JAKARTA-(IDB) : Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko mengaku siap
mengamankan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
pada 20 Oktober mendatang. Sayangnya, Moeldoko enggan menyebutkan
rincian strategi pengamanan yang akan dilakukan, termasuk jumlah
personel TNI yang dilibatkan.
"Semua fleksibel, sesuai dengan keinginan beliau-beliau itu (presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Muhammad Jusuf Kalla)," kata Moeldoko kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 2 September 2014.
"Semua fleksibel, sesuai dengan keinginan beliau-beliau itu (presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Muhammad Jusuf Kalla)," kata Moeldoko kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 2 September 2014.
Menurut dia, hal terpenting saat ini adalah menjaga keamanan dan keselamatan Jokowi-JK. Namun Moeldoko sudah meminta prajuritnya yang menjadi anggota Pasukan Pengamanan Presiden untuk bersikap luwes saat mengikuti aktivitas Jokowi-JK.
Soal status siaga satu, Moeldoko belum bisa memastikan. Alasannya, status keamanan bersifat dinamis, tergantung situasi dan kondisi di masyarakat. Jika nanti TNI menetapkan status siaga satu, Moeldoko meminta masyarakat untuk tidak khawatir.
"Masyarakat jangan cemas. Prinsipnya, TNI sudah total mengamankan pelantikan dengan baik," ujarnya.
Sebelumnya, majelis hakim Mahkamah Konstitusi menolak gugatan sengketa pemilihan umum presiden yang diajukan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Majelis hakim menilai gugatan pasangan yang diusung Koalisi Merah Putih itu lemah. Walhasil, Jokowi-JK ditetapkan sebagai pemenang pemilu sesuai dengan keputusan pleno Komisi Pemilihan Umum.
Sumber : Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar