Pages

Jumat, Januari 17, 2014

Wamenhan Meninjau Kesiapan PT IAMI

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI selaku Ketua High Level Comitte (HLC) Sjafrie Sjamsoeddin didampingi sejumlah pejabat dari Kemhan dan Mabes TNI, melaksanakan kunjungan kerja ke PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) di Pondok Ungu, Bekasi, Jumat (17/1), untuk melihat kesiapan pembuatan truk angkut militer yang akan digunakan oleh TNI.
 
Selama berada di PT IAMI, Wamenhan diterima Vice Presiden Direktur Isuzu Yohanes Nangoi dan mendapat penjelasan seputar kemampuan perusahaan serta kesiapan pembuatan truk-truk yang didesain untuk kepentingan militer tersebut, dan berkesempatan melihat secara langsung fasilitas-fasilitas yang dimiliki Isuzu termasuk dua unit truk prototipe.


Menurut Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, program kerja sama dengan PT IAMI ini sebagai salah satu upaya mendukung percepatan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI, yang telah disusun dalam dua rencana strategis (renstra). Dan saatnya nanti, sejumlah alutsista yang sudah diterima TNI akan diperlihatkan kepada Rakyat Indonesia, pada Hari Ulang Tahun (HUT) TNI pada 5 Oktober 2014 mendatang.


Sedangkan dalam penjelasannya kepada Wamenhan, Vice Presdir Isuzu mengatakan, bahwa sebanyak 965 unit pesanan Kemhan/Mabes TNI akan segera dimulai pembuatannya. Dari jumlah total tersebut, 665 unit truk angkut militer dengan type NPS 75 dapat diselesaikan selama 15 bulan dan 300 unit lainnya type FVZ 34P diselesaikan selama 2 tahun pembuatan.


Truk Isuzu type NPS 75 memiliki spesifikasi menggunakan mesin 4HK1-TCN, Direct Injection, Intercooled Turbo 150 PS/ 2006 RPM, 5.193 cc handling 4 x 4, yang mampu bergerak di segala bentuk medan. Sementara truk dengan type FVZ 34 memiliki spesifikasi Panjang hingga 11,480 meter dengan beban berat dan volume besar (GVW 26 ton), yang di topang mesin 6HK1 - TCN, 7,790 cc, Inline Six Silinder, Direct Injection Diesel, dengan tenaga 240 ps/2.400 rpm.




Sumber : DMC

Menhan RI Menerima Kunjungan Kasal Inggris

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, Kamis (16/1) menerima kunjungan kehormatan First Sea Lord and Chief of Naval Staff, Royal Navy (Kasal Inggris) Admiral Sir George Michael Zambellas KCB DSC DL di Kantor Kementerian Pertahanan RI. 
 
Kedatangan Admiral Sir George Michael Zambellas yang didampingi Kasal Laksamana TNI Marsetio kepada Menhan untuk melakukan silaturahmi setelah dirinya diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Laut beberapa bulan lalu.  

Disamping itu Kunjungan Kasal Inggris terhadap Menhan sekaligus menyampaikan rencana kedatangan Kapal Perang Modern Angkatan Laut Inggris HMS Daring di Pelabuhan JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat (17/1). Kunjungan Kapal Perang Modern Angkatan Laut Inggris yang dijadwalkan berada di Indonesia dari tanggal 17 sampai dengan 20 Januari 2014 juga dalam rangka memperkuat hubungan antara TNI Angkatan Laut dengan Angkatan Laut Inggris.

Selama berada di Indonesia kapal tersebut merupakan kesempatan yang baik bagi personel kedua Angkatan Laut untuk saling berbagi pengalaman dalam hal penanggulangan bencana alam, mengingat HMS Daring (D 32) baru-baru ini terlibat pada kegiatan penanggulangan bencana alam topan Haiyan yang terjadi di Filipina.  

Menhan dan Kasal Inggris pada kesempatan pertemuan itu juga digunakan untuk berdiskusi dan saling bertukar pikiran mengenai perkembangan kondisi industri pertahanan dan peralatan militer masing-masing negara.




Sumber : DMC

Berita Foto : Patroli Perbatasan


SEBATIK-(IDB) : Sejumlah kapal perang milik TNI AL berpatroli di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara dengan latar belakang Pulau Sebatik Wilayah Malaysia , Rabu (15/1).

Patroli tersebut serangkaian dengan peringatan Hari Dharma Samudera yang dipusatkan di atas KRI Surabaya dengan Inspektur Upacara, Komandan Gugus Tempur TNI AL, Laksamana Pertama Aan Kurnia.



Pesawat milik TNI AL mengitari perairan sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia dengan latar belakang Pulau Sebatik Wilayah Malaysia pada peringatan Hari Dharma Samudera di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, Rabu (15/1).

Pesawat ini menjadi salah satu alutsista TNI AL yang digunakan sewaktu-waktu untuk memantau keamanan perbatasan perairan dari gangguan keamanan dan kegiatan ilegal di wilayah itu.




Sumber : Antara

Australia Batal Ikuti Latma MNEK 2014

BATAM-(IDB) : Angkatan Laut Australia batal mengikuti Latihan Bersama Multilateral "Naval Exercise Komodo 2014" yang diselenggarakan di Perairan Kepulauan Riau, Indonesia pada Maret hingga April 2014.

"Ini kesepakatan dua pemerintah karena permasalahan politik," kata Direktur Latihan MNE Komodo 2014 Laksamana Pertama TNI Amarulla Octavian di Batam, Kamis.

Awalnya, angkatan laut Australia diundang dan bersedia untuk mengikuti latihan bersama negara-negara ASEAN plus itu. Namun, di tengah jalan, kedua negara sepakat untuk membatalkan kepesertaan Australia.

Meskipun tidak menjadi peserta, AL Australia mengirimkan perwakilannya untuk menjadi observer.

Di tempat yang sama, perwakilan Australia, Katja Blitz melalui bagian hubungan luar negeri TNI AL, mengatakan senang dengan keterlibatan negaranya pada kegiatan itu.

Pihaknya masih menunggu keputusan politik pemerintahnya untuk kemungkinan menaikan status dari observer menjadi peserta kegiatan.

Latma MNE Komodo 2014 diikuti 10 negara ASEAN yaitu Indonesia sebagai tuan rumah, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Myanmar dan Laos serta tujuh negara lainnya yaitu India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Amerika Serikat, China dan Rusia.

Kepala Dispenal Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan secara umum MNE Komodo 2014 bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapsiagaan dalam kerja sama menangani bencana alam.

MNE Komodo 2014 memiliki dimensi kepentingan nasional sekaligus regional untuk meningkatkan hubungan antar negara ASEAN dan negara non ASEAN, meningkatkan stabilitas keamanan maritim kawasan dan meningkatkan kemampuan tim penanggulangan bencana Indonesia, terutama TNI AL dalam operasi secara multilateral.

Selain itu MNE Komodo 2014 juga memberikan rekomendasi strategis bagi kerja sama ASEAN Regional Forum dalam penanggulangan bencana di wilayah regional, memfasilitasi keselarasan berbagai protokol nasional, regional dan internasional dalam penanggulangan bencana serta meningkatkan kemampuan komunikasi sosial internasional dan kerja sama prajurit TNI AL antar negara ASEAN dan non ASEAN.



Sumber : Republika

Australia Akui Langgar Wilayah Laut RI

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Australia hari ini mengakui bahwa kapal militernya beberapa kali melanggar batas maritim Indonesia. Langkah ini, ungkap Canberra, beberapa kali terjadi saat berupaya menghalau datangnya kapal-kapal pengangkut imigran gelap yang masuk ke perairan Australia.

Menurut kantor berita Reuters, pengakuan itu dilontarkan Menteri Imigrasi Scott Morrison. Dia mengaku awal pekan ini mendapat informasi soal "pelanggaran yang kurang berhati-hati" itu. Namun, pihak berwenang Australia langsung menginformasikannya kepada militer Indonesia, dalam hal ini TNI Angkatan Laut.

"Kami sangat menyesal akan hal itu dan telah menyampaikan maaf," kata Morrison kepada para wartawan. "Namun pemerintah Australia tetap berkomitmen melanjutkan kebijakan menghentikan kapal-kapal [pembawa imigran gelap] itu," lanjut Morrison. 

Letnan Jenderal Angus Campbell, kepala "Operasi Penegakan Perbatasan" yang bertanggungjawab menghalau para kapal imigran gelap, juga mengaku bahwa pelanggaran teritorial itu terjadi dalam beberapa hari. Namun, dia menolak memberi penjelasan lebih lanjut.

Mengusir kapal-kapal pembawa imigran gelap ke perairan Indonesia ini merupakan kebijakan kontroversial pemerintah Australia di bawah Perdana Menteri Tony Abbott. Belakangan ini pemerintah Australia juga tidak mau transparan soal bagaimana dan berapa kapal-kapal itu diusir oleh pihak berwenang, yang melibatkan militer.

Kapal-kapal ini diduga berangkat dari Indonesia secara ilegal. Sebelumnya, Australia menjalin kerjasama dengan Indonesia soal penanganan imigran gelap, namun kemitraan itu dibekukan sementara waktu setelah Jakarta marah kepada Canberra soal skandal penyadapan. Sementara itu, lembaga PBB urusan pengungsi memperingatkan Australia bahwa cara mereka menghalau para imigran bisa melanggar hukum internasional, dengan memaksa kapal-kapal itu kembali ke Indonesia tanpa memperhatikan keselamatan orang-orang itu. 

Mereka rata-rata berasal dari negara-negara yang sudah dilanda konflik, seperti Afganistan, Sudan (Darfur), Pakistan, Somalia, dan Suriah. Para imigran itu ingin ke Australia untuk mendapat kehidupan yang lebih baik dengan menjadikan Indonesia sebagai tempat singgah. Mereka rela keluar uang banyak untuk membayar penyelundup agar bisa naik ke kapal walau dengan kondisi yang memprihatinkan.

Australia Minta Maaf

Pemerintah Australia meminta maaf kepada Indonesia karena telah melakukan "pelanggaran tidak sengaja" atas wilayah perairan negara itu.

Kantor berita Perancis seperti dikutip Tasnim News (17/1) melaporkan, petinggi pemerintah Australia meminta maaf kepada Jakarta karena telah melakukan pelanggaran tidak sengaja atas zona laut Indonesia. Pada saat yang sama  Australia juga menekankan kelanjutan kebijakan tegasnya terkait para pencari suaka yang masuk ke Australia melalui jalur laut.

 

Scott Morrison, Menteri Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Australia dalam konferensi persnya menyesalkan kejadian ini dan mengatakan, "Julie Bishop, Menteri Luar Negeri Australia menyampaikan permintaan maafnya kepada Marty Natalegawa, sejawatnya dari Indonesia karena Angkatan Laut Australia telah memasuki wilayah perairan Indonesia."


Ia menambahkan, "Menlu Australia juga menegaskan bahwa pelanggaran terhadap wilayah perairan Indonesia tidak akan terulang lagi."

 
Menurutnya Kedutaan Besar Australia di Indonesia, Jumat (17/1) secara resmi meminta maaf kepada Indonesia atas pelanggaran ini.



 Sumber : Vivanews

KSAD : Mantapkan Moralitas, Militansi dan Profesional Prajurit

JAKARTA-(IDB) : Pada Rabu (15/01) TNI Angkatan Darat menggelar acara Rapat pimpinan TNI Angkatan Darat Tahun 2014 di Markas Besar Angkatan Darat Jakarta. Rapat pimpinan TNI AD ini diikuti oleh 122 peserta dan dengan tema "Melalui Rapim TNI AD, kita mantapkan moralitas, militansi tugas dan profesionalitas prajurit menuju transformasi TNI AD dalam pelaksanaan tugas pokok".

Materi kegiatan dalam rapat tersebut antara lain adalah evaluasi pelaksanaan program kerja 2013, Penyampaian temuan Warsik 2013, penyampaian pokok-pokok petunjuk pelaksanaan program dan anggaran TNI AD 2014, penyampaian kebijakan program kerja 2014 bidang staf umum sesuai fungsi masing-masing, paparan pokja tentang rencana tindakan kontijensi sesuai perkembangan situasi dan ancaman aktual di wilayah serta upaya penanggulangannya, dan yang terakhir adalah paparan Dirkesad tentang pemeliharaan kesehatan usia diatas 50 tahun.

Tujuan dari Rapim ini sendiri adalah sebagai evaluasi pelaksanaan tugas pada program kerja 2013 dan menyamakan persepsi para pimpinan TNI AD; menyampaikan arah kebijakan pimpinan TNI AD; menyampaikan garis besar program dan anggaran serta menyampaikan strategi transformasi TNI AD, sehingga diperoleh kesamaan pemahaman dalam pelaksanaan tugas kedepan.

Dengan diadakannya rapim ini, diharapkan pelaksanaan program kerja dan anggaran TNI AD tahun 2014 dapat mencapai sasaran dan keberhasilan, sesuai arah kebijakan TNI AD tahun 2014, termasuk dapat mewujudkan sasaran untuk mencapai opini wajar tanpa pengecualian  oleh BPK RI.




Sumber : Republika

Jelang Latma MNEK 2014 TNI AL Laksanakan FPC

JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka mempersiapkan latihan bersama Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2014 yang akan dilaksanakan pada Maret s.d. April 2014 mendatang, TNI Angkatan Laut menggelar Final Planning Conference (FPC) yang dibuka secara resmi oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio, di Batam, Kepulauan Riau, Kamis (16/01).

Dikatakan oleh Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio di hadapan delegasi dari 17 negara termasuk Indonesia, yang ikut serta pada  MNEK 2014 bahwa, dari pelaksanaan FPC ini diharapkan akan dapat dilaksanakan diskusi final dan detail mengenai jadwal pelaksanaan latihan serta kegiatan-kegiatan pendukung, seperti maritime hospitality pada pelaksanaan MNEK 2014 mendatang.

Lebih lanjut Kasal mengatakan, para delegasi juga akan diberikan kesempatan untuk mengikuti site survey lokasi pelaksanaan tahap harbour phase di Batam, beserta fasilitas-fasilitas pendukung yang akan digunakan selama pelaksanaan latihan seperti water taxi dan garbage boat. “Diharapkan tidak ada lagi persoalan-persoalan krusial pada perencanaan di tiap-tiap pentahapan latihan,” tandas Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio.

Seperti diketahui, TNI Angkatan Laut akan menyelenggarakan latihan bersama MNEK 2014 pada bulan Maret s.d. April 2014 di Laut Natuna, Kepulauan Riau. Negara-negara yang menjadi peserta MNEK 2014 yaitu Indonesia sebagai tuan rumah, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Laos, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Amerika Serikat, China, dan Rusia. Sejumlah negara tersebut, 17 di antaranya telah konfirmasi mengikutsertakan alutsista kapal perangnya, sementara TNI Angkatan Laut sendiri mengikutsertakan 16 KRI dari berbagai jenis dan kelas serta enam pesawat udara yang terdiri dari dua fixed wing dan empat rotary wing.

Prakarsa latihan ini antara lain untuk menindaklanjuti ASEAN Agreement on Dissaster Management and Emergency Response. Dengan demikian, MNEK 2014 mengambil tema “ASEAN Navy: Cooperation For Stability” (Bekerja sama untuk menjaga stabilitas di Kawasan ASEAN).

Selain melaksanakan latihan penanggulangan bencana, dalam latihan bersama ini juga akan digelar berbagai kegiatan lainnya, antara lain maritime expo, yaitu pameran transportasi maritim, pariwisata, dan ekonomi kerakyatan & kreatif, kegiatan olah raga yaitu, triathlon, fun bike, lomba perahu naga, sepak bola gembira, dan bola basket, festival seni dan budaya seperti, festival jazz serta pertunjukan band, kirab kota, dan lomba masak.

Sebelumnya, Sebagai kegiatan pendahuluan MNEK 2014, telah diselenggarakan Initial Planning Conference (IPC) pada tanggal  22 s.d. 23 Agustus 2013 di Jakarta, kemudian dilaksanaakn juga Mid Planning Conference (MPC) MNEK 2014  pada tanggal 13 November 2013 di Jakarta, dan untuk menyelesaikan semua bahan secara komprehensif, dilaksanakan kegiatan FPC yang lebih lengkap dan detail tentang pelaksanaan MNEK 2014 pada tanggal 16 s.d. 17 Januari 2013 di Batam, di mana dalam kegiatan tersebut membahas tentang kesiapan akhir pelaksanaan MNEK 2014, mulai dari fasilitas dukungan, sarana dan prasarana yang digunakan, serta kegiatan yang dilaksanakan secara detail, terkait teknis pelaksanaan MNEK 2014.



Sumber : TNI AL

Pengamanan Perbatasan Laut Indonesia Masih Lemah

BATAM-(IDB) : Pertahanan kekuatan di wilayah perbatasan Indonesia dinilai masih lemah. Pasalnya, alokasi dana anggaran yang diberikan untuk TNI AL Indonesia terbatas.

Komandan Gugus Tempur Laut Armabar, Laksamana Pertama TNI AL A Octavian, mengatakan dana yang terbatas menjadi kendala dalam memperkuat pertahanan keamanan wilayah kelautan Indonesia. Sehingga, mempengaruhi jumlah sarana yang dimiliki.
 
"Kemampuan kapal-kapal kita terbatas untuk berada di Samudra Hindia. Kapal laut yang bisa kesana cuma kapal besar jenis freegate. Indonesia hanya memiliki 11-12 buah kapal. Sangat terbatas," katanya dalam acara 'Final Preparation Conference Multilateral Naval Exercise Komodo 2014', di Batam, Kamis (16/1).

Menurutnya, jumlah ideal kapal besar jenis freegate yang seharusnya dimiliki sebanyak 24 kapal untuk tiap-tiap daerah dalam satu tahun. "Itu untuk menjamin keamanan wilayah karena negara kita kepulauan," katanya.

Selain itu, minimnya fasilitas sarana angkatan laut Indonesia juga mempengaruhi banyaknya angka illegal immigrant yang masuk melalui beberapa tempat di Indonesia, seperti pantai utara Jawa.
Octavian mengatakan, meskipun jumlah immigran yang masuk menurun dari tahun lalu, terbatasnya kemampuan TNI AL masih menjadi kendala.

Selain itu, kurangnya koordinasi dengan masyarakat dalam mencegah masuknya immigran juga dikhawatirkan. Lantaran beberapa masyarakat Indonesia justru dinilai membantu immigran yang akan masuk di Indonesia.

"Seperti masyarakat di Cianjur. Mereka harus melaporkan apabila ada immigran dari mana saja yang masuk. Sehingga dapat ditindak," katanya menambahkan.

Anggaran yang dinilai kurang tersebut, lanjutnya, juga mempengaruhi kondisi rumah detensi imigrasi. Sehingga, para imigran ilegal ini dinilai akan tetap lolos dari tangkapan petugas.

Octavian mengatakan untuk meningkatkan pertahanan keamanan di wilayah perbatasan, pihaknya meningkatkan kerjasama dengan negara lain serta meningkatkan kemampuan komunikasi dengan tiga bahasa dalam menangani kasus imigran ilegal.



Sumber : Republika

KASAL Terima Kunjungan Kehormatan KASAL Inggris

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio menerima kunjungan First Sea Lord and Chief of Naval Staff Royal British Navy (Kasal Inggris) Admiral Sir George Zambellas KCB DSC, di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/1).

Saat tiba di Mabesal, Kasal  Inggris Admiral Sir George Zambellas disambut secara resmi oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio, dalam suatu upacara jajar kehormatan milliter yang dilaksanakan di pelataran Gedung Utama Mabesal.

Kunjungan Kasal Inggris terhadap Kasal merupakan kunjungan silaturahmi sekaligus terkait dengan rencana kedatangan Kapal Perang modern Angkatan Laut Inggris HMS Daring di JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat (17/1), dalam rangka memperkuat hubungan antara TNI Angkatan Laut dengan Angkatan Laut Inggris. Pada kesempatan tersebut Admiral Sir George Zambellas mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas sambutan hangat di Mabesal.

Dalam lawatannya ke Mabesal, Kasal Inggris juga membicarakan tentang pentingnya pembangunan kerja sama di bidang pertahanan, yang diwujudkan dalam program kunjungan kapal perang Inggris HMS Daring (D 32) pada 17 s.d 20 Januari 2014. Kunjungan kapal tersebut juga merupakan kesempatan yang baik bagi personel kedua Angkatan Laut untuk saling berbagi pengalaman dalam hal penanggulangan bencana alam, mengingat keterlibatan HMS Daring (D 32) baru-baru ini pada penanggulangan bencana alam topan Haiyan yang terjadi di Filipina.    

Selain untuk memperkuat hubungan antara TNI Angkatan Laut dengan Angkatan Laut Inggris, kunjungan kapal perang HMS Daring (D 32) di Jakarta, juga dimaksudkan sebagai tempat persinggahan terakhir dari penyeberangan panjang sembilan bulan, yang sebelumnya menyinggahi Australia, New Zealand, Jepang, Korea Selatan, China dan Singapura. HMS Daring (D 32) sendiri merupakan kapal perang bertipe Guided Missile Destroyer,  yang bermarkas di Portsmouth Inggris dan di komandani oleh Commander Angus Essenhigh.

Berbagai kegiatan nantinya akan digelar dengan datangnya Kapal Perang HMS Daring (d 32) di Jakarta, diantaranya adalah kegiatan mengunjungi kapal untuk anak-anak Pramuka, pameran industri pertahanan Inggris, pertandingan sepak bola di lapangan komplek TNI Angkatan Laut, Kodamar, Sunter, kunjungan ke SMK Hang Tuah, lomba memasak, dan lomba lari pagi di bundaran Hotel Indonesia yang melibatkan ABK  HMS Daring (D 32) dan prajurit TNI Angkatan Laut.

Turut hadir mendampingi Kasal dalam kunjungan tersebut, Aspam Kasal Laksamana Muda TNI Ir. I Putu Yuli Adnyana, M.Hum., Asops Kasal Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., Asisten Personil Kasal Laksamana Muda TNI Ir. Sudirman, S.E., M.A.P., Waasops Kasal Laksamana Pertama TNI Arie H. Sembiring, Kadisdikal Laksamana Pertama TNI Dr. Ir. Supartono, M.M., serta pejabat terkait lainnya.




Sumber : TNI AL

Jenderal TNI Moeldoko Raih Gelar Doktor

DEPOK-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko raih gelar Doktor dengan predikat sangat memuaskan di bidang Ilmu Administrasi, karena telah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul "Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia" (Studi Kasus perbatasan darat di Kalimantan) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Depok, Rabu (15/1/2014).

Sidang di tersebut diketuai oleh Dr Arie Setiabudi Susilo, dengan promotor Prof Dr Eko Prasojo, Ko-Promotor Prof Dr Azhar Kasim, dengan anggota Dr Son Diamar, Dr Roy Valiant, Dr Sodjuangan Situmorang, Prof Dr Sudarsono Hardjosoekarto, Prof Dr Huseini, dan Prof Dr Ridwan Maksum.


Penelitian Jenderal TNI Moeldoko dilakukan untuk menjawab 3 pertanyaan pokok, yaitu bagaimana isi kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan; bagaimana implementasi kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan dalam mewujudkan beranda depan negara yang aman dan sejahtera; dan bagaimana skenario dan arah kebijakan penegelolaan kawasan perbatasan yang aman dan sejahtera sampai dengan tahun 2030.


Jenderal TNI Moeldoko menyimpulkan dalam disertasinya, ada 3 permasalahan dalam perbatasan : 
  1. Adanya kesenjangan, disharmonisasi, kevakuman, ketidakkonsistenan, serta ketidak tepatan perumusan kebijakan yang mengakibatkan tidak optimalnya system keorganisasian dan program. 
  2. Ketiadaan efektivitas implementasi karena keragaman persepsi dan hambatan sarana dan prasarana.  
  3. Adanya 4 driving force yaitu politik, pembangunan ekonomi, keamanan, serta kesejahteraan dan apabila tidak dilakukan perubahan pengelolaan kawasan perbatasan.

Lebih lanjut Jenderal TNI Moeldoko merekomendasikan dalam disertasinya perlu adanya perbaikan, penyempurnaan, dan harmonisasi kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan serta perlunya pengembangan grand design pengelolaan kawasan perbatasan. 

Selain itu dibutuhkan kesepahaman persepsi dan strategi dari para stakeholder serta penyediaan prasarana, sarana dan sumber daya yang memadai serta perlunya pengembangan skenario dengan variable-variabel yang lebih lengkap sebagai dasar pembaharuan atau penyempurnaan kebijakan dan implementasinya. Selanjutnya diperlukan perbaikan atau penyempurnaan kebijakan strategis secara terus-menerus.

Sidang promosi Doktor Jenderal TNI Moeldoko, antara lain dihadiri oleh Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Agum Gumelar, Prof Dr Muladi, Kasal Laksamana TNI Marsetio, Kasau Marsekal TNI I.B. Putu Dunia, para Perwira Tinggi di jajaran Mabes TNI dan angkatan, Kapuspen TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul serta beberapa undangan. 
Sumber : SCTV