Pages

Kamis, Juli 03, 2014

Tiga Senjata Baru Militer Rusia

Sebagai negara yang unggul dalam bidang militer, Rusia harus selalu melengkapi bala tentara mereka dengan persenjataan militer modern. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Staf Jenderal Valery Gerasimov terkait rencana pembaharuan sejata militer Rusia yang telah dirancang hingga tahun 2020

Tiga Senjata Baru Militer Rusia
MOSCOW-(IDB) : Saat ini, ketersediaan senjata militer Rusia sudah meningkat. Pasukan militer telah menerima peralatan yang cukup untuk seluruh divisi dan resimen, tidak hanya satu unit peralatan seperti sebelumnya.Pada 2013, jumlah persenjataan modern pasukan nuklir strategis Rusia mencapai 45 persen, pertahanan ruang angkasa 62 persen, angkatan udara 42 persen, angkatan laut 52 persen dan angkatan darat 21 persen.


Untuk terus meningkatkan kualitas militer mereka, Rusia melakukan pembelian senjata secara rutin. Berikut tiga senjata baru militer Rusia yang dibeli pada 2013 untuk melengkapi persenjataan mereka.


Pesawat Pengebom Sukhoi Su-34


Pembelian 32 pesawat bom Sukhoi Su-34 merupakan salah satu kemajuan yang dicapai oleh angkatan udara Rusia dalam bidang persenjataan baru-baru ini. Pesawat tersebut menandai pembaharuan senjata angkatan udara Rusia pada 2013.


Dengan berat take-off hampir 50 ton, Sukhoi Su-34 dapat melakukan gerakan aerobatik, beraksi sebagai pesawat tempur-pencegat dan mengebom target kecil secara akurat dengan mudah.


Militer  Rusia berencana untuk membeli setidaknya 120 buah pesawat ini. Dua pesawat pengebom pertama dibeli angkatan udara dengan harga 1,8 miliar rubel (sekitar 51,7 juta dolar AS). Sebagai perbandingan, Angkatan Misil Strategis mengeluarkan biaya 5 miliar rubel (143,6 juta dolar AS) untuk enam rudal balistik antarbenua modern Topol-M.


Pesawat Sukhoi Su-34 dapat membawa delapan ton bom dan peluru kendali dengan tingkat akurasi tinggi di segala jenis cuaca dan waktu. Perlindungan kokpit dan komponen vital pesawat telah diperkuat sehingga Su-34 dapat menahan kerusakan yang lebih parah daripada pesawat lain di kelasnya. Pesawat ini juga dirancang dengan mempertimbangkan kemudahan pembaruan suku cadang, sehingga dapat bertahan hingga 30-35 tahun.


Misil Iskander-M


Angkatan darat Rusia pertama kali mendapatkan sistem taktis Iskander-M sebanyak dua brigade misil komplet pada 2013. Sebelumnya, sistem yang digunakan dalam pertempuran hanyalah beberapa divisi yang terpisah dari sistem taktis tersebut.


Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa pihak mereka telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membalas ancaman dari sistem misil pertahanan Amerika Serikat yang diletakkan di Eropa Timur. 

Rusia juga sudah menempatkan misil Iskander-M di kawasan Kaliningrad. Misil-misil itu dimuat di dalam sebuah truk dan memiliki jangkauan lebih dari 500 km serta kecepatan meluncur dua kilometer per detik. Setiap misil dapat dipasangi hulu ledak nuklir, baik secara konvensional maupun klaster.


Iskander dapat menghancurkan misil, artileri jarak jauh, sistem pertahanan udara, pesawat di lapangan terbang, area bawah tanah, pos komando dan komunikasi, serta sasaran-sasaran penting lain dengan efektif. Untuk meningkatkan rasio mematikan sasaran bersenjata berat, sistem ini memiliki solusi teknis kompleks yang memungkinkan misil-misilnya dapat mengatasi sistem pertahanan udara atau pertahanan misil musuh yang hampir sama dengan yang ada pada Topol-M.


Sistem balik misil Rusia ini juga sangat sensitif sehingga dapat mengenai sasaran dengan akurasi kurang lebih dua meter, baik untuk sasaran yang berada di bawah tanah, berukuran kecil, tipe area, objek yang bergerak, bahkan saat kondisi malam yang sangat gelap ketika tidak ada penerangan alami.


Kedalaman Strategis : Kapal Selam Severodvinsk


Angkatan laut Rusia membeli tiga kapal selam nuklir generasi masa depan, dua di antaranya adalah kapal selam misil balistik kelas Borei Project 955 yang dilengkapi dengan misil strategis Bulava (Yury Dolgorukiy dan Alexander Nevsky) dan Severodvinsk, sebuah kapal selam kelas Yasen Project 885 yang akan menggantikan beberapa kelas kapal selam bersenjata yang ada saat ini.




Para ahli menganggap kapal selam kelas Yasen sebagai inovasi besar di bidang pembangunan kapal selam. Profil deraunya unggul dibanding kapal selam proyek Akula dan lebih tenang dibandingkan dengan kapal selam nuklir Amerika terbaru kelas Seawolf.

Severodvinskmampumembawa beberapa jenis misil jelajah dan torpedo, salah satunya misil jelajah supersonik Yakhont. Yakhont merupakan pakem bagi misil hipersonik Zircon yang saat ini sedang dikembangkan. Dengan berbagai senjata pembombardir, kapal selam ini dapat memburu kapal pengangkut pesawat musuh dan melakukan serangan misil besar-besaran kepada sasaran di pantai dengan mudah



Sumber : JKGR

Pesawat Tempur MiG-35 Lebih Ringan Dan Canggih

Produsen pesawat Rusia MiG mempertimbangkan kemungkinan membuat pesawat tempur generasi kelima berdasarkan model MiG-35. Rencananya, pesawat tersebut akan dilengkapi dengan sistem penerbangan dan persenjataan yang lebih canggih.

Pesawat Tempur MiG-35 Lebih Ringan dan Canggih


MOSCOW-(IDB) : Menurut Direktur Pelaksana MiG Sergey Korotkov, para ahli perusahaan telah mengerjakan konsep pesawat tempur baru tersebut. “Rancangan pesawat sedang dikerjakan oleh bagian desain dan saya sangat berharap tak lama lagi kami dapat mengembangkan model pesawat baru ini secara lebih serius,” ungkap Korotkov.


Korotkov tidak menyebutkan sejauh mana progres perusahaan dalam riset dan pengembangan pesawat ini, namun ia menyatakan bahwa kemungkinan besar pesawat tempur ini akan segera direalisasikan. “Yang penting ada pesanan untuk pesawat itu,” kata Korotkov.


Ia menampik pernyataan bahwa proyek ini dapat memicu konflik antara MiG dan Sukhoi, yang sedang membangun pesawat generasi kelima versi mereka sendiri, PAK FA (Kompleks Udara Prospektif Aviasi Garis Depan). “Proyek pesawat kami jelas berbeda dengan pesawat yang sedang dibuat oleh Sukhoi, dan kedua pesawat akan melakukan tugas yang berbeda pula,” jelas Korotkov. Menurutnya, berat lepas landas maksimum MiG-35 lima ton lebih ringan dibanding PAK FA. Itu membuat pesawat buatan MiG lebih efektif untuk digunakan. “Kami yakin MiG-35 merupakan platform yang akan menjadi dasar untuk pesawat tempur generasi kelima di masa depan,” ujar Korotkov.


MiG kini sedang menunggu kontrak Kementerian Pertahanan Rusia untuk memasok MiG-35. Semua dokumen yang diperlukan sudah diserahkan ke kementerian, dan Korotkov berharap kontrak itu akan ditandatangani sebelum akhir tahun ini.


MiG-35 juga mungkin akan dijual ke luar negeri. Ada beberapa laporan media yang menyiratkan bahwa Mesir sedang mempertimbangkan untuk membeli 24 buah MiG-35 dengan mesin RD-33MK yang dirancang oleh Klimov open joint-stock company. Namun, Korotkov menolak mengomentari rumor tersebut. Pada April, MiG memenangkan sebuah kontrak dari Kementerian Pertahanan Rusia untuk memasok 16 pesawat tempur MiG-29SMT tambahan untuk keperluan Angkatan Udara Rusia.

Fakta Menarik Seputar MiG-25


MiG-25 adalah pesawat tempur-pencegat yang pertama kali mengudara 50 tahun lalu dan telah lama menjadi ‘penentu tren’ dalam penerbangan. RBTH akan memaparkan fakta-fakta paling menarik tentang MiG-25, pesawat yang telah digunakan oleh Angkatan Udara di lebih dari sepuluh negara di dunia, tetapi belum pernah berhadapan langsung dengan musuh utamanya dalam pertempuran.

Fakta-fakta Menarik Seputar MiG-25


MiG-25 pertama kali diperkenalkan pada 9 Juli 1967 dalam sebuah acara penerbangan untuk merayakan Hari Angkatan Udara di Domodedovo. Kredit: V. Kiselev/RIA Novosti


Didesain Untuk Bertempur Dengan Valkyrie


MiG-25, yang disebut Foxbat oleh NATO, dibuat untuk menghadapi ancaman pesawat pengebom supersonik Amerika B-58 dan pesawat lain hasil modifikasi B-58 yang mampu menembus pertahanan anti-aircraft dan melancarkan serangan nuklir.


Pesawat tempur-pencegat yang dimiliki oleh Uni Soviet pada saat itu tidak mampu melawan pesawat musuh secara efektif dalam hal kecepatan dan karakteristik kinerja ketinggiannya. Pesawat tempur MiG-21 dan Su-15 yang saat itu beroperasi sama sekali tidak sebanding dengan pesawat pembom strategis Valkyrie XB-70 ataupun pesawat pengintai SR-71 Lockheed berkecepatan tinggi yang memiliki kecepatan meluncur Mach 2.8.


Para perancang MiG-25 sukses meningkatkan kecepatan pesawat hingga 3.000 kilometer per jam dan mencapai batas ketinggian 23.000 meter. Dengan spesifikasi tersebut, karakteristik MiG-25 sebanding dengan Valkyrie. Namun, MiG-25 dan Valkyrie tidak pernah berhadapan satu sama lain karena Valkyrie tidak diproduksi secara massal.


Pesawat Pencegat Dengan Performa Unggul


MiG-25 merupakan sebuah inovasi. Rancangan kerangka MiG-25 belum pernah dilihat sebelumnya dalam dunia pesawat tempur. Pesawat ini dilengkapi pipa udara (air intake) lateral berbentuk persegi dengan jalur sirkulasi (intake ramp) horizontal, ekor pesawat kembar dan sayap tipis berbentuk trapesium dengan aspek rasio rendah. Kedua mesin pesawat berada di samping bagian badan belakang. Struktur pesawat tersebut memungkinkan MiG-25 terbang dengan kecepatan sangat tinggih, bahkan memecahkan rekor pada saat itu, serta melakukan manuver canggih untuk pesawat sekelasnya.


Peralatan elektronik yang terdapat pada MiG-25 membuat pesawat ini menjadi pesawat pertama yang dapat diarahkan ke sebuah sasaran dalam mode semi-otomatis. Fitur ini sangat penting mengingat kemungkinan kecepatan mendekat yang bisa diantisipasi. Refleks manusia secara normal tidak akan mampu merespons dengan cukup cepat.


Bahan Khusus Tahan Panas


Dalam kecepatan di atas Mach 2.5, struktur pesawat akan memanas secara signifikan hingga suhu mencapai 300-400°C. Akibatnya, tidak mungkin badan MiG-25 dibuat menggunakan bahan-bahan biasa. Salah satu pilihan bahan untuk badan pesawat ialah titanium, yang merupakan bahan yang digunakan oleh Amerika. Namun, para insinyur Rusia memilih menggunakan baja, yang akhirnya mencakup 80 persen berat total rancangan. Titanium dan campuran aluminium tahan panas digunakan untuk membuat bagian selain badan pesawat.


Pada struktur kerangka pesawat terdapat lima kilometer sambungan las dan 1.400.000 titik las. Hanya ada dua kebocoran bahan bakar kecil yang tidak signifikan yang diketahui dalam jangka setahun pengelasan, dengan panjang las total 450 kilometer. Hal ini menunjukkan kualitas pengerjaan yang sangat baik.


Penggunaan bahan khusus ternyata berdampak hebat secara mengejutkan dan tidak diperkirakan yakni pengelasan dapat dilakukan pada lapis keras (hard standing) itu sendiri.


Masalah Pelik Amerika


Pengembangan MiG-25 dan program uji cobanya dilakukan secara sangat rahasia. Pesawat ini pertama kali diperkenalkan kepada dunia pada 9 Juli 1967 dalam sebuah acara penerbangan untuk merayakan Hari Angkatan Udara di Domodedovo. Empat pesawat tempur terbang di atas penonton pada ketinggian rendah. Komentator mengumumkan bahwa inilah pesawat tempur baru yang mampu melesat dengan kecepatan 3.000 kilometer per jam.


Hal tersebut adalah berita besar bagi dunia Barat, dan tentu bukan berita bagus. Rapat luar biasa pun digelar oleh Kongres Amerika Serikat. Rapat tersebut mendukung dimulainya pengerjaan pesawat tempur-pencegat kelas baru F-14 dan F-15. Kedua pesawat ini membawa desain ekor kembar, seperti MiG-25, tetapi memiliki kelemahan dalam kecepatan dan ketinggian.


Pengkhianatan Menjadi Stimulus Modifikasi


Pada September 1976, Letnan Dua Viktor Belenko menerbangkan sebuah MiG-25P dari pangkalan udara di Timur Jauh ke Jepang dan mendarat di Pulau Hokkaido, tempat ia meminta suaka politik. Pesawat itu dibongkar dan dianalisis oleh para ahli Amerika. Satu setengah bulan kemudian, pesawat tersebut dikembalikan dalam wujud terpisah-pisah setelah diminta oleh Kementerian Luar Negeri Soviet.


Pengkhianatan Belenko memberi masalah besar bagi Uni Soviet. Namun, kejadian itu membuka jalan untuk memperbaiki efektivitas tempur pesawat pencegat tersebut. Semua peralatan elektronik pada pesawat diganti karena kemungkinan rahasia pengoperasiannya telah dikenali musuh. Pesawat tempur tersebut lalu dilengkapi dengan sistem pencarian dan pelacakan sasaran yang lebih modern dan diberi nama MiG-25PD.


Ketinggian Yang Dapat Dicapai Tak Terkalahkan

MiG-25 memegang 29 rekor dunia. Di antara rekor tersebut, terdapat satu yang unik dan belum terkalahkan bahkan hingga saat ini, yakni rekor ketinggian yang dapat dicapai untuk pesawat yang menggunakan mesin jet. Pada 21 Agustus 1977, pilot uji coba Fedotov naik hingga ketinggian 37.650 meter di atas Bumi.




Sumber : JKGR

China Uji Coba Kapal Selam Mini Tanpa Awak

http://www.artileri.org/2014/07/china-uji-coba-kapal-selam-mini-tanpa-awak.html

BEIJING-(IDB) : Para peneliti di China telah menyelesaikan pengujian kapal selam mini tanpa awak baru, media pemerintah China melaporkan.
 

Laporan tersebut menyebutkan bahwa para peneliti di Universitas Tianjin telah berhasil menyelesaikan uji laut dari Haiyan, kendaraan otonom tak berawak bawah air (autonomous underwater unmanned vehicle/UUV).
 

"Selama uji coba, kendaraan (UUV) diuji selama 21 hari berturut-turut dan berhasil mencapai kedalaman 1.094 meter. Dengan daya tahan 30 hari, kendaraan berbentuk torpedo ini berjalan di bawah air dengan kecepatan maksimum mendekati 6 kilometer per jam," kata laporan itu.
 

Untuk saat ini, Haiyan masih dikembangkan sebagai kapal selam sipil untuk tujuan eksplorasi ilmiah biologi maritim, dasar laut dan membantu misi pencarian dan penyelamatan, menurut Want China Times.
 

UUV seperti ini memang bukan hal baru di dunia, sebelumnya AS telah mengerahkan UUV-nya yang terkenal "Bluefin-21" untuk membantu pencarian pesawat Malaysia yang hilang MH370. Meskipun tidak berhasil, Bluefin-21 mampu memindai sebagian besar area pencarian besar di Samudera Hindia Selatan pada sembilan misi penyelamannya.



Haiyan berdimensi panjang 1,8 meter, diameter 0,3 meter, berat sekitar 70 kilogram dan memiliki jangkuan 1.000 kilometer.


Haiyan juga bukanlah UUV pertama China. Beijing sudah memiliki kendaraan otonom bawah air yang lebih besar dan lebih cepat. Namun Haiyan dianggap memiliki keunggulan karena lebih hemat energi, dengan demikian akan meningkatkan daya tahannya di dalam air. Haiyan juga memiliki sistem komputasi yang lebih modern dan dapat mengirimkan informasi secara real time dan dapat mengambil keputusan sendiri terkait perjalannya di laut.
 

Meskipun Haiyan saat ini masih dikembangkan untuk penggunaan sipil, universitas-universitas riset di China memiliki hubungan yang erat dengan militer China, sehingga sangat dimungkinkan Haiyan akan digunakan oleh Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN). Mungkin dimodifikasi untuk membuat versi yang bersenjata.
 

Bahkan, laporan media pemerintah China tersebut mengatakan bahwa Haiyan juga dapat dikembangkan lagi oleh PLAN untuk misi tempur dan robot patroli, melakukan misi yang lama dan bebahaya seperti pencarian ranjau dan pendeteksi kapal selam, dan sebagai pelindung bagi kapal-kapal China.



Potensi Haiyan dilengkapi dengan fitur ASW (anti kapal selam) mungkin akan sangat berguna bagi rencana PLAN, yang mana China saat ini gencar meningkatkan kekuatan tempur maritimnya. China menilai kelemahannya dalam ASW akan dieksploitasi oleh angkatan-angkatan laut saingannya seperti Jepang, Vietnam dan Amerika Serikat. Yang mana kapal selam serang akan menjadi kunci bagi negara-negara rival China seperti AS untuk mengeliminasi kemampuan anti akses China.
 

Sebagai drone bawah air, Haiyan akan memberikan keuntungan bagi PLAN dalam upayanya untuk mendeteksi kapal selam musuh untuk selanjutnya dihancurkan dengan pesawat atau dengan peralatan tempur PLAN lainnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Jeffrey Lin dan P.W. Singer dalam blog Eastern Arsenals mereka:
 

"Biasanya, area deteksi pesawat ASW dilakukan dengan sonobouy, sonar kecil berpelampung yang dijatuhkan dari udara di suatu area. UUV memiliki daya tahan yang lebih baik daripada sonobuoy, yang mana umurnya hanya dalam hitungan jam. UUV yang lebih besar (Haiyan empat kali lebih besar dari sonobuoy AN/SSQ-62E 16kg Angkatan Laut AS) berarti mereka dapat membawa beberapa jenis sensor untuk memantau perubahan suhu air, konduktivitas, optical backscatter dan akustik. 

Dalam misi untuk mendeteksi kapal selam silent, menggunakan beberapa jenis sensor akan lebih meningkatkan kemungkinan untuk menemukannya. UUV akan beroperasi di wilayah yang lebih luas. Dan tidak seperti stasiun sonar tetap di bawah air, UUV dapat dengan cepat dikerahkan melalui kapal atau dijatuhkan dari udara ke daerah baru yang tidak terkover (seperti selat Taiwan atau Laut China Selatan), dimana mobilitas UUV akan mempersulit upaya musuh untuk mengacaukan atau menghancurkannya."



Haiyan akan memberikan manfaat langsung untuk China. Sebelumnya, media China menuduh Vietnam mengerahkan penyelam tempur (pasukan katak) untuk operasi pengacauan anjungan minyak Haiyang Shiyou 981 di Laut China Selatan. Menurut Want China Times, beberapa media China berspekulasi bahwa Haiyan akan dikerahkan untuk mendeteksi penyelam tempur ini dan pasukan khusus lainnya yang dikerahkan oleh musuh untuk mengganggu dan menyabotase aktivitas China di perairan yang disengketakan.
 

Namun analis menilai bahwa Haiyan kemungkinan besar tidak akan digunakan china untuk misi di anjungan minyak yang wilayahnya disengketakan dengan Vietnam, tapi di masa depan tampaknya akan sangat mungkin digunakan China di Laut China Selatan.



Sumber : Artileri

Implikasi Teknologi Informasi Terhadap Strategi Pertahanan

ARTILER-(IDB) : Saat ini, teknologi informasi (TI) sudah menyentuh setiap aspek kehidupan manusia. Teknologi informasi tidak hanya dipakai dalam bidang industri ataupun ekonomi, tetapi juga di bidang pertahanan dengan implikasi yang sangat luas terutama di tinjau dari perumusan strategi maupun penerapan manajemen.



Implikasi teknologi informasi dilihat dari sisi strategi dan perumusan doktrin menyebabkan terjadinya pergeseran apa yang oleh Clausewitz (seorang tentara dan intelektual Prussia) disebut sebagai "Center of Gravity", yaitu dari konsep penguasaan medan kritik menjadi penguasaan informasi. Oleh karenanya hakekat ancaman pun, bergeser dari ancaman yang datang dari negara (state threat) melalui penggunaan senjata pemusnah massal menjadi kelompok (non state threat) dengan penguasaan teknologi tinggi. Sedangkan dari sisi penerapan manajemen terjadi pergeseran paradigma dari manajemen yang semula terfokus pada kualitas bergeser menuju reengineering dan terakhir mengacu pada kecepatan (velocity) melalui konsep Knowledge Management (KM).

Teknologi Informasi dan Strategi

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi bukan lagi merupakan evolusi tetapi sudah merupakan lompatan sangat cepat yang mengagumkan. Data tahun 90-an menunjukan bahwa peningkatan kemampuan komputer menjadi dua kali lipat setiap delapan belas bulan, dan jumlah pengguna internet meningkat dua kali lipat setiap setiap tahunnya. Serat optik tunggal mampu menghantar satu setengah juta percakapan dalam waktu yang bersamaan, sedangkan compact disk (CD) mampu menyimpan data sangat besar. Kemajuan semacam ini tentunya membawa implikasi yang sangat luas dalam bidang pertahanan terutama dalam perumusan strategi dan hakekat ancaman.

1. Perumusan Strategi


Informasi merupakan aset yang strategis bagi setiap organisasi. Inilah yang menyebabkan mengapa banyak pemerintahan ataupun badan tertentu menghabiskan jutaan bahkan miliaran dolar untuk mendapatkan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan ancaman potensial bagi keamanan mereka. Tanpa informasi yang tepat dapat menyebabkan kegagalan khususnya dalam bidang pertahanan, sehingga kemampuan untuk menyediakan informasi potensial merupakan faktor yang sangat menentukan dari kekuatan pertahanan suatu negara.

Dalam doktrin militer, informasi merupakan bagian integral dari komando dan kendali yang merupakan kunci setiap operasi. Dengan demikian maka setiap langkah yang diambil ditujukan untuk mencapai keunggulan informasi.

Kemajuan teknologi informasi menyebabkan terjadinya pergeseran konsep memenangkan perang. Pada awalnya, cukup dengan konsep Komando dan Kendali (Kodal/K2), yang pada prinsipnya merupakan hubungan intern antara komandan dengan anak buahnya dalam tugas operasi. Tetapi kemudian, ternyata komunikasi dengan kesatuan lain dalam suatu operasi menjadi suatu keharusan. Maka lahirlah konsep baru yaitu Komando, Kendali, dan Komunikasi (K3). Dengan teknologi komunikasi yang semakin mutakhir, keterangan atau data intelijen (K3I)/Command, control, communications and intelligence (C3I). Di era 90 an, dengan kemajuan teknologi komputer lahirlah konsep Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer dan Intelijen (K4I). Meskipun di Indonesia, K4I masih menjadi angan-angan tetapi paling menyiratkan adanya suatu pandangan bahwa sistem informasi yang berbasiskan komputer menjadi fungsi yang sangat penting dalam peperangan.



Saat ini menurut para analis, ada konsep baru yaitu Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, dan Manajemen Pertempuran (k4I/MP) sebagai satu kesatuan yang bulat dalam rangka memenangkan pertempuran. Hal ini menunjukan bahwa ternyata teknologi saja tidak cukup untuk memenangkan pertempuran tetapi manajemen pertempuran juga memegang peran penting dalam memenangkan perang.

Clausewitz dengan teori Center of Gravity menyatakan barang siapa menguasai titik berat dialah yang memenangkan perang. Berdasarkan teori ini, perang berkembang dari waktu ke waktu sesuai perkembangan teknologi. Pada saat awal perkembangan teknologi, barang siapa menguasai medan strategis, menguasai suatu wilayah, yang dalam skala yang lebih luas, barang siapa menguasai daerah Eropa dan Balkan (heart land), menguasai dunia. Dalam tahap selanjutnya, dengan kemajuan teknologi kelautan, maka barang siapa menguasai lautan, menguasai dunia. Setelah teknologi kedirgantaraan berkembang, maka barang siapa menguasai udara, menguasai dunia. Ini terbukti dengan perlombaan yang seru antara negara adidaya untuk memajukan angkatan udaranya, sehingga doktrin perangnya pun berubah dengan mengedepankan serangan udara strategis. Dengan perkembangan teknologi kedirgantaraan yang semakin pesat, maka barang siapa menguasai udara dengan ketinggian 50.000 mil atau lebih, mengasai dunia. Terlebih lagi bila dapat menguasai lunar libration points atau yang lebih dikenal dengan L4 dan L5 yang merupakan tempat-tempat dimana gaya gravitasi bulan dan bumi sama besarnya. Kemajuan teknologi ini mencetuskan konsep Perang Bintang pada jaman presiden Ronald Reagan. Di era 90-an semenjak perkembangan teknologi informasi menjadi sangat pesat, maka barang siapa menguasai informasi, menguasai dunia. Inilah yang mendorong negara adidaya untuk berlomba-lomba memasuki medan peperangan yang baru yaitu perang informasi terutama dengan memanfaatkan media masa dan jaringan informasi global. Hal ini dapat dibuktikan dengan kejatuhan pemerintahan seperti Haiti dan Uni Soviet, yang tidak terlepas dari perang informasi global tersebut.

Dengan adanya perubahan konsep perumusan strategi maka sebagai konsekuensinya akan merubah manajemen terutama dari sisi cara kerja organisasi, skala organisasi, dan integrasi sistem.

Dari sisi cara kerja, organisasi militer saat ini memerlukan personel yang "pintar", untuk mengawaki teknologi yang cukup canggih. Konsekuensinya personel militer haruslah mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan orang bisnis. Sebagai bukti, hasil survei yang dilaksanakan oleh North Carolina's Center for Creative Leadership menyatakan hanya 19 persen dari manager di Amerika mempunyai pendidikan post graduate. Jadi, dalam peperangan saat ini terbukti bahwa tentara tidak hanya sekedar menarik pelatuk saja tetapi harus mempunyai kemampuan yang cukup tinggi.

Dari sisi skala organisasi, teknologi informasi membuat organisasi militer menjadi lebih flat, sehingga pengendalian dapat dilakukan dengan lebih longgar. Konsekuensinya, kekuasaan pengambilan keputusan dapat diserahkan pada tingkat serendah mungkin.

Dari sisi integrasi sistem, teknologi informasi membuat kompleksitas pada organisasi pertahanan lebih berat dari pada sebelumnya. Kompleksitas ini dapat diatasi dengan menggunakan peranti lunak yang dirancang untuk keperluan tersebut, terutama peranti lunak Data Base. Dengan demikian integrasi sistem dalam organisasi militer menjadi lebih baik.

2. Hakekat Ancaman

Kemajuan teknologi pun menyebabkan terjadinya pergeseran hakekat ancaman. Saat ini hakekat bergeser dari yang sifatnya berasal dari negara (state threat) berideologi tertentu dengan kekuatan senjata menuju pada kelompok (non state threat) dengan tingkat penguasaan teknologi yang tinggi. Menurut Robert D. Steele dalam bukunya "The Transformation of War and the Future of the Corps" saat ini lawan / hakekat ancaman dikelompokkan menjadi :

a. Militer dengan sistem yang canggih dengan dukungan logistik yang sangat kuat (the high-tech brute).

b. Gabungan antara para penjahat dan teroris seperti penyelundup narkoba (the low-tech brute)

c. Kelompok massa tanpa senjata yang biasanya didorong oleh faktor agama, ideologi/SARA (the low-tech seer)

d. Gabungan antara para penjahat informasi dan spionase ekonomi dengan penguasaan teknologi yang tinggi seperti para hacker (the high-tech seer)

Dilihat dari penguasaan teknologi saat ini dunia terbagi menjadi dua kutub yaitu negara berteknologi tinggi dan negara yang relatif tertinggal secara teknologi. Penguasaan teknologi yang sangat maju justru menjadi ancaman bagi negara yang bersangkutan. Sebagai contoh, Amerika Serikat sebagai negara yang menguasai teknologi menyadari bahwa penguasaan teknologi berpotensi menjadi ancaman bagi negaranya. Seperti yang dinyatakan dalam konferensi tahunan yang diadakan oleh Army War College tahun 1998 dengan tajuk "Challenging the United State Symmetrically and Asymmetrically: Can America be Defeated ?." Dari hasil konferensi tersebut diperoleh jawaban yang jelas yaitu bahwa Amerika tidak akan dapat ditaklukkan melalui serangan militer yang simetris (seimbang), tetapi Amerika dapat ditaklukkan dengan serangan yang asimetris (tidak seimbang).

Teknologi berpotensi menjadi ancaman menonjol yang sifatnya asimetris (asymmetric threat). Ancaman asimetris ini ternyata menjadi kenyataan dengan terjadinya serangan yang dikenal sebagai 911 terhadap WTC (World Trade Center) oleh kelompok tertentu (low tech seer) dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi transportasi. Sasaran serangan teroris terhadap WTC dan Pentagon adalah untuk menghancurkan simbol kedigdayaan teknologi Amerika. Dari kejadian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi canggih disamping merupakan sarana mengungguli lawan dalam rangka memenangkan perang juga sekaligus merupakan sumber ancaman yang potensial.

Masih berkaitan dengan teknologi, ancaman yang menonjol pada saat ini dan jangka waktu ke depan justru berasal bukan dari negara luar tetapi berasal dari kerawanan yang timbul akibat kemajuan teknologi (non state threat). Sebagai contoh, pembelian komputer dan peralatan berteknologi tinggi lainnya; pembangunan dam/pusat listrik; industri; jaringan telekomunikasi; dan sebagainya.

Pemanfaatan dan pembangunan teknologi tinggi seperti ini akan sangat potensial menjadi ancaman bagi negara bila tidak disertai tindakan pengamanan yang memadahi. Ingat kejadian 911 dilakukan dengan menggunakan dua "peluru kendali raksasa berawak" dengan kode Boeing 767 yang merupakan bagian dari industri transportasi Amerika.



. . . . . . . . . . . . . . . .

Perang modern tidak lagi dilakukan secara berhadap-hadapan antara dua pasukan di medan terbuka. Begitu dimulai, perang ini akan lebih banyak dilakukan secara impersonal dengan teknologi, dipersiapkan jauh-jauh hari, dikendalikan dari jarak jauh, dan dilakukan malam hari. Pembantaian dibuat seperti play station, dan sang pembunuh tidak perlu mencium langsung bau anyir darah. Pada pembantaian di Irak ini, perang sangat teroptimasi dengan teknologi informasi yang luar biasa.
 

TI pada pra-operasi militer

Jauh sebelumnya, intelijen AS akan memburu data dari semua penjuru. Satelit mata-mata AS membuat citra yang paling rinci yang pernah ada. Kalau satelit sipil seperti Ikonos atau Quickbird hanya mampu membuat citra dengan kehalusan pixel satu atau setengah meter, maka kita harus yakin bahwa satelit mata-mata akan mampu membaca tulisan koran.

Sementara itu shuttle radar topographic mission telah memetakan topografi seluruh dunia dengan pixel lima meter. Ini data yang di-release untuk sipil. Berapa akurasi militer yang dirahasiakan, tidak kita ketahui.

Dengan citra dan topografi ini, AS bisa membuat peta mutakhir daerah manapun tanpa perlu ijin atau sepengetahuan pemerintah manapun. Memang, dari peta ini beberapa ciri bangunan atau nama-nama geografis belum bisa diketahui. Untuk itulah AS akan mengirim spion untuk mengumpulkan informasi objek terutama yang dianggap vital dan tak "terbaca" dari angkasa. Juga tempat-tempat yang diduga beranjau. Mereka akan "berwisata" sambil merekam objek-objek "menarik" dengan piranti sistem posisi global (GPS). Piranti ini begitu mungil, bisa ditaruh dalam jam tangan, atau korek api. Begitu melihat objek menarik, wisatawan gadungan ini akan mengaktifkan GPS, sehingga objek itu terekam beserta posisinya. Kalau spion ini salah, petanya juga salah. Akibatnya fatal. Di Beograd jet AS pernah membom kedubes Cina, yang dikiranya markas Slobodan Milosevic. Di Irak juga ada apartemen yang disangka mes militer. Malah Saddam sendiri tak diketahui ada di mana.

AS memiliki peta yang lebih rinci dari otoritas nasional manapun di dunia. Dengan data spasial tiga dimensi ini, pilot-pilot AS bisa melakukan simulasi terbang yang sangat realistis atas kota-kota di dunia. Mereka juga bisa optimalkan rute gerak pasukan, baik di darat maupun udara. Model elevasi digital (DEM) yang ada pada sistem ini juga yang menuntun rudal jelajah Tomahawk atau pesawat Stealth ke sasaran dengan efisien, tanpa takut menabrak gunung atau apapun.

Tapi itu semua belum cukup. AS juga ingin informasi tentang orang-orang yang perlu diawasi. Untuk itu intelijen AS menyadap informasi yang lalu lalang via jaringan telekomunikasi (dengan satelit AS), juga data perbankan dan data kartu kredit. Dengan analisis database, maka kebiasaan orang-orang yang disorot dinas rahasia AS bisa diikuti. Ostrovsky (1990) dalam "By Way of Deception" melukiskan, bahwa dengan analisis database kartu kredit saja, CIA atau Mossad bisa mempelajari penerbangan atau hotel apa yang sering dipakai seseorang, berapa pengeluarannya, apa yang suka dibelinya, siapa yang sering diteleponnya, siapa yang mengirim dana padanya, dan kapan dia ke mana. Tak heran bahwa dinas-dinas rahasia itu punya background & insider information yang sangat rinci tentang tokoh-tokoh di negeri Islam. Mungkin di antara mereka ada yang berbakat jadi pengkhianat.

CIA-World-Fact-Book yang sering jadi referensi, adalah versi sipil dari bank data yang sangat lengkap. Di situ tersimpan data logistik di tiap daerah, yang di masa perang akan penting. Misalnya, bahwa di suatu desa ada sekian penduduk, sekian yang bisa perang, sekian janda (mungkin disiapkan untuk "hiburan" tentara AS), sekian ton pangan, dan sebagainya. Informasi itu penting untuk manuver pasukan, evakuasi, ataupun menduga lokasi musuh dalam perang gerilya. Di Indonesia, data seperti ini dikelola Direktorat Topografi TNI-AD dengan memanfaatkan organnya sampai ke desa, yaitu Babinsa. Bedanya, AS mengumpulkan laporan geografi militer dari seluruh dunia.

Dengan data yang begitu lengkap, AS bisa membangun sistem informasi geografis (GIS) yang luar biasa. Mereka bisa simulasi berbagai skenario perang, berapa korban yang akan jatuh dan kerugian yang ditimbulkan jika suatu senjata canggih seperti gelombang mikro ataupun nuklir digunakan. Mereka juga bisa berhitung tentang "keuntungan" perang dalam jangka panjang.

Andaikata diijinkan dipakai untuk sipil, sistem semacam ini sangat optimal untuk mempelajari pola bencana alam seperti banjir, gempa tsunami atau kebakaran hutan. Kapasitas komputasi sistem ini bisa membantu mengetahui dengan akurat, apa action yang tepat untuk misalnya mencegah banjir Jakarta: apa benar dengan reboisasi Puncak?; dengan kanal banjir senilai 15 trilyun?; dengan pompanisasi?; dengan pembersihan tepi Ciliwung dari pemukiman liar?; atau apa? Sayang sistem tadi justru dipakai untuk optimasi pembantaian umat manusia.



Perangkat ini dilengkapi sistem pakar (expert-system) yang akan membantu pengambilan keputusan. Bisa jadi keputusan kapan perang dimulai, atau suatu rudal diluncurkan, tidak di kepala George Walker Bush, apalagi PBB, melainkan pada sistem pendukung keputusan (decission support system), yang tentu hanya mesin pintar berkapasitas besar, tanpa nurani.
 

TI pada saat perang

Ketika perang, pasukan di garis depan akan dilengkapi alat GPS-telemetri, inframerah dan telematika. GPS akan memandu ke sasaran. Komando di belakang bisa memantau posisi dan kondisi pasukannya dari laptopnya. Kalau ada prajurit yang terluka atau tertangkap, posisinya langsung bisa diketahui.

Sementara itu alat inframerah berguna untuk melihat di kegelapan. Alat ini bisa mendeteksi manusia, yang tubuhnya memancarkan panas pada spektrum tertentu, meski bersembunyi di balik semak-semak atau dinding dengan ketebalan tertentu.

Mereka juga dilengkapi piranti telematika, yang akan memasok data-data terakhir ke front, baik dari satelit, atau analisis komputer atas data intelijen mutakhir. Agar jaringannya tidak disusupi hacker musuh, maka dilakukan enkripsi cryptografi yang sangat rumit.

Sementara itu senjata yang dipakai pun memiliki kandungan IT yang makin tinggi. Kini ada robot-robot mungil (dragon-runner) yang memiliki kecerdasan buatan (artificial intelligence). Robot ini bisa mengambil keputusan mandiri dan terus mengupdate diri dengan "pengalamannya". Ia dilengkapi kamera dan sejumlah sensor suara, panas atau bau. Dengan software pengenal pola, maka robot ini bisa mengenali musuh dan secara mandiri menyerangnya.

Sementara itu ada jenis robot lain yang dilengkapi bom dan piranti GPS. Bom itu diprogram untuk hanya meledak di lokasi yang koordinatnya ada pada daftar. Bom ini bisa juga dicurahkan dari "mother bomb" sebagai "bom satelit" atau diluncurkan sebagai "position guided missile" (PGM).

Jenis senjata lain adalah senjata radio yang bisa merebut kontrol atas piranti elektronik. Pesawat-pun bisa dibajak secara elektronik (electronic hijacked) - hal mana diduga kuat terjadi pada pesawat yang menabrak WTC 11 September 2001. Masih dengan radio adalah gangguan frekuensi (jamming) sehingga seluruh piranti telekomunikasi musuh terganggu.

Namun teknik jamming ini bisa pula digunakan musuh untuk melawan. Kalau ada ahli elektronik muslim yang mampu membuat pemancar yang kuat, bisa jadi pasukan AS yang dipandu GPS akan kehilangan arah, karena sistem GPS-nya ngaco. Karena itu pasukan AS juga dilengkapi sistem navigasi inersia (INS), yang tidak tergantung pada gelombang radio.
Sumber : Artileri

Ekspor Senjata Prodiksi Indonesia Ketat

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan membuat aturan main yang super ketat untuk penjualan produk pertahanan ke luar negeri (ekspor) yang diproduksi BUMN atau swasta nasional. Aturan ini sengaja dibuat untuk mengawasi produk yang dijual dan dipakai oleh pihak berwenang.

Langkah pemerintah ini untuk menjamin produk yang dijual oleh industri dalam negeri tidak jatuh ke tangan teroris.

"Agar pembeli produk industri pertahanan adalah pengguna yang tepat atau nggak disalahgunakan teroris," kata Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim kepada detikFinance, Rabu (7/2/2014).

Untuk proses produksi dan pengembangan produk pertahanan, Kemenhan mengatur secara rinci. Produk-produk alat utama sistem senjata (alutsista) yang bersifat mematikan dan memiliki daya rusak tinggi seperti senjata, amunisi, hingga kapal perang dan pesawat militer lengkap dengan persenjataan, akan dibuat dan dijual oleh BUMN.

"Untuk alutsista yang sifatnya memiliki daya hancur besar atau mematikan. Itu kita berikan ke BUMN," sebutnya.

Sedangkan untuk peralatan pendukung seperti seragam militer, rompi dan helm tahan peluru, sampai kendaraan dan kapal patroli tanpa senjata, bisa diberikan kepada swasta. namun untuk melengkapi dengan senjata, swasta harus bekerjasama dengan BUMN.

Pemerintah sengaja memang sengaja memisahkan pasar swasta dan BUMN.

"Dalam hal yang menyangkut kerahasiaan, sustainability, kebutuhan modal dan juga penugasan dilakukan oleh pemerintah kepada pelaku maka untuk di awal itu membedakan BUMN dan swasta. Biar mereka fokus sesuai kompetensi," terangnya.

Pada kesempatan tersebut, Silmy menyinggung perbedaan industri pertahanan di dalam negeri dengan negara maju, seperti Prancis, Amerika Serikat, Jerman hingga Inggris.

Rata-rata industri pertahanan atau alutsista di negara maju dikelola oleh swasta murni. Pasalnya industri telah berkembang sangat lama sehingga telah tercipta kemandirian di dalam pengembangan teknologi dan pendanaan karena telah go public.

Meski telah dilepas ke swasta, saat awal-awal pendirian peran negara sangat dominan. Negara dalam hal ini melalui BUMN berperan sebagai perintis karena terkait permodalan seperti awal mula lahirnya British Aerospace. Produk British Aerospace salah satunya adalah jet tempur Eurofighter Typhoon.

"British Aerospace itu awalnya BUMN kemudian bertahap swasta masuk sebagai pemilik. Tahap awal bangun industri pertahanan itu negara yang berperan, kayak Indonesia," paparnya.




Sumber : Detik

Sempat Terpuruk, Kini PAL Ekspor Kapal Perang

SURABAYA-(IDB) : BUMN produsen kapal, PT PAL (Persero) memang masih dalam penanganan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). PAL memiliki kinerja keuangan relatif negatif alias berdarah-darah pasca krisis ekonomi 1998. Kondisi keuangan PAL perlahan tapi pasti mulai membaik.

Paling menggemparkan, pada awal 2014, PAL berhasil menjual 2 unit kapal perang tipe Strategic Sealift Vessel (SSV) dengan nilai kontrak US$ 90 juta kepada militer Filipina.

"Buat AL Filipina, itu juga order kapal perang terbesar pertama ke luar negeri," kata Dirut PAL, Firmansyah seperti dikutip, Rabu (2/7/2014).

Untuk memenangkan tender pengadaan kapal perang, BUMN RI harus bersaing ketat dengan produsen kapal dari 6 negara.

Selain kapal perang, PAL memiliki produk unggulan yang terkenal yakni Kapal Kargo Star 50. Kapal raksasa berjenis box shape bulk carrier (double hull) tersebut memiliki bobot 50.000 dead weight tonnage (DWT). Kapal Kargo 50 Star buatan PAL ini telah dijual ke Jerman, Hong Kong hingga Turki.

PAL juga saat ini tengah mempersiapkan fasilitas pengembangan dan produksi kapal selam di Surabaya Jawa Timur. Targetnya awal 2015, kapal selam bisa diproduksi pada galangan milik perseroan.

Proses produksi kapal selam pesanan TNI AL tersebut, paling cepat dimulai akhir 2014. Masa pengerjaan membutuhkan waktu 4 tahun.

"Dari 2014 bisa jadi 2018 atau butuh 4 tahun," kata Firmansyah.

Untuk mendukung rencana ini, PAL telah membangun fasilitas pengembangan dan perawatan kapal selam di Surabaya. Untuk mendirikan fasilitas tersebut, PAL mengguyur anggaran US$ 250 juta.

"Investasi US$ 250 juta. Kita betul-betul mulai dari nol," jelasnya.

Untuk mengembangkan kapal selam type DSME 209 tersebut, PAL menggandeng perusahaan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME). Firmansyah menyebut pembangunan fasilitas produksi dan perawatan di Indonesia karena TNI AL masih membutuhkan tambahan kapal selam.

"Memang dari penjelasan kemenhan TNI AL butuh 12 unit. Sekarang kita baru punya 2 masih butuh banyak," sebutnya.




Sumber : Detik

SBY Ingatkan Pentingnya Modernisasi Alutsista

JAKARTA-(IDB) :  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai pentingnya modernisasi alutsista bagi Indonesia bukan disiapkan untuk berperang. Namun, dia melihat alutsista diperlukan untuk tetap menjaga posisi Indonesia di dunia internasional agar tidak dilecehkan.

SBY menyebutkan dalam lima tahun terakhir, di saat pertumbuhan ekonomi yang menguat, anggaran bagi TNI pun menjadi lebih besar. Anggaran itu digunakan untuk modernisasi alutsista.

"Kita cinta damai tetapi tentu kita mencintai kedaulatan dan wilayah kita. Meski pun tidak ada niat apa pun bagi Indonesia dengan tentara yang semakin kuat dan modern, untuk menjalankan politik yang ekspansif, agresif kita tetap harus bertanggung jawab atas keutuhan wilayah NKRI. Dengan demikian kita tidak dilecehkan dan tidak semudah itu diganggu oleh negara-negara dan kekuatan lain," ungkap SBY dalam acara buka puasa bersama jajaran TNI di Mabes TNI, Kamis (3/7/2014).

 

SBY juga mengingatkan agar penggunaan soft power melalui diplomasi lebih diutamakan dibandingkan hard power dengan mengerahkan angkatan bersenjata digunakan. Indonesia, kata SBY, tidak pernah menginginkan peperangan tetapi mana kala ada ancaman kedaulatan, maka Indonesia akan siap berperang.
 

Panglima TNI Jenderal Moeldoko dalam sambutan sebelum Presiden, juga menyinggung soal modernisasi alutsista. Dia memuji langkah Presiden SBY yang memutuskan meningkatkan teknologi persenjataan TNI. Menurut dia, modernisasi alutsista selaras dengan perkembangan konflik di Laut Tiongkok Selatan yang semakin memanas.
 

"Saya tidak bisa bayangkan, kalau perkembangan Laut Tiongkok Selatan seperti itu, tapi perkembaga alutsista kita masih seperti yang lalu dengan masih andalkan alutsista AMX13 yang sudah sangat tertinggal," imbuh Moeldoko.



Sumber : Kompas

Mimpi PT. INUKI Kuasai Pasar Nuklir Kesehatan Dunia

JAKARTA-(IDB) : PT Industri Nuklir Indonesia (INUKI) relatif jarang terdengar. Siapa sangka meski jarang tampil, namun INUKI mampu membuktikan prestasi yang cukup mencengangkan.

INUKI bersama SHINE Medical, USA, bersepakat mengembangkan pabrik nuklir untuk kebutuhan kesehatan (radioisotop). Kerjasama tersebut menghasilkan pengolahan radioisotop tanpa harus membuat reaktor nuklir.

Pabrik nuklir yang memakan investasi US$ 140 juta tersebut ditargetkan rampung pada tahun 2017. Saat beroperasi, pabrik tersebut mampu memproduksi 4.000 curie per minggu.

Direktur Utama PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) (INUKI), Yudi Utomo Imardjoko menjelaskan langkah INUKI tersebut merupakan rencana perseroan menjadi pemimpin pasar produk nuklir kesehatan dunia.

"Kita berbisnis dan kita kejar-kejaran tahun 2017. Kalau kita menang, kita jadi pemasok nomer 1, kita punya bisnis untuk 50 tahun ke depan," kata Yudi, Rabu (2/7/2014).

Pabrik penghasil radioisotop rencananya mampu memasok ke 1.500 rumah sakit di negara paman sam. Selain mengembangkan pabrik penghasil radioisotop di AS, INUKI juga berencana membangun pabrik generasi terbaru penghasil radioisotop di tanah air. Lokasinya akan dipilih di dekat akses bandara.

INUKI tidak akan membangun reaktor karena teknologi terbaru telah ditemukan. Rencananya pabrik terbaru akan digunakan memasok nuklir kesehatan untuk rumah sakit dalam dan luar negeri.

"Indonesia radioisotop dipasok ke 16 rumah sakit, kemudian ekspor ke Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, Bangladesh," sebutnya.

Siapa sangka rencana besar INUKI ternyata datang dari BUMN yang sempat berdarah-darah secara keuangan. Dahlan pun sempat menjuluki INUKI sebagai BUMN Dhuafa. Yudi menilai kinerja keuangan perseroan akan tampak kinclong ketika pabrik baru di Indonesia dan Amerika Serikat mulai produksi.

"Kerugian saat ini baru berkurang 50%. Prestasinya kita akan terlihat setelah fasilitas akseletor dan semua peralatan baru beroperasi pada tahun 2018," papar Yudi.

Yudi menjelaskan, radioisotop merupakan teknologi paling akurat untuk mendeteksi penyakit. Menurutnya deteksi atau diagnosa penyakit sangat penting bagi dokter di dalam mengambil keputusan bagi pasien.

"Keakuratan paling tinggi di antara yang lain seperti CT Scan, X-Ray hingga infra-red," jelasnya.




Sumber : Detik

DPR Dukung Rencana TNI Buka Komando Gabungan

JAKARTA-(IDB) : Rencana membuka komando gabungan yang akan dilakukan TNI mendapat respons positif dari banyak kalangan. Salah satunya, Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq yang menyatakan dukungannya mengenai rencana TNI dalam membuka komando gabungan dari dua titik menjadi tiga titik.

“Saya mendukung sekali rencana TNI untuk membuka komando gabungan, dari dua titik menjadi tiga titik, yang tadinya barat dan timur menjadi barat, tengah, dan timur. Sehingga jangkauan dan mobilitas TNI kita menjadi cepat,” kata Mahfudz.


Pasalnya, pembukaan komando gabungan itu merupakan counter terhadap memanasnya situasi keamanan kawasan terkait sengketa Laut Tiongkok Selatan.


Struktur baru yang dinamakan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) yang pimpinannya akan dijabat Jenderal bintang tiga, tinggal menunggu Keputusan Presiden.

Menurut Kementerian Pertahanan, pembentukan Kogabwilhan memang sesuai dengan kebutuhan operasi dan tidak akan tumpang tindih dengan komando-komando utama di TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.


Mahfudz menyampaikan, kawasan yang memanas akan berdampak pada kondisi ekonomi dan politik. Dalam kondisi ekonomi, Fungsionaris Partai PKS ini memberi contoh, jika kawasan memanas maka yang paling nyata terkena dampaknya adalah pelayaran, sehingga menyebabkan beberapa stakeholder terkait merugi.


“Indonesia ini memiliki wilayah-wilayah terdepan, baik darat maupun lautnya, yang bersinggungan langsung dengan konflik tersebut, maka penguatan postur pertahanan kita ini menjadi penting,” tambahnya.


Namun, di lain sisi, Mahfudz mengharapkan penyelesaian secara diplomasi penting menjadi bagian dalam merespons permasalahan tersebut.


“Penguatan postur TNI kita akan menjadi modal utama dalam melakukan diplomasi,” pungkasnya.




Sumber : JurnalMaritim

Pertahanan Laut Menjadi Prioritas Utama MEF 2015-2019

Patroli TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Negara terus mengalami kerugian per tahunnya akibat kebocoran aset melalui laut. “Potensi kerugian negara sangat besar akibat arus lalu lintas ilegal, illegal fishing, illegal logging, penyelundupan BBM, dan perompakan,” ujar Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq.


Mahfudz menjelaskan, kerugian negara menurut hasil kajian dalam suatu studi pada 2007 diperkirakan mencapai Rp 40 triliun per tahun. Hal ini dapat ditutupi jika kekuatan TNI AL mumpuni.


“Apabila kita bisa meminimalkan kerugian Rp 40 triliun per tahun itu maka dapat menumbuhkan nilai ekonomi,” tambahnya.


Anggota DPR RI dari Fraksi PKS tersebut menuturkan kendala menetapkan anggaran pertahanan, khususnya pertahanan laut, adalah masalah politik anggaran yang masih melihat cost dalam menetapkan alutsista, bukan pada manfaat.


“Memang secara politik anggaran kita masih melihat belanja alutsistanya berdasarkan cost, belum melihat bahwa belanja alutsista ini punya multiple economy effect,” katanya.


Mahfudz berjanji, pertahanan laut akan menjadi prioritas utama dalam penetapan MEF pada tahap II (2015-2019) nanti.


“Kalau kita pendekatannya adalah Indonesia sebagai Negara Maritim maka memang kontrol wilayah NKRI terbesar itu adalah laut, sehingga dari sisi itu kita memprioritaskan penguatan alutsista AL,” pungkas Mahfudz.


Mahfudz mengharapkan, dalam Renstra II ada terobosan-terobosan, karena tensi ancaman keamanan secara konflik militer di sekitar kawasan sangat tinggi. Jika pertahanan tidak dijaga, akan menggangu kepentingan nasional Indonesia.


Kogabwilhan Dan Laut China Selatan
 
Pertahanan laut yang menjadi prioritas utama dalam penetapan MEF pada tahap II (2015-2019) nanti, akan dikaitkan dengan Rencana TNI dalam membuka komando gabungan dari dua titik menjadi tiga titik.


“Saya mendukung sekali rencana TNI untuk membuka komando gabungan, dari dua titik menjadi tiga titik, yang tadinya barat dan timur menjadi barat, tengah, dan timur. Sehingga jangkauan dan mobilitas TNI kita menjadi cepat,” kata Mahfudz.


Pasalnya, pembukaan komando gabungan itu merupakan counter terhadap memanasnya situasi keamanan kawasan terkait sengketa Laut Tiongkok Selatan.


Struktur baru yang dinamakan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) yang pimpinannya akan dijabat Jenderal bintang tiga, tinggal menunggu Keputusan Presiden.


Menurut Kementerian Pertahanan, pembentukan Kogabwilhan memang sesuai dengan kebutuhan operasi dan tidak akan tumpang tindih dengan komando-komando utama di TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.


Mahfudz menyampaikan, kawasan yang memanas akan berdampak pada kondisi ekonomi dan politik. Dalam kondisi ekonomi, jika kawasan memanas maka yang paling nyata terkena dampaknya adalah pelayaran, sehingga menyebabkan beberapa stakeholder terkait merugi.


“Indonesia ini memiliki wilayah-wilayah terdepan, baik darat maupun lautnya, yang bersinggungan langsung dengan konflik tersebut, maka penguatan postur pertahanan kita ini menjadi penting,” tambahnya.

Penguatan postur TNI kita akan menjadi modal utama dalam melakukan diplomasi.




Sumber : JurnalMaritim

Perubahan Kebijakan Keamanan Jepang

image

TOKYO-(IDB) : Kabinet Jepang telah mengubah interpretasi konstitusi untuk memungkinkan negara itu menerapkan haknya atas bela diri kolektif. Keputusan ini menandai perubahan besar dalam kebijakan keamanan Jepang setelah perang. Dalam sebuah rapat hari Selasa (1/7), kabinet Jepang menyetujui apa yang disebutnya sebagai “Keputusan Kabinet atas Pengembangan Pengesahan Keamanan yang Lancar Berkelanjutan untuk Memastikan Kelangsungan Hidup Jepang dan Melindungi Rakyatnya”.


Pemerintahan Jepang sebelumnya menetapkan bahwa negara mereka memiliki hak terhadap bela diri kolektif. Hal ini mengkoreksi interpretasi Konstitusi yang mengutuk perang.


Kabinet mengatakan bahwa sebelum interpretasi ulang, pemerintah yang lalu mempertimbangkan menggunakan kekuatan yang diizinkan hanya dalam hal serangan bersenjata terhadap Jepang.


imageNamun, kabinet sekarang mengatakan bahwa dengan situasi keamanan di sekeliling Jepang yang terus berubah. Sebuah serangan bersenjata terhadap negara asing dapat mengancam kelangsungan hidup Jepang, tergantung dari maksud, skala dan cara serangan tersebut.


Dokumen itu mengatakan bahwa pemerintah telah menyimpulkan bahwa konstitusi harus diinterpretasikan untuk mengizinkan penggunaan hanya kekuatan yang diperlukan bagi bela diri di bawah kondisi-kondisi tertentu.


Ditambahkan, bela diri kolektif ini termasuk serangan bersenjata pada satu negara asing yang punya hubungan dekat dengan Jepang, serta yang disebut bahaya nyata suatu ancaman bagi kelangsungan hidup Jepang dan dasar penjungkirbalikan hak rakyat.


Dokumen tersebut mengatakan sudah sewajarnya untuk mendapatkan kepastian kekuasaan sipil. Pemerintah akan menetapkan dalam rancangan undang-undang bahwa sebelum memerintahkan Pasukan Bela Diri Jepang menggunakan kekuatan, pada prinsipnya diperlukan persetujuan parlemen sebelumnya.


Tanggapan Tiongkok Tanggapi
 
Tiongkok mengeluarkan sebuah peringatan terhadap keputusan Kabinet Jepang untuk mengizinkan negaranya melakukan hak bela diri kolektif.


Juru bicara Kementerian Luar Negeri TIongkok Hong Lei menggelar jumpa pers Senin (1/7). Hong mengatakan Pemerintah Jepang baru-baru ini membuat perubahan-perubahan serius. Ia mengatakan Jepang sering membuat isu soal persepsi sejarah dan juga implementasi militer serta langkah-langkah keamanan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya oleh Jepang.

Hong mengatakan, Tiongkok tidak dapat menahan diri dari menyangka bahwa Jepang tengah berusaha mengubah arah perkembangan perdamaian yang telah berlangsung sejak Perang Dunia Kedua.




Sumber : BeritaSatu