Pages

Sabtu, Juli 05, 2014

Rimpac 2014 : Marinir TNI AL Latihan Mout Dan Huet Di Marine Corps Base


 
HAWAI-(IDB) : Prajurit Marinir TNI-AL melaksanakan latihan penyelamatan diri saat helly jatuh di air/Helicopter Underwater Egrees Training (HUET) serta latihan perang kota/Military operation of urban terrain (MOUT), di Markas Marinir MCHB Kaneohe, OAHU-Hawaii, Kamis (03/07/2014).

 


Latihan penyelamatan diri saat helly jatuh di air/HUET yang dilaksanakan oleh Peleton-1 dibawah pimpinan Kapten Marinir Agus Mutaqim di Scuba Lesson markas MCBH ini merupakan salah satu materi latihan Bersama Multilateral Rim Of Pacific (Latma Multilateral RIMPAC) 2014, juga diikuti oleh marinir Amerika, Kanada dan Korea.

 


Latihan tersebut terbagi dalam beberapa tahap seperti pengenalan UET, pengenalan mouth face, cara pemakaian mouth face di air, cara menggunakan regulator di bawah air dengan posisi  kepala di bawah, serta praktek menggunakan simulator helly dengan posisi di bawah air.

 


Sementara itu, Peleton-2 yang dipimpin Lettu Marinir Willian David Halley melaksanakan latihan taktik perang kota/MOUT seperti pemantapan latihan tanda-tanda visual dalam patroli, teknik melintasi bangunan, serta tehnik penyerangan pemukiman maupun kota. Latihan tersebut melibatkan Satuan Setingkat Regu hingga Peleton yang dilaksanakan oleh mariner Indonesia, Amerika dan Tonga di Facility LZ Boondocker MCBH.

 


Satgas Marinir yang dipimpin Mayor Marinir Briand Iwan Prang akan mengikuti latihan Latma Multilateral RIMPAC 2014 yang berlangsung mulai 2 Juni sampai dengan 1 Agustus 2014 mendatang, dengan melibatkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. 



Sumber : Kormar

Penerbangan Uji Fungsi F-16 Peace Bima Sena II Berhasil

TUCSON-(IDB) : Pelaksanaan Functional Check Flight atau Uji Fungsi pesawat F16C-52ID ber nomor ekor TS 1625 telah sukses dilaksanakan pada tanggal 21 April 2014. Pesawat berkursi tunggal ini merupakan pesawat pertama yang telah selesai melaksanakan program regenerisasi di Depo Regenerisasi Hill AFB. Proyek yang dinamakan Peace Bima sena II yang memakan waktu hampir 14 bulan ini dimulai sejak bulan April 2013. Penerbangan Uji Fungsi  dilaksanakan untuk memastikan semua sistem yang terintregrasi bisa beroperasi dengan baik.



Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI I.B Putu Dunia didampingi Atase Udara RI di Washington DC, Kol Pnb Benedictus B Koessetianto dan Technical Liaison Officer Mayor Tek. Subagyo telah melaksanakan kunjungan kerja selama 2 hari di Depo Regenerasi Hill AFB, Utah pada tanggal 4-5 April 2014. Dalam kunjungan tersebut Kasau menerima laporan dari Maj Gen Brent Baker, Komandan Kompleks Logistik tentang pelaksanaan regenerasi F-16 C/D-52ID dalam Proyek Peace Bima Sena II di Hill AFB.  Dalam kesempatan tersebut Kasau melaksanakan inspeksi ke hangar tempat regenerasi pesawat dilaksanakan. Kasau juga melihat langsung pesawat pertama (TS 1625) yang telah selesai melaksanakan upgrade dan modifikasi. Kasau menyampaikan harapan agar regenerasi dapat dilaksanakan secara optimal sesuai jadwal yang telah direncanakan.



Pengadaan 24 pesawat F16 C/D-52ID merupakan kerjasama antara Pemerintah AS dan Indonesia berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada tanggal 17 Januri 2012. Pelaksanaan regenerasi meliputi structural/airframe upgrade 24 pesawat Block 25 agar mempunyai usia pakai lebih lama, serta modernisasi sistem avionic dan engine. Diharapkan program regenerasi akan meningkatkan kemampuan struktur pesawat sehingga dapat dioperasikan hingga mencapai masa usia pakai (service life) optimal. Disisi lain modernisasi avionic dan engine pesawat akan memiliki kemampuan tempur yang setara dengan F-16 block 52.



Selain pengadaan 24 pesawat F-16, kontrak kerjasama juga meliputi pengadaan spare parts, support equipment, training, JMPS (Joint Mission Planning System), RIAIS (Rackmont Improve Aivonic Intermediate System ), AME (Alternate Mission Equipment) dan PMEL (Precision Measurment Equipment Laboratory). Dua puluh pesawat F-16 C/D-52ID yang terdiri dari lima pesawat F-16 D berkursi ganda dan 19 pesawat F-16 C berkursi tunggal akan dikirimkan secara bertahap ke Indonesia. 

Enam orang penerbang Skadron Udara 3 sudah mulai melaksanakan pelatihan “Differential Training”  di Tucson Arizona  mulai tanggal 30 Juni-14 Juli 2014. Selanjutnya dua penerbang akan ikut ferry flight tiga pesawat pertama dari Utah-Alaska–Guam–Madiun dengan air refueling sepanjang perjalanan yang direncanakan berangkat tanggal 15 Juli hingga tanggal 20 Juli 2014 tiba di Lanud Iswahjudi, Madiun Jawa Timur.


Pengadaan 24 F-16 C/D-52ID tersebut akan melengkapi Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dan Skadron Udara 16 Lanud Rusmin Nuryadin untuk menambah kekuatan tempur  TNI Angkatan Udara sebagai tulang punggung kekuatan dirgantara (Air Power) kita demi menjaga Keamanan Nasional Indonesia.




Sumber : TNI AU

Penandatanganan Kerjasama TNI Dengan Basarnas

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko melaksanakan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Badan Search And Rescue (SAR) Nasional (Basarnas) yang diwakili oleh Marsekal Madya TNI F. Henry Bambang Soelistyo, S.Sos Kepala Basarnas di Ruang Hening Gedung Soedirman Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur  (04/07/2014). 

Dalam sambutannya Panglima TNI, mengatakan bahwa dalam konteks interoperabilitas TNI - Basarnas memiliki kepentingan untuk menyusun nota kesepahaman, sebagai bagian pengembangan pelaksanaan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) TNI di bidang pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (SAR) sesuai yang diamanatkan dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. 

Hal ini didasari oleh semangat jiwa kita untuk ingin bersatu padu menyelesaikan persoalan kesulitan manusia dalam memberikan perlindungan, pertolongan dan penyelamatan warga bangsa, khususnya para korban kecelakaan pelayaran, penerbangan dan di lokasi-lokasi ekstrim lainnya.  Untuk itu, kiranya perlu dipedomani empat faktor kunci dalam mencapai efektivitas dan efisiensi tugas SAR, yaitu keahlian atau expertise, proses strategis operasi SAR, sumber daya atau resources, networking atau partnership dan investigasi menyeluruh.  


Lebih lanjut Panglima TNI berharap nota kesepahaman ini harus dikembangkan ke arah penguatan beberapa substansi penting, antara lain:  
  1. Penggunaan dan pembinaan sarana serta prasarana, dengan memperkecil keterbatasan dan ketergantungan. 
  2. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas satuan serta personel dalam tugas SAR di semua kemungkinan kondisi yang dihadapi.  
  3. Formalisasi information sharing, terkait manajemen, operasional, teknologi dan perkembangan pengetahuan  SAR.     
  4. Menyelenggarakan operasi SAR nasional, terhadap kecelakaan penerbangan, pelayaran, bencana alam dan musibah lainnya. 
Hadir dalam acara tersebut Kasum TNI Laksdya TNI Ade Supandi, S.E., Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Wakasal Laksdya TNI Didit Herdiawan, Irjen TNI Letjen TNI Syafril Mahyudin, Koorsahli Panglima TNI Mayjen TNI Hardiono Saroso, Para Asisten Panglima TNI,  Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya dan beberapa pejabat teras Basarnas.




Sumber : TNI

Penyambutan Purna Tugas Oleh Yon 463 Paskhas

MAGETAN-(IDB) : Komandan Batalyon Komando 463 Paskhas Letkol Psk Suratno, menyambut kedatangan pasukan purna tugas Satgas Pamrahwan Papua BKO Kodam XVII/Cendrawasih, di lapangan Batalyon Komando 463 Paskhas, Rabu (2/7).

Bertempat di lapangan Apel Batalyon Komando 463 Paskhas, seluruh prajurit Yonko 463 Paskhas mengikuti pelaksanaan Upacara Penyambutan Pasukan Purna Tugas Satgas Pamrahwan Papua BKO Kodam XVII/Cendrawasih, setelah selama 8 bulan, sebanyak 1 SSK prajurit Yonko 463 Paskhas melaksanakan Operasi Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) di Papua, yang dipimpin Mayor Psk Sony Widiarso.


Pada kesempatan ini Danyonko 463 Paskhas Letkol Psk Suratno, menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih atas pelaksanaan tugas selama 8 bulan yang berjalan dengan baik, aman dan tidak ada tindakan-tindakan negatif yang dapat merugikan satuan.


Bagi seluruh personel yang purna tugas Danyonko 463 Paskhas, menekankan untuk segera menyesuaikan diri dengan kondisi Batalyon saat ini, diantaranya kegiatan standby Pam Pilpres tanggal 9 Juli 2014 dan kegiatan Parade/Defile dalam rangka menyambut peringatan HUT ke-69 TNI yang dilaksanakan di Koarmatim, Surabaya.




Sumber : TNI AU

Pindad Eyes Commercial Success

BANDUNG-(IDB) : Sudirman Said, the newly-installed president director of state weapons manufacturer Pindad, is planning to expand the company’s commercial activities to prevent over-reliance on military contracts.

In an interview with the Jakarta Globe, Sudirman said that around 15 percent to 20 percent of Pindad’s revenue comes from sales of commercial, or non-military, products. However, he explained, “if commercial products can contribute around 30 percent to our revenue then our cash flow will be more balanced.”


Sudirman said that the biggest challenge for Pindad was capital. Most of its orders are paid through the state budget, which means bills would be paid only after the budget was approved. In the mean time, the company must incur debts to cover its expenses.


Pindad secured contracts worth Rp 1.8 trillion ($150 million) in 2013. It has secured Rp 1.2 trillion worth of contracts so far this year, out of the targeted Rp 2 trillion.


Aside from producing military equipment and vehicles like the Anoa armored personnel carrier and the SS2 assault rifle, Pindad also sells commercial equipment like power generators, commercial explosives, and other products used for railway systems and ship manufacturing.


“We just signed a memorandum of understanding with [state utility firm] Perusahaan Listrik Negara for revitalization and maintenance of power generators,” Sudirman said.


The room for growth in commercial products looks to be quite substantial, driven mostly by the nation’s strong emphasis on infrastructure development, said Sudirman.


Producing and marketing commercial products would have the added advantage of instilling “confidence” in Pindad’s engineers, according to Sudirman. “But, our core business and competence will remain producing weapons for the military,” he added.


An accountant by education, the director spent most of his professional live as an executive with Indika Group, an energy-focused conglomerate.


He also worked for state energy firm Pertamina for two years and was involved in several programs of the Indonesian Armed Forces (TNI).


He has been Pindad CEO for a month.


Sudirman stressed his belief that Pindad is strong enough in terms of production and engineering capabilities.


“What I can bring is a touch of corporate management — commercial aspects of an enterprise,” he said. “While in terms of production, engineering and research and development, I trust the people at Pindad,” he added. “Pindad has never failed the TNI.”


Still, the company is lacking specific budget allocation for research and development, another area that Sudirman looks to improve.


“We used to develop new products by taking an old machine and upgrading it. While this proves the expertise of our engineers, things must change,” he said.


Pindad and the government must also think about the company’s future, Sudirman said.


“Financially, Pindad is very healthy. But we don’t want to be merely surviving, we have to improve and expand.”




Source : JakartaGlobe

TNI AL Dan SAR Selamatkan Kapal Prancis

PAPUA-(IDB) : Jajaran TNI Angkatan Laut beserta Tim SAR berhasil menyelamatkan kapal Yatch berbendera Perancis MISS Saigon yang mengalami kecelakaan di perairan Timur Indonesia, tepatnya 30 nautical mile dari Barat Papua, kemarin.

MISS Saigon yang sedang melaksanakan perjalanan dari Vietnam ke Papua New Guinea ditemukan mengapung dengan kondisi kapal dipenuhi air dan nyaris tenggelam.

Jajaran TNI Angkatan Laut, dalam hal ini Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) X Jayapura mendapatkan laporan dari perwakilan TNI Angkatan Laut yang betugas di Information Fusion Center (IFC) Singapura tentang kejadian tersebut.

Jajaran Lantamal X Jayapura segera  mengeluarkan telegram kepada Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Timur (Danguskamlatim) TNI AL, untuk melaksanakan operasi SAR dan berkoordinasi dengan Basarnas wilayah Manokwari dan Biak.  Akhirnya kapal tersebut berhasil diselamatkan.




Sumber : Poskota

AS Hentikan Sementara Operasional Seluruh Armada F 35


WASHINGTON-(IDB) : Militer Amerika Serikat menghentikan operasi seluruh armada tempur jet F-35 buatan Lockheed Martin. Langkah ini diambil setelah terjadi kebakaran pada salah satu pesawat siluman itu di Pangkalan Udara Eglin, Florida, 23 Juni lalu.


Diberitakan Reuters, Jumat 4 Juli 2014, sebanhyak 97 pesawat F-35 akan dihentikan operasinya sembari melakukan penyelidikan terkait kecelakaan bulan lalu. Pesawat itu terbakar saat hendak tinggal landas. Belum diketahui penyebabnya karena penyelidikan masih berlangsung.


Diduga ada kebocoran bahan bakar di mesin pesawat. Pratt & Whitney, sebuah unit kerja di perusahaan United Technologies Corp, yang merupakan pembuat mesin tunggal pada F-35 juga turut serta dalam penyelidikan.


“Pemeriksaan untuk mesin F-35 telah dilakukan dan kembalinya penerbangan ini akan ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan dan data teknisi,” ujar pernyataan Pentagon.


Dengan harga mencapai US$398,6 miliar, F-35 adalah pesawat termahal dalam jajaran alutsista Amerika Serikat. Pesawat ini juga telah dipesan oleh beberapa negara, salah satunya Jepang yang memborong 42 unit F-35.


Namun dugaan cacat produksi dalam pesawat ini membuat pemerintah Jepang risau. Rencananya, permasalahan ini akan dibicarakan dalam kunjungan Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera pekan depan ke AS.


Selain Jepang, Australia telah berencana membeli 58 pesawat F-35, sementara Korea Selatan 40 unit. Kedua negara ini mengatakan, walaupun diduga ada masalah, namun mereka tidak berniat mengubah rencana pembelian.

Akibat pemeriksaan kerusakan ini, rencana keterlibatan F-35 dalam dua pertunjukan udara di Inggris juga terganggu. Rencananya, akhir bulan ini, F-35 akan memamerkan ketangguhannya di udara Inggris. 




Sumber : Vivanews

Indonesia Belum Sepenuhnya Jadi Negara Maritim

JAKARTA-(IDB) : Meski secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, namun Indonesia belum (bukan) negara maritim. Sebab Indonesia belum optimal memanfaatkan potensi laut, dan belum memberikan manfaat besar bagi potensi kelautan dan perikanan.

“Hal yang sangat ironi dengan posisi Indonesia sebagai negara maritim adalah Indonesia masih mengimport ikan dan garam. Padahal secara geografis, Indonesia sudah sepatutnya bisa swasembada garam dan ikan,” kata Wakil Menteri Perindustrian, Alex Retraubun saat diskusi bertajuk “Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia” yang diselenggarakan oleh Archipelago Solidarity Foundation, di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Jumat (4/7).

Pembicara lain dalam diskusi yang dipandu Peneliti Senior CSIS J Kristiadi adalah Wakil Ketua DPD RI, La Ode Ida dan Pendiri Archipelago Solidarity Foundation, Oek Engelina Pattiasina.

Alex yang juga pengajar di Universitas Pattimura, Ambon, membantah jika Indonesia disebut sebagai negara agraris. Sebab wilayah laut jauh lebih luas daripada luas daratan.

Meski begitu, Alex mengakui bahwa selama ini produksi di daratan jauh lebih tinggi ketimbang produksi hasil di lautan, misalnya Indonesia saat ini negara dengan produksi karet dan kakao terbesar kedua di dunia. Bahkan Indonesia menjadi negara dengan produsen CPO nomor satu di dunia.

Alex menilai gagasan Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia bisa diwujudkan apabila didukung oleh sumber daya nasional.

“Saya percaya, jika Jokowi sudah membumikan dalam visi dan misinya, maka perlu sumber daya manusia yang mendukung visi dan misi tersebut,” kata Alex Retraubun.

Pendiri Archipelago Solidarity Foundation, Oek Engelina Pattiasina mengungkapkan, tema diskusi ini sangat relevan, tidak saja untuk memberikan dukungan kepada capres Joko Widodo, tetapi yang lebih penting adalah mencari solusi atas masalah yang dihadapi Indonesia sebagai negara kepulauan.

Pattiasina menyayangkan terhadap kebijakan politik anggaran. Sebab penetapan dana alokasi umum (DAU) hanya didasarkan pada luas daratan dan jumlah penduduk. “Hal ini membuat propinsi kepulauan akan tetap miskin,” kata Pattiasina.

Pattiasina menambahkan, setelah didirikan beberapa tahun lalu, Archipelago Solidarity Foundation, memilih untuk fokus kepada isu negara kepulauan. Sebab, dirinya melihat tidak adanya keseriusan untuk mengurusi negara kepulauan ini. Padahal, negara Indonesia memiliki wilayah yang terdiri dari 80 persen laut dan 20 persen adalah darat.

Wakil Ketua DPD RI, La Ode Ida mengingatkan, negara maritim harus menjadi mainstream yang dapat dilihat dari berbagai kebijakan yang berpijakan pada kondisi Indonesia sebagai negara maritim.




Sumber : Jurnas

Pengamanan Perbatasana Indonesia Timor Leste Diperketat

PAPUA-(IDB) : Jajaran TNI Angkatan Laut beserta Tim SAR berhasil menyelamatkan kapal Yatch berbendera Perancis MISS Saigon yang mengalami kecelakaan di perairan Timur Indonesia, tepatnya 30 nautical mile dari Barat Papua, kemarin.

MISS Saigon yang sedang melaksanakan perjalanan dari Vietnam ke Papua New Guinea ditemukan mengapung dengan kondisi kapal dipenuhi air dan nyaris tenggelam.

Jajaran TNI Angkatan Laut, dalam hal ini Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) X Jayapura mendapatkan laporan dari perwakilan TNI Angkatan Laut yang betugas di Information Fusion Center (IFC) Singapura tentang kejadian tersebut.

Jajaran Lantamal X Jayapura segera  mengeluarkan telegram kepada Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Timur (Danguskamlatim) TNI AL, untuk melaksanakan operasi SAR dan berkoordinasi dengan Basarnas wilayah Manokwari dan Biak.  Akhirnya kapal tersebut berhasil diselamatkan.





Sumber :