Pages

Rabu, Januari 22, 2014

Pemenang Lomba KCT HUT TNI 2013

SURABAYA-(IDB) : Tanggap, tanggon dan trengginas mutlak diperlukan sebagai persayaratan mendasar prajurit profesional, dihadapkan pada tuntutan perkembangan lingkungan strategis yang begitu dinamis terutama kemajuan teknologi harus disikapi oleh kemampuan prajurit TNI yang memiliki wawasan teknologi. 

Prajurit KRI Ahmad Yani - 351 dari jajaran Satkor Koarmatim yang dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T. telah membuktikan hal tersebut dengan keberhasilan sebagai juara dalam Lomba Karya Cipta Teknologi Bidang Alutsista dalam rangkaian HUT TNI 2013 yang lalu. Karya Cipta berupa “ Pemanfaatan Data Global Positioning System (GPS) Furuno GP 31 sebagai input data Master Clock System di KRI type Van Speijk” tersebut diikutsertakan dalam ajang Pameran Alut Sista bersamaan Rapim TNI Tahun 2014 di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur.

Sejumlah produk unggulan produk industri pertahanan dalam negeri penopang kebutuhan TNI dan Polri dipamerkan dalam ajang tersebut yang dihasilkan oleh industri strategis pertahanan seperti PT. PAL, PT. LEN, PT. DI, PT Pindad serta swasta nasional lainnya. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertahanan RI, DR. Purnomo Yusgiantoro beserta Panglima TNI dan para Kepala Staf Angkatan yang didampingi para Pangkotama TNI dari ketiga matra berkesempatan meninjau seluruh stand yang berada di indoor maupun out door arena pameran alutsista yang berada di Kompleks Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur. 

Dari lingkungan internal TNI maupun Kementerian Pertahanan menampilkan berbagai hasil penelitian dan pengembangan yang dapat mendukung kemandirian produk – produk Alutsista (alat utama sistim senjata) TNI hasil karya prajurit TNI. Stand Dislitbangal sebagai salah satu peserta pameran menampilkan sejumlah produk penelitian unggulan diantaranya : alat pengirim data melalui link data system yang menggunakan media frekuensi radio, senjata perorangan bawah air, Weapon system penembakan RBU untuk Parchim, Electronic Chart display dan alat GPS jammer.

Berbeda dari pameran alpahan TNI sebelumnya, sejumlah prajurit pengawak KRI dengan menggunakan pakaian dinas lapangan harian (PDLH) terlihat berada di stand Dislitbangal. Mereka didatangan ke Jakarta dari Surabaya karena telah berhasil sebagai pemenang dalam lomba karya cipta teknologi dalam HUT TNI tahun 2013. Komandan KRI Ahmad Yani - 351 selaku ketua kelompok yang merancang peralatan “Automatic Master Clock System” yang saat ini telah terpasang di KRI Ahmad Yani - 351 memaparkan kepada Menteri Pertahanan RI, DR. Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI, Para Kepala Staf Angkatan dan para pejabat TNI peserta Rapim TNI .

Peralatan tersebut memanfaatkan out put data yang dihasilkan oleh GPS Furuno GP 31 yang relatif sudah tidak banyak digunakan lagi karena merupakan GPS generasi pertama, namun berkat kejelian Tim memanfaatkan peralatan yang ada. 

Barang tersebut menjadi lebih berguna dan memiliki nilai strategis dalam penunjukkan waktu dengan tingkat akurasi yang tinggi yang mendukung kegiatan operasi militer dengan memanfaatkan data outputnya yang diproses menggunakan CPU dengan software Delphi 7 hasil rancangan sendiri. 

Rangkaian system memanfaatkan seven segment monitor yang terpasang di anjungan, Ruang komandan dan Combat Information Center tidak lagi memerlukan pencocokan waktu saat melintas zona waktu yang berbeda namun akan secara automatic berubah.kreatifitas para prajurit TNI AL tersebut mendapatkan apresiasi positif dari Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI DR. Marsetio dan sejumlah pejabat tinggi TNI lainnya karena peralatan tersebut dapat menunjang tugas operasi terutama jika di instalasi di Alutsista TNI yang bergerak secara dinamis melewati zona waktu yang berbeda.




Sumber : Koarmatim

Penutupan FPC Latma Multilateral Komodo 2014

JAKARTA-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, SE, mewakili Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio menutup pelaksanaan FPC (Final Planning Conference) Latma Multilateral Komodo 2014, bertempat di Swissbell Hotel Batam, yang diikuti perwakilan dari 16 negara ASEAN dan ASEAN Plus, Kamis (16/1).

FPC ini merupakan kegiatan lanjutan dari IPC (Initial Plannning Conference) dan MPC (Mid Plannning Conference) yang telah dilaksanakan beberapa bulan yang lalu di Jakarta. Pertemuan ini merupakan finalisasi persiapan akhir sebelum pelaksanaan di lapangan yang akan digelar pada tanggal 27 Maret sampai 3 April 2014 di wilayah Batam, Anambas, dan Natuna.


Kegiatan Latihan Bersama Multilateral Naval Exercise (MNE) Komodo 2014 ini mengusung tema, "Kerjasama Untuk Menjaga Stabilitas Kawasan (Cooperation for Stability) yang fokus pada kegiatan non-warfighting exercise, berupa Latihan Penangulangan Bencana (Disaster Relief Operation).


Kegiatan Latihan Bersama ini merupakan pertama kali dilangsungkan di Indonesia, bahkan di ASEAN yang turut melibatkan negara-negara Non ASEAN. Rencananya kegiatan ini akan menjadi agenda rutin dua tahunan sekali dengan tema yang direncanakan berbeda-beda.


Kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 ini memiliki dimensi kepentingan Nasional sekaligus Regional untuk meningkatkan hubungan antar negara ASEAN dan negara ASEAN Plus, sehingga dapat meningkatkan stabilitas keamanan maritim kawasan. Kegiatan ini juga meningkatkan kemampuan prajurit TNI dalam penanggulangan becana alam terutama dalam operasi secara multilateral.


Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 ini akan dilaksanakan di 7 wilayah Kepulauan yang ada di Anambas dan Natuna yaitu: Pulau Jemaja, Pulau Tiga, Pulau Siantan, Pulau Bungaran Besar, Pulau Sedanau, dan Pulau Tiga, dengan kegiatan bakti sosial yang tergabung dalam Program Encap (Engeneering Civic Action Program) dan bakti kesehatan atau Medcap (Medical Civic Action Program).


Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 ini juga akan dimeriahkan dengan kegiatan Festival Bahari yang kegiatannya berupa expo maritim, kegitan budaya, olahraga, dan kuliner di Kota Batam, dengan tujuan kegiatan Latma ini memberikan nilai tambah bagi dunia pariwisata Kepulauan Riau dan Indonesia secara umum, sebabnya seluruh peserta dan prajurit yang terlibat dalam Latma ini akan diperkenalkan dengan seluruh budaya yang ada di wilayah Kepri ini.




Sumber : TNI

TNI Gears Up, Sets Sights On Foreign Threats

JAKARTA-(IDB) : As the Indonesian Military (TNI) begins to perceive the growing threat from other nations, it is accelerating efforts to strengthen deterrence by overhauling its structure to allow for faster troop deployment, expanding the Marine Corps and procuring long-range offensive weaponry.

In what is expected to be among President Susilo Bambang Yudhoyono’s most far-reaching military policies, a regulation is planned for June on the formation of defense groups under joint-command, locally abbreviated as Kogabwilhan.

The plan will integrate the regional resources of the Army, the Navy and the Air Force into multi-service groups that will be positioned in certain defense flashpoints integral to preserving the country’s territorial integrity and sovereignty.

“But the function of the Kogabwilhan will not be limited to that. It will also serve as a deterrence to other countries as the command will have the flexibility and the needed resources for rapid deployment,” said Defense Minister Purnomo Yusgiantoro recently.

Each Kogabwilhan group will be equipped with its own fleet of warships, jet fighter squadron and Army units. Each group’s commander, a three-star general, will be given the authority to respond without having to go through the red tape at the TNI headquarters in Jakarta.

Under the existing structure, the TNI cannot immediately respond to, for example, a foreign incursion into the eastern territory until its central command assigns a three-star commanding officer and drafts deployment and logistics orders.

“We’re always on alert over future threats from other countries. But our existing structure and command are not sufficient to promptly respond. The Kogabwilhan will patch up the holes,” said Defense Ministry’s director general for defense planning Rear Marshall FX Bambang Sulistyo.

The government is planning to have four Kogabwilhan groups cover several flashpoints, which according to the ministry officials, are Aceh, Natuna in Riau Islands, Papua and Attambua in East Nusa Tenggara.

Aceh was included due to fears another separatist movement could emerge, and also because of its strategic location at the mouth of the busy Strait of Malacca. 


Meanwhile, Natuna sits near the South China Sea, where China is in border rows with several ASEAN nations that are mostly backed by the US. Indonesia is not involved in the territorial disputes. Papua was chosen because of its separatist conflict and Attambua for its proximity to East Timor (Timor Leste) and Australia.

The headquarters of each Kogabwilhan group will not necessarily be at the deployment location. For example, to cover Natuna, the command could either be set up in the West Kalimantan provincial capital of Pontianak or in Riau’s capital of Pekanbaru.

“We have not decided whether to have three or four Kogabwilhan groups. If we have four then it should cover the areas of eastern, western and central Indonesia. The command for Java should be a stand-alone,” said Purnomo.

To support the policy, the ministry is undergoing a so-called “right-sizing” in its personnel assignments, in which priority will be given to strike units rather than to support ones.

“There will also be no expansion in the number of troops. What we are doing is reassigning personnel to priority divisions,” said Purnomo.

Indonesia has around 460,000 military personnel, as of 2013, and every year around 13,000 retire.

As part of the restructuring, Purnomo said that the ministry was in the process of expanding the Marines, with the latest addition being the 10th Marine Battalion in Setokok Island, some 4 kilometers southeast of Batam Island in Riau Islands province.

President Yudhoyono is scheduled to inaugurate the battalion, initially commissioned with 600 personnel, in March.

In a sign that the TNI is serious in setting its sights outward, it recently agreed to the purchase of a dozen Russian Kilo-class submarines. A team is scheduled to fly to Moscow at the end of the month to process the purchase through Russia’s export credit facilities, which carry low interest rates.

“What will be the game changer is not the Kilo-class subs themselves, but the Club-S cruise missiles onboard,” said Purnomo, adding that the missiles could hit a target 400 km away.

The country is also waiting for the deliveries of 30 refurbished F-16 fighters and a dozen Apache attack helicopters from the US starting this year, as well as 103 refurbished Leopard main battle tanks from Germany.

House of Representatives defense, intelligence and foreign affairs committee member Susaningtyas Handayani Kertopati said the TNI should strengthen its “outward-looking” approach at a time when there were signs of escalating threats.

“The greatest threat will obviously be from Australia,” she said.

Just recently, Australia apologized to Indonesia after its border patrol boats entered Indonesian territorial waters without permission in their bid to stop migrants.

A Defense Ministry official has warned that Australia’s “tow-back” policy may soon ignite conflict.

The policy involves the Australian navy intercepting and forcing back to Indonesia boats crowded with undocumented migrants heading to Australia.

“Now that we have three frigates on the border, a clash could be imminent as our Navy will prevent the towing back,” said the official, who spoke on the condition of anonymity due to the sensitivity of the issue.

The TNI has been occupied for more than four decades with quelling domestic threats — primarily, separatist conflicts in Aceh and Papua, as well as communal and sectarian violence in Kalimantan and Maluku. Its resources and command structure have been mostly tailored accordingly.

But as domestic threats have receded in the past eight years, the TNI has gradually shifted its focus to building deterrent capabilities, and has taken a more serious approach regarding foreign coercion than before.




Source : JakartaPost

Helikopter TNI Jenis Bell 412EP Hilang Kontak Di Kalimantan

TARAKAN-(IDB) : Sebuah helikopter milik TNI AD berjenis Bell 412 hilang kontak di Tarakan, Kalimantan Utara. Pesawat ini hilang kontak karena cuaca buruk sore tadi.

Helikopter ini berjenis Bell 412 EP, terbang dari Tarakan ke Long Bawang. Mengangkut satu pilot, dua kru dan tujuh anggota pasukan Satgas Pengamanan Perbatasan.


"Kami berharap tidak jatuh. Masih hilang kontak. Belum ada laporan adanya pesawat jatuh," kata Kapuspen TNI Iskandar Sitompul, Rabu (22/1).


Iskandar menjelaskan pesawat TNI AD itu terbang dalam rangka pergeseran pasukan pengamanan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Kontak terakhir terjadi antara Pangkalan Udara Tarakan dengan pilot pukul 15.00 WITA.


"Pilot bilang mau kembali ke Tarakan karena cuaca buruk, namun setelah itu hilang kontak," kata jenderal bintang dua ini.


TNI belum memastikan kondisi pesawat dan kemungkinan jumlah korban. "Kami berharap cuma mendadak darurat. Karena cuaca buruk dan kondisi alam di sana. Semoga tidak jatuh dan bisa segera ada kontak," kata dia.(mdk/ian)

 Heli Yang Hilang Kontak Itu Milik TNI AD

Helikopter yang hilang dalam penerbangan dari Bandara Juwata Tarakan menuju Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, merupakan Heli Type Bell 412 milik TNI Angkatan Darat. Heli tersebut bernomor registrasi HA5166 POB 10.


Informasi terbaru yang dihimpun Tribunkaltim.co.id dari Bandara Sepinggan Balikpapan menyebutkan, Heli Bell 412 tersebut berangkat dari Bandara Juwata Tarakan pukul 17.14 WITA dan sesuai jadwal harus tiba di Long Bawan-Malinau pukul 18.24.


Namun kontak terakhir terjadi pukul 17.44 WITA (bukan pukul 15.00 WITA) dan hingga kini belum ada informasi terbaru tentang keberadaan heli.

Kronologi helikopter TNI AD hilang di Kalimantan

Helikopter TNI AD jenis Bell 412 EP hilang di Kalimantan. Heli yang mengangkut pasukan untuk pengamanan perbatasan ini hendak terbang dari Tarakan ke Long Bawang dalam misi pergeseran pasukan di perbatasan Indonesia-Malaysia.

Berikut kronologi hilangnya pasawat tersebut seperti disampaikan Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, Rabu (22/1).
Pukul 13.25 WITA
Helikopter terbang dari Tarakan. Heli dipiloti Kapten CPN Simatupang, mengangkut dua kru dan tujuh personel TNI AD anggota Satgas Pengamanan Perbatasan.

Pukul 13.33 WITA
Kapten Simatupang mengontak Tower Malinau, menginformasikan akan mendarat di Long Bawan pukul 14.33 WITA

Pukul 15.00 WITA
Pilot mengontak Tower Tarakan mengabarkan cuaca buruk. Helikopter minta izin kembali ke Tarakan. Dari sana kontak hilang.

"Kita berharap hanya hilang kontak dan besok ada kabar. Belum ada laporan jatuh. Kita masih melakukan pencarian, mungkin dilanjutkan besok," kata Iskandar.(mdk/ian)

Daftar Penumpang Helikopter TNI Yang Hilang di Tarakan


Sebuah Helikopter milik TNI hilang kontak di kawasan Tarakan, Kalimantan Utara, sejak siang tadi. Heli tersebut mengangkut tujuh Anggota Yonif 100/Raider, Batalyon dari Medan yang sedang melaksanakan tugas pengamanan perbatasan Kalimantan Timur yang berencana membawa logistik menuju Pos Long Midang.

Selain tujuh orang itu, Heli tersebut juga mengangkut tiga orang kru pesawat. Tiga orang kru dalam Heli naas itu adalah Pilot kpt cpn Paul Simatupang, Copilot Letda Cpn M. Kholiq, dan Srk Kasnianto.

Sementara tujuh anggota Pam Perbatasan Kaltim yakni Sertu Eliandy Saragih, Kopda Rudianto, Kopda Said Kelihu, Kopda Heri Purnomo, Praka Tri Gunardi, Prada Jecky hartoyo, dan Pratu Feri Kurniawan.

Heli milik TNI AD lost contact di Tarakan, Kalimantan Utara sejak pukul 13.25 WITA siang tadi. Heli tersebut mengangkut tujuh Anggota Yonif 100/Raider, Batalyon dari Medan yang sedang melaksanakan tugas pengamanan perbatasan Kalimantan Timur yang berencana membawa logistik menuju Pos Long Midang, serta tiga orang kru.

"Mereka akan diangkut dengan Heli Bell 412 TNI AD (No. Reg 5166) dari Bandara Juwata, Tarakan, menuju Long Bawan, Kec. Krayan Induk, Kab. Nunukan," kata Kepala Dinas Penerangan TNI-AD (Kadispenad) Brigjen Andika Perkasa, Rabu (22/1/2014).

Andika menerangkan, pada jam 13.33 WITA Heli sempat melakukan kontak dengan tower Malinau dan menyampaikan akan landing di Long Bawan pada jam 14.33 WITA. Namun sampai jam 16.00 WITA Heli tidak mendarat di Krayan.

"Padahal sesuai jadwal seharusnya Heli sudah tiba kembali ke Bandara Juwata, Tarakan. Sampai sekarang Heli belum juga tiba di Bandara Juwata, Tarakan, dan tidak bisa berhubungan dengan Bandara," sambungnya.

Sampai saat ini, belum bisa dipastikan apa penyebab hilangnya kontak Heli tersebut. "Kami belum dapat kepastian apakah hilang kontak-nya Heli TNI AD karena kecelakaan atau mendarat darurat," tegasnya.





Sumber : Merdeka

Pelepasan Kapal Perang Kerajaan Inggris HMS Daring

JAKARTA-(IDB) : Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) III Jakarta Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI (Mar) Ikin Sodikin AS., diwakili Asisten Operasi (Asops) Danlantamal III Kolonel Laut (P) Edi Sucipto bersama Atase Pertahanan (Athan) dan Staf Kedutaan Besar (Kedubes) Kerajaan Inggris melepas keberangkatan Kapal Perang Kerajaan Inggris HMS Daring (D-32) dikomandani Commander Angus Essenhigh di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (20/1).

Kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Laut Kerajaan Inggris Admiral Sir George Michael Zambellas bersama dengan Kapal Perang Kerajaan Inggris HMS Daring (D-32) class Destroye di Jakarta sejak 17 Januari  2014 lalu, dalam rangka meningkatkan hubungan kedua negara Indonesia dan Kerajaan Inggris serta membangun dan memperkuat hubungan antara kedua Angkatan Laut.





Selama berada di Jakarta, personil HMS Daring (D-32) telah melaksanakan rangkaian kegiatan antara lain, Cocktail Party dan Sunset Parade diatas Kapal perang HMS Daring, dilanjutkan melaksanakan Comrell/ English Day ke SMK Hang Tuah, Friendly Game (pertandingan sepak bola) di Yonmarhanlan III Jakarta, Cooking Competition (kompetisi memasak), Band Performance di dermaga JITC II Pameran Defence and Security Industri Day (DSID), Presentation on Disaster Relief Management  dan Konferensi Pers dan Fun Run di Bundaran Hotel Indonesia, antara prajurit TNI AL dengan ABK HMS Daring.

Turut hadir pada upacara pelepasan kapal perang HMS Daring (D-32), Kadissyahal Lantamal III Jakarta Letkol Laut (P) Sutriyono, Kadispotmar Lantamal III Jakarta Letkol Laut (T) Permadi Agus, Paban Ops Letkol Laut (P) Rully Riono serta pasukan deputasi upacara pelepasan kapal perang HMS Daring (D-32).




Sumber : Koarmabar

TNI AL Dan Pemkab Natuna Tandatangani Kerjasama Sukseskan Latma Multilateral Komodo 2014

NATUNA-(IDB) : Dalam rangka menyukseskan Latma Multilateral Komodo 2014 Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamada Muda TNI Arief Rudianto S.E sebagai wakil dari TNI Angkatan Laut didampingi Gubernur Akademi Angkatan laut (AAL)  Laksamana Muda TNI Ary Atmajaya, melaksanakan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Natuna  yang diwakili oleh Bupati Natuna  Ilyas Sabli, di Aula kantor Bupati Natuna, baru-baru ini

Dalam penandatanganan kerjasama dengan Bupati Natuna ini Pangarmabar juga didampingi Dirlat (Direktur Latihan) Latma Multilateral Komodo 2014 Laksamana Pertama TNI  DR Amarulla Octavian, S.T., M.S.C, D.E.S.D., yang sehari-hari menjabat Danguspurlabar (Komandan Gugus Tempur Laut Wilayah Barat), Danguskamlabar Laksamana Pertama TNI Harjo Susmoro dan Komandan Lantamal IV Laksma TNI Agus Heryana, S.E.,


Dalam sambutannya Pangarmabar menyampaikan bahwa kegiatan latihan bersama Multilareral Komodo 2014 merupakan kegiatan Latihan antara TNI AL dengan Angkata Laut dari 17 Negara yang berasal dari negara ASEAN dan ASEAN plus. Latihan multilateral ini menitikberatkan pada latihan penanggulangan bencana, kegiatan tersebut meliputi tahap Laut dan misi kemanusiaan,.


Tujuan dari latihan ini adalah meningkatkan persahabatan dan  kerjasama antara negara– negara peserta. Kegiatan tahap Laut meliputi identifikasi dan debarkasi korban pada latihan SAR serta pendistribusian logistik, dan bahan–bahan material, kontruksi bangunan dengan menggunakan transportasi laut, sedangkan untuk misi kemanusiaan meliputi pelayanan kesehatan, sanitasi dan relokasi pengungsi bagi korban bencana serta proses penyaluran bantuan dari luar negeri.


Panglima mengharapkan dengan latihan yang digelar di wilayah kabupaten Natuna ini bisa  meningkatkan semangat bela negara, rasa cinta tanah air dan bisa mengedepankan pola hidup  masyarakat Kabupaten Natuna”


Sementara itu, Bupati Natuna Ilyas Sabli  dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan Latma Multilateral yang bersifat internasional  yang dilaksanakan di wilayah Natuna ini, Pemkab Natuna ingin mengambil moment untuk berpartisipasi dengan tujuan  memperkenalkan kabupaten Natuna ke tingkat internasional.


Natuna bisa dikenal di mata dunia. Terutama sebagai daerah destinasi wisata, karena wilayah Natuna memiliki potensi wisata alam terutama pantai yang indah. Serta  memperkenalkan seni dan budaya  kabupen Natuna kepada  para peserta latihan.


Lebih lanjut Bubati Natuna mengharapkan dengan telah ditandatangani naskah  kerja sama ini semoga memberikan konstribusi posistif dalam pelaksanaan kegiatan – kegiatan latihan yang saling menguntungkan kedua belah pihak, sehingga kedepan Natuna tidaklah merupakan suatu daerah yang tertinggal, tetapi benar–benar wilayah yang harus dikedepankan.


Turut Hadir pada acara penandatanganan komitmen tersebut Ketua DPRD Kabupaten Natuna Hadi Candra S. Sos, Sekda Kabupaten Natuna Syamsurizon SH, M.Si, Danlanal ranai beserta FKPD (Forum Komunikasi Pejabat Daerah) kabupaten Natuna dan Seluruh Pejabat Satuan Kerja Pejabat Daerah (SKPD) kabupaten Natuna. 



Sumber : Koarmabar

Prajurit Kopaska Koarmabar Terjun Penyegaran

JAKARTA-(IDB) : Prajurit  Satuan Komando Pasukan Katak Komando Armada RI Kawasan Barat (Satkopaska Koarmabar) melaksanakan latihan terjun payung penyegaran (Jungar) Free Fall di run way Lapangan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Pondok Cabe Jakarta dengan menggunakan Pesawat Cassa U-621 TNI AL.


Komandan Satuan Kopaska Koarmabar (Dansatkopaskaarmabar) Kolonel Laut (P) Tjatur Soniarto, dalam pengarahannya kepada personel Kopaska mengatakan  bahwa pelaksanaan latihan terjun yang dilaksnakan setiap prajurit Satkopaska agar mengutamakan  keselamatan diri dan laksanakan pengecekan  perlengkapan perorangan sesuai dengan prosedur dan meminimalkan kesalahan -kesalahan tehnis di lapangan.


kopaska-tengahLatihan terjun penyegaran Satkopaska ini bertujuan untuk  memelihara dan meningkatkan profesionalisme prajurit Satkopaska Koarmabar guna mendukung kesiapsiagaan operasi dalam mendukung pelaksanaan  tugas-tugas Koarmabar dan TNI Angkatan Laut.

Lebih lanjut Dansatkopaskaarmabar mengatakan, terjun penyegaran yang dilaksanakan ini dengan sasaran  agar terus terpeliharanya kemampuan prajurit sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai prajurit Satkopaska Koarmabar. 

Selain itu, untuk mewujudkan dan meningkatkan kerjasama dengan satuan-satuan  terkait  guna mendukung kesiapan operasional Komando Armada RI Kawasan Barat dalam menegakkan kedaulatan dan hukum di perairan yuridiksi nasional wilayah barat Indonesia.


kopaska-tengah-1 

Dalam pelaksanaannya latihan Jungar free fall  ini menggunakan pesawat Cassa U-621 dengan melaksnakan beberapa kali sortis  yang setiap sortie terdiri dari 2 run dengan ketinggian penerjunan mencapai 3.000 sampai dengan 6.000 feet. Latihan Jungar free fall ini dilaksanakan selama lima hari mulai tanggal  20  Januari 2014 yang diikuti  lebih dari 45 personel  Satkopaska Koarmabar.






Sumber : Koarmabar

Prajurit Yonmarhanlan IIII Laksanakan Pengamanan HMS Daring

JAKARTA-(IDB) : Prajurit Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan Marinir (Yonmarhanlan) III Jakarta melaksanakan pengamanan kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris (Royal Navy) HMS Daring (D-32) yang bersandar di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (18/1/2014).
 
Pengamanan yang berkekuatan 1 SST (Satuan Setingkat Peleton) dibawah pimpinan Lettu Marinir Hendi Rochendi tersebut akan mengamankan HMS Daring selama kunjungan muhibah di Indonesia dari tanggal 17 – 20 Januari 2014. 


Kedatangan kapal perang tercanggih Angkatan Laut Inggris di Indonesia ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan. Kapal perang HMS Daring (D-32) bertipe Guided Missile Destroyer, yang bermarkas di Portsmouth Inggris dan dikomandani oleh Commander Angus Essenhigh.




Sumber : Kormar

Kapal Baru TNI AL Siap Dijemput

Nakhoda Ragam Class TNI AL
Nakhoda Ragam Class TNI AL

SURABAYA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Marsetio, meresmikan Kesatuan Persiapan Pengambilan Kapal (KPPK) TNI Angkatan Laut (AL) di Pusat Latihan Kapal Perang (Puslatkaprang) Kolatarmatim, Ujung, Surabaya- Jawa Timur Senin (20/1/2014).


Menurut Laksamana Marsetio, pengambilan kapal dari proyek pengadaan kapal dalam dan luar negeri, diperlukan penyiapan personel pengawak yang memenuhi standar kemampuan, cakap dan profesional. Penyiapan personel tersebut dilaksanakan melalui program pelatihan di Kolat Koarmada.


Program pelatihan tersebut ditujukan untuk memberikan pembekalan tentang fungsi, peran, prosedur, pengoperasian peralatan, baik secara individu maupun terintegrasi, bagi para calon pengawak sesuai kapalnya. Dengan demikian, para pengawak nantinya mampu mengoperasikan kapalnya sesuai dengan Standard Operating Procedure yang ditetapkan.


Hakekat penyelenggaraan acara ini adalah peresmian Kesatuan Persiapan Pengambilan Kapal (KPPK) TNI Angkatan Laut. Kolatarmatim dan Kolatarmabar menjadi penanggungjawab atas penyiapan satuan tugas calon pengawak, sekaligus menjadi tempat diselenggarakannya KPPK.

Kolatarmatim untuk penyelenggaraan KPPK wilayah Timur bagi kesiapan satuan tugas calon pengawak dari kapal selam diesel engine, perusak kawal rudal, multi role light frigate, kapal cepat rudal 60 meter, kapal patroli cepat dan latih layar.
Sedangkan, Kolatarmabar sebagai tempat untuk penyelenggaraan KPPK wilayah Barat menyiapkan satuan tugas calon pengawak kapal bantu hidro–oceanografi, bantu cair minyak, kapal cepat rudal 40 meter serta calon pengawak kapal angkut tank.

Dalam amanatnya, KSAL mengharapkan pembentukan KKPK TNI AL ini dapat mencapai beberapa sasaran penyiapan pengambilan kapal, seperti koordinasi yang baik antarSatgas pengawak, KPPK dengan kedinasan terkait. Sasaran lainnya adalah menyangkut pemenuhan dukungan administrasi dan logistik personel dan pelatihan para awak.

Nakhoda Ragam Class
Nakhoda Ragam Class

“Selain itu, akan diperolehnya personel cakap dan profesional untuk pengawakan Alutsista baru sesuai operational requirement yang ditentukan,” ujar Laksamana Marsetio, seperti dilansir dalam siaran pers Dinas Penerangan Koarmatim.

Hadir pada acara peresmian tersebut, antara lain Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, Pangarmabar Laksamana Muda TNI Arif Rudianto, Pangkolinlamil Laksamana Muda TNI Darojatim, Para Asisten KSAL, dan pejabat Mabesal, Pangkotama TNI Angkatan Laut wilayah Surabaya serta Komandan Satgas KPPK Kolonel Laut (P) I Nyoman Sudihartawan, Komandan KRI Multi Role Light Frigate 1, Kolonel Laut (P) Yayan Sofyan.




Sumber : JKGR

10 Rudal Anti Tank Terbaik Di Dunia

ARTILERI-(IDB) : Rudal-rudal anti tank memberikan militer kemampuan untuk melumpuhkan tank lapis baja berat. Rudal anti tank dapat diluncurkan dari pesawat udara, kendaraan darat, kapal laut dan bahkan bisa diluncurkan hanya dengan dipanggul seorang personel (man portable). Berikut 10 rudal anti tank terbaik yang digunakan dan dikembangkan militer dunia saat ini.



Rudal anti tank NLAW
Seorang tentara Angkatan Darat Inggris memanggul NLAW.

NLAW (Next Generation Light Anti-tank Weapon)



NLAW dikembangkan oleh Saab Bofors Dynamics yang bermarkas di Swedia, adalah rudal anti tank jarak pendek yang dioperasikan prajurit secara individu. NLAW digunakan oleh Angkatan Darat Swedia, Inggris, Finlandia, Luksemburg dan TNI AD.



Berat unit peluncurnya adalah 12,5 kilogram dan baik dioperasikan seorang tentara dalam ruang gerak terbatas. Rudal NLAW mencapai target dengan bantuan predicted line of sight (PLOS). Mode overfly top attack (OTA) untuk menghancurkan tank dan target lapis baja lainnya, sedangkan modus direct attack (DA) untuk menyerang target non-lapis baja.



Hulu ledak tunggal dari rudal NLAW dirancang untuk mengalahkan MBT (tank tempur utama) modern yang dilengkapi dengan pelindung ERA (explosive reactive armour). Peluncuran NLAW hanya membutuhkan waktu lima detik sejak persiapan. Jangkauan tempur NLAW antara 20 meter hingga 600 meter.



Rudal anti tank MILAN ER
Rudal ringan anti tank Milan ER.

MILAN ER



MILAN ER yang diproduksi oleh MBDA (gabungan perusahaan pertahanan di Eropa) adalah rudal infanteri ringan anti tank generasi terbaru dari seluruh rudal MILAN yang sudah digunakan oleh kurang lebih 40 negara di dunia.



MILAN ER ditembakkan dari digital firing post dengan perintah semi-otomatis untuk mengalahkan target. Masing-masing rudal berbobot 13 kilogram.



MILAN ER memiliki jangkauan hingga 3.000 meter, lebih jauh 1.000 meter dibanding rudal MILAN versi sebelumnya. Rudal MILAN ER dilengkapi dengan hulu ledak tandem untuk menetralisir pelindung ERA yang digunakan oleh sebagian MBT.



Rudal anti tank LAHAT
Quad pack dari anti tank LAHAT.

LAHAT - Laser Homing Attack Missile



Laser homing attack missile (LAHAT) adalah rudal ringan anti tank yang diproduksi oleh Israel Aerospace Industries (IAI). Pada awalnya hanya dikembangkan untuk dilengkapkan pada tank Merkava, namun kini juga sudah dibuat untuk bisa ditembakkan dari kendaraan lainnya, seperti helikopter, kapal dan kendaraan remot.



LAHAT merupakan rudal kompak yang memiliki 975 mm dan diameter 104,5 mm. Beratnya 12 kilogram dan menemukan target dengan bimbingan laser semi-aktif (SAL).



Rudal LAHAT mampu menghancurkan target bergerak dan tidak bergerak pada rentang hingga 8.000 meter dengan akurasi pin-point. Daya hancur yang tinggi dari hulu ledaknya membuat LAHAT mampu menembus pelindung ERA pada MBT.



Rudal anti tank MMP
Rudal anti tank jarak menengah Missile Moyenne Portée (MMP). Sebagai penerus rudal anti tank MILAN

Missile Moyenne Portée (MMP)



Missile Moyenne Portée (MMP) adalah rudal jarak menengah anti tank generasi terbaru yang dikembangkan oleh MBDA untuk Angkatan Darat Perancis. MMP dibuat untuk menggantikan rudal anti tank MILAN, yang kemungkinan baru digunakan pada tahun 2017.



Rudal MMP akan berbobot 15 kilogram dan panjang 1,3 meter dan diameter 140 mm. Berat saat ditembakkan termasuk tripod dan baterai adalah 111 kilogram. MMP dapat ditembakkan dari portable firing post, kendaraan darat dan pesawat udara.



Rudal dapat menghancurkan target dalam kisaran 4.000 meter dengan mode lock-on setelah peluncuran. Sistem pencarinya bermodus sistem pencarian ganda un-cooled infrared dan visible channels.



Rudal anti tank PARS 3 LR
PARS 3 LR adalah rudal anti tank yang menjadi senjata utama helikopter serang tiger Angkatan Darat Jerman.

PARS 3 LR



PARS 3 LR, juga dikenal sebagai TRIGAT LR diluncurkan dari helikopter yang diproduksi oleh PARSYS, perusahaan patungan antara MBDA dan Diehl BGT Defence. Rudal ini dirancang untuk menghancurkan tank, kendaraan lapis baja, helikopter, bunker dan pos komando.



PARS 3 LR saat ini menjadi senjata utama helikopter serang Tiger yang dioperasikan oleh Angkatan Darat Jerman. Panjang rudal 1,6 meter dan berat 49 kilogram dan bisa menembak secara salvo yaitu menembak hingga 4 rudal dalam waktu kurang dari 10 detik.



Sistem pencarian inframerah pada rudal menjadikannya bisa terlibat terhadap target yang berbeda dalam mode direct attack dan overfly top attack. PARS 3 LR membwa hulu ledak tandem dengan jangkauan 7.000 meter.



Rudal anti tank BGM-71 TOW
Sistem rudal anti tank BGM-71 TOW.

BGM-71 TOW



Tabung peluncur, pelacak optik, wireless-guided atau kesemuanya disingkat menjadi TOW adalah sistem rudal anti tank yang diproduksi oleh Raytheon Missile Systems (AS). Kemampuannya untuk menembakkan rudal TOW 2A, TOW 2B, TOW 2B Aero dan TOW Bunker Buster menjadikan sistem rudal TOW menjadi salah satu sistem senjata anti tank terbaik di dunia.



Saat ini, sistem rudal TOW sudah digunakan lebih dari 40 pasukan militer dunia dan telah dipasang pada lebih dari 15.000 kendaraan darat dan helikopter. Sistem rudal ini utamanya digunakan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat pada kendaraan darat seperti kendaraan lapis baja Stryker, Bradley dan HMMWV.



Rudal TOW juga dapat dilengkapi dengan hulu ledak tandem atau penetrator eksplosif (EFP). Rudal TOW2 diluncurkan dari tripod darat, kendaran dan helikopter dengan jangkauan maksimum 4.500 meter.



Rudal anti tank Kornet-EM
Tampilan dekat rudal anti tank Kornet-EM yang dipasang pada kendaraan lapis baja ringan.

Kornet-EM Anti-Tank Missile



Kornet-EM adalah sistem senjata anti tank multiguna yang diproduksi oleh KBP Instrument Design Bureau Rusia. Rudal ini dirancang untuk menghancurkan MBT, kendaraan lapis baja ringan, benteng dan target udara yang berkecepatan rendah.



Sistem Kornet-EM dapat dipasang pada peluncur portabel dan peluncur otomatis. Sistem ini menggunakan tiga jenis rudal berbeda dari varian rudal 9M133. Bimbingan sinar lasernya memastikan Kornet mampu menghancurkan target pada kisaran 10.000 meter secara efektif.



Salah satu varian dari rudal 9M133 adalah 9M133F-2 adalah rudal anti tank yang dilengkapi dengan hulu ledak tandem HEAT yang mampu menembus lapis baja setebal 1.100 mm hingga 1.300 mm. Rudal 9M133F-2 berhulu ledak tinggi dengan kekuatan ledakan setara dengan 10 kilogram TNT, sedangkan rudal 9M133F-3 berhulu ledak yang setara dengan kekuatan 7 kilogram TNT.



Rudal anti tank Javelin
Seorang tentara dari Korps Marinir AS meluncurkan rudal anti tank Javelin.

Javelin Missile



Javelin adalah rudal anti tank jarak menengah yang dikembangkan oleh Javelin, perusahaan patungan antara Raytheon dan Lockheed Martin (AS). Javelin saat ini digunakan oleh pasukan AS dan telah diuji tempur di Irak dan Afghanistan.



Javelin dianggap sebagai senjata anti tank bahu terbaik di dunia, dan 12 negara saat ini telah menggunakan Javelin. Masing-masing rudal beratnya 11,8 kilogram, sementara unit peluncurnya berbobot 6,4 kilogram dan total berat untuk meluncurkannya adalah 15,9 kilogram.



Javelin menggunakan sistem pencarian gelombang inframerah untuk menghancurkan tank, gedung, kapal kecil dan helikopter berkecepatan rendah dengan probabilitas hit yang tinggi. Rudal Javelin juga bisa ditembakkan dari tripod, kendaraan lapis baja ringan, truk, dan kendaraan remot. Jangkauan maksimum Javelin mencapai 2.500 meter. 



Rudal anti tank Spike
Rudal anti tank SPIKE terdiri dari SPIKE-MR, LR dan ER.

Spike-MR/LR/ER



Rudal anti tank generasi keempat dari rudal SPIKE diproduksi oleh EuroSpike, perusahan patungan antara Rafael Advanced Defense Systems dan Diehl BGT Defence dan Rheinmetall Defence. Dibuat dalam tiga versi, yaitu Spike-MR (medium range), Spike-LR (long range) dan Spike ER (extended range).



Spike-MR adalah rudal man portable yang bisa diluncurkan oleh seorang infanteri dan pasukan khusus untuk menyerang target secara akurat dalam rentang 200 meter hingga 2.500 meter. Spike-LR juga dapat diluncurkan dari darat melalui tripod dan kendaran tempur ringan dengan rentang antara 200 meter hingga 4.000 meter. Sedangkan Spike-ER dirancang untuk diluncurkan dari kendaraan darat, helikopter, dan kapal untuk menghancurkan tank pada rentang 8.000 meter.



Rudal dilengkapi dengan hulu ledak tandem, hulu ledak anti-tank (HEAT) dan untuk akurasinya menggunakan sistem pencarian electro-optical.



Rudal anti tank AGM-114R HELLFIRE II Romeo
AGM-114R HELLFIRE II Romeo dipamerkan di Eurosatory 2012.

AGM-114R HELLFIRE II Romeo


Rudal anti tank AGM-114R HELLFIRE II Romeo dikembangkan oleh Lockheed Martin dan merupakan versi terbaru dari rudal udara ke permukaan HELLFIRE II.



Rudal HELLFIRE II Romeo memiliki panjang 163 cm dan diameter 17,7 cm. Rudal seberat 49,4 kilogram ini dilengkapi dengan sistem pencarian laser semi-aktif (SAL) dan fitur lock-on sebelum peluncuran (LOBL) dan lock-on setelah peluncuran (LOAL) untuk melumpuhkan berbagai target.



Rudal dapat diluncurkan dari helikopter, pesawat sayap tetap, tripod darat, mobil dan kapal. HELLFIRE II Romeo memiliki jangkauan maksimum 8 kilometer.
Sumber : Artileri