Pages

Minggu, Februari 09, 2014

Analisis : Blunder Diplomatik Singapura

ANALISIS-(IDB) : Protes Singapura dengan penamaan KRI striking force Indonesia yang baru, KRI Usman Harun merupakan cermin keangkuhan dari negeri yang tak punya pahlawan dan taman makam pahlawan itu.  Ada beberapa hal yang ingin kita garis bawahi dalam penyampaian keberatan itu. Yang pertama pernyataan itu diumumkan lebih dulu ke media, setelah itu Menlu K Shanmugam baru berkunjung ke Jakarta.  Lebih jauh dari itu dampaknya membuka luka lama sejarah kedua bangsa.  Namun blunder itu justru mempopulerkan kisah heroik pasukan komando angkatan laut (KKO) Indonesia terutama di mata generasi mudanya.



Sekadar mengingatkan pada era Dwikora, Singapura itu belum lahir, artinya perselisihan tentang pembentukan negara Malaysia tidak ada kaitannya dengan “provinsi” Singapura waktu itu.  Sehingga sabotase yang dilakukan Usman dan Harun di Orchard tanggal 10 Maret 1965 harus dilihat sebagai bagian dari operasi ganyang Malaysia.  Dwikora belum selesai, Singapura melepaskan diri dari persekutuan Tanah Melayu tanggal 9 Agustus 1965.  Artinya dia sendiri menelikung nilai perjuangan persekutuan tersebut.



PM Lee menabur bunga di makam Usman Harun


Lembar sejarah berikutnya, konfrontasi berakhir kemudian ASEAN didirikan di Bangkok tanggal 8 Agustus 1967. Lima negara ASEAN sebagai pendirinya termasuk Singapura sesungguhnya ada dalam nawaitu dan tekad untuk tidak lagi bermusuhan, bersahabat dan bekerjasama.  Termasuk Filipina yang tak lagi meributkan Sabah.  Perjalanan kemudian membuktikan bahwa persahabatan Indonesia dan Malaysia semakin merapat sementara Singapura masih memendam benci.  Terbukti dengan eksekusi hukuman gantung kedua marinir Indonesia itu tanggal 17 Oktober 1968.



Namun meski sakit menyesak dada bagi sebagian besar rakyat bangsa ini pada waktu itu, Presiden Soeharto memperlihatkan sikap tenang untuk tetap melanjutkan niat baik ASEAN tadi. Setelah terjadi kerusuhan rasial di Semenanjung Malaysia tahun 1969, Malaysia merapat ke Indonesia. Bagi pemerintah Malaysia kerusuhan antar etnis ini adalah penelikungan kedua yang dilakukan etnis tertentu setelah Singapura melepaskan diri dari persekutuan.  Maka untuk tetap memegang kendali etnis, Malaysia dan Indonesia sepakat pada tahun 1971 melalui operasi rahasia “Soeharto-Tun Razak” memasukkan puluhan sampai ratusan ribu warga Indonesia ke Malaysia.  Inilah sejarah awal masuknya tenaga kerja Indonesia.  Dan ini juga yang mestinya harus dihormati oleh Malaysia sebagai perjuangan agar etnis tertentu di Malaysia tetap memegang kendali dominasi persentasi jumlah.



Kedekatan hubungan Indonesia-Malaysia membuat Lee Kuan Yew merasa terjepit dan sedikit paranoid.  Maka melalui upaya diplomasi yang optimal PM Lee “berhasil” mengunjungi Jakarta tahun 1973 itu pun dengan satu syarat yang diajukan Soeharto yaitu bersedia berziarah ke makam kedua pahlawan nasional itu, Usman dan Harun.  PM Lee bersedia menabur bunga kembang pahlawan.  Ini adalah kemenangan diplomatik Indonesia yang paling indah dan mengharukan sepanjang dekade 70an. Maka secara logika rasional dan emosional seharusnya tidak ada lagi ganjalan pola pikir dan sesak nafas emosi diri dalam hubungan kedua negara.



Embarkasi pasukan dan alutsista Marinir


Oleh sebab itu maka keberatan pemberian nama KRI Usman Harun merupakan blunder diplomatik bagi Singapura sekaligus memberikan ruang amunisi nasionalis patriotik bagi bangsa ini utamanya generasi mudanya.  Puluhan juta generasi muda Indonesia rela membuka kembali halaman sejarah kelam itu lewat berbagai media sosial dan media lain, dan “menikmati” kisah heroik Usman Harun.  Singapura sepertinya tak paham dengan sejarah masing-masing bangsa.  Dalam perang Iran-Irak tahun 80an ratusan ribu tentara mati.  Bagi Iran tentaranya itu syuhada, bagi Irak tentaranya itu juga syuhada.  Bagi Iran tentara Irak adalah penjahat perang demikian juga sebaliknya.  Singapura harus melihat diri sisi ini.  Tetapi lebih penting dari itu jangan selalu mendikte dan superior dalam hubungan bertetangga, biasa-biasa aja lah.  Indonesia itu sudah banyak memberikan manfaat eksistensi bagi tetangga sekitarnya utamanya Singapura. 



Dari semua dinamika yang terjadi belakangan ini, perlakuan tetangga-tetangga itu memang pada akhirnya harus dijawab dengan perkuatan militer sebagai basis kekuatan diplomasi selera tinggi. Perkuatan militer adalah jawaban tak tertulis yang akan menyadarkan para tetangga untuk bisa menghormati negara kepulauan terbesar di dunia ini.  Perkuatan militer Indonesia beriringan dengan kekuatan nyata nilai PDB (Produk Domestik Bruto) yang dimilikinya meski persentasenya masih nol koma sekian persen. Meski jumlahnya tetap konstan saja misalnya 0,8 % dari PDB, jika PDBnya naik terus maka otomatis belanja militernya juga naik kelas.  Artinya potensi kekuatan belanja militer Indonesia sesungguhnya lebih dahsyat dari Singapura yang PDBnya hanya sepertiga dari PDB Indonesia.



Singapura mestinya harus membaca prediksi dan perspektif ke depan dalam pola etika bertetangga.  Dan harus ngaca diri. Sekuat apapun milter Singapura bukanlah merupakan ancaman bagi Indonesia.  Penjelasannya mudah, itu negeri cuma segede Batam, hanya satu titik dalam konteks pertahanan.  Sedangkan Indonesia terdiri dari beribu-ribu titik.  Dalam strategi militer tentu pertahanan satu titik lebih mudah dihancurkan daripada yang punya beribu titik.  Tetapi jangan khawatir karena RI sungguh tak punya niat untuk itu dan justru Singapura harus berterimakasih karena Indonesia sudah menganggap negeri pulau kota itu sebagai daerah tujuan wisata belanja atau “provinsi darmawisata”.



Elok-eloklah kita berjiran, tak perlu merasa superior karena pola hubungan itu saat ini dan seterusnya sudah masuk dalam bingkai saling memberi dan menerima. Bolehlah ente bangga dengan keberhasilan ekonomi mencapai negara kesejahteraan, pusat keuangan no 4 di dunia, pusat wisata belanja dan berbagai penghargaan keberhasilan multi dimensi.  Tapi jangan karena predikat kehebatan itu ente lalu berupaya mendikte tetangganya.  Indonesia sudah memastikan dirinya ada di 15 besar ekonomi dunia dan akan terus berpacu menuju negara kesejahteraan yang kuat nilai-nilai kebangsaannya.  Sejalan dengan itu modernisasi militer RI juga tengah berlangsung termasuk membeli 3 kapal perang light fregat dari Inggris yang salah satunya diberi nama KRI Usman Harun.



Singapura harus mulai memahami mengapa semua komponen bangsa Indonesia mulai dari kalangan pemerintahan, parlemen, dan rakyat bangsa ini serentak menyuarakan ketidaksenangannya terhadap “intervensi”keangkuhan diplomatik negeri itu. Jalan-jalan ke masa depan akan memberikan nilai prediksi itu. Perkembangan ekonomi, kekuatan ekonomi, kekuatan militer, jumlah penduduk dan masa depan Indonesia sesungguhnya lebih terjamin dibanding eksistensi sebuah negara jasa yang mungil tapi arogan.  Berhati-hatilah dengan pertanda jaman, kebangkitan ekonomi dan militer Indonesia.
Sumber : Analisis

7 komentar:

  1. pas dan mantab analisisnya. Tkyu whoever have wrote this one

    BalasHapus
  2. Ada bekas yg terjejak
    Pertanda kaki tlah berpijak
    Walau luka yang menyesak
    Pikirkan nan bijak

    Pahamilah...

    Yg saye tengok khalayak jiran indo
    Slalu mengerti tetangga singapor yang macam budak baru pandai bepikir
    Semue die je yg betol
    Tak sadar tampak indo singapor tak ada daye ingkam die dari mane kalo tak dari pelancong indo saye sebenarnye salut kat indo ni tak suka usik usik jiran tapi mengape jiran suka ganggunye
    Hati hati indo ada kuase lebih yg tak kite tahu

    BalasHapus
  3. Dengan kekuatan Militernya,Indonesia sanggup menghancurkan Singapura hanya dalam 1 hari saja,tetapi sebaliknya Singapura tidak mampu menghancurkan Indonesia,ibarat pepatah CECAK NGUNTAL TRUCK.......

    BalasHapus
  4. kami warga negara Indo hormat akan persekutuan jiran, silahkan pikirkan lebih dalam..
    kami cinta perdamaian, tak pernah kami usik negara manapun termasuk singapura.. tolong cari tahu sejarah kebenaran.. Indo, Malaysia, Singapura. hehe.. :)

    BalasHapus
  5. Singapura protes ???
    Indonesia seharusnya juga bisa melancarkan protes karena singapura menggunakan nama “Raffles” untuk jalan dan gedungnya padahal Raffles adalah Gubernur Jendral Inggris yang pernah menjajah Indonesia dan membubarkan Kesultanan Banten! Kalau ada yang mengatakan ini terkesan mengada-ada maka kita juga bisa mengatakan singapura juga mengada-ada! Usman Harun bagi mereka merupakan teroris tapi bagi kita mereka adalah Pahlawan yang mati dalam perang konfrontasi dengan Malaysia!
    Mungkin kita perlu memberi nama salah satu jalan kampung di Jakarta dengan nama Jalan Jenderal Yamashita, yaitu nama jederal Jepang yang menaklukkan Malaysia dan Singapura dari Inggris saat perang dunia kedua dan membunuh 50,000 penduduknya. Bagi Indonesia Jenderal Yamashita berjasa secara tidak langsung karena penyerangan itu melemahkan Belanda yang bercokol di Indonesia yang kemudian membuat kita dapat melepaskan diri dan merdeka !
    Singapura dan konco-konconya sangat licik terhadap kita terutama dibidang ekonomi selama puluhan tahun !
    1. Kerjasama SIJORI (Singapura, Johor, Riau) Singapura memindahkan industrinya yang tidak ramah lingkungan dan industri yang akan habis (Sunset industry) ke Indonesia (Batam),, saat yang bersamaan mereka memodali penduduk atau pengusaha yang bisa dikendalikan untuk membeli atau menyewa jangka panjang tanah-tanah pesisir di Batam, Karimun dan pulau-pulau kecil dengan maksud agar tidak jatuh ketangan investor yang akan membangun pelabuhan besar-besaran yang dapat menyaingi Singapura.
    2. Singapura dengan ketat mencegah penyelundupan yang masuk ke negaranya tapi tidak mencegah atau memberi info tentang pergerakan barang secara ilegal yang menuju ke Indonesia!
    3. Singapura jadi tukang tadah kayu, timah dan BBM ilegal dari Indonesia!
    4. Mereka memodali penambangan dan penerimaan pasir ilegal dari Indonesia untuk reklamasi dan perluasan wilayahnya sehingga beberapa pulau kita hampir hilang yang juga bisa mengakibatkan bergesernya garis dasar wilayah teritorial kita.
    5. Mereka menampung dan melindungi oknum-oknum dari Indonesia dengan total aset sampai puluhan miliar dolar AS dan menolak untuk bekerja sama dengan Indonesia.
    6. Diberbagai forum mereka mencemohkan Indonesia sebagai negara koruptor tapi pada saat yang bersamaan mereka secara tidak langsung menyediakan surga aman bagi koruptor, sehingga menumbuhkan angka korupsi di Indonesia karena tahu bahwa mereka bisa aman jika lari ke Singapura.
    7. Singapura juga disinyalir mendanai pilkada-pilkada didaerah Kepri untuk calon-calon yang ramah terhadap kepentingan Singapura, mereka juga berusaha agar pejabat-pejabat disemua institusi yang ditempatkan di Kepri adalah pejabat yang ramah dan murah senyum terhadap kepentingan bisnis singapura dengan senantiasa memodali melalui tangan-tangan lokalnya untuk lobi-lobi di Jakarta.
    8. Kasus penyadapan oleh Singapura untuk tuan-tuannya sudah dengan jelas membuktikan apa dan siapa mereka!
    Rakyat Indonesia sudah saatnya menyadari bahwa para tetangga kita itu tidak sebaik senyum mereka! Ada usaha terpadu yang sistimatis untuk melemahkan negara besar ini!
    Ulah Singapura tidak berdiri sendiri, perhatikan ulah Australia, Malaysia bahkan Papua New Guinea akhir-akhir ini. Indonesia sedang lemah karena berbagai bencana alam, persiapan dan memanasnya situasi menjelang Pemilu, bagi mereka INILAH SAATNYA untuk melemahkan Indonesia! Karena kalau terlalu lama menunggu Indonesia sudah terlalu kuat nanti !
    Oleh karena itu Indonesia harus cerdas tetap tenang santun tapi militan dan keras jika itu menyangkut harga diri dan kedaulatan bangsa!

    Merdeka !

    BalasHapus
  6. SUPER SEKALI,,,,,,MANTABS

    BalasHapus
  7. Siapa dan bagaimana mereka mengendalikan dan menjalankan "pemerintahan " di red dot ini...Indonesia sebenarnya sudah tau... sudah terlalu banyak kebaikan yang kita berikan...
    Ancaman kita sebenarnya di kawasan ini adalah negara "boneka " si red dot,,ini...digunanakan sebagai "jalan pendekat" untuk dapat mengendalikan dan menguasai semua" politik negara" dan ekonomi negara -negara dikawasan ini.

    BalasHapus