Pages

Rabu, Februari 19, 2014

Indonesia Darurat Kapal Selam

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan Indonesia bergegas membenahi dan memperbarui berbagai alat utama sistem persenjataan yang kurang dan sudah dimakan usia. Penambahan unit kapal selam salah satu target yang dibidik oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).


Staf Ahli Kementerian Pertahanan bidang kerjasama dan hubungan kelembagaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan, Zilmi Karim, mengatakan, saat ini Kementerian Pertahanan dengan PT PAL sedang menyiapkan galangan buat pembangunan kapal selam. Jika modal dari pemerintah sudah cair, maka pembangunan kapal selam dimulai tahun depan.


“Kapal selam PT PAL direncanakan masuk tahap produksi pada 2015, dan diperkirakan selesai November 2018,” ujar Zilmi di Jakarta, Rabu (19/2/2014).


Produksi kapal selam dilakukan dengan cara kerjasama operasi dengan perusahaan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Kontrak antara pemerintah dengan Daewoo sudah diteken sejak 2011 dengan nilai USD 1,07 juta. Indonesia memesan tiga kapal selam dari Daewoo, dua dibangun di Korea Selatan, dan satu akan dibuat di PT PAL di Surabaya, Jawa Timur.


Maksud pembangunan satu kapal selam di tanah air itu supaya terjadi alih teknologi. Hal ini sudah tercantum dalam undang-undang dan peraturan presiden yang mewajibkan tiga syarat dalam pengadaan mesin tempur. Yakni alih teknologi, penggunaan kandungan dan komponen lokal, serta imbal dagang.


Zilmi melanjutkan, melalui rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, pemerintah sepakat membenamkan tambahan modal sebesar USD 250 juta dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara-Pengubahan buat membantu pembangunan galangan kapal itu. Jika tidak meleset, April mendatang dana itu bakal cair.


Meski begitu, banyak pihak meragukan kemampuan PT PAL membangun kapal selam itu. Tetapi Zilmi pasang badan. Menurut dia, yang mesti dikhawatirkan bukan kemampuan PT PAL, tapi justru ketepatan pencairan dana pembangunan fasilitas.


“Pembangunan fasilitas itu sudah dimulai sejak 2011. Sumber daya manusia sudah ditatar dan peralatan sudah disamakan. Dalam pembangunan galangan kita juga menggandeng konsultan dari Korea Selatan biar sama. Yang membangun fasilitas juga kontraktor. Jadi jangan menyalahkan PT PAL,” ujar Zilmi.

Membangun Kemandirian

Wilayah Republik Indonesia yang terdiri dari pulau dan dihubungkan laut yang membentang luas memiliki tantangan tersendiri dalam bidang pertahanan. Sayangnya hal itu tidak ditopang dengan alat utama sistem persenjataan laut mumpuni.

Staf Ahli Kementerian Pertahanan bidang kerjasama dan hubungan kelembagaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan, Zilmi Karim, mengatakan, sampai saat ini Indonesia sangat kekurangan armada pertahanan laut, utamanya kapal selam. Bayangkan, dari kebutuhan minimal 12 kapal selam, Indonesia hanya punya dua unit.

"Indonesia butuh 12 kapal selam. Tapi cuma punya 2 unit," kata Zilmi dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (19/2).

Dua kapal selam milik Indonesia masih aktif itu adalah KRI Cakra and KRI Nenggala. Keduanya merupakan buatan Jerman pada era 1980-an. Dua kapal selam itu pun tak lama lagi bakal pensiun, yakni tepatnya 2020.

Maka dari itu Kementerian Pertahanan ngotot menambah kekuatan kapal selam sebagai salah satu pilar pertahanan laut. Masalahnya adalah, lanjut Zilmi, biaya membeli kapal selam sangat mahal.  

Supaya proses alih teknologi berjalan lancar pemerintah mengirim 206 tenaga ahli Indonesia buat belajar langsung teknik pembuatan kapal selam ke Korea Selatan. Dalam rombongan itu juga terselip perwakilan akademisi dari Institut Teknologi Surabaya.

Indonesia darurat kapal Selam. Wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau dan dihubungkan laut yang membentang luas memiliki tantangan tersendiri dalam bidang pertahanan. 




Sumber : Merdeka

Bina Walet Skadron Udara 7

BOGOR-(IDB) : Melibatkan tiga pesawat EC 120 Colibri dengan enam Penerbang , Skadron Udara 7, Lanud Suryadarma Kalijati Subang selama dua hari menggelar Latihan Bina Walet Tahun 2014 dengan rute hari pertama Lanud Suryadarma, Lanud Sukani, Lanud Wiriadinata Tasik Malaya (Ron). Hari kedua Lanud Wiriadinata, Husein Sastranegara, Atangsanjaya Bogor dan kembali ke Lanud Suryadarma. 

Komandan Lanud Suryadarma Kolonel Pnb Tahyodi, S AP,memimpin giat ini didampingi Komandan Skadron Udara 7, Letkol Pnb Khairun Aslam dan empat penerbang lainnya, Mayor Pnb Tarmudji, Kasiopslat, Disops Lanud Surydarma, Mayor Pnb Tubagus Hasan, Kapten Pnb Antonius,Lettu Pnb Kadek Dwi D didukung lima air Crew.

Komandan Lanud sebelum keberangkatan mengatakan, dalam latihan ini juga ada fungsi Binpotdirga yaitu di Pangkalan yang disinggahi diadakan Static Show bagi masyarakat sekitar, dan static show serta Joy Flight kali ini diadakan di Lanud Wiriadinata Tasik Malaya.

Sementara menurut Kasiopslat, Mayor Pnb Tarmudji, Latihan Bina Walet merupakan latihan Satuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan terbang Navigasi para penerbang Skadron Udara 7 dalam mengawaki pesawat EC 120 Colibri.

Sekitar pukul 7.30 WIB pesawat EC 120 Colibri berturut-turut take Off menuju Lanud Sukani dan Lanud Wiriadinata Tasik Malaya.




Sumber : TNI AU

Kedatangan Pesawat Baru Merupakan “Deterrent Power” Bagi TNI AU

LANUD ATANG SENDJAJA-(IDB) : Rapat Pimpinan (Rapim) TNI Angkatan Udara yang dilaksanakan baru-baru ini, di Mabesau, Cilangkap, membahas antara lain adalah upaya meningkatkan kesiapan operasional TNI Angkatan Udara difokuskan pada tercapainya kemampuan optimal satuan-satuan Operasional TNI Angkatan Udara secara terpadu melalui pendidikan dan latihan yang dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan.

Demikian dikatakan Kepala Staf  TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI I.B. Putu Dunia dalam sambutan tertulis pada Upacara 17-an, di Lanud Atang Sendjaja yang dibacakan oleh Komandan Lanud Atang Sendjaja Marsekal Pertama TNI Eko Supriyanto, Senin (17/2). Upacara Bendera tersebut diikuti   para Perwira, Bintara, dan Tamtama serta Pegawai Negeri Sipil di jajaran Lanud Atang Sendjaja, Wingdikum dan Kompi Senapan C Batalyon Tempur 467 Paskhas.

Kedatangan beberapa Alutsista seperti pesawat tempur T-50i Golden Eagle, F-16, pesawat latih G-120TP Grob, pesawat angkut ringan CN-295, angkut berat C-130, dan pesawat tempur EMB-314 Super Tucano, tentu saja sangat menggembirakan, karena akan makin menambah kesiapan operasional TNI Angkatan Udara.

Penambahan jumlah dan modernisasi Alutsista memang sangat kita butuhkan, selain untuk mendukung pelaksanaan tugas juga sekaligus sebagai Deterrent Power. Kedatangan pesawat baru ini menuntut seluruh personil TNI Angkatan Udara agar meningkatkan profesionalismenya, sehingga  mampu merawat dan mengoperasikannya sesuai tuntutan tugas dengan lancar dan aman.

Terkait dengan Pemilu Kasau mengingatkan kembali kepada seluruh prajurit TNI Angkatan Udara dimanapun bertugas agar menjaga komitmen Netralitas TNI, prajurit tidak diperbolehkan menggunakan fasilitas dinas untuk mendukung kepentingan salah satu kelompok atau Partai Politik Peserta Pemilu.

TNI Angkatan Udara memiliki tanggung jawab untuk menjamin suksesnya penyelenggaraan kegiatan proses Pemilu melalui partisipasi aktif, sesuai ketentuan yang berlaku," jelas Kasau.




Sumber : TNI

TNI AL Tinjau Armada Utara Rusia

Sejak Indonesia dan Rusia menandatangani perjanjian Kemitraan Strategis di tahun 2003, hubungan kerjasama antara kedua negara semakin erat, tidak terkecuali di bidang pertahanan.



Kerjasama Militer, TNI AL Tinjau Armada Utara Rusia
MOSCOW-(IDB) : Menindaklanjuti kunjungan kerja KASAL RI ke Rusia tahun 2013 dalam upaya penjajakan peningkatan kerjasama pertahanan yang lebih erat antara Indonesia dan Rusia, delegasi TNI AL yang diketuai Assisten Perencanaan (Asrena) Kasal Laksda TNI, Ade Supandi telah mengadakan kunjungan kerja ke Rusia, 9-15 Februari 2014.

Menurut keterangan Sekretaris I Pensosbud KBRI Moskow, Lailal K Yuniarti, dalam kunjungan tersebut Laksda Ade Supandi dan delegasi antara lain Mengunjungi Armada Utara Rusia di Polyarniy, Murmanks, Federasi Rusia pada (10-12/2/2014) diterima langsung oleh Rear Admiral Oleg Golubev.

Dalam kunjungan tersebut, delegasi meninjau kapal selam Kilo Class yang diharapkan akan dapat memperkuat Alutsista TNI AL.

”Delegasi TNI AL berkesempatan melihat berbagai kapal selam, baik yang sudah maupun yang belum dimodernisasi. Pihak Rusia menyampaikan harapan agar kapal selam yang di tawarkan kepada pihak Indonesia dapat menjadi bagian dari kekuatan Alutsista TNI khususnya, TNI AL ”, ujar Yuniarti.

Selama di Rusia, Asrena KASAL Laksda Ade Supandi dan delegasi juga telah melakukan pertemuan dengan Dubes RI Moskow, Djauhari Oratmangun, guna membicarakan kerjasama Indonesia – Rusia di bidang militer di masa yang akan datang.

Mengapa Rusia Jadi Mitra?

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia perlu memiliki Angkatan Laut yang kuat. Dalam hal ini, sebagai negara dengan tingkat penguasaan teknologi yang tinggi, Rusia adalah mitra yang ideal. Selain itu, Rusia tidak menetapkan prakondisi politik apapun untuk penjualan senjata.

Hubungan kerjasama militer kedua negara tidak terbatas pada jual-beli persenjataan. Kedua negara juga melakukan latihan bersama mengatasi pembajakan laut.

Sebagai catatan, sejak Indonesia dan Rusia menandatangani perjanjian Kemitraan Strategis di tahun 2003, hubungan kerjasama antara kedua negara semakin erat, tidak terkecuali di bidang pertahanan. Indonesia dan Uni Soviet pernah memiliki hubungan yang sangat dekat setelah keduanya mulai menjalin hubungan diplomatik di tahun 1950. Pada waktu itu, Indonesia banyak membeli persenjataan dari Uni Soviet. Berkat dukungan militer tersebut, Angkatan Laut Indonesia menjadi yang kedua terkuat di Asia setelah RRT.

Walau demikian, hubungan erat tersebut tidak berlangsung lama. Akibat perubahan peta politik di Tanah Air, hubungan tersebut sempat membeku dan hanya mulai membaik di awal 2000-an ketika RI dan Federasi Rusia sebagai successor state Uni Soviet kembali memperkuat hubungan dengan Indonesia.

Berikut fotonya by @kenyot kaskuser :





Sumber : PelitaOnline

Alutsista Indonesia 2014

Rudal Krypton Kh-31 diusung Fighter Sukhoi Indonesia (photo: FB Jiwa Merah Putih)

JKGR-(IDB) : Perdebatan kiblat dari pembelian alutsista militer selama ini, menarik untuk dicermati. Kalau ditelaah semenjak kejadian embargo oleh USA dan konco-konconya tahun 1999 sampai 2004, sepertinya sudah menjadi pengalaman pahit dan berharga bagi TNI. 

Seperti kita semua thau selama 30 tahun berkuasa Pak Harto selalu berkiblat ke blok barat dalam hal pengadaan alutsista. Yang berdatangan pun boleh dibilang alakadarnya mulai pemaksaan pemakaian F.86 Sabre dan T.33 ex RAAF medio tahun 1970-an sampai penjatahan jenis, spesifikasi dan jumlah unit yang bisa dibeli dalam medio 1980-an.


Pada akhirnya pewaris tahta alias presiden-presiden kita selanjutnya mengalami betul yang namanya pelecehan yang diakibatkan rendahnya daya gedor alutsista kita. Puncaknya adalah pelecehan paling parah di ambalat yang dilakukan oleh sonora.


Kita Marah ?

Ya, kita rakyat Indonesia tentu marah dan Pak SBY geram betul tapi beliau sadar, kalau kekuatan alutsista TNI kita saat itu masih tertinggal jauh dari negara-negara tetangga yang sok jaguh. Sejumlah langkah beliau lakukan dalam langkah penguatan alutsista TNI. 

Selain kontrak-kontrak warisan penguasa sebelumnya yaitu pengadaan 4 buah korvet SIGMA, pengadaan 4 unit LPD kelas Banjarmasin, pembelian beberapa unit pesawat latih KT-1 B Wong bee yang di dalamnya ada skema hibah beberapa unit LVT 7 (landing Vehicle Tank) dari Korea Selatan untuk Marinir TNI AL, Pembelian beberapa unit baterai peluncur roket RM 70 Grad dari Ceko, pembelian beberapa Helicopter Colibri untuk TNI AU dan TNI AL, Rudal QW 3 dari China dan beberapa kontrak pembelian lain, maka diperlukan juga pembelian alutsista strategis yang lebih gahar dari blok timur yaitu blok sahabat lama yang kemungkinan mengembargo kita kedepannya kecil sekali, antara lain :


1. Kontrak pengadaan Alutsista berupa fasilitas kredit senilai 1 miliar dolar tahun 2007 (seperti yang diumbar kemedia massa) dari RUSIA, yang digunakan untuk membeli 3 Sukhoi 27 SKM dan 3 Sukhoi 30 MK2 senilai $ 300 juta (untuk melengkapi 4 unit Sukhoi kita yang dipesan tahun 2003) dan $ 700 juta lainnya digunakan untuk membeli 2 unit kapal selam kelas Kilo.


Apakah Indonesia hanya mengajukan fasilitas kredit senilai 1 miliar dolar kepada Rusia ? Menurut saya jawabannya tidak, alias Indonesia mengajukan fasilitas kredit dengan nilai lebih dari 1 miliar dolar.


Kenapa ? Karena pada tahun setelahnya mulai berdatangan alutsista dari RUSIA selain dua yang disebut di atas. Mulai dari beberapa unit Helicopter Mi 35 Hind E dan Hind P dan beberapa unit Helicopter Mi 17 buat TNI AD. Beberapa unit Panser BTR 80 buat Marinir TNI AL, 17 unit Tank BMP 3F buat marinir TNI AL, pembelian beberapa rudal termasuk rudal yakhont (ini yang dipublish dan diperlihatkan barangnya ke publik walaupun tidak dirilis berapa unit sebenarnya yang dibeli).


Kalau begitu ada kemungkinan dong saat itu kita pesan Sukhoi lebih dari enam unit ? Atau berarti dua Kapal Selam Kilo yang dulu kita pesan itu, sekarang sudah menyelam jalan-jalan dong di perairan kita ?.


Benar, bisa jadi seperti itu. jumlah Sukhoi kita sesungguhnya adalah lebih dari 16 unit. (tidak seperti yang dipublish) kenapa, karena sukhoi kita ini termasuk alutsista yang sangat strategis sampai-sampai rudal-rudalnya saja, baru dimunculkan secara resmi saat latihan Angkasa Yudha 2013.


Begitupun dengan KS Kilo dua unit, pastinya sudah berkeliaran di perairan nusantara kita.

Sebagai bahan analisa saja, kenapa Sukhoi datangnya masih dibungkus dan diangkut pakai pesawat Antonov Rusia dan dirakit di sini ?


Kenapa tidak terbang ferry saja dari negara pembuat ke Indonesia macam T. 50 I atau F. 16 zaman tahun 1989-1990 dulu. Kalau jaraknya jauh ya memang tidak masuk dilogika juga, secara Super Tucano saja yang jarak Brazil ke Indonesia lebih jauh tetap terbang ferry.


Seperti berita yang saya kutip. “karena sesuai amanat UU Kebebasan Informasi Publik, Mengenai tudingan Indonesian Corruption Watch (ICW) soal pemerintah yang tidak transparan soal pengadaan alutsista, Andi mengatakan berdasarkan UU proses pembelian senjata termasuk hal yang dikecualikan”.


Andi menambahkan, “Dalam UU Kebebasan Informasi Publik proses pengadaan senjata memang termasuk dalam hal-hal yang dikecualikan. Kementerian Pertahanan tidak wajib mempublikasikan, bahkan harus menerapkan prinsip kehati-hatian.


Apalagi Sukhoi dan KS Kilo merupakan produk buatan blok timur, yang notabene gampang banget dijaga kerahasiaannya karena kita sudah mempunyai perjanjian kerjasama militer dengan Rusia. Berbeda dengan produk buatan blok barat yang walaupun sudah kita jaga kerahasiaannya, tetap saja ketahuan (malahan kita ditertawai) karena negara calon musuh kita seperti Sonotan tinggal tanya doang ke negara pembuatnya.


Makanya tahun 2012, sebelum latihan “Pitch Black” Kepala Staf RAAF sampai datang langsung ke sarang Thunder di Hasanuddin, untuk memeriksa dan menghitung satu-satu sukhoi kita. Ada berapa sih ?. Dan alhamdulilah yang dipajang di apron dan hanggar tetap 10 unit dan yang dikirim buat latihan cuma 4 (empat) unit.


Soalnya menurut data intelejen mereka, sukhoi TNI AU termasuk 6 biji yang dipesan tahun 2011 dan diterima 2013, jumlahnya total ada 24 biji. Makanya meraka mati-matian menyadap kita karena ingin memperoleh informasi akurat tentang alutsista apa saja yang sudah dibeli dan jumlahnya dari Rusia.


Begitupun dengan Kapal Selam Kilo sudah berapa banyak pemberitaan media luar dari tetangga-tetangga kita yang mengkonfirmasikan keberadaan “mahluk halus” Hiu Kencana itu. Makanya atas dasar inilah mereka mati-matian, melakukan penyadapan lebih intensif kepada indonesia.


Presiden SBY memandangi model kapal selam Kilo Rusia (photo: setneg)


2. Pembantukan dan pelaksanaan program Minimum Essential Force (MEF) mulai dari tahap I sampai III.

Di sini jelas sekali dalam memenuhi kekuatan minimum tersebut Indonesia memainkan peran cantiknya sebagai negara non blok dengan baik. Berbagai macam alutsista dari Blok Barat dan Blok Timur dibeli dan dipublikasikan kepada masyarakat umum. Antara lain :


Blok Barat :

- Pembelian 6 unit F. 16 Block 60 / berubah menjadi hibah 24 unit F. 16 Block 25 (upgrade Block 32++) + 4 unit F.16 Block 25 sebagai cadangan sparepart dan 2 unit F. 16 Block 15 OCU cadangan sparepart (sepertinya ini diupgrade juga).


- Pembelian 16 unit T. 50 I dari korsel, disertai skema hibah beberapa unit LVT 7 (landing Vehicle Tank) buat marinir dan beberapa unit F.5 tiger II untuk TNI AU (belum jelas diambil atau tidak walaupun ada berita TNI AU menolak karena tidak sesuai).


- Pembelian 16 unit Super Tucano dari EMBRAER Brazil.
- Pembelian 18 unit Pesawat Latih G 120tp Grob dari Jerman.
- Pembelian beberapa unit UAV Searcher II dan Heron dari Israel (dibeli melalui perusahaan yang berdomisili di Filipina)

- Pembelian 9 unit pesawat angkut ringan CN. 295.
- Pembelian 9 unit pesawat angkut C. 130 Hercules ex RAAF (4 biji hibah/retrofit + 5 biji beli dengan harga murah).


- Pembelian 6 unit Helicopter EC 725 Cougar.
- Pembelian 2 unit Fregat Sigma 10514.

- Pembelian 3 unit Fregat kelas Nakhoda Ragam.
- Pembelian 3 unit KS Changbogo
- Pembelian MBT Leopard
- Pembelian Medium Tank Marder

- Pembelian beberapa baterai RM 70 Grad
- Pembelian 36 unit Astros II
- Pembelian 8 AH-64 E Apache
- Pembelian beberapa rudal seperti Helfire II, AIM-120, AIM-9, starstreak II, Exocet dan lain-lain.


Helikopter Serang AH-64E Apache (photo: boeing)


Blok Timur :
- Pembelian 6 unit Sukhoi 30 MK2
- Pembelian 37 Tank BMP 3F
- Pembelian beberapa unit panser amphibi BTR 80A
- Pembelian 55 unit BTR 4 dari Ukraina
- Pembelian rudal C. 802 dan C.705 dari China


btr4-irak
BTR 4


Selain pembelian berbagai jenis alutsista tersebut, dalam MEF I Indonesia juga memperkuat militernya dengan berbagai macam jenis alutsista buatan dalam negeri, antara lain :

- Pembelian Panser Anoa
- Pembelian Panser Komodo
- Pembelian 35 unit heli Bell 412 EP
- Pembelian 3 unit CN. 235 Patmar
- Pengadaan beberapa unit KCR 40
- Pengadaan beberapa unit KCR 60

- Pengadaan beberapa unit perusak Trimaran kelas Klewang
- Pengadaan 2 unit kapal bantu cair minyak
- Pengadaan kapal LST untuk Leopard
- Pengadaan beberapa unit kapal Patroli buatan fasharkan TNI AL

Daftar belanja diatas adalah daftar belanja MEF I yang dipublish oleh Kementerian Pertahanan untuk konsumsi masyarakat Indonesia, sedang daftar belanja yang tidak dipublish tentunya ada (terutama dari Blok Timur), dan biarlah tetap menjadi rahasia sampai nanti pada saatnya akan terbongkar dengan sendirinya. (contoh kasus operasi Alpha pengadaan A.4 Skyhawk dari Israel).

Sebelum berakhirnya MEF pertama, dengan dana pengadaan alutsista yang masih tersisa, Indonesia kembali mendapat tawaran hibah alutsista strategis berupa beberapa kapal selam, fregat sampai destroyer dari Rusia. Dan atas tawaran itu pihak Kementerian Pertahanan dan TNI telah memberangkatkan tim untuk mengevaluasi tawaran menarik ini.

Selain itu tidak lupa pembelian Sukhoi 35 dan tentu saja sistem pertahanan jarak menengah jauh yang saat ini sedang digodok oleh kemenhan.

Mengenai ToT percayalah selain dengan Korea Selatan, sesungguhnya Indonesia juga menjajaki ToT dengan beberapa negara lain terutama dengan Rusia. Kemenhan pun telah mempunyai rencana Plan B apabila pengerjaan rencana Plan A itu gatot, demi kemandirian bangsa ini berswasembada alutsista sendiri.

Pada akhirnya kita berharap bahwa apa yang telah dilakukan oleh pemimpin kita saat ini, dapat dilanjutkan kembali oleh pemimpin kita yang terpilih selanjutnya nanti. Mudah-mudahan saja pemimpin kita nanti itu tetap sekuat tenaga melanjutkan program penguatan alutsista TNI ini sampai pada renstra III jikalau perlu sampai selamanya. 




Sumber : JKGR

Polemik Singapura Larang KRI Usman Harun Melintas

kri-usman-harun-140210c
KRI Usman Harun 359, KRI John Lie 358 dan KRI Bung Tomo 357
JAKARTA-(IDB) : Singapura melarang KRI Usman Harun melintas di wilayah mereka. Pernyataan ini tegas disampaikan Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen. Apa jawaban Indonesia?. “Ya biar saja,” kata Menko Polhukam Djoko Suyanto saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (18/2/2014).

Djoko enggan berpolemik soal itu. Dia sendiri heran mengapa soal KRI Usman Harun dipersoalkan. Kapalnya saja masih dibuat di Inggris.
“Kapalnya saja belum datang kok ribut. Lagian siapa yang bilang mau bawa kapal itu ke Singapura? Aya aya wae,” tambah Djoko.
Sebelumnya, seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (18/2/2014), Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengatakan , KRI Usman Harun akan dilarang masuk ke pelabuhan-pelabuhan dan pangkalan-pangkalan Angkatan Laut Singapura.

“Singapura tak akan mengizinkan kapal militer bernama Usman Harun ini untuk meminta masuk ke pelabuhan-pelabuhan dan pangkapan-pangkalan Angkatan Laut,” tutur Ng dalam pidatonya di depan parlemen Singapura.

Ditambahkan Ng, militer Singapura alias SAF juga tak akan bisa melakukan latihan bersama kapal militer Indonesia itu.
“Mustahil bagi SAF (Singapore Armed Forces) sebagai pelindung negara ini untuk berlayar berdampingan atau melakukan latihan bersama kapal ini,” imbuhnya.
Dalam pidatonya yang emosional, Ng menyatakan bahwa Kementerian Pertahanan dan SAF kecewa atas penamaan Usman Harun tersebut. Dikatakannya, meskipun tanpa maksud buruk, penamaan menggunakan nama dua pengebom tersebut tak akan bisa membangun hubungan baik kedua negara.

Ditandaskan pejabat tinggi Singapura itu, keberadaan KRI Usman Harun di lautan akan menjadi pengingat agresi militer dan kejahatan keji yang dilakukan kedua marinir Indonesia itu, yang menewaskan dan merusak kehidupan warga sipil tak bersalah dan keluarga mereka di Singapura.

Reaksi Singapura ini terkait dengan rencana TNI Angkatan Laut memberi nama Usman-Harun untuk kapal perangnya. Usman dan Harun merupakan dua pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden 050/TK/1968.

Usman bin Said dan Harun bin Muhammad Ali adalah prajurit KKO (kini Korps Marinir TNI AL) yang dihukum mati Singapura karena mengebom gedung perkantoran di kawasan Orchard, MacDonald House pada 10 Maret 1965 silam. Serangan itu menewaskan tiga orang dan melukai 33 orang lainnya.




Sumber : JKGR

Kerja Keras Pasca Erupsi Kelud

BLITAR-(IDB) : Selepas bencana erupsi gunung Kelud di Jawa Timur, kini sejumlah pekerjaan menanti. Diantaranya membersihkan sisa abu vulkanik serta mengantisipasi terjadinya banjir lahar dingin. Untuk menyelesaikan pekerjaan ini, tak lain tak bukan, Tentara Nasional Indonesia lah yang berada di garis terdepan.
Salah satunya adalah para prajurit dari Batalyon Tank 8 Divisi 2 Kostrad TNI-AD. Sebanyak 1 SSK atau sekitar 100 orang prajurit Narasingha bergabung dengan prajurit Kostrad lainnya terjun langsung membersihkan sisa abu vulkanik erupsi gunung Kelud. 

Sasaran para prajurit ini hari ini (18/02) adalah membersihkan jalan menuju PLTA Selorejo. Seperti yang kita ketahui, pembangkit listrik yang merupakan objek vital ini lumpuh total sejak gunung Kelud meletus. Lebih jauh lagi, PLTA ini juga bisa terancam terjangan banjir lahar dingin. Bukan pekerjaan mudah tentunya. Apalagi ketebalan abu vulkanik mencapai 20-30cm. 

PLTA Bendungan Selorejo memiliki kapasitas 4,5 megawatt. Pascaletusan Gunung Kelud, PLTA Selarejo masih belum beroperasi. Tampak suasana PLTA yang sepi ditinggalkan karyawannya. Selain itu juga terjadi sejumlah kerusakan, diantaranya atap kantor yang ambruk akibat tidak mampu menahan abu vulkanik Gunung Kelud. 

Selain membesihkan jalanan dan PLTA, Divisi 2 Kostrad juga mengerahkan 83 personil tenaga medis, dalam rangka membantu pemerintah daerah Kabupaten Malang dalam tanggap darurat bencana alam. Mereka juga membawa peralatan medis serta tenda rumah sakit lapangan 2 unit yang didirikan di lapangan sepak bola kecamatan pujon kabupaten malang. Terima kasih TNI... !!




Sumber : ARC

Berita Foto : Helikopter Canggih Dauphin PT. DI Dibanderol Rp 120 M

JAKARTA-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menjual helikopter canggih bernama Dauphin AS-365N3+. Heli tipe medium ini, merupakan kerjasama antara PTDI dan Eurocopter.

Dauphin bisa digunakan untuk keperluan evakuasi (SAR) hingga angkutan penumpang. Heli ini dibanderol seharga US$ 12 juta per unit atau sekitar Rp 120 miliar.

"Kita jual US$12 juta," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI Andi Alisyahbana usai acara penyerahan heli Dauphin pesanan Basarnas di Lanudal Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Selasa (18/2/2014).

Andi menjelaskan, PTDI baru menjual 2 unit heli tipe medium ini kepada Basarnas. Di Indonesia, heli tipe Dauphin telah digunakan oleh Korps Kepolisian namun dibeli langsung dari Eurocopter. Di luar negeri, heli Dauphin biasa digunakan oleh US Coast Guard atau pasukan penjaga pantai Amerika Serikat.

"Ini kelas heli kelas 5 ton, penumpang 10-12 penumpang. Ini biasa dipakai US Coast Guard," sebutnya.

PTDI bertugas melakukan perakitan dan modifikasi di Bandung, Jawa Barat, namun rancangan diperoleh dari Eurocopter.

"Ini heli buatan Eurocopter. Kita kerjasamakan. Kita assembling dan customize di kita. Ini baru pertama kali PTDI jual. Nanti baru PTDI jual lebih banyak," jelasnya.

Berikut foto-fotonya : 





Sumber : Detik

Indonesia Belum Berencana Kirim Balik Dubes Untuk Australia

JAKARTA-(IDB) : Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, mengaku belum mengirimkan kembali Duta Besar Indonesia untuk Australia Najib Riphat Kesoema ke Canberra, Australia, karena belum kondusif.

Apalagi, isu penyadapan Australia terhadap Indonesia kembali terungkap dari dokumen intel Amerika Serikat yang dibeberkan ke media oleh Edward Snowden. 


"Kita belum merasa pas untuk kembali ke Canberra, seandainya kembali sifatnya sementara, misalnya briefing dengan staf di KBRI untuk masalah-masalah yang akan diterapkan," kata Marty dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, Selasa 18 Februari 2014.
"Tetapi, belum akan kembali. Kalau tidak ada perkembangan yang lebih positif tetap akan diterapkan hal-hal seperti itu," ujarnya.

Menurut Marty, dengan pemanggilan Najib dan pembekuan kerja sama militer sebenarnya membawa dampak, minimalnya interaksi antara Indonesia dan Australia.

Sebenarnya, Indonesia sudah berusaha menyusun kode etik antara Indonesia dan Australia. Namun, justru terungkap kembali penyadapan yang dilakukan Australia dan bekerja sama dengan Amerika.

"Berbagai hal yang mungkin terungkap di masa yang akan datang, kita harus sudah mengetahui, jangan sampai sudah melakukan code of conduct tetap ada kejutan-kejutan lain. Peristiwa yang terjadi di masa lalu baru terungkap," terang Marty. Karena itu, Indonesia belum mau menuliskan kode etik.
Selain itu, kata Marty, pemerintah Indonesia tidak hanya akan mengambil langkah bilateral terkait isu penyadapan ini. Lebih jauh, akan melakukan langkah-langkah global, yakni dengan menyosialisasikan soal isu penyadapan ini ke PBB dan Eropa.

"Kita sosialisasi penting ke negara dunia bahwa kasus penyadapan tidak bisa diterima," kata dia.

Sebelumnya, penyadapan Australia terhadap Indonesia kembali terungkap. Satu lagi dokumen intel Amerika Serikat dibeberkan ke media oleh Edward Snowden. Bukan soal keamanan, penyadapan kali ini dilakukan terhadap sengketa dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat.




Sumber : Vivanews

167 Prajurit TNI Raih Penghargaan Di Haiti

HAITI-(IDB) : Penghargaan terhadap prajurit TNI yang bergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) diberikan oleh Special Representative of Secretary General (SRSG) Minustah, Sandra Honore dalam suatu upacara militer di Delta Champ Port au Prince, Haiti, Sabtu (15/2/2014).

Sebanyak 167 prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXII - C/Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti (Minustah) mendapat penghargaan medali Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (17/2/2014), Perwira Penerangan Konga XXXII-C/Minustah Mayor Kav Eddy Wijaya mengatakan, upacara penyematan penghargaan itu dihadiri oleh seluruh pejabat penting Minustah, seperti Force Commander Letjen Edson Leal Pujol, para staf internasional PBB, dan beberapa warga Indonesia di Haiti.

Dalam sambutannya, Sandra Honore mengatakan, pemberian medali PBB itu merupakan bentuk pengakuan atas kontribusi yang luar biasa dari 167 tentara penjaga perdamaian PBB dari Indonesia. Penghargaan juga sebagai wujud terima kasih PBB kepada para prajurit TNI untuk pengorbanan dan dedikasi yang telah diberikan bagi kepentingan perdamaian, stabilitas, rehabilitasi, dan rekonstruksi di Haiti.

Dikatakan, Indonesia telah banyak terlibat dalam misi PBB di seluruh dunia dengan mengirimkan banyak penjaga perdamaian sesuai keahliannya. Di Haiti, Indonesia melibatkan 167 personel engineering company yang telah memberikan kontribusi, seperti pembangunan jalan, pembuatan jembatan, pembangunan rumah sakit, pembangunan Camp Minustah, pembersihan kanal, dan pekerjaan kemanusiaan lain.

“Prajurit TNI kerap memberikan pengobatan gratis, mendistribusikan air bersih, dan memberikan pelajaran bahasa Inggris. Kontribusi ini tidak ternilai dan saya sangat bangga dengan pekerjaan yang telah dilakukan oleh mereka,” kata Sandra.




Sumber : PelitaOnline

TNI Siapkan Satgas Komposit Konga XXXV-B Ke Sudan

BOGOR-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menyiapkan Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXV-B/UNAMID (United Nations Mission In Darfur) yang akan bertugas sebagai pasukan pemelihara perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) selama satu tahun di wilayah Darfur-Sudan.

Upacara pembukaan Latihan Penyiapan Satgas Batalyon Komposit TNI Konga XXXV-B/UNAMID digelar dalam suatu upacara militer, dengan Inspektur Upacara Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Ridwan, di Bukit Santi Dharma PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian), Sentul-Bogor, Selasa (18/2/2014). 


Asops Panglima TNI dalam amanatnya menyampaikan bahwa, partisipasi prajurit TNI dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi TNI untuk menunjukkan perannya di dunia internasional.


“Berdasarkan permintaan dari PBB dalam upaya pemeliharaan perdamaian di wilayah Darfur, TNI menyiapkan Satgas Batalyon KompositTNI Konga XXXV-B/UNAMID dengan kekuatan 800 personel TNI, 24 Panser ANOA 6x6, 30 Truk dan 34 Jeep”, ujarnya. 


Lebih lanjut Mayjen TNI Ridwan mengatakan, materi latihan yang akan didapatkan meliputi materi umum berupa CPTM (Core Pre Deployment Training), materi teknis, materi pendukung dan beberapa materi aplikasi yang dirancang khusus guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas. “Personel Satgas harus memahami karakterisitik wilayah Darfur yang tentu saja berbeda dengan negara kita, baik dari sudut geografis, demografis maupun kondisi sosial budayanya”, katanya. 


Sebelum mengakhiri amanatnya, Asops Panglima TNI memberikan beberapa penekanan kepada seluruh anggota Satgas, diantaranya : Pertama, meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar senantiasa mendapat perlindungan-Nya dalam setiap pelaksanaan tugas. Kedua, melaksanakan latihan ini dengan penuh rasa tanggung jawab, kesungguhan, dedikasi dan disiplin yang tinggi sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Ketiga, memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan selama pelaksanaan latihan, baik personel dan materiil. 

 
Usai upacara pembukaan, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ridwan didampingi Komandan PMPP TNI Brigjen TNI A.M. Putranto, S.Sos, meninjau perlengkapan Satgas. Rencana penempatan Satgas Konga XXXV-B/UNAMID di wilayah Darfur-Sudan, yaitu : di El Geneina (3 Kompi + HQ/ Head Quarter) dan di Masteri (1 Kompi) yang berbatasan dengan negara Chad. 




Sumber : Sindo

Indonesia ‘Bunuh’ Australia Pelan-Pelan

JAKARTA-(IDB) : Penyadapan yang dilakukan Australia menjadi catatan tersendiri bagi Indonesia. Diam – diam, Indonesia bersikap perlahan menyikapi hal itu. Penyikapan Indonesia yang seperti ini membuat negeri kangguru ini cukup kerepotan.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Prof Hikmahanto Juwana, menyatakan apa yang dilakukan Indonesia adalah ‘membunuh’ Australia perlahan. “Seperti lagu killing me softly,” paparnya kepada ROL, Selasa (18/2).

Sikap ini menandakan ketegasan Indonesia yang unik. “Jadi tidak konvensional,” imbuh Hikmahanto.

Ketegasan itu menurutnya sudah disampaikan Pemerintah Indonesia harus adanya code of conduct yang disepakati Indonesia dan Australia. Jadi, Indonesia akan menormalkan hubungan dengan Australia jika ada kode prilaku. Isinya, berkaitan dengan sejumlah hal, diantaranya soal penyadapan. Misal, Hikmahanto menjelaskan, jika Australia mau menyadap sejumlah orang di Indonesia, maka harus sepengetahuan Indonesia. Dia menyatakan Australia sepertinya belum mau menyepakati kode prilaku seperti itu.

Sampai saat ini pun, Dubes  Indonesia untuk Australia belum kembali bertugas. Persoalan pencari suaka terus menghantui negeri kangguru itu. Persoalan pencari suaka memang menjadi masalah rumit bagi pemerintah Australia. Berbagai macam cara dan kebijakan dilakukan demi mengatasi persoalan tersebut.

Pihaknya yakin Australia bertanya-tanya mengapa Indonesia tidak mau menormalkan hubungan “Jawabannya pasti bisa, asal menyepakati code of conduct,” imbuh Hikmahanto.

Indonesia menurutnya sudah bersikap bagus dihadapan Australia. Sudah ada pilihan yang disodorkan kepada Australia, apakah menganggap Indonesia teman atau tidak. Hal ini, menurutnya, bergantung kepada cara pandang Perdana Menteri Tonny Abbot kepada Indonesia.




Sumber : Republika

Pemerintah Berencana Bangun Gudang BBM 3 M Liter

P. SAMBU-(IDB) : Hingga saat ini Indonesia tidak memiliki seliter pun stok BBM untuk ketahanan energi, bandingkan negara lain yang memiliki stok BBM hingga 6 bulan lamanya. Tapi ternyata Indonesia ada rencana bangun stok BBM cukup besar yang cukup hingga 30 hari.

"Saat ini pemerintah ada rencana untuk membangun strategic petreleum reserve, salah satunya membangun gudang penimbunan BBM yang digunakan untuk stok BBM, sebagai bentuk ketahanan energi nasional," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya, ditemui di Fasilitas Terminal Timbun BBM di Pulau Sambu, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (13/2/2014).

Hanung mengungkapkan, pasalnya hingga sampai saat ini, stok BBM yang dimiliki Indonesia tidak ada sama sekali, bandingkan dengan negara lain yang memiliki stok cukup hingga 3-6 bulan lamanya.

"Kita itu rawan, karena tidak punya sama sekali stok BBM, negara lain punya hingga 3-6 bulan," ujarnya.

Rencana pemerintah membangun fasilitas stok BBM untuk ketahanan energi tersebut, direncanakan dapat menampung hingga 3 miliar liter BBM.

"Fasilitas itu dikelola oleh negara, rencananya akan dapat menimbun 3 juta kilo liter (atau setara 3 miiliar barel)," ungkapnya.

Hanung menambahkan, dengan dapat menampung 3 juta KL tersebut, Indonesia bakal punya ketahanan energi selama 30 hari.

"Diperkirakan dengan 3 juta KL tersebut bisa cukup selama 30 hari atau sebulan. Stok tersebut nantinya akan disegel, keluar-masuknya harus ada izin dari pemerintah," tutupnya.




Sumber : Detik

China Ungkap Kemampuan Rudal Balistik Jarak Menengah DF-25

Rudal DF-25


BEIJING-(IDB) : Dibuat berdasarkan desain rudal balistik jarak menengah DF-21, China baru-baru ini menyempurnakan rudal balistik jarak menengah yang lebih canggih lagi yaitu DF-25. Penyempurnaan rudal DF-25 tampaknya mengikuti selesainya pengembangan rudal balistik Agni-V India, yang mampu membawa hulu ledak nuklir, situs Qingdao News melaporkan.

Jangkauan rudal DF-25 diperkirakan mencapai 3.200 kilometer. Meskipun masih kalah bersaing dengan rudal Agni-V yang memiliki jangkauan 5.000 km, namun dengan jangkauan sejauh itu, DF-25 sudah bisa menjangkau semua target di Asia-Pasifik, termasuk fasilitas militer AS di Guam, kata laporan itu. DF-25 juga merupakan rudal balistik jarak menengah pertama yang mampu membawa beberapa hulu ledak konvensional.


DF-25 mampu membawa hingga tiga hulu ledak untuk menyerang beberapa target di suatu wilayah. Dikombinasikan dengan Sistem Satelit Navigasi Beidou, DF-25 juga dapat dimobilisasi untuk melakukan serangan presisi terhadap armada kapal induk AS. Selain jet tempur dan rudal lain milik China, DF-25 akan menjadi ancaman mematikan lain bagi kekuatan Angkatan Laut AS yang beroperasi di Pasifik Barat, menurut laporan itu. Selain itu, rudal DF-25 sangat sulit untuk dicegat dengan sistem pertahanan udara saat ini.



Rudal DF-25

Di dalam laporannya, situs Qingdao News mengatakan bahwa kecepatan hulu ledak DF-25 diperkirakan pada 7.000 km/detik. Kecepatan ini melebihi kemampuan semua rudal permukaan ke udara (digunakan pada sistem pertahanan rudal) milik AS yang dioperasikan di wilayah Asia Pasifik untuk mencegatnya.



Analis menilai, setelah rudal ini benar-benar digunakan China untuk melawan Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan, tidak ada sistem senjata lain yang bisa menghentikannya untuk mencapai target. Singkatnya rudal DF-25 membuat sistem-sistem pertahanan rudal AS di wilayah tersebut tidak berguna sama sekali.



DF-25 merupakan rudal dua tahap, berbahan bakar padat, yang bisa diluncurkan secara mobile (tidak dari silo, dll). Sistem rudal ini sempat dikabarkan sudah digunakan secara terbatas oleh Korps Artileri Kedua Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China sejak tahun 2004/2005. Namun hal ini juga masih tidak jelas, karena  beberapa laporan lain masih meragukannya.  


China bukanlah belum bisa mengembangkan rudal balistik antar benua (jarak jauh), untuk menyerang target yang jaraknya melebihi jangkauan rudal DF-25, China sudah memiliki rudal DF-41 dengan jangkauan 12.000-14.000 kilometer, DF-31A dengan jangkauan 11.200 kilometer, DF-31 dengan jangkauan hingga 8.000 kilometer dan beberapa rudal jarak jauh lainnya.




Sumber : Artileri