staf antara lain Leicester University, Kanazawa University, serta Massachusetts Institute of Technology. Ia kemudian memilih di Chiba University, Jepang.

Sejak 1 April 2013, Josh terdaftar sebagai profesor termuda di Chiba University. Ia telah menghasilkan radar, satelit, dan pesawat nirawak. Ia juga mengantongi 120 paten, 500 kali presentasi di banyak negara, serta profesor dengan dana terbanyak.

Lebih dari itu, Josh juga mengepalai sebuah laboratorium di Jepang bernama Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory (JMRSL). Di sanalah ia melakukan rekayasa dan riset radar serta pesawat nirawak.

Salah satu karya Josaphat adalah pesawat nirawak Josaphat Laboratory Large Scale Experimental Unmanned Aerial Vehicle (JX-1). Pesawat nirawak itu adalah yang terbesar di Asia, berukuran 6 meter serta dapat membawa sensor hingga seberat 30 kg.

Impian

Selain dosen dan perekayasa, Josh juga seorang filantropi. Sejak tahun 2002, bersama keluarganya, ia mendirikan yayasan pendidikan Pandito Panji Foundation. Nama yayasan itu diambil dari nama putranya sendiri.

Yayasan itu memberikan beasiswa penuh bagi anak-anak bangsa sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga master. “Untuk tingkat doktor, kita biarkan mereka untuk mencari dana sendiri agar mereka punya kebanggaan sudah membiayai dirinya sendiri,” tutur Josh.

Josh juga memberi kesempatan kepada orang Indonesia untuk mengenyam program pendidikan singkat di Jepang. Selain belajar, orang Indonesia juga diharapkan mengenal Jepang dengan kedisiplinan, ketekunan, dan kemanusiaannya walaupun relatif tak beragama.

Dana yayasan yang didirikan Josh di antaranya berasal dari uang pribadi. Ada satu impian Josh, yaitu agar orang Indonesia lebih maju. Ia juga bisa berperan bagi Indonesia meskipun tidak bekerja di Indonesia.

“Ini kesempatan saya memberikan banyak manfaat bagi anak-anak Indonesia untuk belajar di luar. Mudah-mudahan dalam 5-10 tahun ke depan, agen-agen saya ini bisa memperbaiki Indonesia. Saya kira bisa. Mungkin suatu saat juga ada pengganti saya,” harapnya.

Gemar mengumpulkan peta kuno, Josh juga mempunyai impian untuk mendirikan museum peta dan teknologi bila usianya menginjak 65 tahun nanti. Ia bercita-cita membangunnya di wilayah Narita. Di museum itu, ia berharap bisa menginspirasi orang lain dengan menunjukkan teknologi yang telah dibuatnya.

“Ini semacam time mark dalam hidup saya. Suatu saat akan bercerita tentang perjalanan hidup saya, tentang apa saja yang telah saya capai,” katanya.

Josaphat juga memimpikan Indonesia yang lebih baik dari saat ini. Menurut dia, Indonesia tidak bisa terus mengejar ketertinggalan, tetapi berupaya menjadi pemimpin. Salah satu pilarnya adalah lewat edukasi dan riset.

Komentar Prof. Josaphat  Masalah “Drone”

Tahun depan Malaysia akan menggunakan drone yang saya buat untuk mengawasi tapal batas Indonesia. Sayang sekali, pihak Malaysia akan membeli teknologi orang Indonesia untuk menjaga perbatasan keamanan Indonesia.

Salah satu rencana presiden terpilih Joko Widodo adalah mengaplikasikan drone atau pesawat nirawak (UAV) untuk pemantauan. Rencana ini menuai reaksi positif dari banyak pihak. Namun, perencanaan tetap dibutuhkan.

Kompas.com menemui pakar radar dan pesawat nirawak dunia asal Indonesia, Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, di Jakarta, Jumat (15/8/2014). Josh terdaftar sebagai profesor termuda di Chiba University, Jepang, sejak 1 April 2013. Ia telah menghasilkan radar, satelit, dan pesawat nirawak. Ia juga mengantongi 120 paten, 500 kali presentasi di banyak negara, serta profesor dengan dana terbanyak.

Josh memberikan gagasan dan masukan tentang apa yang harus dipersiapkan sebelum memakai drone. Berikut petikan perbincangan dengan Josh.

Presiden terpilih Joko Widodo rencananya memperkuat pertahanan dengan drone. Salah satu tujuannya untuk pemantauan laut. Bagaimana menurut Anda?

Ini sangat bagus karena pada dasarnya kita bisa mengurangi risiko kematian dari awak kapal atau petugas keamanan. Selain itu, kalau drone kita pergunakan setiap hari untuk pengawasan tapal batas, kan orang itu akan hitung-hitungan.Tahun depan Malaysia akan menggunakan drone yang saya buat untuk mengawasi tapal batas Indonesia. Sayang sekali, pihak Malaysia akan membeli teknologi orang Indonesia untuk menjaga perbatasan keamanan Indonesia. 

Lalu, apa yang harus direncanakan oleh Indonesia ketika punya program menggunakan drone untuk pemantauan ini?

Hal lain yang mesti dipikirkan adalah undang-undang untuk keamanan menggunakan drone. Suatu saat, Indonesia kan akan berkembang, termasuk akan bertambah pesawatnya. Nah, ini kan dibutuhkan aturan.Tidak hanya di Indonesia, di Jepang pun permasalahan ini belum jelas dan sedang dibahas. Misalnya, tentang klasifikasinya, ukuran besar-kecilnya, ketinggian menerbangkan drone seperti apa dan di mana saja, harus kita perjelas dulu kebijakan itu.

Namanya pesawat kan ada jalurnya. Nah, sekarang agar dronedapat terbang sesuai pada titik yang kita inginkan harus ada sistem navigasinya. Sistem pengamanannya juga, bahkan di Indonesia alat-alat yang digunakan untuk teknologi drone masih impor. Semua harus diperjelas. Jalurnya harus jelas untuk keamanan. Begitu pula untuk keamanan pengoperasiannya.

Jepang dan Amerika saja belum memikirkan sampai di situ. Ya, kita tidak pesimistis sebenarnya. Akan tetapi, cobalah untuk memperbaiki hal-hal yang seperti itu. Untuk standardisasi dronejuga harus dipikirkan. Jadi, kita harus buat aturan yang jelas. Jika jalurnya tidak jelas, pesawat drone bisa menabrak kapal penumpang.

Nah, untuk mendukung ini, kita harus membuat teknologi sendiri. Jadi, kita tidak hanya bisa beli saja, tetapi juga memperjelas sistematika atau aturan mainnya dan dari drone itu sendiri.

Drone-nya Sendiri?

Yang penting kita yang harusnya membuat teknologi itu. Sebab, dari segi keamanan, misalnya pengamanan data, kita sendiri yang kelola. Nah, kalau drone-nya kita ambil dari orang lain, kita tidak akan tahu secara penuh prosesnya. Setahu saya, ada delay satelit, yang mungkin saja ada perpindahan data dulu ke pembuat dan sebagainya. Agar terjaga keamanannya, teknologi kita harus buat sendiri. Selain itu, kita harus juga menyesuaikan drone yang dibuat dengan klasifikasi dan ciri yang ada di Indonesia. Drone yang kuat untuk alam Indonesia. Dibuatnya di Indonesia, risetnya juga harus di Indonesia. Kalau dari luar, belum tentu cocok.

Jadi, Drone Apa Yang Pas Untuk Keamanan Di Laut Indonesia?

Jadi, dari segi jangkauan, setidaknya harus menjangkau Zona Ekonomi Eksklusif. Jadi sampai batas itu, bisa bolak-balik. Jadi, enggak mungkin drone yang kecil, harus juga disesuaikan dengan kedalaman lautnya. Setiap jenis keamanan sangat bergantung dari besaran kedalaman laut. Jenis, kemampuan, jumlah dan biayadrone yang dibutuhkan sangat bergantung pada kedua hal itu.

Bagaimana Efektivitas Drone Untuk Pengamanan Sebenarnya?

Jadi, pertama, drone itukan hanya sebatas mengetahui, bahwa oh di sini ada illegal logging, atau pengubahan tapal batas. Selama ini kan polisi laut kalau ada permasalahan langsung menembak atau lain sebagainya. Namun, drone posisinya tidak dapat untuk membuat tindakan bila ada permasalahan. Kalau tidak, malahdrone kita yang malah ditembak. Jadi, kita harus membuat jaringan pada UAV-nya, itu kan hanya warning-nya, nanti info dari drone disalurkan entah ke polisi laut, instansi keamanan laut terdekat. Sistem keamanan seperti itu juga mesti dipikirkan.

Harapannya Untuk Pengembangan?

Kalau pengembangan di Indonesia itu bergantung pada ahlinya. Ada yang pintar membuat frame, ada yang membuat sistem di dalamnya, mesin, bodi, dan sebagainya. Selama ini, semua bersaing. Nah, saya berpikir bahwa kita harus menyatukan itu agar lebih berkembang lagi dengan baik, jadi mempersatukan ahli di Indonesia. Ini pelik sekali. Banyak orang Indonesia yang hebat. Ini hal yang mesti diperbaiki, misalnya dengan membuat sebuah konsorsium atau apa pun bentuknya itu. Itu harus ada figur yang bisa mempersatukan dan pengelolaan sumber daya manusia di Indonesia karena sebenarnya kita mampu mengatasi beberapa kekurangan yang saya sebutkan sebelumnya. Dulu, mungkin ada figur seperti Habibie, tapi sekarang belum ada.




Sumber : Kompas

KRI Cut NyakDien-375 Dukung Pam Hiu Kencana

LAMPUNG-(IDB) : Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Lampung Kolonel Laut (P) Suharto, S.H.,M.Si (Han) didampingi Palaksa Lanal Lampung Letkol Laut (P) Djoko Wahyu Utomo beserta Perwira staf Lanal Lampung menyambut kedatangan KRI Cut Nyak Dien-375 di dermaga C pelabuhan Panjang, Bandar Lampung, Rabu (20/8).

Kedatangan KRI Cut Nyak Dien-375 di Lampung dalam rangka melaksanakan dukungan pengamanan pemasangan Brevet Hiu Kencana yang akan disematkan kepada Kapolri, Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf).

Pelaksanaan kegiatan tersebut rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2014 di Perairan Banten.

Dalam Pengamanan pemasangan brevet Hiu Kencana tersebut KRI Cut Nyak Dien-375, ditunjuk sebagai kapal markas yang dipimpin oleh Asisten Logistik (Aslog) Komandan Gugus Keamanal Laut Koarmabar (Danguskamlaarmabar) Letkol Laut (T) Budi Parliyanto.



Sumber : TNI AL

Kasal Akan Resmikan Kapal Perang KAL Bireuen

BIREUEN-(IDB) : Untuk mempersiapkan kunjungan kerja Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) TNI, Laksamana TNI Marsetio, di Bireuen, Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) I Belawan, Laksma TNI Pulung Prambudi, Selasa (19/8), meninjau sejumlah tempat yang direncanakan sebagai lokasi napak tilas komando tertinggi AL di wilayah ini.

Di Bireuen, Danlantamal meninjau langsung Kapal Angkatan Laut (KAL) Bireuen yang sandar di Kuala Peudada, mengunjungi SDN I Bireuen yang pernah menjadi tempat Kasal mengenyam pendidikan, bersilaturahmi dengan guru, dan meninjau bekas rumah dan tempat pengajian Laksamana TNI Marsetio saat masih kecil di kawasan Bandar Bireuen.

Kasal Laksamana Marsetio dijadwalkan meresmikan KAL Bireuen II-1-63 di PPI Peudada pada September 2014. Kapal perang TNI AL yang diberi nama KAL Bireuen itu sebagai bentuk apresiasi TNI terhadap pejuang kemerdekaan di kota bersejarah ini.

Kapal ini beroperasi di Selat Malaka untuk mengamankan perairan Aceh, mulai dari Lhokseumawe hingga Sigli guna mengantisipasi aksi penyelundupan dan tindak kejahatan lainnya di laut yang dapat menimbulkan ancaman keamanan.

Bupati Bireuen, H Ruslan M Daud, meminta TNI AL agar terus memperketat patroli laut untuk mengantisipasi aksi penyelundupan narkoba ke Aceh, khususnya Bireuen yang dinilai masih marak peredaran barang haram itu.

Selain itu, wilayah Aceh selama ini diduga menjadi jalur masuk sabu-sabu yang melibatkan sindikat internasional yang dipasok melalui Selat Malaka.

“Kami menduga peredaran narkoba masih marak di Aceh, terutama sabu-sabu yang dipasok melalui jalur laut. Hal ini terindikasi dari keberhasilan aparat Polres Bireuen mengungkap sindikat pengedar narkoba internasional dengan barang bukti 1,2 kg sabu-sabu beberapa hari lalu,”sebut Ruslan M Daud.

Danlantamal I Belawan menyambut baik keinginan bupati seraya menegaskan siap bekerja sama dengan jajaran kepolisian untuk menangkal berbagai aksi kejahatan dan penyeludupan di perairan Aceh.

”Kami akan melakukan penjagaan dan pengamanan secara intensif di Selat Malaka demi mencegah masuknya narkoba maupun penyelundupan lainnya. TNI bersama Polri terus bekerja sama untuk meningkatkan keamanan dan penegakan hukum,” tutupnya.




Sumber : Analisa