Pages

Selasa, April 08, 2014

Hantu Laut Indonesia

Desain Midget / Kapal Selam Mini RI
JKGR-(IDB) : Antara midget, seal carrier, human torpedo, sotong dan sea ghost, saling melengkapi atau saling meniadakan ?. Perbandingan midget, seal carrier, human torpedo, sotong dan sea ghost akan didasari pada misi yang bisa dan tidak bisa dilakukan.

Midget, sotong dan sea ghost memiliki kapabilitas yang sama dalam melaksanan misi: patroli bawah air di perairan dangkal, underwater litoral patrol.

Kelebihan Midget ketimbang Sotong dan Sea ghost.
 
Faktor wawasan fikir pengawak midget membuat wahana ini dapat langsung mengantisipasi tiap ancaman yang terjadi tanpa harus berkoordinasi dengan pusat komando, selama paremeter operasional telah ditetapkan terlebih dahulu. Dalam skenario pusat komando tidak dapat melakukan komunikasi dengan pengawak midget, maka pengawak midget dapat mengambil keputusan sendiri.

Sotong dan sea ghost sudah pasti akan dilengkapi dengan pendeteksi kawan atau lawan, IFF – identify friend of foe, parameter ini berlaku 0 atau 1, tidak ada parameter diantara kedua pilihan tadi. Ketika sotong atau sea ghost tidak dapat terkoneksi dengan pusat komando, maka secara otomatis sotong atau sea ghost akan mengeksekusi program yang telah dibenamkan dalam memorinya, yaitu 0 atau 1. Pilihan yang akan diambil sotong maupun sea ghost adalah kuntit, kemudian hancurkan atau lepaskan.
Seal Carrier Kopaska (photo: targetabloid.com) 
Seal Carrier Kopaska
Suatu kebolehjadian, eksekusi yang ingin diambil kantor pusat adalah sekedar menguntit atau bahkan menggertak, seperti kejadian kapal selam kita menyundul kapal selam aggressor. Langkah cerdas ‘menyundul’ ini hanya bisa diambil oleh perwira yang telah memiliki jam menyelam tinggi dan kemampuan berfikir yang matang dalam mensikapi parameter yang diberikan oleh pusat komando.

Untuk misi patroli perairan dangkal, maka saya berpendapat bahwa kemampuan patrol litoral midget akan saling melengkapi dengan kemampuan patroli sotong maupun sea ghost. Terlalu beresiko jika sotong maupun sea ghost menggantikan fungsi midget.

Wahana Infiltrasi Pasukan Khusus
 
Kegiatan infiltrasi pasukan khusus hanya dapat dilakukan oleh midget dan seal carrier dan tidak dapat dilakukan oleh sotong maupun sea ghost.

Jumlah personel yang dapat diangkut midget dibandingkan dengan seal carrier relative sama, mengingat sekarang kita telah mengakuisisi seal carrier yang dapat membawah lebih dari 6 personel.

Kelebihan midget dibandingkan seal carrier adalah faktor jarak tempuh. Karena dilengkapi dengan mesin penggerak dan baterai yang memiliki kemampuan yang lebih besar dan atau bahan bakar yang lebih banyak dari seal carrier, maka midget dapat mulai diturunkan dari jarak yang cukup jauh dari target misi tersebut.

Seal carrier memiliki radius tempuh terbatas, biasanya ditumpangkan di atas kapal selam berukuran normal atau kapal perang tertentu, kapal selam/kapal perang pengangkut ini, atau lebih sering disebut kapal selam induk/kapal perang induk harus relatif berada dalam jarak yang dekat dengan target misi agar seal carrier dapat mencapai posisi target tanpa kehabisan bahan bakar (beberapa seal carrier mengandalkan baterai sebagai sumber tenaga gerak).

Sotong
Sotong

Arsenal dalam Misi Penyerangan Pelabuhan.
 
Midget, seal carrier, sotong dan sea ghost memiliki kapabilitas yang relatif sama dalam menunaikan misi penyerangan pelabuhan, port raid. Misi penyerangan pelabuhan dapat dilakukan dengan melibatkan pasukan khusus atau dapat dilakukan tanpa melibatkan pasukan khusus.

Jika melibatkan pasukan khusus, maka seal carrier dapat memberikan bantuan perlindungan tembakan bagi para anggota pasukan khusus, terlepas kita sudah mengakuisisi varian ini atau belum, sudah tersedia wahana seal carrier yang dilengkapi dengan senapan mesin ringan.

Jika tidak melibatkan pasukan khusus, maka midget dapat lebih memainkan peranan karena jumlah torpedo yang dibawa midget lebih banyak dari jumlah torpedo yang dibawa sotong maupun sea ghost.

Dalam misi port raid yang melibatkan pasukan khusus, seal carrier dapat saling melengkapi dengan midget. Dalam misi port raid yang tidak melibatkan pasukan khusus, midget dapat meniadakan fungsi sotong maupun sea ghost.

Tapi jika parameter nyawa prajurit yang jadi pertimbangan, maka pilihannya jatuh pada sotong dan sea ghost. Kerugian tenggelamnya sotong maupun sea ghost hanya berdampak pada kerugian finansial dan kemungkinan bocornya teknologi kedua wahana tadi (dapat diantisipasi dengan kemampuan self destruct). Jika midget yang tenggelam, maka selain keluarga prajurit kehilangan anggotanya keluarganya, negara kita kehilangan asset berharga dan mahal, belum tentu gampang mencetak prajurit baru dengan kemampuan yang setara. Untuk pertimbangan ini, sotong dan sea ghost dapat meniadakan fungsi midget.

Sea Ghost
Sea Ghost

Misi Bunuh Diri
 
Misi ini mutlak hanya dapat dieksekusi dengan baik oleh human torpedo dan sotong. Human torpedo merupakan teknologi usang, teknologi ini ditiadakan dengan hadirnya sotong. Dengan kemampuan yang sama sama mematikan, kerugian sisi manusia dari human torpedo tidak lagi dapat diterima.

Sotong juga dapat meniadakan sea ghost dalam mengeksekusi misi ini, kemampuan menyelam sotong yang jauh lebih baik dari kemampuan menyelam sea ghost merupakan faktor mutlak yang dimiliki sotong.

Wahana Angkut Logistik
 
Ketika pasukan khusus berhasil disusupkan ke dalam daerah target, suplai material dan tentunya bahan makanan menjadi faktor penting. Bukan saja untuk mempertahankan hidup, tapi juga berfungsi sebagai pendorong moral bagi pasukan khusus.

Atau mengacu pada pengepungan Dunkirk, midget dapat difungsikan sebagai wahana angkut penarikan mundur pasukan. Misi infiltrasi ini hanya dapat dilaksanakan midget karena ruang kargo yang dimilikinya tidak didapati pada wahana sotong maupun sea ghost.

Human Torpedo
Human Torpedo
Unsur Pencegat, Interceptor Kapal Aggressor
 
Berdasarkan tayangan yang dapat diunduh via youtube, ditampilkan bahwa sea ghost dibebankan tugas sebagai interceptor, pencegat. Sebuah pilihan yang bijak. Kehilangan 10 sea ghost sebagai konsekuensi atas upaya mencegat dan menenggelamkan kapal perang aggressor dapat diterima akal sehat, ketimbang kehilangan yang timbul atas tenggelamnya kapal perang permukaan dalam melakukan misi pencegatan.

Berdasarkan tayangan tersebut, sepertinya sea ghost lebih diposisikan sebagai sebuah kapal perang mini dengan kemampuan serang terbatas yang bergerak berdasarkan panduan pusat komando. Sesudah sea ghost diturunkan, barulah kemudian armada kapal perang atas air maupun bawah air kita bergerak ke lokasi kejadian.

Sotong maupun sea ghost dapat meniadakan fungsi midget dalam misi ini. Karena sotong maupun sea ghost diturunkan setelah kapal aggressor diberi peringatan untuk segera keluar dari wilayak NKRI, jadi unsur dadakan, surprise attack tidak lagi begitu berperan. Ukuran sotong dan sea ghost yang lebih kecil dari midget sekalipun memberikan nilai lebih tersendiri disamping kemampuan stealth tentunya. (ukuran midget aja lebih kecil dari kapal selam berukuran normal).

Lalu manakah yang lebih unggul, kemampuan sotong atau sea ghost ? Hehehe… karena saya bukan operator kedua wahana tadi, agak bingung saya menjawabnya. Salah Mas Narayana sih… nggak paripurna memberikan kisi-kisinya…peace mas…bercanda doang.

Sotong punya kelebihan kemampuan menyelam yang lebih baik. Sea ghost tentunya bebas dari ancaman depth charges tapi rentan atas tembakan senapan mesin maupun rudal. Ampun deh… Untuk menjawab pertanyaan ini, kita kembalikan kepada user…

Penilaian di atas didasari pada :
1. Tidak terjadi penurunan semangat juang dan penurunan loyalitas pada pengawak midget dalam situasi perang.
2. Sotong dan midget diasumsikan dapat secara rutin muncul ke permukaan untuk mengisi ulang baterai tiap wahana.
3. Midget dilengkapi dengan AIP mini seperti layaknya sebuah kapal selam standar.

Tapi satu yang jadi imajinasi saya yang awam ini, penggunaan sotong maupun sea ghost dapat dijadikan sebagai cara menguras cadangan rudal yang dibawa kapal aggressor. Jadi ketika kapal aggressor telah kehabisan rudal pertahanan diri karena telah menenggelamkan 10 atau lebih sea ghost dengan menembakkan rudal-rudal pertahanan dirinya, otomatis mereka jadi sasaran empuk kapal permukaan kita.

Seperti singa yang menerkam banteng yang kelelahan setelah dikeroyok sekumpulan serigala. Ibarat pesawat tempur, flare mereka sudah keburu habis duluan untuk mengantisipasi rudal susulan yang ditembakkan pesawat tempur kita.

Kesimpulannya, midget, seal carrier, sotong dan sea ghost dapat saling melengkapi. Kita harus membangun armada tersendiri dengan kesatuan tugas tersendiri untuk tiap arsenal ini. Tidak ada wahana yang dapat melakukan semua misi, tiap wahana ada sisi plus dan minusnya.

Harga yang murah dalam memproduksi midget, sotong maupun sea ghost ketimbang membuat kapal selam berukuran normal maupun memproduksi kapal perang permukaan merupakan alasan yang tidak dapat dibantahkan untuk memperbanyak jumlah armada midget, sotong maupun sea ghost. Mengutip ucapan Stalin, “jumlah merupakan kekuatan tersendiri”. 




Sumber : JKGR

1 komentar:

  1. Human terpedo.???.negara lain meniadakan human terpedo dan sejenisnya seperti pesawat kamikaze.Sebagai gantinya di ciptakan tehnologi kendali masak kita harus set back ke belakang pake misi bunuh diri.Jadi opsi human terpedo agar dihilangkan saja,kita tak akan pernah maju dalam tehnologi jika masih mengandalkan human terpedo.Dari paparan alutsista diatas cuma bisa memenangkan pertempuran bukan memenangkan perang.Yang bisa memenangkan perang tetap kapal selam besar dan canggih bukan midget.Kapal permukaan yang banyak baik tempur maupun pendukungnya.Di dukung oleh perpur yang mutakhir.

    BalasHapus