Pages

Selasa, Agustus 12, 2014

Berita Foto : 34 Jet Tempur Siap Meriahkan HUT RI Ke-69

JAKARTA-(IDB) : Apa yang anda pikirkan jika melihat 34 pesawat tempur berjejer sekaligus? Amaziiing sekali bukan?. Demikianlah yang ada dibenak ARC saat mendatangi Lanud Halim Perdana Kusumah, Senin 11 Agustus 2014 pagi. 

Ke-34 jet tempur dari jenis F-16, Hawk 100/200, T-50 hingga Su-27/30 ini berkumpul di Jakarta untuk persiapan Fly Pass HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus Mendatang. Meski total berjumlah 34 pesawat, nantinya pesawat yang akan melakukan Fly Pass hanya 30 unit saja. Sisanya adalah sebagai cadangan jika sewaktu-waktu ada masalah.

Salah satu jet tempur yang menarik perhatian adalah F-16 C/D terbaru TNI-AU. Rupanya pesawat yang masih kinyis-kinyis ini tak mau ketinggalan mengikuti Fly Pass HUT RI. 

Berikut liputannya : 

 T50i Golden Eagle 



 F16 A/B/C/D ID 


 Su27/30 


 Hawk109/209 


Deretan pesawat tempur seperti F-16, Sukhoi, Hawk, hingga T-50 diturunkan untuk bermanuver di atas Istana Negara.



Dua pesawat tempur F-16 milik TNI AU mendarat di Lapangan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (11/8). Untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-69, TNI AU akan menerjunkan beberapa pesawat tempur baru untuk melakukan atraksi udara di atas Istana Negara dan Monumen Nasional.



Sejumlah pesawat Sukhoi tengah dipersiapkan untuk mengikuti latihan fly pass (terbang formasi) di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (11/8).



Pesawat tempur Hawk 100/200 milik Skadron Udara 12 bertolak dari Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, menuju Lanud Halim Perdanakusuma untuk bersiap mengikuti latihan fly pass.



 Pesawat tempur T-50 Golden Eagle bersiap mengikuti latihan fly pass jelang memeriahkan HUT RI pada 17 Agustus nanti. 


Deretan pesawat tempur milik TNI AU terparkir di terminal selatan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (11/8).



Deretan pesawat tempur F 16 menunggu untuk menjalani latihan fly pass jelang memeriahkan HUT RI pada 17 Agustus nanti.



Deretan pesawat tempur milik TNI AU terparkir di terminal selatan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (11/8).




Sumber : ARC

Berita Foto : R-80 Dalam RITECH Expo

JAKARTA-(IDB) : Gelaran tahunan hasil riset nasional kembali digelar dalam acara RITECH Expo. Acara yang termasuk dalam rangkaian Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2014 ini menampilkan 78 stan hasil riset dalam negeri. 

Namun demikian, pada pelaksanaan RITECH Expo kali ini, tidak terlalu tampak hasil riset baru terutama riset Alutsista. Mungkin hal ini disesuaikan dengan tema Hakteknas 2014 yaitu "Inovasi Pangan, Energi, dan Air untuk Daya Saing Bangsa".

Namun bagi para pemerhati kedirgantaraan, salah satu yang menarik perhatian adalah munculnya PT. Regio Aviasi Industri (PT. RAI). Perusahaan aviasi ini juga menampilkan Model pesawat R-80, yang bisa dibilang sekelas dengan N-250-100 atau ATR-72. Namun demikian, PT. RAI mengklaim R-80 memiliki sejumlah keunggulan. 

Diantaranya pesawat kommuter ini nantinya akan lebih hemat BBM dibanding pesaingnya. Konon kabarnya, R-80 saat ini sudah memasuki tahap preliminary design. Dan rencananya pesawat ini akan terbang perdana pada tahun 2016.

RITECH Expo sendiri akan berlangsung 12 Agustus mendatang. Nah bagi anda yang tertarik silahkan datang ke Gedung BPPT di Jakarta.

Berikut liputannya :





Sumber : ARC

Pesan Presiden SBY Untuk Jokowi

“Perang adalah jalan terakhir. Kalau memang cara politik dan diplomasi tidak bisa selesaikan masalah, bagi Indonesia maka perang harus dilaksanakan”. (Presiden SBY).

BOGOR-(IDB) : Pada peringatan Hari Veteran Nasional 2014, Senin ini, Presiden Susilo Yudhoyono meminta kepada Joko Widodo bila menjadi presiden nanti, memastikan kedaulatan Indonesia tidak diganggu pihak manapun.


"Tahun 2045 mendatang, 100 tahun kemerdekaan Indonesia, kita ingin Indonesia yang menjadi negara yang kuat dan maju, politik kuat, ekonomi kuat, pertahanan kuat, bagaimanapun kekuatan pertahanan harus kita jaga, keutuhan NKRI adalah harga mati," kata Yudhoyono.

"Hadir hari ini Bapak Jokowi, kita menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi, tetapi jika bapak ditakdirkan jadi pemimpin Indonesia, harapan veteran dan rakyat Indonesia kita ingin kedaulatan dijaga tidak boleh siapapun mengganggu kedaulatan kita," kata Yudhoyono. 

Pada acara di Balai Sarbini itu --juga dikenal sebagai Gedung Veteran-- Yudhoyono mengatakan, Indonesia harus maju dan berkembang menjadi negara yang kuat dan tetap memiliki kedaulatan atas wilayahnya.

Selain itu, dia juga mengingatkan sebelum mengambil setiap keputusan politik yang menyatakan perang, maka para pemimpin politik harus menghitung secara cermat konsekuensi dari keputusan itu.

"Perang adalah jalan terakhir. Kalau memang cara politik dan diplomasi tidak bisa selesaikan masalah, bagi Indonesia maka perang harus dilaksanakan. Jika kedaulatan NKRI kapanpun oleh pemimpin dan rakyat Indonesia adalah harga mati," tegasnya.

Selain banyak anggota Legiun Veteran Indonesia, hadir juga Ketua LVRI, Letnan Jenderal (Purnawirawan) Rais Abin, Ibu Negara Ani Yudhoyono, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Sutarman, dan para pejabat lain.



Sumber :  Antara

Indonesia Siap Jadi Penengah Konflik LCS

TOKYO-(IDB) : Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, Indonesia siap bertindak sebagai perantara untuk meredakan ketegangan yang terus meningkat terkait sengketa teritorial di Laut China Selatan. Jokowi mengemukakan hal itu dalam sebuah wawancara dengan harian Jepang, Asahi, yang terbit pada Selasa (12/8/2014).

Gubernur DKI Jakarta tersebut, yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pemilu Presiden 2014 pada bulan lalu, mengatakan kepada Asahi bahwa ia akan bekerja untuk menemukan solusi diplomatik, bukan militer, terhadap konflik yang memanas itu.

Beijing mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan. Klaim tersebut telah menempatkan Beijing dalam posisi berlawanan dengan sejumlah negara, termasuk Filipina dan Vietnam. Selama beberapa bulan terakhir, telah terjadi sejumlah ketegangan di daerah itu.

"Kami mengharapkan solusi diplomatik dan jika perlu Indonesia siap memainkan peran sebagai perantara," kata Jokowi sebagaimana tertulis dalam wawancara Asahi, yang diterbitkan dalam bahasa Jepang. "Saya menolak solusi militer," tambah Jokowi.

Indonesia tidak terlibat perselisihan dengan China terkait sengketa di Laut China Selatan itu dan secara tradisional telah melakukan peran mediasi untuk serangkaian perselisihan wilayah perairan.

Jokowi juga mengatakan, ia akan membantu mempercepat penyusunan sebuah kode etik tentang hubungan antara China dan 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Komentar Jokowi tersebut muncul saat Beijing menuduh Washington telah sengaja memicu ketegangan di Laut China Selatan dan menolak usulan Washington untuk membekukan tindakan provokatif di wilayah tersebut.

Negara-negara anggota ASEAN telah menunjukkan berbagai tingkat kewaspadaan atas sikap agresif China yang terus meningkat di wilayah itu.




Sumber : Kompas

Filipina Perkuat Alutsista Laut

MANILA-(IDB)Departemen Pertahanan Filipina akan mengeluarkan dana 2,5 miliar Peso, untuk amunisi bagi dua frigat yang diakusisi oleh Angkatan Laut Filipina.

Menurut beberapa pejabat keamanan, Asisten Menteri Pertahanan Patrick Velez telah memutuskan untuk memisahkan pembelian amunisi dari proyek akuisisi kapal perang, untuk menghindari aturan pembatasan senjata internasional.


“Akan ada dua (proyek). Akuisisi persenjataan akan diperlakukan sebagai proyek terpisah, “kata Velez dalam sebuah wawancara baru-baru ini kepada The STAR.


“Anda tidak bisa menggabungkan bagian/ porsi ofensif dengan pembangunan kapal yang sedang dilakukan saat ini. Amunisi itu membutuhkan sekitar 2,5 miliar Peso,”tambahnya.


Velez mengatakan mereka tidak bisa menyerahkan proyek pengadaan amunisi/ rudal tersebut, kepada galangan kapal yang tidak memproduksi rudal.


Sebelum kendali itu muncul, maka tim dibagi menjadi dua. Proyek akuisisi kapal dengan anggaran yang disetujui 18 miliar Peso, dipisahkan 2,5 miliar Peso untuk persenjataan kapal.


Sekarang bahwa proyek telah dibagi menjadi dua dan anggaran untuk dua kapal menjadi 15,5 miliar Peso.


Sumber STAR mengatakan Departemen Pertahanan akan melakukan tender terhadap pengadaan amunisi, untuk memastikan bahwa persenjataan yang dibeli, kompatibel dengan kapal.


Pejabat Pertahanan akan menyelesaikan diskusi teknis untuk proyek ini dan pengadaan tender dilakukan tahun ini.


Sebanyak enam perusahaan telah memenuhi syarat untuk mengajukan tawaran untuk proyek tersebut. Mereka adalah Navantia Sepi (RTR Ventures) dari Spanyol, perusahaan asal Korea Selatan STX Offshore & Shipbuilding, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co Ltd dan Hyundai Heavy Industries, Inc .; Perusahaan India Garden Reach Shipbuilders & Engineers Ltd dan perusahaan Perancis STX French SA.


Proyek akuisisi frigate ini merupakan salah satu item besar dalam modernisasi di Angkatan Bersenjata Filipina.


Kapal-kapal perang tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kehadiran kekuatan Filipina di Barat Laut Filipina, memulangkan pekerja migran dan menanggapi bencana.

Kedua kapal yang akan diperoleh Angkatan Laut diharapkan melengkapi dua kapal yang dibeli dari Amerika Serikat, yakni BRP Gregorio del Pilar dan BRP Ramon Alcaraz.




Sumber : JKGR

Indonesia Tak Ingin Australia Menyadap Lagi

JAKARTA-(IDB) : Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, mengatakan, Indonesia dan Australia secepatnya menyelesaikan masalah penyadapan. Menurutnya, Indonesia tidak menginginkan lagi adanya penyadapan di masa mendatang.

“Saya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop. Ada satu, dua masalah. Tapi satu masalah itu sangat penting, intinya kita ingin kedua pihak menyelesaikan soal kode perilaku,” kata Marty di Gedung Pancasila, Jakarta, Selasa (12/8/2014).

“Intinya, ke depan kita tidak ingin ada lagi penyadapan,” lanjut Marty. Ditanya soal waktu penandatanganan kode perilaku itu, Marty menyatakan, waktunya tidak akan lama lagi.

“Biasanya saya bicara dalam waktu dekat, tapi kali saya saya bicara dalam waktu yang sangat dekat. Saya tidak ingin mendahului prosesnya. Tapi, dipastikan penandatanganan kode perilaku itu dilakukan di sini (Indonesia) di hadapan Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono), seperti instruksi beliau,” kata Marty.

Menurut Marty, penyusunan kode perilaku anti-penyadapan itu harus memuat enam poin seperti yang pernah disampaikan Presiden Yudhoyono dalam road map.

Kasus penyapadan yang dilakukan intelijen Australia terhadap Presiden Yudhoyono beberapa tahun lalu, sempat membuat hubungan Indonesia dan Australia retak. Presiden Yudhoyono kala itu menuntut permintaan maaf dari pemerintah Australia, namun tidak ada jawaban.

Kasus penyadapan itu terungkap berkat bocoran dokumen yang dibawa mantan kontraktor NSA, Edward Joseph Snowden. Selain Presiden, Ibu Negara, yakni Ani Yudhoyono dan beberapa pejabat tinggi Indonesia disadap oleh intelijen Australia.




Sumber : Sindo

Jepang Puji Ketegasan Indonesia Soal LCS

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Jepang memuji Indonesia yang tegas dan lantang soal sikapnya atas konflik Laut China Selatan.

Pujian itu disampaikan Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida saat bertemu Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa di kompleks Kemlu RI, Jakarta, Selasa (12/8/2014). Menurut Marty, sikap Indonesia netral namun menentang penggunaan senjata.

“Waktu pertemuan di Myanmar, Jepang kagum dengan sikap Indonesia yang lantang terkait konflik Laut Tiongkok Selatan. Saya sampaikan masalah di Asia Pasifik diselesaikan secara damai,” kata Marty.

“Indonesia, sepenuhnya mendukung kebijakan proaktif Jepang dalam penyelesaian masalah di kawasan secara damai,” ujarnya. Menurutnya, masalah Laut China Selatan harus menaggalkan penggunaan senjata. “Juga harus diselesaikan berdasarkan hukum internasional.”

Indonesia merupakan salah satu negara di ASEAN yang tidak terlibat konflik dengan China terkait sengketa pulau di Laut China Selatan. Dalam sengketa itu, China selama ini terlibat konflik dengan beberapa negara ASEAN, di antaranya Vietnam, dan Filipina.

Ketegangan China dan Vietnam pernah memuncak ketika muncul demonstrasi anti-China di Vietnam yang berujung pada kerusuhan. Beberapa warga China yang ada di Vietnam kala itu ada yang meninggal akibat kerusuhan. Selain itu, banyak warga China memilih eksodus dari Vietnam.




Sumber : Sindo

Terimakasih SBY Kepada AS Atas Modernisasi Alutsista TNI

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Yudhoyono mengucapkan terima kasih kepada Amerika Serikat terkait bantuan modernisasi kemiliteran TNI, di antaranya arsenal militer dari negara itu. 

Sejak 1991, Kongres Amerika Serikat melarang Indonesia membeli dan meremajakan arsenal militer mengikuti dugaan pelanggaran berat HAM pada Peristiwa Santa Cruz, Provinsi Timor Timur. 

Dalam kemiliteran, secara umum pengadaan atau peremajaan harus selalu dilakukan setelah kurun waktu tertentu. 

Setelah lebih dari 20 tahun, akhirnya Amerika Serikat bersedia menjual arsenal-arsenal militernya --baru ataupun bekas pakai-- kepada Indonesia. Yang termutakhir adalah tiga dari 24 unit F-16 Fighting Falcon Block 52ID bekas pakai Angkatan Udara Cadangan Nasional Amerika Serikat. 

Belakangan, TNI AD juga berniat membeli delapan helikopter serang AH-64D Apache dari pabriknya, Boeing Company. Jika hal ini jadi direalisasikan, maka Pusat Penerbangan TNI AD akan mengoperasikan dua merek dan tipe helikopter serang dari Rusia (Mil Mi-35P) dan Amerika Serikat (AH-64D Apache) sekaligus. 

"Kami berterima kasih kepada Kongres Amerika Serikat, khususnya dalam kerja sama kemiliteran termasuk modernisasi persenjataan militer," kata Yudhoyono saat menerima kunjungan senator senior Amerika Serikat, John McCain, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.

Menurut Yudhoyono, sudah hampir dalam jangka waktu yang lama atau hampir sekitar 20 tahun persenjataan dalam kemiliteran masih belum benar-benar dimodernisasi dengan baik.

Dengan kerja sama di bidang pertahanan, ujar SBY, diharapkan kedua negara dapat bekerja sama secara bersama-sama untuk lebih memastikan kawasan Asia lebih stabil dan damai.

Dengan demikian, lanjutnya, berbagai negara termasuk Indonesia juga dapat mengembangkan ekonominya.

Yudhoyono menegaskan, Indonesia menentang penggunaan militer untuk memecahkan permasalahan di kawasan, tetapi lebih mengedepankan pendekatan politik dan diplomasi.

Sebelumnya, Indonesia melalui Kementerian Pertahanan menyatakan keinginan negara tentang kedamaian dan stabilitas keamanan Laut China Selatan, yang saat ini disengketakan sejumlah negara.

China secara agresif mengerahkan kekuatan militer dan paramiliternya untuk mengklaim sebagian besar Laut China Selatan. Secara sendiri-sendiri, empat negara ASEAN, yaitu Viet Nahm, Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia, menentang itu.

"Indonesia tak terlibat sengketa, namun sebagai bagian dari kerja sama multilateral ingin daerah itu menjadi daerah stabil, zona damai, dan daerah bebas berlayar," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Kamis (24/7).

Dia katakan itu usai menerima kunjungan Wakil Komisi Pusat Militer Tiongkok, Jenderal Fan Changlong, di Jakarta, Kamis (24/7).

Dalam pertemuan dengan Fan itu sempat dibahas perihal eskalasi konflik di Laut China Selatan dan di Laut China Timur.
Sumber : Antara

Insiden Pesawat Latih TNI AU

SUKOHARJO-(IDB) : Pesawat latih TNI AU mendarat darurat di sawah di Desa Jogosroyo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Diduga insiden itu terjadi karena mesin pesawat tiba-tiba mati.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol A Liliek Darmanto mengatakan peristiwa terjadi sekitar pukul 12.30 WIB. Pesawat latih jenis Bravo itu lepas landas dari Bandara Adi Soemarmo.
 

"Berputar-putar kemudian mendarat darurat di sawah di pedesaan," kata Liliek kepada detikcom, Selasa (12/8/2014).

Pesawat tersebut tidak hancur. Ada dua orang di dalamnya, instruktur dan siswa. Diduga peristiwa terjadi karena mesin pesawat yang mendadak mati.

"Mesin mati," tandasnya.



Sumber : Detik

TLDM Butuhkan Kapal Serang Modern

KUALA LUMPUR-(IDB) : Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) memerlukan dua skuadron kapal serang laju baharu bagi menggantikan kapal kelas KD Perdana dan KD Handalan untuk menjaga Kawasan Keselamatan Khas Pantai Timur Sabah (Esscom).


Panglima TLDM, Laksamana Tan Sri Abdul Aziz Jaafar berkata, faktor usia kelas KD Perdana yang menjangkau 42 tahun dan kelas KD Handalan yang kini berusia 35 tahun tidak memungkinkan untuk aset tersebut dapat memberi khidmat secara optimum.


Menurutnya, TLDM memerlukan kapal serang laju moden yang bersaiz sederhana iaitu antara 60 hingga 80 meter kerana kapal jenis tersebut lebih sesuai untuk diatur gerak di perairan timur Sabah, selain turut disokong dengan bot tempur sedia ada.


"Kita memerlukan lapan buah atau dua skuadron kapal serang laju moden yang berukuran sederhana tetapi memiliki kuasa pecutan dan tembakan yang mantap. Saiz sederhana penting bagi menjamin kapal dapat bertahan dalam keadaan laut bergelora.


KAPAL kelas KD Handalan yang berusia 35 tahun tidak mungkin memberi perkhidmatan secara optimum.


"Kita faham soal kekangan bajet untuk bidang pertahanan tetapi kos untuk mendapatkan kapal serang laju ini lebih murah dan berbaloi kerana kapal ini memiliki keupayaan tempur permukaan digeruni," katanya kepada Utusan Malaysia di sini hari ini.


KD Perdana serta KD Handalan merupakan kapal perang yang dibina berasaskan kerangka La Combattante II dan dilengkapi dengan meriam utama dan sekunder daripada jenis Bofors, selain turut membawa bersama-samanya peluru berpandu antikapal Exocet MM38.


Namun, disebabkan TLDM menamatkan penggunaan peluru berpandu Exocet MM38, dipercayai kesemua lapan kapal kelas KD Perdana dan KD Handalan kini hanya dilengkapi dengan meriam utama dan sekunder sahaja.


Sementara itu, ditanya tentang jumlah bot tempur milik TLDM, khususnya CB90 yang ditempatkan di Esscom, Abdul Aziz enggan mendedahkan, sebaliknya beliau berkata, jumlah yang dimiliki pasukan tersebut memadai dan boleh digerakkan sepanjang masa.


"Perairan timur Sabah tidak begitu sesuai untuk kapal-kapal bersaiz korvet dan friget terutamanya jika operasi melibatkan kumpulan bersenjata dari selatan Filipina kerana aset paling baik ialah bot tempur tetapi jumlah yang ada di sana memadai," katanya.



Sumber : Utusan