Latgab TNI AD dan US Army |
Sebelumnya Barat juga mau mengobrak abrik Suriah dengan
lagu fitnahnya, biasalah konteks perang informasi memang diperlukan saat ini
untuk penggiringan opini publik.
Dibilang rezim barbar, punya senjata kimia, terlalu lama berkuasa dst
dst, dilempar ke kantor berita dunia.
Bashar Al Assad tidak goyah. Lalu Barat beralih ke model proxy war dengan
membentuk laskar gabungan internasional yang kemudian dikenal bernama ISIS
untuk gempur Assad. Kucuran dana dari beberapa negara termasuk Arab Saudi mengalir
bersama aliran alutsista gurun pasir untuk menggempur Damaskus.
Sementara itu rombongan kapal perang AS termasuk kapal
induknya dibantu oleh sepupunya Inggris bermanuver di pantai Suriah untuk
menakut-nakuti. Putin merasa sahabatnya
itu ingin dihabisi seperti model gempuran ke Khadafy sebelumnya. Tanpa banyak
koar, dia luncurkan armada kapal perang dan kapal selam nuklir ke laut Tengah
termasuk penasihat militer ke Suriah. Saling gertak terjadi dan gertak yang
mendirikan bulu roma dilakukan Putin : Jika ente menghabisi Assad maka kami
akan memulai perang besar berwajah nuklir di Timur Tengah.
Obama mengambil sikap mengalah, takut juga kayaknya, lalu
seperti biasa agar tidak kehilangan muka dibilanglah agar persyaratan
pemusnahan senjata kimia disegerakan dengan melibatkan PBB. Biarin aja yang penting salah satu krisis
terbesar sejak insiden Teluk Babi di Kuba berhasil diredakan. Putin tampil
sebagai Man of The Year tentu versi warga dunia yang benci Barat. Dampaknya puluhan ribu laskar di timur Suriah
yang sudah berada pada puncak birahi menghancurkan, tiba-tiba libidonya
dipadamkan begitu saja. Tentu tak
terima, lalu terjadilah senjata berbalik arah, menghancurkan apa yang ada di
sekitarnya, kepalang tanggung: ayo dirikan khilafah dan daulah.
Giliran di Asia Pasifik, gelora Cina yang dipastikan akan
menjadi kekuatan ekonomi nomor wahid di dunia setelah tahun 2018 sedang giat-giatnya
membangun kekuatan militer dengan doktrin serbu dan kuasai. Berbagai klaim teritori di Astim dan Asteng
mulai dibarakan, diapikan, didemamkan. AS
pun kelabakan lalu menggandeng “bule Asia” Australia untuk siap tampung dan
siap bantu. Maka mengalirlah Marinir AS
ke Darwin termasuk mengisi alat pandang dengar dan alat pukul di Cocos dan
Christmas. Jepang pun disuruh perkuat
angkatan bela dirinya. Negara-negara
ASEAN didekati dengan intensif termasuk musuh yang pernah mempermalukannya,
Vietnam.
Klaim Teritori LCS |
Kemudian saat ini di Indonesia sedang berlangsung latihan
bersama antara TNI AD (Penerbad) dengan US Army melibatkan jenis helikopter paling
canggih di dunia, Apache. Berikutnya di
Jepang akan dilakukan latihan gabungan berskala besar dengan AS. Dengan
Filipina sudah ditempatkan penasehat militer AS termasuk penggunaan Clark dan
Subis untuk jalur hilir mudik armada laut AS.
Strategi bulan sabit diterapkan AS untuk mengurung Cina,
mulai dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Taiwan, Jepang dan Korsel. Meski Indonesia tidak terlibat dalam konflik
di Laut Cina Selatan namun posisi geografi Indonesia termasuk jalur ALKInya
tentu akan berimbas dalam “mekanisme” pertempuran terbuka jika terjadi. Lagak gaya AS bersama Australia
yang selalu mengedepankan kesombongan militer sesungguhnya menimbulkan antipati
di kamar hati seluruh umat manusia yang menempatkan nurani sebagai wajah diri.
Itulah sebabnya, sesuai hukum Allah, Sunatullah, segala
sesuatu diciptakan secara berpasangan.
Ada siang ada malam, ada pria ada wanita, ada hak ada kewajiban, ada
barat ada timur. Maka menjaga
keseimbangan itu sangat diperlukan sebelum semuanya menjadi berat sebelah. Kondisi dunia saat ini memang sedang berat
sebelah, semuanya di hegemoni oleh Barat.
Sikap sangar Rusia tentu dalam rangka menghardik ketidakseimbangan itu,
demikian juga Cina yang mulai menampakkan api naganya dan memanaskan suhu di
sekitarnya.
Sama juga dengan peristiwa politik di Indonesia. Berbagai manuver dilakukan untuk menggoyahkan
lawan dan memperkuat barisan. Pemenang
Pilpres ingin menambah pasukan koalisinya dengan strategi devide et
impera. Sementara koalisi merah putih
merapatkan barisan dengan komando SBY untuk menjadi kekuatan penyeimbang. Memang harus ada keseimbangan untuk melawan
hegemoni. Sebab kalau itu tidak dilakukan maka jalan demokrasi akan berubah menjadi
demo jual asset, demo beli drone, demo umbar omongan di media, demo berlagak
miskin, demo menjadi makelar. Sekali lagi
perlu kekuatan penyeimbang dalam ruang demokrasi sembari berdoa :
Ihdinassirotol mustakim.
Sumber : Analisis
kalau di negara rusia ,cina dan negara besar lain nya ,pilot meliter asing di larang terbang se enaknya ...sebaliknya di indonesia di saman antek asing bebas terbang berkeliaran di seluruh nusantara tampa di pikir apa evek buruk nya buat masa panjang .
BalasHapusHarusnya BNPT, densus 88 sama, kopassus mencari penghiat bangsa, antek asing yg mencoba membunuh Indonesia dari dalam tapi modusnya halus bayar sana-sini kalo ga setuju eliminate ga cuma terorist yg bermodust kasar aja, atau jangan2 bagian dari mereka.
HapusIni tugas lemhannas sama inteligentnya.
elit pribumi cuma bisa korupsi dan makan suap cina macam jokowidobol, kemana para patriot bangsa?
BalasHapus